JUDUL
B. LATAR BELAKANG
D. TUJUAN PENELITIAN
E. BATASAN PENELITIAN
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang
berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer
tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan
gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan
partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari
aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan
mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer.
Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang
telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang
batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan
tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih
bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2,
SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang
sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas
tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas,
maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan
parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan
pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat
tingkatan pencemaran sebagai berikut:
Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia.
Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi
pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan
sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
3. Sensor gas
Dalam penelitian ini sensor yang digunakan 7 buah sensor yaitu adalah
sensor gas MQ2 yang berfungsi mendeteksi gas LPG,i-butana, propana, methana,
alkohol, hidrogen dan asap, sensor MQ4 berfungsi mendeteksi metana, propana,
dan butana, sensor MQ5 berfungsi mendeteksi gas LPG, gas alam, dan gas
perkotaan, sensor MQ6 berfungsi mendeteksi gas LPG, iso-butana, propana, dan
LNG, sensor MQ7 berfungsi mendeteksi gas CO, sensor MQ8 berfungsi
mendeteksi H2, dan sensor MQ9 berfungsi mendeteksi gas CO dan gas mudah
terbakar.
Sensor-sensor gar tersebut tersusun atas sepasang elektroda yang dilapisi
dengan sensitive layer atau lapisan sensor yang peka terhadap gas dan sebuah
pemanas, yang kesemuanya dicetak pada substrat alumina (Al2O3).
Prinsip Kerja Sensor
Sensor gas ini bekerja memakai prinsip chemoresistor, konduktifitas
sensor akan berubah dengan adanya unsur-unsur kimia (dari gas) yang bekerja
pada permukaan lapisan sensor (dalam hal ini SnO2). Sensor ini bekerja dengan
adanya perubahan nilai resistansi sensor terhadap perubahan konsentrasi gas.
Perubahan konduktivitas tersebut dikarenakan perubahan atau perpindahan
elektron-elektron valensi pada atom-atom lapisan sensor akibat adanya reaksi
dengan gas-gas reaktan (gas pereduksi). Sedangkan mekanisme kerja sensor
secara umum, dijelaskan pada gambar 1 di bawah. Reaksi oksidasi terjadi pada
permukaan SnO2 murni dan 300oC - 450 oC pada SnO2 murni dan 200oC - 250 oC
pada SnO2 + dopant) tanpa adanya gas pereduksi.
4. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang telah dilengkapi komponen-
komponen pendukung secara internal yaitu seperti: CPU, ROM, RAM, dan I/O
yang membentuk mikrokomputer tunggal yang dikemas dalam bentuk IC. Adapun
menurut Hermando mikrokontroler adalah sebuah komputer kecil yang diciptakan
untuk mengatasi permasalahan dalam perancangan dan pembuatan prototip
elektronika dengan cara memperkenalkan sebuah konsep pemuatan program ke
dalam mikrokontroler tersebut.
G. METODE PENELITIAN
Metode yang akan dilaksanakan terdiri atas 5 tahap yaitu studi literatur,
pembuatan alat, pengambilan data, evaluasi kerja, dan penyusunan laporan akhir.
Studi literatur merupakan tahapan untuk pengumpulan referansi dan pembahasan
konsep penelitian. Pada tahapan pembuatan alat akan dilakukan pengumpulan alat
dan bahan, perancangan alat, pembuatan alat dan pembuatan program untuk
pengontrolan sistemnya pada mikrokontroler. Tahapan ketiga berupa pengambilan
data berupa pengambilan sampel udara tercemar di lapangan. Pada tahapan
selanjutnya berupa evaluasi terhadap keseluruhan hasil kerja dan tehapan akhir
berupa penyusunan laporan akhir.
H. JADWAL KEGIATAN
Waktu Pelaksanaan
N
O Kegiatan I II III IV
II II I II
I II I IV I II I IV I II III V I II I IV
1. Studi Literatur
Persiapan Alat dan
2. Bahan
Perancangan dan
3. Pembuatan Alat
4. Pembuatan Program
5. Evaluasi Alat
Pengambilan dan
6. Pengolahan data
7 Pembuatan Laporan
Revisi, Perbaikan,
8 dan Evaluasi
I. RANCANGAN BIAYA
Tabel 2 : Tabel Rancangan Biaya Penelitian
Jumla Harga
No Komponen Biaya h Satuan Satuan Harga
Persiapan
Rp1.000.00 Rp1.000.00
1 Studi literatur 1 Is 0 0
2 Browsing internet 1 Is Rp200.000 Rp200.000
Rp1.200.00
Total Biaya Persiapan 0
Pembuatan alat
3 Alat dan bahan 1 Is Rp600.000 Rp600.000
Rp1.000.00
4 Pembuatan alat 1 Is Rp100.000 0
Rp1.600.00
Total Biaya Pembuatan Alat 0
Penyusunan Laporan Penelitian
5 kertas 2 rim Rp35.000 Rp70.000
6 Tinta Printer HP cartridge hitam 1 buah Rp150.000 Rp150.000
7 Tinta Printer HP cartridge warna 1 buah Rp185.000 Rp185.000
exampla
8 Foto copy bahan seminar 10 r Rp12.000 Rp120.000
Fotocopy + Jilid laporan akhir + exampla
9 prosal 5 r Rp25.000 Rp125.000
10 Alat tulis menulis 1 Is Rp50.000 Rp50.000
Hiskia dan Hermida I Dewa Putu, Pengembangan Sensor Gas Carbon Monocxide
(CO) Berbasis SnO2. Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi
LIPI, Kampus LIPI Bandung. Bandung. 2006
http://www.scribd.com/doc/50505371/9/Pembangit-Listrik-Tenaga-Diesel-PLTD
diakses tanggal 5 Apri 2011