Anda di halaman 1dari 6

LATIHAN SOAL KELAS X Kutipan berikut digunakan untuk soal nomor 1-2. "Oo, kau marah, Pak Tua?

Ah, sudah tua suka marah-marah!" "Huss! Apakah kau anggap aku ini pak tuamu?" "Aku bukan kangmasmu!" bentak kakek-kakek itu lagi. "Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi sebetulnya awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib diingatkan. Jika tidak demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya." Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan suara yang tak berdaya. "Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?" "Mengapa?" "Pantas kau panggil mbah? "Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?" "Jangan bersenda gurau, Kenes, aku betul-betul bertanya!" Tikungan di Dekat Bendungan (St. Ismariasita) 1. Konflik yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut tentang .... a. panggilan yang disampaikan kepada kakek dengan kata mbah dan mas b. kecemasan tokoh kakek akan ketuaan usianya c. ketidakcocokan penggunaan kata sapaan dengan realitas d. tokoh Kenes menentukan usia seseorang, sudah tua ataukah masih muda e. kakek dan Kenes memperebutkan sapaan mbah dan mas. Penyelesaian 2. Watak tokoh Kakek dalam kutipan cerpen tersebut adalah .... a. pemarah b. pendendam c. pemalu d. penyabar e. perasa 3. Bacalah paragraf berikut dengan saksama! Kemudian Pak Balam membuka matanya dan memandang mencari muka Wak Katok. Ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, "Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan. Mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, terjatuh dari bahaya yang dibawa harimau ... biarlah aku yang jadi korban .... Harimau! Harimau!, Muchtar Lubis Nilai agama yang terungkap dalam kutipan tersebut adalah .... a. menasihati orang-orang yang telah berbuat kejahatan b. melakukan tobat dan meminta ampun atas dosa-dosa c. meminta ampun kepada Tuhan dengan cara bersujud selalu d. mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang dilakukan e. berbicara dengan membuka mata dan memandang lawan bicara 4. Bacalah kutipan berikut dengan saksama! "Ne khabar?" tanya Hadji Murat kepada lelaki tua tersebut, artinya: "Ada berita apa?"

"Khabar yok tidak ada," jawab lelaki tua tadi, memandang dengan matanya yang merah dan lesu bukan ke wajah Hadji Murat, tetapi ke dadanya. "Aku tinggal di kebun lebah, aku baru mengunjungi putraku hari ini. Dia yang tahu." Hadji Murat tahu bahwa lelaki tua itu tidak mau mengatakan apa yang diketahui dan apa yang perlu diketahui Hadji Murat, dan dengan mengangguk kecil dia tidak bertanya lagi. Haji Murat Isi yang tersirat dalam penggalan novel terjemahan tersebut adalah .... a. Haji Murat bertamu kepada sahabatnya. b. Orang kaya yang menindas orang miskin. c. Lelaki tua tidak mau menceritakan sesuatu yang diketahuinya kepada Hadji Murat. d. Lelaki tua tidak mau membuka rahasia Hadji Murat. e. Hadji Murat sedang menyelidiki apa yang dirahasiakan oleh lelaki tua. 5. Bacalah kutipan berikut dengan saksama! Ya, mau bayar berapa saja, Mas, ucapnya. di tikungan terakhir menuju kampungku. Lebih enak jalan kaki, jawabku terengah-engah. Aku merasa menang. Aneh dia seperti tak hendak menghentikan becaknya. Mungkin dia sedang menguji mentalku, atau malah menyesali perbuatannya? Peduli amat, apakah dia terus membuntuti aku atau tidak, sejauh ia masih mengayuh becak di jalan yang layak dilewatinya. Begitu memasuki gapura kampung, tangan kiriku kutarik dari saku celana. Dua keping logam ratusan rupiah terloncat dan menggelinding masuk selokan. Ah, biarin. Aku menoleh ke tukang becak yang berhenti tepat di depan gapura kampung. Ia turun dan berdiri di sana sambil tetap memegangi kemudi becak. Sambil berjalan aku menoleh kembali, dia tetap diam bagaikan sebuah monumen. Sesampai di rumah aku ceritakan pengalamanku pada ibu. Lama ibuku terdiam dan menatapku dan baru kemudian berkata, Rasanya kamu perlu mencoba jadi tukang becak. Amanat yang tersirat dalam penggalan cerpen di atas adalah .... a. kita harus memilih-milih tukang becak b. kita harus memahami keadaan tukang becak c. kita harus pandai menawar ongkos becak d. jangan memberi hati kepada tukang becak e. sebaiknya tukang becak harus tahu diri 6. Anak tukang cukur itu mau menikah. Nasibnya baik. Dia mendapatkan jodoh seorang pegawai negeri. Siapa mengira, anak si tukang cukur, bisa mendapatkan jodohnya seorang pegawai kantoran. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan tersebut adalah ... a. orang pertama sebagai tokoh utama b. orang pertama sebagai tokoh sampingan c. orang ketiga sebagai pencerita d. orang pertama bukan tokoh utama e. orang pertama dan ketiga 7. Tina : Tuhan menakdirkan semua nasib manusia, kita hanya menjalani. Ibu : Nah, pikiran begitu itulah yang tak kusukai, kau sudah ditakdirkan Tuhan punya suami buta, tak adakah niatmu, tidak adakah usahamu untuk mengubah takdir itu? Sebab takdir itu baru jatuh setelah manusia berusaha. Tina, kau bukan anakku jika kau tidak berani melawan takdir yang pahit.

