DRYING EQUIPMENT
Oleh :
2010
BOGOR
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengeringan dalam agroindustri merupkan operasi yang penting, baik terhadap bahan
padat maupun bahan cair. Pengeringan merupakan proses penurunan kandungan air suatu
bahan hingga mencapai kadar air kesetimbangan dengan lingkungan. Proses pengeringan
ini terjadi melalui mekanisme pindah panas dan pindah massa secara simultan. Mesin
pengering banyak berkembang sejalan dengan pengetahuan manusia sehingga mampu
mengurangi ketergantungan terhadap sinar matahari pada proses pengeringan secara
alami yang berdampak terhadap peningkatan produktivitas. Selain itu, pengeringan
mekanis memiliki keunggulan dibanding pengeringan dengan cara tradisional, antara lain
dalam hal volume bahan yang dikeringkan, keseragaman hasil, mutu, bak ditinjau dari
segi kebersihan (higienis) maupun kemurnian dari benda asing.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui fitur, fungsi, prinsip kerja,
desain alat, dari tray dryer, drum dryer, dan spray dryer.
II. METODOLOGI
B. Metode
A. Hasil
Tray Drayer
Spray Dryer
30 g/100 ml 30 15 50
20 g/100 ml 20 8 40
Drum Dryer
70 g/1 L 70 20 28.57
30 g/1 L 30 8 26.67
B. Pembahasan
Kerugian pengeringan antara lain terjadi perubahan pada struktur, tekstur dan
tampilan bahan pada bahan; terjadi perubahan pada sifat fisik: rasa, aroma, warna atau
memnyebabkan reaksi browning; terjadi perubahan kimia yaitu komposisi kimia dan
nilai-nilai gizinya; terjadi case hardening; terjadi penurunan mutu; dan memerlukan
perlakuan tambahan sebelum digunakan.
Klasifikasi proses pengeringan dibagi menjadi dua, yaitu pengering alamiah (sun
drying) dan pengering buatan (artificial drying). Pengeringan secara alamiah digunakan
karena energi panas murah dan berlimpah, tetapi energi panas tidak stabil atau tidak bisa
ditetapkan, waktu pengeringan sulit untuk diperkirakan dan tidak terjaminnya mutu
bahan. Pada pengeringan buatan atau artificial drying, konsumsi energi dapat diatur,
waktu pengeringan dapat ditentukan, mutu dan kebersihan bahan yang dikeringkan dapat
dijaga, serta memerlukan biaya operasional yang lebih mahal dari pada sun drying.
(Kartasapoetra, 1994)
Prinsip dasar proses pengeringan adalah penguapan air dari bahan ke udara sekeliling
karena adanya perbedaan kandungan air antara bahan dan udara. Selama pengeringan
terjadi dua proses yang berjalan simultan yakni perpindahan panas dari udara ke dalam
bahan, serta perpindahan massa uap air dari permukaan bahan ke udara pengering
sekelilingnya. Perpindahan panas dari udara ke dalam bahan pada proses pengeringan
menyebabkan air yang ada pada bahan mengalami perubahan menjadi fase uap. Proses
perpindahan panas ini terjadi karena adanya driving force berupa perbedaan temperatur
(suhu).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju pengeringan bahan antara lain: sifat fisika dan
kimia bahan (bentuk, ukuran, komposisi dan kadar air), pengaturan geometris bahan pada
permukaan alat atau media perantara perpindahan panas (seperti tray pada pengering),
sifat fisik lingkungan pengering (temperatur udara, kelembaban, kecepatan udara), dan
karakteristik alat pengering efisiensi perpindahan panas. (Anonim,2009)
Gejala perubahan suhu didalam suatu pengeringan bergantung pada sifat bahan
umpan dan kandungan zat cairnya, suhu, medium pemanas, waktu pengeringan, serta
suhu akhir yang diperbolehkan dalam pengeringan zat padat itu.
Zat padat yang akan dikeringkan biasanya terdapat dalam berbagai bentuk serpih
(flake), bijian (granula), kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), dan lembaran
senambung (continuous sheet). Pada praktuikum zat padat yang digunakan berupa
singkong yang diiris dalam bentuk lempeng atau slab.
