Anda di halaman 1dari 6

Fiksi

KD 3.9 Mengidentifikasi butir-butir penting dari dua buku nonfiksi (buku


pengayaan) dan satu novel yang di bacakan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat
dan cerpen.

Butir-butir penting: Kisah malang gadis Tionghoa dan kakaknya, yang bernama
Lingling. ia di tangkap dan di Sandra oleh tentara Jepang, dan hidunya berakhir
tragis. Dan Ci Mei kakaknya sendiri yang ternyata adalah ibu kandungnya.

KD 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi

r.i.s.a.r.a
(Risa Saraswati & SaraWijayanto)

Malangnya Lingling
Selama ini aku sudah tau ada hantu perempuan di rumahku, adikku juga pernah
bercerita tentang sosok perempuan Tionghoa yang pernah membangunkan dia untuk
sahur. Dan, memang beberapa kali aku melihatnya lewat di depan ku, tapi aku gak
pernah berpikir untuk mengajaknya bicara. Sampai pada suatu malam saat aku sedang
sikat gigi, dia datang menegurku.
Aku cukup kaget mendengar sapaannya. Pasti hantu yang di maksud adalah hantu-
hantu,teman-temanmu, Laras yang saat itu memang sering mampir ke rumahku.
Mulai malam itu, sejak ia menegurku kami berteman. Ling yang mungil ini selalu
ikut menjaga rumah.

Kenalkan teman baruku ini, “Lingling.”

Namaku Lingling. Aku keturunan Cina yang lahir di Batavia. Aku tidak pernah
mengenal mamaku, beliau meninggal saat aku masih kecil. Keluargaku hanya tinggal
papa, aku, dan kakak perempuanku. Rumah kami selalu berisik dengan suara sempoa
papa di temani batu cerutu Tuan Frans seorang petinggi Belanda yang hampir tiap
hari datang membicarakan pekerjaan hitung-hitungan papa.
Kakak perempuanku, Ci Mei, adalah wanita Tionghoa yang sangat cantik. Umur
kami terpaut cukup jauh, 16 tahun. Kami saling menyayangi, dan bahkan aku
mengidolakan dia. Dia selalu sabar menghadapiku yang cerewet dan suka jahil, walau
kadang ada sisi misterius dari Ci Mei termasuk pekerjaannya. Satu hal yang pasti, dia
selalu pulang membawa banyak uang dan cokelat makanan kesukaanku.
Ci Mei tidak pernah bercerita tentang pekerjaannya. Hampir setiap malam dia pergi
keluar.
Hingga suatu malam aku memberanikan diri untuk mengikutinya. Kami sudah
berjalan cukup jauh sampai akhirnya terhenti ketika Ci Mei memasuki halaman
sebuah rumah. Dia disambut perempuan tua gemuk dan seorang lelaki Belanda. Aku
mengendap-endap mencari jendela rasa penasaranku semakin besa. Dari dalam rumah
terdengar suara piano dan orang-orang ramai sedang berpesta.
Aku melongok ke dalam rumah itu tapi tidak ku temukan Ci Mei. Cukup lama
kuamati tempat itu, sampai akhirnya aku sadar aku tak tahu jalan pulang. Aku tidak
memmerhatikan jalan yang kami lewati dan tempat ini cukup jauh dari rumah. Takut
pulang sendiri… akhirnya kuputuskan menunggu Ci Mei. Aku bersandar di pohon
besar yang ada di samping halaman rumah itu. Terasa berat mata ini, sampai akhirnya
ku pejamkan mata…
“Ling? Lingling! Kamu sedang apa di sini?”
Dengan nada tinggi Ci Mei membangunkanku.
“A a… aa… aku… maaf, Ci…”
“Ayo kits pulang!” Ci Mei berkata panic sambil terus menarikku.
“Jadi perempuan-perempuan di sana di bayar untuk menemani laki-laki berpesta?”
tanyaku penasaran.
“Sudahlah, Ling! Sekarang kmu sudah tau pekerjaan, Cici! Gak usah dibicarakan
lagi!” Jawabnya ketus.

