PENDAHULUAN
luas, dan dan proses pembelajaran di kelas sangat penting. Dalam kondisi apapun,
guru adalah aktor dan faktor utama penentu kualitas pendidikan di sekolah.
ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang
berbagai factor, di antaranya salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh
guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah
kontribusi guru terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 36%, sementara
belajar dan sarana fisik, masing-masing sebesar 34%, 22%, 18%, dan 26%. Hasil
ini diperkuat oleh penelitian Sudjana (2002 : h. 42), bahwa hasil belajar siswa
sebesar 32,43%, penguasaan materi pelajaran sebesar 32,38%, dan sikap guru
aspek kinerja guru terhadap hasil dan prestasi belajar siswanya. Artinya, meski
dengan berbagai kondisi keterbatasan, baik yang dimiliki oleh guru maupun
sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah, guru merupakan faktor kunci
Cruickshank (1990 : h. 10-11), bahwa terdapat empat variabel atau faktor yang
kinerja guru, serta sikap dan motivasi belajar siswa. Artinya, bila kinerja guru
belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai
siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena
kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi
yang tepat.
Oleh karena itu, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini
bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil
karena motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan.
Terkait dengan hal ini, terdapat beberapa motivasi yang digunakan guru
terhadap bahan pelajaran agar siswa tidak merasa bosan, seperti : memberikan
tugas dan hukuman. Dengan adanya motivasi yang kuat dalam diri siswa akan
meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena
dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai."
dalam belajar, karena dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses
belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat
diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi
yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya.” Imran (1996 : h.
tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan
dimilikinya agar siswa yang dibimbingnya mampu mencapai prestasi atau hasil
dengan kandungan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 (1),
serta PP RI No. 19/2005 tentang SNP Pasal 28 (3), yang menyatakan bahwa untuk
mencapai prestasi belajar siswa yang tinggi, maka guru harus memiliki empat
belajar siswa pun meningkat, yang berdampak pada peningkatan hasil belajarnya,
has several effects on student’s learning and behavior : It directs behavior toward
particular goal. It leads to increase effort and energy. It increases imitation of,
performance.” (Motivasi dapat mempengaruhi sikap dan cara belajar siswa dalam
Terkait dengan hal ini, Woolfolk dan Nicolich (1984 : h. 287) sependapat,
bukan sekedar dorongan untuk berbuat, tetapi juga mengacu pada suatu ukuran
acuan bagi individu yang bersangkutan pada saat ia belajar, menjalankan tugas,
jawab, 3) Inovatif, dan 4) Mengantisipasi keadaan. Uraian ini sejalan dengan yang
yang tinggi, serta menunjukkan motivasi berprestasi yang tinggi. Hal ini
mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu,
upaya awal yang harus dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah
peningkatan kualitas dan kinerja guru. Salah satu upaya kea rah tersebut, adalah
Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut pada Tahun
siswa?
3. Seberapa besar dampak kinerja guru dan motivasi belajar siswa secara
belajar siswa.
Sardiman, A.M. (1990). Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa. Cetakan Ke-12.
Jakarta : CV Rajawali
Oleh :
TITIN KARTIKA
NIM :
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKKAN
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
2010