MUHAMMAD IKHSAN
SRI HARTATIK
TAUFIK RIDANI S. GAIS
Perbedaan Rancangan Faktorial Baur Blok
Acak dengan Rancangan Faktorial Split Plot
(a) Desain faktorial blok acak baur (RBCF-32)
b1 b2 b3
Treat. Treat. Treat.
Comb. Comb. Comb.
𝒂𝒋 𝒃𝟏 𝒂𝒋 𝒃𝟐 𝒂𝒋 𝒃𝟑
𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘1 𝑎1 𝑏1 𝑎1 𝑏2 𝑎1 𝑏3
𝑎1 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑝1 ൝ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘𝑛 𝑎1 𝑏1 𝑎1 𝑏2 𝑎1 𝑏3
𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘𝑛+1 𝑎2 𝑏1 𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏3
𝑎2 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑝2 ൝ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘2𝑛 𝑎2 𝑏1 𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏3
𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘2𝑛+1 𝑎3 𝑏1 𝑎3 𝑏2 𝑎3 𝑏3
𝑎3 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑝3 ൝ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘3𝑛 𝑎3 𝑏1 𝑎3 𝑏2 𝑎3 𝑏3
Sebuah rancangan faktorial acak kelompok baur dan rancangan faktorial Latin persegi baur
sesuai untuk eksperimen yang memenuhi, selain asumsi model rancangan percobaan, kondisi
berikut:
1. Ada dua atau lebih perlakuan, di mana setiap perlakuan memiliki tingkat p
memiliki tingkat p .
2. Jumlah kombinasi perlakuan lebih besar dari ukuran yang diinginkan setiap
blok.
3. Variasi antara kelompok-kelompok yang baur dengan satu atau lebih interaksi.
Karena efek pembauran biasanya dievaluasi dengan daya kurang dari efek
nonconfounded, interaksi yang baur dengan kelompok harus menjadi salah satu
setiap blok berisi satu subjek yang diamati v kali , dimana v adalah jumlah
kombinasi perlakuan dalam blok. Jika pengukuran ulang tidak diperoleh, setiap
kombinasi perlakuan.
waktu
Penggunaan Aritmetika Modular dalam Membangun
Desain Baur
• Jika I dan m merupakan bilangan bulat, dengan m
> O. Jika dibagi dengan m, kita memperoleh q
quotient dan sisanya z karena :
• I = qm + z
• Sebagai contoh, misalkan I = 17 dan m = 3.
Kemudian q = 5 dan z = 2 karena
• 17 = 5(3) + 2
• Dalam aritmatika modular sisanya adalah yang
harus diperhatikan. Pertimbangkan sekarang
membagi J = 5 dengan m = 3. Sisanya juga sama
dengan 2 karena
• 5 = 1(3) + 2
• Perhatikan bahwa 17 dan 5 meninggalkan sisa sama
ketika dibagi dengan 3. Dua bilangan bulat I dan J
yang meninggalkan sisa sama ketika dibagi dengan m
bilangan bulat positif dikatakan kongruen sehubungan
dengan modulus m. Ini hubungan-kongruensi yang
dapat ditulis :
• I = J(mod m)
• dan dibaca "I kongruen dengan J modulo m."
• Pada refleksi itu harus jelas bahwa setiap bilangan
bulat I selalu kongruen dengan sisa-nya z, yaitu,
• I= z (mod m)
• Sebagai contoh, I = 17 dan z = 2 adalah
kongruen modul 3 karena ketika 17 dan
2 dikurangi modulo 3 (dibagi oleh 3
modulus), mereka meninggalkan sisa
yang sama:
• 17 = 5(3) + 2 and 2 = 0(3) + 2
• Nilai yang mungkin dari sisanya z
adalah 0, I, 2, ... , m - I. Dengan
demikian, bilangan bulat selalu
kongruen dengan 0, I, 2, ... , 1/1 I, di
mana m adalah modulus tersebut.
Perhatikan contoh berikut:
1= z (mod 2) 1= z (mod 3)
0= 0 (mod 2) o =0 (mod 3)
I = I (mod 2) 1 =1 (mod 3)
2 = 0 (mod 2) 2 = 2 (mod 3)
3 = I (mod 2) . 3 = 0 (mod 3)
4 = 0 (mod 2) 4 = 1 (mod 3)
5 = 1 (mod 2)' 5 = 'i (mod 3)
6 = 0 (mod 2) 6 = 0 (mod 3)
Penambahan dan Perkalian Modular
berikut :
aj bk = z (mod 3)
1(1) = 1 (mod 3)
1(2) = 2 (mod 3)
2(2) = 1 (mod 3)
3(2) = 0 (mod 3)
Untuk mengalikan dua bilangan bulat aj dan bk satu memperoleh produk