Tiga tahun berlalu sejak kejadian malam itu. Kadang aku merasa sedih mengapa Ci
Mei harus bekerja sebagai wanita penghibur. Tapi aku mengerti dia harus tetap
bekerja untuk keluarga kami. Apalagi papa sudah berhenti bekerja untuk Tuan Fran
karna mulai pikun. Belakangan kondisi kami memang berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Suatu hari wanita gemuk tua jelek itu datang ke rumah. Dia terlihat tergesa-gesa
seperti ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan. Benar saja dugaaanku. Dari apa
yang kudengar menguping pembicaraan mereka, ada seorang Jendral Belanda yang
akan membayar mahal untuk bertemu dengan Ci Mei. Eeeergh! Rasanya jijik
mendengar itu semua.
Wanita gemuk tua itu juga mengatakan bahwa sebaiknya jangan ditolak karna banyak
langganannya hamper semuanya orang Belanda telah kembnali ke negaranya. Isu
tentang tentara Jepang sudah memasuki wilayah pelosok dan kabarnya banyak orang
Belanda yang dibunuh dengan kejam. Aku sudah mendengar tentang ini beberapa kali
dari warga di sini. Bahkan, pembantu Tuan Frans bercerita bahwa majikannya sudah
menghilang selama berbulan-bulan. Dia takut Tuan Frans diculik tentara Jepang dan
dibunuh. Oh Tuhan! Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengannya.
Minggu berlalu dengan tenang.hari ini adalah saatnya Ci Mei menemui Jendral
Belanda itu. Ci Mei sudah berjanji padaku, aku boleh ikut asal tidak bertingkah di
sana. Pergilah kami ke rumah si wanita tua jelek itu aku selalu bergidikkalau dekat
dia, bau alcohol dan asap cerutu yang melekat padanya seperti tidak mau hilang.
Sesampainya kami di sana, Ci Mei menyuruhku duduk di taman samping rumah
tersebut.
Ci Mei langsung masuk dan menemui jendral itu. Aku menunggunya di bawah
pohon. Cukup lama aku menunggu, sambil melamun terasa berat mata ini. Baru
kupejamkan mata sebentar, tiba-tiba aku mendengar suara ledakan dan senjata!
Badanku bergetar hebat… seakan sulit untuk menggerakkan badan ini. Suara orang-
orang berteriak minta tolong terdengar, tidak lama kemudian. Semua itu berbarengan
dengan banyaknya orang yang berlarian keluar dan berteriak histeris. Entah mereka
dating dari mana tapi pria-pria berseragam ini menembak dan menebas siapa saja
yang ada di depannya.
Aku mnencoba melangkahkan kaki yang dari tadi terpaku dan berlari kesamping
rumah. Aku melongok ke jendela sambil berteriak, “Ci Mei! Ci Mei!”
“Ling!” Ci Mei membuka jendela dan menarikku masuk. Aku langsung memeluknya
lega, syukurlah aku menemukanmu Ci Mei. Didalam ruangan itu ada beberapa
perempuan bersama kami. Semua panik dan ketakutan.
Terdengar suara rintihan dan teriakan di luar ruangan. Ci Mei memelukku erat. Air
mataku seakan tidak bisa berhenti mengalir.
Tiba-tiba suara kegaduhan di luar berhenti. Hanya terdengar orang berbicara asing
dan langkah yang semakin mendekat akhirnya tentara Jepang menemukan kami.
Kami semua diikat dan di tahan. Kami juga dibiarkan behari-hari tanpa makan dan
hanya diberi sedikit air. Bukan hanya itu, tawanan seperti kami siperkosa secara
bergilir.
Di dalam tahanan, Ci Mei tetap melindungiku. Dia merelakan diri menggantikanku
setiap ada tentara Jepang yang menunjukku untuk jadi pemuas nafsunya. Beberapa
kali aku memang lolos, tidak tersentuh… sampai pada suatu hari…
Tiga orang tentara Jepang memasuki ruangan tempat kami disekap. Denga kasar
seorang dari mereka menarikku. Aku ketakutan setengah mati dan berpegangan keras
pada Ci Mei. Seperti biasa dia masih berusaha menghalangi. Badan kami sudah
semakin melemah, tinggal tulang dan kulit. Dengan sekuat tenaga Ci Mei pun
melawan sampai seorang dari mereka menancapkan pedangnya dengan cepat ke
badan Ci Mei.
“Ci Meeeiiii!”Aku sudah tak memedulikan sekelilingku. Tangan kurus Ci Mei
menggapaiku. Aku peluk Ci Mei tersayang dengan erat.
Dalam keadaan sekarat, dia berbisik, “Ci Mei sangat menyayangimu, Ling…
anakku… buah hati kesayanganku selamanya.”
Air mataku mengalir dengan deras. Aku terus memeluknya erat! Memang selama ini
kurasakan ikatan berbeda antara aku dan Ci Mei… lebih dari seorang kakak dan adik.
Ci Mei adalah wanita yang melahirkan aku!
Betapa banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan kepada Ci Mei. Di mana papaku
yang sebenarnya? Apa yang terjadi dahulu? Kenapa harus berakhir seperti ini?
Semakin aku memeluk Ci mei yang berlumuran darah dan sudah tak bernyawa.
Terakhir kuingat, tentara Jepang itu menghunuskan pedangnya. Kupejamkan mata
sambil berbisik seolah Ci Mei masih bisa mendengarku.
“Ling saying Ci Mei.”
Aku berteriak histeris sambil terus memeluk tubuh kakakku yang ternyata adalah ibu
kandungku sendiri. Sambil menangis, tanganku mngecungkan kepalan kearah tentara
Jepang yang membunuh Ci Mei, sambil tak berhenti memakinya. Rupanya laki-laki
itu tak suka dengan sikapku kepadanya. Semuanya terjadi begitu cepat hingga aku tak
sadar saat laki-laki itu mengacungkan pedangnya ke arahku, berteriak membalas
makianku. Waktu seakan berhenti dan kulihat badanku tergeletak tanpa kepala…

