Anda di halaman 1dari 10

A.

JUDUL

“PEMBUATAN ALAT PEMANTAUAN EMISI PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA DIESEL (PLTD)”

B. LATAR BELAKANG

Kualitas lingkungan yang baik merupakan konponen yang sangat penting


bagi kehidupan manusia. Udara sebagai salah satu komponen lingkungan yang
sangat penting dalam kehidupan, kualitasnya perlu untuk dijaga dan ditingkatkan
sehingga dapat mendukung makhluk hidup terutama manusia bekerja secara
optimal. Pencemaran udara saat ini sudah dalam kondisi memprihatinkan. Sumber
pencemaran udara umumnya berasal dari berbagai kegiatan manusia antara lain
industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan.
Pembangkit listrik dengan tenaga diesel mempunyai potensi dalam
menimbulkan pencemaran udara. Pencemaran udara akibat pembakit listrik ini
dapat berupa CO2 (karbon dioksida), SO2 ( Sulfur oksida), NOx (nitrogen oksida),
dan debu yang mengandung logam berat. Pencemaran udara oleh zat-zat ini
memberikan dampak buruk berupa menurunya kualitas udara yang berdampak
negatif pada kesehatan manusia.
Mengingat pentingnya kualitas lingkungan yang baik maka pelestarian
lingkungan dianggap perlu untuk dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan
kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran atau kegiatan yang dapat
merusak lingkungan hidup. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan adalah
dengan mengetahui tingkat pencemaran udara yang dapat ditimbulakan oleh setiap
kegiatan atau aktivitas dalam penelitian ini terkhusus pada Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) sehingga setiap pelaku kegiatan dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian
penelitian “Pembuatan Alat Pemantauan Emisi Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel” sangat penting dilakukan untuk mendukung kegiatan pelestarian
lingkungan.
C. PERUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


1. Bagaimana membuat alat pemantau tingkat emisi yang diakibatkan oleh
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)?
2. Bagaimana mengukur tingkat emisi lalu memprosesnya sehingga
menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan?
3. Bagaimana membuat alat pemantau emisi pada Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) ini dapat bekerja secara real time?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :


1. Untuk membuat alat pemantau tingkat emisi yang diakibatkan oleh
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
2. Untuk mengukur tingkat emisi lalu memprosesnya sehingga menghasilkan
informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
3. Untuk membuat alat pemantau emisi pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) ini dapat bekerja secara real time.

E. BATASAN PENELITIAN

Batasan dalam penelitian ini sebagai berikut :


1. Jenis polusi udara yang dipantau disesuaikan dengan kemampuan sensor
yang tersedia dipasaran.
2. Sistem pemantau lingkungan yang dibangun di khususkan untuk pusat
pembangkit tenaga listrik diesel, digunakan untuk mendeteksi baku mutu
polusi udara.
3. Hasil pengukuran meliputi karbon monoksida (CO), oksida sulfur (Sox),
Oksida Nitrogen (Nox), Hidrokarbon (HC, Timbal (Pb)), Ozon (O3) dan
Partikulat (debu)
F. LANDASAN TEORI

1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

PLTD adalah suatu pusat pembangkit tenaga listrik yang menggunakan


motor diesel sebagai penggerak mula. Bahan bakar yang dipakao pada umumnya
adalah solar. Prinsip kerjanya yaitu minyak solar yang dicampur dengan udara,
kemudian dibakar dan diperoleh gas dengan suhu tinggi yang mengembang dan
menggerakkan sebuah piston, kemudian gerakan piston ini dirubah menjadi suatu
kopel putar. Mesin diesel ini kemudian dikopel dengan generator untuk
menghasilkan energi listrik.

2. Terjadinya Pencemaran Udara

Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang
berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam  atmosfer
tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan
gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan
partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari
aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan
mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer.
Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang
telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang
batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan
tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih
bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2,
SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang
sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas
tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas,
maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan
parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan
pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat
tingkatan pencemaran sebagai berikut:
 Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia.
 Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
 Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi
pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
 Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan
sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-
tumbuhan.

3. Sensor gas

Dalam penelitian ini sensor yang digunakan 7 buah sensor yaitu adalah
sensor gas MQ2 yang berfungsi mendeteksi gas LPG,i-butana, propana, methana,
alkohol, hidrogen dan asap, sensor MQ4 berfungsi mendeteksi metana, propana,
dan butana, sensor MQ5 berfungsi mendeteksi gas LPG, gas alam, dan gas
perkotaan, sensor MQ6 berfungsi mendeteksi gas LPG, iso-butana, propana, dan
LNG, sensor MQ7 berfungsi mendeteksi gas CO, sensor MQ8 berfungsi
mendeteksi H2, dan sensor MQ9 berfungsi mendeteksi gas CO dan gas mudah
terbakar.
Sensor-sensor gar tersebut tersusun atas sepasang elektroda yang dilapisi
dengan sensitive layer atau lapisan sensor yang peka terhadap gas dan sebuah
pemanas, yang kesemuanya dicetak pada substrat alumina (Al2O3).
Prinsip Kerja Sensor
Sensor gas ini bekerja memakai prinsip chemoresistor, konduktifitas
sensor akan berubah dengan adanya unsur-unsur kimia (dari gas) yang bekerja
pada permukaan lapisan sensor (dalam hal ini SnO2). Sensor ini bekerja dengan
adanya perubahan nilai resistansi sensor terhadap perubahan konsentrasi gas.
Perubahan konduktivitas tersebut dikarenakan perubahan atau perpindahan
elektron-elektron valensi pada atom-atom lapisan sensor akibat adanya reaksi
dengan gas-gas reaktan (gas pereduksi). Sedangkan mekanisme kerja sensor
secara umum, dijelaskan pada gambar 1 di bawah. Reaksi oksidasi terjadi pada
permukaan SnO2 murni dan 300oC - 450 oC pada SnO2 murni dan 200oC - 250 oC
pada SnO2 + dopant) tanpa adanya gas pereduksi.