Aku sudah berusaha, Abas juga sudah berusaha, dan inilah hasilnya. Kami dapat membelanjai diri untuk hidup sehari-hari. Konflik yang terjadi antara tokoh Tina dan ibu didasari oleh ... a. pandangan mengenai takdir b. usaha melawan takdir c. nasib merupakan takdir d. perbedaan takdir manusia e. pasrah menjalani takdir 8. Aku tidak percaya! Aku tidak percaya, jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran semalaman penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau orang yang tamak. Orang yang kikir. Penghisap. Lintah darat. Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desa-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilui luka sunatan anak-anak kita. Aku mulai yakin bahwa itu karena kesombonganmu, kekikiranmu, angkuhmu, dan tak mau tahu dengan mereka. Aku yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun itu. (Panggilan Rasul, Hamzah Rangkuti) Pendeskripsian watak tokoh aku yang digunakan pengarang dalam cerpen di atas melalui .... a. menguraikan watak tokoh b. tanggapan tokoh lain c. dialog antartokoh d. lingkungan tokoh e. lewat pikiran tokoh 9. Sedari mudaku aku di sini, bukan. Tak kuingat punya istri, punya anak, punya keluarga seperti orangorang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin jadi kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tidak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor aku enggan membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutuki-Nya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih penyayang kepada umat-Nya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu, siang malam, pagi sore. Aku sebut-sebut nama-Nya selalu. Aku puji-puji dia. Aku baca kitab-Nya. Alhamdulillah, kataku bila aku menerima karunia-Nya. (Robohnya Surau Kami: A.A. Navis) Nilai yang terkandung dalam cerpen di atas adalah ... a. moral b. sosial c. agama d. budaya e. estetika 10. Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal pada hari kedua, setelah dia disunat? Darah tak banyak keluar dari lukanya. Syarifudin kan juga penurut. Pendiam. Setengah bulan, hampir, dia mengurung diri karena kau mengatakan kelakuan abangnya sehari sebelum disunat itu. Aku tidak percaya jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran setengah malam penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau orang yang tamak. Orang yang kikir. Penghisap. Lintah darat. Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desas-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilu luka sunatan anak-anak kita. Aku mulai yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun itu. Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang mereka sakitkan hati? Aku telah lama mengubah sikapku. Tiap ada derma, aku sumbang. Tiap kesusahan aku tolong. Tidak seorang dari mereka yang tidak

Tina

kuundang dalam pesta tadi malam. Kau lihatkan, tiga teratak itu penuh mereka banjiri. Aku yakin mereka telah menerimaku, memaafkanku. Panggilan Rasul, Hamzad Rangkuti Tema atau pokok masalah yang tersirat dalam penggalan cerita pendek di atas adalah .... a. Dampak kekikiran, ketamakan, keangkuhan, dan kesombongan. b. Kekikiran, ketamakan, keangkuhan, dan kesombongan yang diperbuat dukun. c. Kesadaran untuk mengubah sikap dari tidak baik menjadi baik. d. Kepercayaan adanya kematian dikaitkan dengan guna-guna dari dukun. e. Ganjaran/balasan bagi orang yang kikir, tamak, sombong, dan angkuh. 11. Terdengar bunyi langkah di beranda muka, kemudian suara mengucapkan, Selamat Malam. Kus terkejut, sebab suara itu dikenalnya, dr. Hamzah, selalu saja ia memburu aku. Apa pula teorinya sekali ini. Didengarnya dr.Hamzah dengan orang tuanya bercakap-cakap dan sekali-sekali kedengaran namanya disebut meskipun kurang jelas benar percakapan itu ke kamarnya. Akhirnya Kus hendak serta duduk di sana. Jangan-jangan yang tidak-tidak nanti dibicarakannya tentang aku. ... Radio Masyarakat, Rosihan Anwar Latar kutipan cerita pendek tersebut adalah.... a. rumah sakit b. rumah dr. Hamzah c. rumah Kus d. kamar Kus e. ruang praktik dokter 12. Barangkali di sana aku akan hidup kembali. Di Jakarta tiada akan mungkin, teramat banyak ikatan. Boleh jadi dr.Hamzah akan menyesali aku, sebab dengan meninggalkan Jakarta seolah-olah aku hendak lari karena aku pengecut. Apa boleh buat kalau memang begitu. Bagaimana juga aku haru menghilang dulu. Di sini terlampau banyak yang tidak berkenan dengan hatiku. Kelak habis setahun, dua, tiga bila sudah lepas jiwaku dari yang lama, bila terlepas sudah segala kenang-kenangan dan tenaga baru ada sudah padaku, aku akan kembali. ... Radio Masyarakat, Rosihan Anwar Watak aku dalam kutipan cerpen tersebut adalah .... a. bangkang b. sombong c. sabar d. lemah e. kuat 13. Dayat, Don bicara dengan agak keras dan menggerakkan pantatnya, lalu bersender. Ini dari saya, Dayat. Dari Don. Ini tanda terima kasih saya. Tanpa kamu, Dayat, tanpa kalian berdua, aku tidak akan bisa berhasil, tidak akan bisa maju usaha kami di sini, Hidayat menggelengkan kepalanya. Tidak, Don. Bukan begitu. Boleh jadi aku benar telah membantumu, Don. tapi ..., ini tidak, Don. Terima kasih. Sungguh terima kasih atas budimu baikmu. Maaf, kami tidak bisa menerima barang sebegini mahalnya darimu. Pada kutipan tersebut Don dan Dayat dua orang yang sangat baik, watak mereka dilukiskan oleh pengarang melalui .... a. pembeberan pengarang b. lingkungan tokoh c. dialog antartokoh d. pikiran-pikiran tokoh e. tanggapan tokoh lain

