Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Pada Mata Kuliah KIMIA

Dibuat oleh :
NAMA:Iwa Kartiwa
NIM : 2403209007
JURUSAN : Peternakan

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,para sahabat serta kita
sekalian sebagai umatnya sampai akhir jaman. Amien.

Makalah Pengelolaan Limbah Ternak ini dapat memberi gambaran yang


sangat jelas dan nyata akan keadaan peternakan di Negara kita khususnya mengenai
penangan limbahnya. Dimana Pengelolaan Limbah Ternak ini akan memberikan
keuntungan yang multi dimensi, baik untuk peternak, pemerintah, maupun untuk
insane yang bergerak di bidang peternakan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, baik isi maupun
penyajiannya.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalh ini,
disampaikan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga, semoga menjadi amal
shaleh dan mendapat imbalan berlipat ganda dari Allah SWT. Amin

Garut, Desember 2009


Penyusun
Karyono Mikarsono
PENDAHULUAN
Sebagian besar tanah di pulau jawa, telah mengalami kerusakan, baik secara
fisik, kimia maupun secara biologis, ini diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia
yang terus menerus tanpa di imbangi dengan penggunaan pupuk organic dan akibat
terjadinya erosi.
Guna memperbaiki kerusakan tanah dan kembali meningkatkan produktivitas
lahan sebagai media tumbuhnya tanaman, di perlukan upaya perbaikan tanah / lahan
( reklamasi ), penggunaan pupuk organic yang berkualitas dan berdaya gun
merupakan alternative untuk perbaikan itu.
Pengolahan pupuk organik yang berkualitas dan berdaya guna dalam
produksinya menggunakan bahanbaku yang berkualitas dan bebas dari bahan kimia,
dip roses dengan metode dekomposisi dengan menggunakan Starter Mikroba Stardec
yang telah teruji dan di gunakan secara luas untuk tanaman pangan, sayuran, buah-
buahan maupun tanaman perkebunan.

LATAR BELAKANG
Melimpahnya bahn baku untuk pembuatan pupuk organik, yaitu limbah
peternakan sapi yang berupa kotoran dan urine nya, dimana limbah ini di lingkungan
peternak menjadi masalah yang sulit di atasi, karena jumlahnya yang sangat banyak
dan baunya yang menyengat.
Selama ini peternak membuang limbah itu ke parir atau selokan akibatnya
selain terjadi pendangkalan selokan dan sungai, juga apabila musim hujan tiba,
wilayah yang berada di bawahnya terbanjiri oleh kotran yang meluap dari selokan, ke
jalan, pekarangan, bahkan ke rumah penduduk yang akibatnya muncul protes dari
masyarakat yang terkena dampak ini.
PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK (FECES) SAPI DENGAN
MENGGUNAKAN EM-4 DAN STARDEC
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan usaha peternakan
khususnya ternak sapi adalah lingkungan hidup utamanya dalam hal pengelolaan
limbah. Limbah kandang terutama feces dan urine merupakan masalah yang paling
penting karena merupakan sumber pencemaran lingkungan yang paling dominan
diareal peternakan sapi. dalam upaya sanitasi kandang, sistem pembangunan kotoran
ternak memerlukan konstruksi khusus supaya kotoran tersebut dapat dikelola dengan
baik dan dapat dimanfaatkan dalam bentuk pupuk organik agar tercipta lingkungan
yang sehat
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu penerapan suatu teknologi tepat guna seperti
penanganan limbah ternak untuk pupuk organik dengan metode EM-4(Efektive
Mikroorganisme 4) dan stardec. pembuatan kompos dengan menggunakan EM-4 dan
Stardec, pada hakekatnya merupakan bahan-bahan organik dan membiarkannya
terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah
sebelum digunakan sebagai pupuk.
Efektive Organisme 4 (EM-4) merupakan larutan berisi mikroorganisme fermentasi
yang bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik dalam kondisi
Aerob sehingga dapat mempercepat proses pengomposan dan menambah unsur hara
tanah sedangkan stardec merupakan bubuk yang mengandung mikroba yang dapat
mengurai bahan organik menjadi kompos.

Adapun hasil yang diperoleh setelah menggunakn kedua jenis ini untuk pembuatan
kompos adalah sebagai berikut:
a. Hasil pengomposan dengan menggunakan EM-4 adalah waktu yang diperlukan
dalam pembuatan kompos lebih cepat dan berwarna merah kecoklatan, baunya tidak
tajam, tidak lengket ditangan dan berwarna merah kehitaman dengan kandungan zat
haranya adalah Nitrogen (N) 1,72%, Karbon (C) 5,52%, fosfor (P2O5) 2,21%,
Kalium (K2O) 1,62% dan C/N 3,2%.
b. Hasil pengomposan dengan menggunakan stardec dicirikan dengan warna hijau
kecoklatan, strukturnya tidak menggumpal jika dipegang, baunya tidak menyengat,
suhunya cenderung hangat dan lambat laun menjadi dingin. kandungan zat haranya
adalah kelembaban 65%, Nitrogen (N) 1,90%, Karbon (C) 40,9%, Fosfor 1,89%,
Kalium 1,96% dan C/N 21,5%.
STANDART PROSES PUPUK ORGANIK DENGAN STARDEC
Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus tanpa di imbangi dengan penggunaan
pupuk organic telah terbukti berakibat pada rusaknya fisik, kimia maupun biologi
tanah.
Pemakaian pupuk organic dengan tetap memperhatikan pemakian pupuk kimia
( anorganik ) secara berimbang telah terbukti memperbaiki kesuburan fisik, kimia
maupun biologi tanah.
Penyediaan pupuk organic baik dari segi kuantum maupun kestabilan kualitas
merupakan tantangan tersendiri.
CARA PENGOLAHAN
Bahan Baku
- Limbah organic pertanian / peternakan ( kotoran ternak, sampah kota dll )
- Serbuk gergaji ( kayu yang lunak )
- Abu ( bekas pembakaran bahan organic )
- Kalsit ( CaCo3 ) / dolomite
- Stardec
Bahan – bahan tersebut di campur hingga homogeny dan di tumpuk pada tempat yang
ternaung dengan ketinggian minimum 1,5 meter.
Aerasi dilakukan dengan jalan melakukan pembalikan / panyisiran dilakukan 7 hari
sekali sebanyak 4 kali.
Selama proses kadar air di jaga kurang lebih 60%.
Akumulasi energy berupa panas diharapkan terjadi sampai suhu 70 derajat selama 2
minggu.
Proses dekomposisi akan berhenti secara alami, suhu turun menjadi kurang lebih 30
derajat, kadar air kurang lebih 40%, dan akan di hasilkan pupuk organic berkualitas
dan berdaya guna yang lazim di sebut “Fine Compost”.
Bangunan lokasi penghomposan menggunakan lantai tanah dan ternaungi ( aman dari
hujan dan sinar matahari secara langsung )
Bahan baku berupa kotoran ternak ( limbah organic ), serbuk gergaji, abu, kalsit, di
susun berlapis-lapis hingga ketinggian kurang lebih 150 Cm.
Antar lapisan ditaburi starter bakteri Stardec
Bahan di campur hingga homogeny dengan cara disisir cangkul dari atas ke bawah,
untuk kemudian di tumpuk pada tempat proses dengan ketinggian kurang lebih 150
Cm.

Anda mungkin juga menyukai