Gambar 1. Mekanisme kerja sensor

4. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang telah dilengkapi komponen-
komponen pendukung secara internal yaitu seperti: CPU, ROM, RAM, dan I/O
yang membentuk mikrokomputer tunggal yang dikemas dalam bentuk IC. Adapun
menurut Hermando mikrokontroler adalah sebuah komputer kecil yang diciptakan
untuk mengatasi permasalahan dalam perancangan dan pembuatan prototip
elektronika dengan cara memperkenalkan sebuah konsep pemuatan program ke
dalam mikrokontroler tersebut.

Mikrokontroller AVR ATmega16


AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose,
timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal,
serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan
PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip
yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem
menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai
throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk
mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.

Gambar 2 : Blok Diagram AVR ATMEGA16


Port sebagai input/output digital
ATMega16 mempunyai empat buah port yang bernama PortA, PortB, PortC, dan
PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur bidirectional dengan pilihan
internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn,
PORTxn, dan PINxn. Huruf ‘x’mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf
‘n’ mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn
terdapat padaI/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx.
Bit DDxn dalam register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin.
Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka
Px berfungsi sebagai pin input.Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi
sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan
resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output.
Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin
terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila
PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port
akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0,
PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada
kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau
kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0).

Gambar 3 Pin-pin ATMega16 kemasan 40-pin

G. METODE PENELITIAN

Metode yang akan dilaksanakan terdiri atas 5 tahap yaitu studi literatur,
pembuatan alat, pengambilan data, evaluasi kerja, dan penyusunan laporan akhir.
Studi literatur merupakan tahapan untuk pengumpulan referansi dan pembahasan
konsep penelitian. Pada tahapan pembuatan alat akan dilakukan pengumpulan alat
dan bahan, perancangan alat, pembuatan alat dan pembuatan program untuk
pengontrolan sistemnya pada mikrokontroler. Tahapan ketiga berupa pengambilan
data berupa pengambilan sampel udara tercemar di lapangan. Pada tahapan
selanjutnya berupa evaluasi terhadap keseluruhan hasil kerja dan tehapan akhir
berupa penyusunan laporan akhir.

H. JADWAL KEGIATAN

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan. Adapun rancangan


jadwal kegitannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

    Waktu Pelaksanaan
N
O Kegiatan I II III IV
II II I II
    I II I IV I II I IV I II III V I II I IV
1. Studi Literatur                                
Persiapan Alat dan
2. Bahan                              
Perancangan dan
3. Pembuatan Alat                                
4. Pembuatan Program                                
5. Evaluasi Alat                                
Pengambilan dan
6. Pengolahan data                                
7 Pembuatan Laporan
Revisi, Perbaikan,
8 dan Evaluasi
I. RANCANGAN BIAYA
Tabel 2 : Tabel Rancangan Biaya Penelitian

Jumla Harga
No Komponen Biaya h Satuan Satuan Harga
Persiapan
Rp1.000.00 Rp1.000.00
1 Studi literatur 1 Is 0 0
2 Browsing internet 1 Is Rp200.000 Rp200.000
Rp1.200.00
Total Biaya Persiapan 0
Pembuatan alat
3 Alat dan bahan 1 Is Rp600.000 Rp600.000
Rp1.000.00
4 Pembuatan alat 1 Is Rp100.000 0
Rp1.600.00
Total Biaya Pembuatan Alat 0
Penyusunan Laporan Penelitian
5 kertas 2 rim Rp35.000 Rp70.000
6 Tinta Printer HP cartridge hitam 1 buah Rp150.000 Rp150.000
7 Tinta Printer HP cartridge warna 1 buah Rp185.000 Rp185.000
exampla
8 Foto copy bahan seminar 10 r Rp12.000 Rp120.000
Fotocopy + Jilid laporan akhir + exampla
9 prosal 5 r Rp25.000 Rp125.000
10 Alat tulis menulis 1 Is Rp50.000 Rp50.000

Total Biaya Penyusunan Laporan Penelitian Rp700.000


Seminar/Diseminasi
11 Biaya Pelaksanaan 1 orang Rp200.000 Rp200.000
12 Biaya Buletin 1 buah Rp300.000 Rp300.000

Total Biaya Seminar/Diseminasi Rp500.000


Rp4.000.00
TOTAL SELURUH BIAYA 0
  TERBILANG : Empat Juta Rupiah
DAFTAR PUSTAKA

Hiskia dan Hermida I Dewa Putu, Pengembangan Sensor Gas Carbon Monocxide
(CO) Berbasis SnO2. Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi
LIPI, Kampus LIPI Bandung. Bandung. 2006

Hemando B. 2004. “Wiring : Prototyping Physical Interaction Design,”


Interaction Design Institute Ivrea.

Henan Hanwei Electronics Co.Technical Data. http://www.hwsensor.com

http://www.scribd.com/doc/50505371/9/Pembangit-Listrik-Tenaga-Diesel-PLTD
diakses tanggal 5 Apri 2011

Luthfi Ahmad.2009. Terjadinya Pencemaran Udara dan Penanggulangannya.


http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-
udara/terjadinya-pencemaran-udara-dan-penanggulangannya/. Diakses
tanggal 5 Apri 2011

Sholihul. Mengenal Mikrokontoroler AVR ATMega 16. Komunitas eLearning


IlmuKomputer.ComCopyright © 2003-2008 IlmuKomputer.Com

Anda mungkin juga menyukai