“Ci Mei tersayang… aku selalu mengira kalau kau adalah mamaku. Walaupun aku
kesepian disini, di tempat yang sunyi ini…
Aku akan tetap mencarimu dan akan tetap menunggumu…
Selamanya… sampai aku menemukanmu.”
Nonfiksi
KD 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi
Cara Budidaya Tanaman Hias
Tanaman hias ini tidak hanya dapat membuat rumah Anda sejuk, tetapi Anda dapat
menjadikan bisnis tanaman hias sebagai mata pencaharian yang menghasilkan
keuntungan cukup menggiurkan. Untuk Anda yang berminat untuk membudidayakan
tanaman hias sebagai ladang rupiah, Anda setidaknya perlu mengetahui cara budidaya
tanaman yang baik dan benar agar bisnis Anda lancar serta tidak macet di tengah
jalan. Maka dari itu kali ini kami akan sampaikan beberapa tahapan yang benar untuk
dapat membudidayakan tanaman hias. Untuk pembahasan selengkapnya simak
ulasannya berikut ini.

1. Memilih jenis tanaman hias


Pemilihan jenis tanaman hias yang akan dibudidayakan sangat penting, sebab setiap
tanaman hias memerlukan perawatan dan kebutuhan masing-masing. Jenis tanaman
hias sebenarnya sangat beragam, hanya saja Anda dapat memilih satu atau beberapa
jenis tanaman hias saja untuk dibudidayakan. Ada beberapa tanaman hias yang
memiliki potensi bisnis yang cukup besar, misalnya bunga anggrek, bunga krisan, dan
masih banyak lagi. Pemilihan tanaman ini dapat disesuaikan dengan kesukaan Anda,
sebab dapat merangsang Anda untuk melakukan perawatan lebih maksimal terhadap
tanaman hias tersebut.

2. Persiapan peralatan dan media tanam


Peralatan yang perlu disediakan untuk membudidayakan tanaman hias ini cukup
sederhana, mulai dari pot(ukuran disesuaikan dengan jenis tanaman hias), sekop
kecil, semprotan air, tanah atau media tanam lainnya (sesuai jenis tanaman hias), dan
juga pupuk kompos. Selain peralatan di atas, Anda juga perlu memastikan
ketersediaan air yang cukup untuk menyiram tanaman hias Anda.

3. Tahap penanaman tanaman hias


Tahap penanaman tanaman hias memang tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Maka dari itu Anda perlu memperhatikan pula jenis tanamannya, sebab setiap
tanaman hias memiliki cara penanaman masing-masing. Hanya saja secara umum,
Anda dapat menanam tanaman hias pada tempat yang telah disediakan.

1. Langkah pertama, siapkan pot beserta media tanam yang telah disediakan.
Untuk tanaman yang menggunakan tanah sebagai media tanamnya, Anda
perlu mencampurkannya dengan pupuk kompos. Hal ini tentunya
dimaksudkan agar tanah tersebut memiliki kandungan mineral dan nutrisi
yang baik untuk pertumbuhan tanaman hias. Pembuatan media tanam
sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum penanaman tanaman hias.
Tujuannya agar kandungan dalam pupuk kompos dapat terserap sempurna
dalam tanah.
2. Setelah media tanam siap untuk ditanami, Anda dapat menanam tanaman
hias sesuai jenis tanamannya. Ada tanaman hias yang dapat ditanam dari
bijinya, ada yang berupa anakan, dan masih banyak lagi. Jika tanaman hias
menggunakan biji sebagai bibitnya, Anda juga perlu memperhatikan
proses penyemaiannya agar bibit yang dihasilkan berkualitas. Ketika bibit
tanaman hias sudah siap tanam, Anda dapat langsung memasukkan
tanaman pada media tanam dalam pot. Kemudian siramlah dengan air
secukupnya. Dalam beberapa hari masa penanaman awal ini, Anda perlu
memastikan bahwa kebutuhan air tanaman hias tercukupi agar bibit dapat
tumbuh dengan baik.

4. Perawatan untuk tanaman hias


Setelah bibit tanaman hias yang Anda tanam dapat hidup dengan baik, Anda dapat
melanjutkannya dengan perawatan intensif. Perawatan untuk menjaga kelangsungan
hidup tanaman hias ini antara lain:

 Penyiraman rutin. Tanaman hias dapat disiram secara rutin setiap hari
untuk menjaga kebutuhan air tanaman hias dalam berfotosintesis.
Intensitas penyiraman ini juga perlu disesuaikan dengan masing-masing
jenis tanaman.
 Pemupukan. pupuk dapat diberikan pada tanaman hias untuk membantu
pertumbuhan tanaman hias. Anda dapat menggunakan pupuk kompos
ataupun pupuk buatan pabrik sesuai kebutuhan
 Pemberian pestisida dan insektisida. Tanaman hias juga dapat terserang
hama dan penyakit, sehingga Anda perlu memberikan pestisida atau
insektisida sesuai dengan jenis hama atau penyakit yang menyerang
tanaman hias tersebut.

Anda mungkin juga menyukai