Zat cair yang diuapkan mungkin terdapat pada permukaan, maupun di dalam zat
padat. Misalnya, pemisahan zat pelarut dari lembaran polimer, atau sebagian di luar,
sebagian di dalam. Umpan terhadap beberapa pengering mungkin berupa zat cair dimana
zat padat itu melayang sebagai partikel, atau mungkin pula berbentuk larutan. Hasil
pengeringan ada yang tahan terhadap penanganan kasar dan lingkungan yang sangat
panas, tetapi ada pula yang memerlukan penanganan hati-hati pada suhu rendah atau
sedang (Batty, 1983).
Pengeringan pangan berarti pemindahan dengan sengaja dari bahan pangan. Pada
umumnya, pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat di dalam bahan
pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor proses
pengawasan yang penting dimasukkan ke dalam satuan operasi pengeringan, yaitu:
pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan, serta
pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan dan kemudian keluar bahan untuk
mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan (Suharto, 1991).
Pada praktikum jenis-jenis alat pengering (Drayer) yang digunakan adalah pengering
talam (Tray Dryer), pengering semprot (Spray Dryer), dan pengering drum berputar
(Rotary Drum Dryer).
Prinsip Kerja
Pengering ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak
langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum.
Pengeringan dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat padat memerlukan
waktu sangat lama dan siklus pengeringan panjang yaitu 4-8 jam per tumpak.
Selain itu dapat juga digunakan sirkulasi tembus, tetapi tidak ekonomis
karena pemendekan siklus pengeringan tidak akan mengurangi biaya tenaga
kerja yang diperlukan untuk setiap tumpak.
Spesifikasi Alat
Tray Dryer terdiri dari sebuah ruang dari logam lembaran yang berisi
dua buah truk yang mengandung rak-rak (H), setiap rak memiliki sebuah
talam dangkal, sekitar 30 in persegi dan tebal 2-6 in, yang penuh dengan
bahan yang akan dikeringkan. Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7-
15 ft/det diantara talam dengan bantuan kipas (C) dan motor (D), mengalir
melalui pemanas (E). Sekat-sekat (G) membagikan udara itu secara seragam
diatas susunan talam. Sebagian udara basah diventilasikan keluar melalui
talam pembuang (B), sedangkan udara segar masuk melalui pemasuk (A).
Rak-rak itu disusun diatas roda truk (I) sehingga pada akhir siklus
pengeringan truk didapat ditarik keluar dari kamar dan dibawa ke stasiun
penumpahan talam.
Spesifikasi Bahan
Cara Kerja
Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7-15 ft/det diantara talam dengan
bantuan kipas dan motor, mengalir melalui pemanas .Sekat-sekat
membagikan udara itu secara seragam diatas susunan talam. Sebagian udara
basah diventilasikan keluar melalui talam pembuang , sedangkan udara segar
masuk melalui pemasuk.
Pada saat praktikum digunakan bahan berupa singkong yang diberi 2 macam
perlakuan, yaitu singkong dengan potongan tipis dan singkong dengan potongan
tebal. Lalu masing-masing singkong dengan ketebalan yang berbeda tersebut
diletakkan dalam tray atau rak dengan posisi yang berbeda, yaitu rak atas, rak tengah,
dan rak bawah. Berdasarkan data yang diperoleh untuk singkong tipis yang terletak di
tray atas, tengah, dan bawah memiliki kadar air akhir berturut-turut sebesar 12,66%,
0.89%, dan 14.94%. sedangkan untuk singkong tebal yang terletak pada tray atas,
tengah, dan bawah memiliki kadar air akhir berturut-turut sebesar 13.70%, 11.57%,
dan 13.47%.
Pengering Semprot (Spray Dryer)
Prinsip Kerja
Spesifikasi Alat
Spesifikasi Bahan
Cara Kerja
Drum Dryer
Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi
penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan kering
dikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat. Drum dryer sangat
cocok untuk penanganan lumpur atau padatan yang berbentuk pasta atau suspensi
serta untuk bermacam-macam larutan. Bagian drum berfungsi sebagai suatu
evaporator. Beberapa variasi dari jenis drum tunggal adalah dua drum yang berputar
dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah kedua drum tersebut.