14. Sukri membawa pisau belati di pinggangnya. Pisau itu tajam, baru saja diasahnya. Dia tadi mengasah pisau itu dengan hati panas.Malam minggu kemarin, dia datang ke rumah Sumarni, kekasihnya. Mereka sudah lama berkasih-kasihan. Sukri mencintai Sumarni, Sumarni mencintai Sukri. Sukri Membawa Pisau Belati, Hamzah Rangkuti Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan tersebut adalah .... a. orang kedua b. orang ketiga c. orang pertama d. orang pertama dan kedua e. orang pertama dan ketiga Bacalah kutipan berikut sebelum menjawab soal nomor 15 dan 16. Mohammad-San inilah rumahku. Toshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu berteriak, Ibu! Ibu! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah, seorang Indonesia yang tersesat di kebun anggur Katsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi kita? Potret Seorang prajurit, Mohammad Dipenogoro 15. Watak Toshihiko dalam kutipan cerpen tersebut adalah .... a. ramah, baik, ceria, dan menyenangkan b. bahagia, senang, ceria, peduli, dan teguh c. teguh, kuat, baik, peduli, dan menyenangkan d. teguh, tabah, ramah, cerewet, dan peduli e. periang, pemalu, pemalas, dan cerewet 16. Pendeskripsian watak Toshihiko dalam cerpen Potret SeorangPrajurit adalah .... a. melukiskan bentuk lahir pelaku b. melukiskan jalan pikiran pelaku c. reaksi pelaku terhadap kejadian d. ucapan-ucapan pelaku/dialog e. melalui pandangan pelaku lain Kutipan berikut untuk soal nomor 17 dan 18 Oo, kau marah, Pak Tua? Ah, sudah tua suka marah-marah! Huss! Apakah kau anggap aku ini pak tuamu? Aku bukan kangmasmu! bentak kakek-kakek itu lagi. Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi sebetulnya awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib diingatkan. Jika tidak demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya. Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan suara yang tak berdaya. Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua? Mengapa? Pantas kau panggil mbah? Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua? Jangan bersenda gurau, Kenes, aku betul-betul bertanya! Tikungan di Dekat Bendungan oleh St. Ismariasita

17. Konflik yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut tentang .... a. panggilan yang disampaikan kepada kakek dengan kata mbah dan mas b. kecemasan tokoh kakek akan ketuaan usianya c. ketidakcocokan penggunaan kata sapaan dengan realitas d. tokoh Kenes menentukan usia seseorang, sudah tua ataukah masih muda e. kakek dan Kenes memperebutkan sapaan mbah dan mas. 18. Watak tokoh Kakek dalam kutipan cerpen tersebut adalah .... a. pemarah b. pendendam c. pemalu d. penyabar e. perasa 19. Bacalah paragraf berikut dengan saksama! Kemudian Pak Balam membuka matanya dan memandang mencari muka Wak Katok. Ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan. Mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, terjatuh dari bahaya yang dibawa harimau ... biarlah aku yang jadi korban .... Harimau! Harimau!, Muchtar Lubis Nilai agama yang terungkap dalam kutipan tersebut adalah .... a. menasihati orang-orang yang telah berbuat kejahatan b. melakukan tobat dan meminta ampun atas dosa-dosa c. meminta ampun kepada Tuhan dengan cara bersujud selalu d. mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang dilakukan e. berbicara dengan membuka mata dan memandang lawan bicara 20. Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda. Kenang-kenangan, Abdul Gani A.K. Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah .... a. orang pertama pelaku utama b. orang ketiga pelaku sampingan c. orang ketiga pelaku utama d. orang pertama dan ketiga e. orang ketiga serbatahu

Anda mungkin juga menyukai