Anda di halaman 1dari 5

Minje Property

23 – 24 Februari 2008

Pelantikan Bantara

Ada saat hati tak di tempatnya

Iblis masih mengejarku

Kulihat decitan api dari ujung jalan sana

Kulihat kilauan merah menungguku melangkah

Tak ingin kuberdiam, tak ingin kumelangkah,

Tak juga ingin kumenunggu, sebab pujian itu ada

Saat aku melewati rombongan iblis!

“Munafik kau, Sukma!”

“Munafik kau, Raga!”

Hatiku berbicara, berteriak, memkik

Tapi ragaku melangkah saja

Seakan semuanya tiada

Seakan semalam otakku telah dicuci jua.

parasit – parasit tak berhenti menggerogoti tubuhku

tai aku dengan semua kepenatakanku,

berada di belakangnya. Berharap dia bisa menjaga parasit – parasit itu.

Berdecak aku padanya

Timbul lagi hasrat yang sudah kututup ...

Tapi masih enggan kukubur

Iblis membangkitkan harapku


Minje Property

Menjanjikan berjuta surga untukku

Membuatku ingin menyerahkan bilahku.

Termenungku pudar

Eritrositku masih kebal

Gigih melawan serangan si Iblis

Akhirnya, kutenangkan sukma dan tak berduka cita.


Minje Property

Merdeka

Sang Surya memancar dari ufuk timur

Memberikan asa di tengah gelap gulita

Burung – burung pun berkicau ria

Berdendang bersuka cita.

Genderang perang berganti

Langit kelabu berubah biru

Hujan ribut berganti embun kalbu

Bersorak dan berteriak.

Merdeka ...

Merdeka, merdeka!

Bersuka cita.

Mengganti gundah gulana

Merdeka, merdeka!
Minje Property

7 september 2007

Hakim

Menyaksikan segala macam perbuatan

Perubahan, perpindahan dan pertentangan

Terus mewarnai sisi – sisi kehidupan.

Mensyukuri nikmat yang telah diberi

Melimpahkan segala amal dan rezeki

Menjaga kekhusyukan hati

Menentramkan jiwa dan diri.

Memberi di saat terjepit

Tersenyum ketika sulit

Menangis di waktu pahit

Takut terlahir sebagai diri munafik.

Pahala dan dosa

Sengaja atau pun tidak disengaja

Kesemuanya hanya tercantum dalam kitab itu saja.

Menghakimi perbuatan manusia

Menghisab amal – amal dan dosa kita

Hakim Yang Sungguh Adil.


Minje Property

24 Nopember 2007

Kata – kata

Malam – malam mungkin tetap kelam

Siang tak juga bercahaya

Angin seakan – akan lelah menerpa

ombak pun tak terdengar kabarnya.

Lonceng mulai bergetar

Sayup – sayup terdengar di kejauhan

Warna emas berselimut kabut

Para bidadari turun merengut.

Nafasku melelah di kala senja

Hujan ribut kembali menerpa

Setetik asa mahal harganya.

Kura – kura berjalan melata

Tapi kakiku tak kunjung bergerak jua

Kumerangkak terseok – seok

Melaan badai yang tak kunjung mereda

Bergumul dengan asap putih di kejauhan

Mengarak awan – awan kelam

Angin tertawa

Bukit – bbukit terseyum lega

Nafasku masih membabi buta

Tubuhku lemas tak berdaya.

Anda mungkin juga menyukai