Spesifikasi drum dryer
Proses Produksi Drum Dryer Mesin Pengering Type Screw Putar yang berbentuk
silinder, mesin ini berkapasitas 50 Kg/jam, dengan panjang; 1500 mm, Diameter
Drum luar (D3); 700 mm, Diameter Drum Dalam (D1); 360 mm, dan dilengkapi
dinding Isolasi dengan Diameter (D2); 600 mm. Selain itu, alat ini dilengkapi
dengan 2 lubang untuk in/out bahan. 2 lubang untuk in/out gas/udara panas.
Tebal pelat 3 mm untuk (D1),(D3) dan tutup drum. Tebal plat Untuk dinding
Isolasi; 1 mm. (Susanto, 2002)
Prinsip kerja drum dryer
Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar
terjadi penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan
kering dikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat.
Cara kerja drum dryer
Alat jenis ini ada yang menggunakan satu buah silinder dan ada pula
yang menggunakan dua buah silinder sebelah atas. Bahan basah diisikan dengan
cara menyemprotkannya secara kontinyu ke permukaan luar silinder sebelah atas.
Disamping itu ada juga yang berjalan mengalirkan bahan basah ke bagian bawah
silinder, kemudian waktu silinder berputar, bahan basah tersebut akan ikut
terbawa pada permukaan luar silinder yang bersuhu tinggi sehingga bahan
mengering.
Bahan basah yang akan dikeringkan di masukkan ke dalam alat melalui
pipa dan dialirkan pada drum yang berputar. Dinding drum yang panas akan
menguapkan air bahan sehingga bahan menjadi kering menurut yang
dikehendaki. Uap panas keluar dari alat melalui saluran sebelah atas. Sedangkan
bahan yang telah kering dilepaskan dari drum dengan menggunakan pisau kikis
yang diatur jaraknya terhadap drum. Kemudian bahan kering ini akan mengalir
ke bawah dan ditampung dengan menggunakan wadah yang telah diselesaikan.
(Bahri, 2005)
Kapasitas 1000kg/jam
Dimensi (cm) 300 x 1000 x 250
Ruang pengering
~Volume 4 m3
~Sistem Pengering Kontinyu
~Bahan Baja galvanis (tebal +- 7mm)
~Sistem Pemanasan Burner minyak tanah/ LPG
~Sirip pengaduk Plat ss 3 mm
~Pengadukan bahan Otomatis
~Sensor suhu Termokopel
Sistem Penggerak
~Motor diesel/ listrik 10 HP
~Jumlah 1 buah
~Sistem Penggerak Radial
~Jumlah tumpuan 4
Sistem aliran bahan
~Bahan masuk Sistem curah
~Di dalam pipa Tergantung kemiringan drum
~Bahan keluar Sistem curah
Alat pengering lainnya antara lain:
Vacum – shelf indirect drayers adalah pengering batch pemanas yang tidak
langsung serupa dengan tray dryer seperti pengering berisi sebuah ruang yang terbuat dari
besi tua atau plat baja dipaskan dengan pintu-pintu yang kuat sehingga bisa dioperasikan
di bawah vakum. Rak-rak berlubang yang terbuat dari baja dikencangkan secara
permanen di dalam ruang dan dihubungkan sejajar dengan kepala uap masuk dan uap
keluar. Tray-tray yang mengandung padatan yang akan dikeringkan sisanya di atas rak-
rak berlubang. Panas dikondensasikan melewati dinding logam dan ditambahkan oleh
radiasi dan rak atas. Untuk operasi pada temepratur rendah, sirkulasi air hangat digunakan
untuk menguapkan kelembaban. Uap biasanya melewati kondenser. Pengering-pengering
ini digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan mahal atau material sensitive yaitu
material yang mudah teroksiaasi, maka mereka berguna untuk menangani bahan-bahan
beracun atau pelarut berharga.
Continous Dryer
Continous dryer disebut juga truck tumpah atau komparedment tray dioperasikan
secara seri. Bahan padat ditempatkan di atas tray atau truck yang bergerak searah
continue melewati suatu terowongan dengan gas panas mengalir di atas permukaan
masing-masing tray. Udara panas dapat mengalir secara berlawanan (counter current),
searah atau kombinasi keduanya. Biji-bijian basah dibawa dalam bentuk lapisan setebal
25-150 mm di atas saringan atau diatas lubang-lubang sementara udara panas
dihembuskan dari atas atau dari bawah. pengering ini terdiri dari beberapa bagian yang
disarikan. Masing-masing bagian dilengkapi dengan fan dan coil pemanas, udara yang
dikeluarkan ke atmosfir oleh fan.
