Anda di halaman 1dari 19

Paradigma Korelasi-Regresi Pengujian Hipotesis Asosiatif Pedoman untuk Memilih Teknik Korelasi dalam Pengujian Hipotesis Macam/Tingkatan Sumber

Jenis Teknik yang Hubungan Data Data Statistik Digunakan Komparatif Variabel sampel independen Nominal Non Koefisien Mengandung Parametris Kontingensi Chi kuadrat Ordinal (ranking) Beda 1. Non 1. Rank1. distribusi Parametris Spearman data tidak 2. untuk data 2. Kendall harus normal > 10 dapat (tau B) dikembangkan menjadi korelasi parsial Interval dan Ratio Sama Parametris PearsonDistribusi Product data normal Moment, Korelasi Ganda dan Korelasi Parsial Hal 212-213, dan 224, 228, 237 1. Pearson-Product Moment a. Untuk koefisien korelasi populasi diberi simbol rho () b. Untuk koefisien korelasi sampel diberi simbol r c. Untuk korelasi ganda diberi simbol R Pedoman untuk memberika interpretasi terhadap koefisien korelasi (hal 216) Interval Koefisien 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Sumber : Sugiyono, 2005, Statistik untuk Penelitian, Bandung : CV Alfabeta

Uji Hipotesis Teknik Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik paradigma jalur (path analysis) sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2009 : 46), bahwa untuk skema operasional variabel sebagaimana telah dikemukakan, dilakukan analisis korelasi dan regresi, sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir (Z), harus melalui variabel intervening (Y). Adapun rincian analisis data adalah sebagai berikut : 1) Pengaruh lingkungan kerja terhadap kreativitas guru menggunakan regresi Pearson-Product Moment, karena berasal dari sumber data yang sama, dan data bersifat interval atau ratio (Sugiyono, 2005 : 212-237). 2) Pengaruh kebijakan kepala sekolah terhadap kreativitas guru

menggunakan regresi Pearson-Product Moment, karena berasal dari sumber data yang sama, dan data bersifat interval atau ratio. 3) Pengaruh kebijakan kepala sekolah terhadap lingkungan kerja

menggunakan regresi Pearson-Product Moment, karena berasal dari sumber data yang sama, dan data bersifat interval atau ratio. 4) Pengaruh lingkungan kerja dan kebijakan kepala sekolah terhadap kreativitas guru menggunakan korelasi ganda, karena berasal dari sumber data yang sama, dan data bersifat interval atau ratio. 5) Pengaruh kreativitas guru terhadap mutu sekolah menggunakan korelasi Rank Spearman, karena berasal dari sumber data yang berbeda, dan data bersifat interval atau ratio (Sugiyono, 2005 : 212-237).

Hasil interpretasi korelasi dijelaskan berdasarkan tabel pedoman interpretasi berikut : Tabel Pedoman Interpretasi Tingkat Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat Sumber : Sugiyono, 2005 : 216

Adapun uji hipotesis menggunakan uji t hitung dan F hitung dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara parsial maupun secara sekaligus. Uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji dua pihak (two-tail test) secara asosiatif untuk menguji pengaruh masing-masing variabel dengan rincian : 1) H0 : = 0 : Tidak ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kreativitas guru H1 : 0 : Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap kreativitas guru 2) H0 : = 0 : Tidak ada pengaruh kebijakan kepala sekolah terhadap kreativitas guru H1 : 0 : Terdapat pengaruh kebijakan kepala sekolah terhadap kreativitas guru

3) H0 : = 0

Tidak ada pengaruh kebijakan kepala sekolah terhadap lingkungan kerja

H1 : 0

Terdapat pengaruh kebijakan kepala sekolah terhadap lingkungan kerja

4) H0 : = 0

Tidak ada pengaruh lingkungan kerja dan kebijakan kepala sekolah terhadap kreativitas guru

H1 : 0

Terdapat pengaruh lingkungan kerja dan kebijakan kepala sekolah terhadap kreativitas guru

5) H0 : = 0

Tidak ada pengaruh kreativitas guru terhadap mutu sekolah

H1 : 0

Terdapat pengaruh kreativitas guru terhadap mutu sekolah

Pengujian seluruh hipotesis dilakukan dengan teknik korelasi sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya dalam sub teknik analisis data, dengan rincian sebagai berikut : Korelasi Pearson-Product Moment menggunakan rumus :
rxy =

xy (x )( y )
2 2

*)Perhitungan koefisien korelasi Spearman (rs) menggunakan rumus :


rs = 1 n(n 2 1) 6d 2

n = jumlah responden, bila n = 12 d = selisih antara ranking skor variabel 1 dengan variabel 2 untuk tiap responden d2 = kuadrat d d2 = jumlah kuadrat d untuk seluruh responden, bila bernilai = 76 Didapatkan :
rs = 1 676

