Putut Har Riyadi 1), Azis Nur Bambang1), Tri Winarni Agustini 1)
ABSTRAK
Permasalahan mutu dan keamanan pangan produk hasil perikanan terjadi pada
berbagai jenis produk, tahapan kegiatan maupun wilayah dengan berbagai jenis bahan
berbahaya dan sumbernya dengan karakteristik yang berbeda. Timbulnya permasalahan ini
disebabkan oleh berbagai aspek meliputi teknis, ekonomi, sosial budaya, maupun
kelembagaan. Dalam rangka meningkatkan keamanan pangan produk hasil perikanan perlu
dilakukan kajian terhadap perumusan pengembangan kebijakan jaminan mutu dan keamanan
produk hasil perikanan.
Aspek utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah aspek mal-praktek penggunaan bahan
tambahan makanan (food additives) yang merupakan salah satu dari permasalahan mutu dan
keamanan pangan produk perikanan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei. Analisis data akan dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif.
Terdapat bukti penggunaan bahan tambahan makanan (food additive) ilegal (formalin dan
peroksida) pada penanganan dan pengolahan produk ikan segar dan ikan asin di 6 (enam)
lokasi penelitian. Sedangkan untuk kerupuk dan terasi tidak terbukti bahan tambahan
makanan (food additive) ilegal (boraks dan rhodamin B). Pengembangan kebijakan jaminan
keamanan dan mutu produk perikanan dapat dilakukan berbagai langkah diantaranya adalah :
pengembangan bahan tambahan makanan alternatif, pengembangan dan penerapan standar
mutu, perbaikan tata niaga bahan kimia ilegal, kampanye makan ikan, penyadaran
masyarakat, pengembangan kelembagaan, pengembangan SDM, keterpaduan dan
pengembangan sistem pengawasan.
1)
Staf Pengajar FPIK UNDIP
30
Problems encountered on food safety and quality of fisheries products occurs for
various types of products, steps of activity and areas with various types of dangerous toxic
substances as well as their sources together with their different characteristics. The
occurance of this problems are caused by various aspects coverung technical, economical,
social, cultural and institutional aspects. In order to improve the food safety of fisheries
products, it is necessary to study the formulation for the policy developments on quality
assurance of safety and quality of fisheries products.
The main aspects studied in this research was malpractice aspects on the usage of food
additives, which is one of the concern of the food quality and safety for fisheries products. The
method of data collecting applied on this research was the survey method. The data analysis
was carried out qualitatively and quantitatively.
There were evidences on the usage of illegal food additives (formaline and hydrogen
peroxide) on the handling and processing of fresh and salted dried fish products on 6 (six)
research locations. There was, however, no evidence on the usage of illegal food additives
(borax and rhodamine B) on fish/ shrimp crackers and fish paste. The policy development on
the quality assurance of safety and quality of fisheries products can be carried out in various
steps, among others are : develop alternative food additives, developing and implementing
quality standard, fixing illegal chemistry trade systems, fish consumtion campaign, embracing
community alert, developing institution, developing human resources, integrating and
developing control systems.
31
ketrampilan yang diperoleh secara turun dilakukan berdasarkan jenis produk dan
memiliki sarana air bersih, permodalannya yakni ikan segar, ikan asin/ kering,
sangat lemah, peralatan yang digunakan kerupuk, dan terasi dengan pembatasan
sangat sederhana, dan pemasaran produk wilayah di Pantura Jawa Tengah (Tegal,
hanya terbatas pada pasaran lokal Pekalongan, Semarang, Pati dan Rembang)
pangan produk perikanan terjadi pada praktek diantara para pengolah ikan dan
berbagai jenis produk, tahapan kegiatan produk perikanan dibatasi pada aspek
maupun wilayah dengan berbagai jenis teknis, ekonomi, sosial budaya, dan
Putut Har Riyadi, Azis Nur Bambang, Tri Winarni Agustini, Analisis Kebijakan Keamanan Pangan … 32
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Propinsi Jawa Tengah dilihat dari cara
3.1. Gambaran Umum perlakuannya meliputi dipasarkan segar
Berdasarkan data dari Direktorat (31,37 %), pengeringan/ penggaraman
Jenderal Perikanan Tangkap (2003) (46,41 %), pemindangan (15,52 %), terasi
Putut Har Riyadi, Azis Nur Bambang, Tri Winarni Agustini, Analisis Kebijakan Keamanan Pangan … 38