Kelenjar adrenal terdiri dari dua kelenjar endokrin yang berbeda: medula adrenal,
yang mengeluarkan katekolamin ; dan korteks adrenal, yang mengeluarkan hormon
steroid. Medula adrenal memberikan efek seperti membesarnya dan terspesialisasinya
ganglion simpatik yang badan sel neuronnya tidak memiliki akson, tapi melepaskan
katekolamin langsung ke dalam darah. Sekresi dari medula adrenal berada di bawah
kontrol simpatetik dengan cara membesarnyasaraf splanchnic. Korteks adrenal dibagi
menjadi tiga zona: zona glomerulosa, zona fasciculata dan zona reticularis (Gambar 4).
Zona glomerulosa, yaitu zona yang mengeluarkan aldosteron, dan dikendalikan oleh
reninangiotensinsistem, ACTH dan faktor lainnya, sedangkan zona fasciculata dan zona
reticularis, yaitu zona yang mensekresi glukokortikoid, androgen dan estrogen
dikendalikan terutama oleh ACTH.
B. Aksis HPA
Axis HPA adalah system neuroendokrin (syaraf-hormon) tubuh yang melibatkan
hypothalamus (bagian dari otak kecil), kelenjar hormon pituitary, dan kelenjar adrenal
(kelenjar yang terletak melekat pada bagian atas
ginjal). Sistem komunikasi kompleks ini
bertanggung jawab untuk menangani reaksi stress
dengan mengatur produksi kortisol, sejenis
hormone dan merupakan mediator rangsang
syaraf. HPA-axis dalam konsep psiko
neuroimmunologi menjelaskan mekanisme sebuah
keyakinan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
tubuh seseorang. HPA-axis merupakan sebuah
jalur kompleks interaksi antara tiga sistem yang
terjadi dalam tubuh yang mengatur reaksi terhadap
stress dan banyak proses dalam tubuh, termasuk di dalamnya proses pencernaan, system
ketahanan tubuh, mood dan tingkat emosi, gairah seksual, penyimpanan energy dan
penggunaannya (Papadopoulos, 2012).
- Jalur Axis HPA
Hipotalamus merupakan pusat control untuk sebagian besar system hormone
tubuh. Sel-sel dalam hipotalamus menghasilkan hormon corticotrophin-releasing factor
(CRF) pada manusia sebagai tanggapan atas sebagian besar semua jenis stress fisik atau
psikologis, yang pada gilirannya mengikat reseptor spesifik pada sel-sel hipofisis, yang
menghasilkan hormon adrenocorticotropic (ACTH). ACTH ini kemudian diangkut ke
targetnya kelenjar adrenal merangsang produksi hormon adrenalin. Kelenjar adrenal yang
terletak di atas ginjal lalu meningkatkan sekresi kortisol. Pelepasan kortisol memulai
serangkaian efek metabolik yang bertujuan untuk mengurangi efek berbahaya dari stress
melalui umpan balik negative baik kepada hipotalamus dan hipofisis anterior, yang
mengurangi konsentrasi ATH dan kortisol di dalam darah setelah keadaan stress reda
(Herman,1997).
Sumber Referensi :
Boron and Boulpaep. 2003. Medical Physiology 1st Edition. Saunders: New York. p.
1049-1065
Herman, J. P., & Cullinan, W. E. 1997. "Neurocircuitry of stress: central control of the
hypothalamo-pituitary-adrenocortical axis." Trends in neurosciences 20(2): 78-84.