12 (12 2 1)

= 0,736

Dengan fungsi Excel digunakan : =(1 - ((6*76)/(12*(12^2)-1))) Uji Signifikansi rs untuk menguji hipotesis : Dengan menghitung rasio kritis (critical ratio = CR) :
CR = rs n 2 1 rs2

Dalam Excel : =0,736*sqrt((12-2)/1-0,735^2)) = 3,437961 Dibandingkan dengan harga t tabel : =TINV(0,1;19) = 1,812 Sehingga Ho ditolak, bila CR > t tabel Ho diterima, bila CR < t tabel

Dari contoh : CR > t tabel, sehingga Ho ditolak, atau hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara variabel 1 dan 2 diterima. *)Sumber : Satria, Eri, dkk. , 2005. Aplikasi Excel dalam Statistika. Garut : Lab.Komputer Fekon Uniga, hal. 81-88

Sedangkan untuk sekaligus menghitung persamaan regresi digunakan rumus :

rxy =

{n x
hitung

n xi yi ( xi )( yi )
2 2 i

( xi ) n yi ( yi )
2

}{

}
r n 2 1 r 2

Untuk menguji seberapa kuat korelasi yang terjadi maka dilakukan uji signifikansi korelasi dengan uji atau rumus t hitung berikut : Kemudian hasil t dibandingkan dengan t
tabe

t hitung =

l pada taraf signifikansi

yang diinginkan (1%, 5% atau 10%) untuk uji dua pihak dengan derajat kebebasan (df) = jumlah data jumlah variabel yang diuji korelasinya (biasanya 2), sehingga didapatkan rumus : df = n 2. Jika harga t
hitung

lebih besar dari t tabel,

maka H0 ditolak atau H1 diterima, dan dapat dilakukan analisis selanjutnya yaitu mencari persamaan regresi partial atau ganda dengan rumus masing-masing sebagai berikut : ...dst Dimana : Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta atau bila harga X = 0 b = koefisien regresi X = nilai variabel indenpenden (X1 , X2 atau X3)(Sugiyono,2009:187-188) Y = a + bX atau Y = a + bX1 + bX2 + bX3,

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D, Bandung : Alfabeta

Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2009 : 81). Berdasarkan rumus penentuan sampel menurut Isaac dan Michael (dalam Sugiyono, 2009 : 87), yaitu :
s=

2 .N .P.Q. d 2 ( N 1) + 2 .P.Q

Keterangan :

2 dengan dk =1, taraf kesalahan 1%, 5% atau 10%

P = Q = 0,5

d = 0,05

s = jumlah sampel

Berdasarkan tabel Isaac dan Michael, untuk jumlah populasi guru 381 (antara 380 400), maka jumlah sampel yang didapatkan dengan taraf kesalahan 5% adalah antara 182 186 siswa, sehingga diputuskan untuk mengambil 185 orang guru, semata-mata demi kemudahan proses analisis data. Sehubungan selisih jumlah guru, jumlah siswa dan jumlah orang tua, tidak terlalu jauh, maka diputuskan bahwa sampel representatif guru dan orang tua siswa untuk masing-masing sekolah dianggap sama, sehingga tidak diperlukan perbandingan proporsional. Untuk itu, diambil rata-rata lima orang guru dan lima orang tua siswa sebagai sampel dari tiap sekolah, yang merupakan perbandingan jumlah populasi guru dengan jumlah sekolah, atau 185/37 = 5 orang.

