Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bab-bab terdahulu telah diuraikan eksperimen yang dilakukan

secara acak sempurna dan dimisalkan bahwa kita dapat menyelesaikan

keseluruhan eksperimen sekaligus. Selain itu juga dimisalkan bahwa kita dapat

melakukan sekaligus beberapa eksperimen yang diperlukan. Akan tetapi dalam

praktek seringkali dijumpai kenyataan bahwa kita tidak mungkin untuk

melakukan eksperimen beberapa kali dalam sehari misalnya, atau tidak mungkin

eksperimen itu dilakukan oleh seorang saja. Hal ini mengarahkan kita untuk

melakukan pembatasan-pembatasan tertentu dalam hal pengacakan dan

melakukan pemblokan mengenai eksperimen.

Selanjutnya, dalam hal replikasi eksperimen daripada melakukannya

sekaligus semua dalam satu kali, sering sangat lebih menguntungkan apabila

dilakukan misalnya satu replikasi untuk hari pertama, satu replikasi untuk hari

berikutnya dan seterusnya sampai semua selesai dikerjakan. Tiap replikasi

merupakan blok dan desainnya merupakan desain blok acak dengan pengacakan

dilakukan dalam tiap blok.

Dalam desain eksperimen faktorial biasanya dilakukan pembatasan

pengacakan. Hal ini dilakukan oleh karena untuk eksperimen faktorial tidak

Makalah ini semuanya diadaptasi dari Buku Kirk Bab 13.1 - 6


selalu mungkin bagi kita untuk mengadakan pengacakan urutan eksperimen

secara lengkap. Meskipun kita telah melakukan pengacakan di dalam blok, akan

tetapi ada kenyataan-kenyataan yang praktis tidak memungkinkan untuk

melakukan pengacakan di dalam blok.

Keuntungan menggunakan blok adalah untuk mengisolasi variabel

pengganggu, akan tetapi apabila jumlah kombinasi perlakuan adalah besar,

mungkin sulit untuk mengelompokkan subjek atau unit eksperimen yang

homogen untuk membentuk blok. Bahkan desain yang relatif kecil, seperti

desain RBF 3.3 (rancangan faktorial kelompok acak), membutuhkan sembilan

subjek per blok.

Mengulangi pengamatan pada subyek yang sama bukan solusi yang tepat

karena ada batas untuk berapa kali subjek dapat berpartisipasi dalam percobaan.

Dan sifat dasar dari perlakuan seringkali menghalangi untuk mendapatkan lebih

dari satu pengukuran per subjek. Rancangan faktorial split-plot memberikan satu

solusi untuk masalah ukuran blok besar dengan menetapkan hanya sebagian dari

kombinasi perlakuan untuk setiap blok. Sebagai contoh, desain SPF-3.4 memiliki

12 kombinasi perlakuan, tetapi hanya empat yang ditugaskan untuk blok.

Untuk mengurangi jumlah kombinasi perlakuan yang harus ditetapkan ke

blok dapat menggunakan teknik interaksi kelompok baur. Pengurangan dalam

ukuran blok dicapai dengan membaurkan efek perlakuan A dengan efek

kelompok blok.

Makalah ini semuanya diadaptasi dari Buku Kirk Bab 13.1 - 6


Desain Faktorial baur bertujuan mengurangi ukuran blok oleh pembauran

satu atau lebih interaksi dengan kelompok blok. Hal ini akan mengurangi jumlah

kombinasi perlakuan dalam setiap blok dan di samping itu, memiliki keunggulan

skema pembauran dari desain faktorial split-plot.

1.2. Pembatasan Masalah

Makalah ini hanya dibatasi pada pembahasan tentang desain faktorial

acak blok baur untuk RBCF- 22 dan RBCF -23

Makalah ini semuanya diadaptasi dari Buku Kirk Bab 13.1 - 6

Anda mungkin juga menyukai