Rotary Dryer
Rotary dryer terdiri dari sebuah silinder berlubang yang berputar. Padatan yang
basah diumpankan ke bagian atas, umpan bergerak melalui shell. Pemanasan dilakukan
dengan kontak secara langsung, dalam bentuk yang lain panas dikontakkan secara tidak
langsung melalui dinding silinder yang telah dipanaskan.
IV.PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengeringan adalah metoda atau proses pemindahan, memisahkan atau
mengurangi kandungan cairan dalam jumlah yang kecil dari zat padat dari permukaan
bahan sampai batas tertentu sehingga perkembangan mikroorganisme maupun
kegiatan enzim yang merugikan terhambat atau terhenti,dengan bantuan media
pengering yang berupa uap panas yang dialirkan melewati suatu bahan yang akan
dikeringkan.
Klasifikasi proses pengeringan dibagi menjadi dua, yaitu pengering alamiah (sun
drying) dan pengering buatan (artificial drying). Sedangkan prinsip dasar proses
pengeringan adalah penguapan air dari bahan ke udara sekeliling karena adanya
perbedaan kandungan air antara bahan dan udara. Pada pengeringan alami dilakukan
dengan tray dryer, spray sryer, dan drum dryer.
Tray dryer merupakan alat pengering yang berbentuk seperti rak-rak di dalam
mesinnya, lamanya pengeringan dapat ditentukan dengan posisi letak bahan itu
dikeringkan, yaitu rak atas, tengah dan bawah. Dari hasil praktikum dengan
menggunakan bahan singkong yang di potong dengan ketebalan berbeda, yaitu tebal
dan tipis dapat disimpulkan bahwa ukuran ketebalan bahan yang dikeringkan akan
berepengaruh terhadap hasil akhir atau kadar airnya.
Spray Dryer merupakan pengering yang digunakan untuk menguapkan dan
mengeringkan larutan dan bubur (slurry) sampai kering dengan cara termal, Sehingga
didapatkan hasil berupa zat padat yang kering. alat ini akan menghasilkan bubuk
yang berbanding lurus dengan konsentrasi larutan maltodekstrin yang di masukkan.
Begitu juga dengan drum dryer, alat ini merupakan alat yang digunakan untuk
mengeringkan bahan yang berbentuk larutan, bubur maupun pasta dengan
menggunakan silinder berbahan logam yang berputar sebagai media pemanas dengan
sumber panas yang berasal dari uap air dan pemanas berlangsung secara konduksi.
Banyaknya bubuk yang dihasilkan juga berbanding lurus dengan larutan
maltodekstrin yang di masukkan ke drum dryer.
Kerugian pengeringan antara lain terjadi perubahan pada struktur, tekstur dan
tampilan bahan pada bahan; terjadi perubahan pada sifat fisik: rasa, aroma, warna atau
memnyebabkan reaksi browning; terjadi perubahan kimia yaitu komposisi kimia dan
nilai-nilai gizinya; terjadi case hardening; terjadi penurunan mutu; dan memerlukan
perlakuan tambahan sebelum digunakan. Selain itu pengeringan juga memiliki
keuntungan diantaranya: mempermudah dan menghemat ruang penyimpanan saat
pengepakan hal ini dikarenakan volume bahan mengecil; lebih ringan karena volume air
dalam bahan makin sedikit, sehingga memudahkan pengangkutan; biaya produksi
menjadi lebih murah; bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang
lebih lama (lebih awet).
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim].2010.Pengeringan.http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-edy-8863-mesin [1April
2010].
Bahri, Saipul. 2005. Pengeringan Padi. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Batty, j. Chair. 1983. Food Engineering Fundamentals. New York: John Wiley and
Sons.
Incropera, Frank P. 1981. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. Singapore: John
Wiley and Sons.
Susanto, Edy. 2002. Perancangan Proses Produksi Drum Dryer. Sumber on line : ITB
Central library. [2 April 2010].
LAMPIRAN