Sampel guru dan orang tua siswa untuk masing-masing sekolah diambil secara proporsional sesuai dengan data populasi yang ada pada Tabel di atas. Namun secara keseluruhan, jumlah populasi di tiap sekolah rata-rata sama, sehingga jumlah sampel yang diambil sebagai responden juga hampir sama. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (Sukmadinata, 2005 : 52). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan secara deskriptif. Penelitian ini didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena obyek yang dikaji secara deskriptif untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa yang ada.yang terkait dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner terhadap guru-guru tentang kebijakan kepala sekolah, lingkungan kerja dan kreativitasnya; serta kuesioner terhadap orang tua siswa tentang mutu sekolah. Teknik lain yang digunakan adalah studi dokumentasi untuk mengetahui deskripsi mutu sekolah berdasarkan sumber data tertulis, dll. Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang sebenarnya sesuai dengan sampel penelitian, dilakukan dulu uji validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner secara judgment experts. Artinya, meminta bantuan kepada ahli (pembimbing) terhadap validitas internal (konstruk) tentang aspek-aspek yang diteliti berlandaskan teori yang relevan. Untuk penelitian ini

digunakan instrumen angket terhadap terhadap responden, yaitu kepala sekolah dan guru. Kuesioner dan wawancara terhadap kepala sekolah dilakukan untuk mengumpulkan data tentang Variabel Pengelolaan Konflik (X). Adapun terhadap responden guru dilakukan untuk mengumpulkan data tentang Variabel Kinerja Guru (Y). Instrumen yang diberlakukan, sebelumnya diuji dahulu validitas dan reliabilitasnya secara keseluruhan agar dihasilkan data yang valid dan reliabel. Validitas menunjukkan kemampuan instrumen dalam mengukur dengan tepat dan benar apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid menunjukkan bahwa instrumen tersebut layak dan handal digunakan sebagai alat ukur data, sehingga diharapkan menghasilkan penelitian yang valid yang memiliki kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Kusnendi, 2008 : 94) Pengujian validitas berdasarkan tingkat korelasi antara skor tiap item soal dibandingkan terhadap skor total seluruh item (item-total correlation) atau dengan menggunakan korelasi item total yang dikoreksi(corrected item-total correlation). Suatu instrumen dikatakan valid bila skor item tersebut memiliki korelasi positif dan signifikan (nilai hitung 0,05) dengan rumus Korelasi Product Moment. Adapun nilai korelasi item-total yang dikoreksi diindikasikan valid jika nilai korelasi itemtotal yang dikoreksi yang didapatkan > 0,25 atau 0,30; dan sebaliknya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas menggunakan Metode Cronbachs Alpha Coefficient atau Koefisien

Cronbach Alpha. Bila koefisien tersebut menunjukkan nilai 0,70, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut reliabel (Kusnendi,2008 : 94-95). Sehubungan dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, maka untuk mempermudah, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan bantuan Program Excel 2003 dan SPSS Ver. 17.0. Setelah itu baru dilakukan uji coba instrumen (Sugiyono, 2009 : 125). Uji coba validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 30 responden uji coba sebagaimana disarankan oleh Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009 : 126-128) menggunakan rumus :
t hitung = X1 X 2 s gab 1 1 + n1 n2

Rumus baku untuk validitas di atas, menerapkan prinsip mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi (27%) dan jawaban rendah (27%) dari sampel uji coba; atau menggunakan analisis daya pembeda dengan uji t (t test) dengan rumus : Dimana :

s gab =

( n1 1) s12 + ( n2 1) s2 2 ( n1 + n2 ) 2

Untuk mengetahui perbedaan tersebut signifikan atau tidak, maka harga t


hitung

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikansi tertentu berdasarkan derajat


hitung

kebebasan (df) = (n1 + n2) 2. Bila t

lebih besar dari t

tabel

, maka perbedaan

tersebut signifikan, sehingga instrumen dapat dinyatakan valid. Adapun untuk uji coba reliabilitas instrumen bisa digunakan salah satu dari beberapa rumus yang relevan, atau mengingat kompleksnya perhitungan, disarankan menggunakan komputer (Menu Statistik Excel atau SPSS 17.0) :
ri = 2rb 1 + rb

1) Metode Belah-Dua (split-half) Spearman-Brown : Keterangan : ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi Product-Moment antara belahan pertama dan kedua 2) Kuder-Richardson (KR 20) :
2 k st pi qi ri = 2 ( k 1) st

3) Kuder-Richardson (KR 21) :

ri =

k M (k M ) 1 2 ( k 1) kst

Keterangan : k pi qi si2 M

= jumlah item dalam instrumen = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 = 1 pi = varians total = mean skor total
ri =1 MK e MK s

4) Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt) :

Keterangan : MKs = mean kuadrat antara subyek MKe = mean kuadrat kesalahan Ri = reliabilitas instrumen (Sugiyono, 2009 : 131-132)

Berhubung populasi penelitian ini cukup besar, maka peneliti mengambil sebagian di antaranya sebagai sampel melalui teknik random dengan jumlah tertentu berdasarkan Rumus Slovin :
n= N ( Nxe 2 ) +1

Keterangan : n = Jumlah minimal sampel responden yang dibutuhkan. N = Jumlah populasi responden. e = Nilai kritis (toleransinya) sebesar 10%. Berdasarkan rumus tersebut didapat jumlah guru yang menjadi responden, yaitu sebanyak :
n= 932 932 932 = = = 90 ,31 2 (932 x 0,1 ) +1 9,32 +1 10 ,32

Penulis menggunakan pertimbangan lain, di antaranya supaya data yang didapatkan cukup representatif, maka diputuskan untuk mengambil sampel guru sebanyak dua kali dari hasil Rumus Slovin tersebut, yaitu 180,62 orang atau mendekati 180 orang. Hal ini berdasarkan acuan, bahwa untuk populasi yang jumlahnya lebih dari 100, boleh mengambil lebih dari 15% jumlah populasi sebagai responden. (Setiasih, 2000 : 70) Dengan teknik tersebut, maka sampel yang diambil sebagai responden, Adapun hasil penentuan jumlah responden siswa dan orang tua siswa untuk masing-masing SMP dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagaimana diusulkan dalam Sugiyono (2006 : 130), yaitu : Keterangan :
R= A xC B

R = jumlah responden masing-masing SMP A = jumlah sampel masing-masing SMP B = jumlah sampel populasi total seluruh SMP C = jumlah sampel representatif sesuai dengan rumus Isaac dan Michael Dengan rumus tersebut, maka didapatkan jumlah responden proporsional untuk masing-masing SMP sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.

Teknik Analisis Data Berdasarkan operasionalisasi variabel, penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan memanfaatkan statistik deskriptif dan hubungan korelasi

Pearson Product-Moment antara dua variabel (sumber data sama), korelasi RankSpearman (sumber data beda), serta regresi sederhana antara dua variabel. Untuk menganalisis data dari tiap variabel penelitian secara sendirisendiri, tanpa melibatkan hubungan korelasional antar variabel tersebut digunakan analisis deskriptif. Analisis ini secara sederhana digambarkan dengan penafsiran terhadap tanggapan responden untuk setiap indikator dari masing-masing subvariabel menggunakan garis kriterium (kategori) sebagaimana diusulkan oleh Sugiyono (2006 : 137,144) berikut :

Gambar 3 Garis Kriterium (Kategori)


0% 19,9% sangat tidak baik 20% 39,9% Tidak baik 40% 59,9% cukup baik 60% Baik 79,9% 80% 99,9% sangat baik 100% Ideal

Garis ini didapatkan dengan membandingkan antara total skor tanggapan yang diberikan seorang responden terhadap suatu variabel atau subvariabel, dengan total skor ideal (kriterium) yang seharusnya didapatkan, lalu dikalikan 100%. Analisis deskriptif ini juga bisa digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian total skor seluruh variabel yang diberikan oleh seluruh responden terhadap total skor ideal seluruh variabel yang seharusnya didapatkan.

Hubungan regresi-korelasi sederhana yang digunakan menggambarkan paradigma hubungan antara variabel independen X1 dengan satu variabel dependen X2, X2 dengan X3, dan X3 dengan Y. Besaran naik-turunnya harga Y bisa diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3, dengan persamaan regresi :

Y = a + bX3 (Sugiyono, 2009 : 44) Untuk menguji seberapa kuat korelasi antara dua variabel independen sekaligus terhadap satu variabel dependen yang terjadi maka dilakukan uji signifikansi korelasi dengan uji F atau rumus F hitung berikut :
R2 k = 1 R2 ( n k 1)

Fhitung

Keterangan : R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel (Sugiyono, 2009 : 192) Kemudian hasil F
hitung

dibandingkan dengan F

tabel

pada taraf signifikansi

yang diinginkan (1%, 5% atau 10%) untuk uji dua pihak dengan derajat kebebasan (df) pembilang = k, dan df penyebut = (n k 1), sehingga didapatkan jika harga F
hitung

lebih besar dari F

tabel

, maka koefisien korelasi ganda yang diuji

adalah signifikan. Artinya, H0 ditolak atau H1 diterima. Cuplikan Rumus Slovin dari Estela G. Adanza halaman 82

Anda mungkin juga menyukai