23
ibid . Hlm. 59 25
http://abd--azis.blogspot.com/ . Tgl 28-04-2011. Jam 21:28.
24
ibid . Hlm. 61-62 26
Ibid.
4
b. Pola sikap siswa terhadap guru dalam interaksi “Dan para wanita mendapat hak yang seimbang dengan
edukatif pada pendidikan. kewajibannya menurut cara yang makruk. Akan tetapi para suami
Bentuk pola sikap siswa terhadap guru, pada mempunyai satu tingkatan dari pada isterinya”
pendidikan islam klasik berdasarkan pada beberapa nilai, Akan tetapi dalam praktek persamaan spiritual, tidak
meliputi ; pola ketaatan, pola kasih sayang, dan Pola selalu disertakan dengan persamaan dalam bidang intelektual di
komunikasi satu arah dan banyak arah27. antara wanita dan pria. Hal ini dapat kita lihat kadang-kadang
6. Pendidikan Wanita Dalam Lintas Sejarah dalam bidang pendidikan. Studi tentang pendidikan bagi wanita
Para wanita Arab sebelum datangnya Islam telah dalam umat Islam memperlihatkan dua pendapat yang berbeda
mempunyai hak dan kesempatan belajar yang terkenal pada masa yaitu yang menerima dan bahkan yang menolak.
itu, maka di kalangan wanita telah terdapat wanita-wanita tukang a. Pendapat yang menolak pendidikan wanita
tenun dan penyai’r-penya’ir dan orang-orang yang mempunyai Para ulama yang menolak pendidikan wanita , yaitu tidak
pengetahuan dalam menulis. boleh mengajar wanita selain agama dan Al Quran, dan dilarang
Pendidikan wanita dalam Islam tidak terlepas pada mengajarkan menulis. Wanita yang diberi pelajaran menulis
sejarah awal penyebaran Islam di masa Nabi Muhammad SAW, diserupakan dengan ular yang menghirup racun. Pendukung
Islam mengajarkan persamaan status pria dengan wanita dalam pendapat ini mengambil dasar dari Ali bin Abi Thalib yang
aspek-aspek spritual dan kewajiban keagamaan dan yang menjumpai seorang pria yang sedang mengajarkan menulis
membedakan adalahnya akhlak yang baik dan buruk. kepada seorang wanita, lalu beliau menegur, “jangan kamu
Sebagaimana di contohkan pada masa Nabi masih hidup seorang menambah kejahatan dengan kejahatan.” Selanjutnya pendukung
wanita bangsawan dan berketurunan tinggi dari kalangan Quraisy pendapat ini meriwayatkan bahwa ‘Umar bin Khattab melarang
pernah mencuri dan karenanya ia dikenakan hukuman. Dan ada wanita belajar menulis. Disamping itu mereka menisbahkan para
seseorang yang ingin membelanya. Kemudia Nabi mengambil wanita dengan kekurangan dari segi akal dan agama, dan
sikap, seraya berkata, “apakah engkau akan membela seseorang kekurangan ini merupakan faktor yang menyebabkan tidak boleh
dalam hukum yang telah ditentukan Tuhan ?”. Selanjutnya beliau mengajarkan pengetahuan kepada para wanita.
berpidato yang isinya menyebutkan. ”Wahai manusia b. Pendapat yang memperbolehkan pendidikan wanita
sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadi sesat, karena Para pendukung yang memberi pengajaran kepada wanita
apabila seorang bangsawan mencuri, mereka membiarkannya, dan dengan menggunakan dalil-dalil dari hadits Nabi yang
apabila orang-orang lemah mencuri mereka menegakan hukum menganjurkan untuk memberi pengajaran kepada wanita, sebagian
terhadapnya, Demi Allah sekiranya Fathimah anak Muhammad dari hadits tersebut ialah, “menuntut ilmu diperlukan atas setiap
mencuri, Muhammad akan memotong tangannya”. muslim dan muslimah”. “setiap orang yang memilki walidah
Kalau kita teliti tentang kandungan matan hadits diatas, (hamba) dan mengajarkannya serta mendidiknya, kemudian ia
sangat jelas kedudukan wanita dan pria sama kedudukannya memerdekakannya dan mengawininya, maka ia akan mendapat
dalam hukum. Demikian pula dalam keagamaan, mereka akan dua buah pahala”.28
mendapat pahala yang sama. Allah menegaskan posisi wanita 7. Sejarah Kemajuan Pendidikan Wanita
dalam Al Quran sebagai berikut : 7.1. Pendidikan Wanita Pada masa Nabi SAW
28
27
http://www.scribd.com/doc/17392541/Pendidikan-Islam-Pada-Zaman-Bani- http://wapto.me/users/duniawanita/upload/489Pendidikan_Wanita_dalam_Islam.
Abbasiyah. Tgl 29-04-2011. Jam 24 : 10 html. Tgl 28-04-20011. Jam 21:35.
5
Pada zaman Nabi SAW, wanita mulai mendapatkan tertarik menggunakan wanita dalam kancah politik kerajaan,
kedudukan yang terhormat dan sederajat dengan kaum pria, maka tersebutlah al-Khaizuran dan Syajaratud-Durr.29
karena sebelumnya pada zaman jahiliyah, kaum wanita 7.3. Pendidikan Wanita Pada masa Dinasti Abasiyah
mendapatkan kedudukan yang sangat rendah dan hina, hingga Pada masa ini, agama Islam telah tersebar luas,
kelahiran seorang anak perempuan dalam keluarga dianggap demikian juga kebudayaan serta kemajuan pada masa Bani
suatu yang aib dan harus membunuh anak itu semasa bayi. Abbas di bagian Timur dan Barat, telah memunculkan para
Pada masa ini, Nabi meyamakan kedudukan wanita dan wanita yang ikut serta dalam kegiatan intelektual dan
pria dalam hal menuntut ilmu. diriwayatkan dari Nabi s.a.w kesenian, pengatahuan agama, sastra, dan kesenian. Para
bahwa beliau menganjurkan agar istrinya diajarkan menulis, budak wanita mempunyai kesempatan yang besar untuk
dan untuk ini beliau berkata kepada Asy-Syifa’ (seorang mempersiapkan diri dalam bidang satra dan kesenian sehingga
penulis di masa jahiliyah) tidak maukah Anda mengajar harga budak wanita menjadi lebih tinggi sesuai dengan
mantera kepada Hafsah sebagaimana engkau telah kecakapan yang dimilkinya. Wanita-wanita yang terkenal
mengajarkannya menulis. dalam bidang pengetahuan dan syi‘ir antara lain, ‘Aliyah binti
7.2. Pendidikan Wanita Pada masa Sahabat al-Mahdi, Fadhlun, ‘Aisyah binti Ahmad bin Qadim al-
Pada masa ini telah banyak bermunculan ahli ilmu Qurthubiyah, Lubna, Walladah binti al-Khalifah al-Mustakfi
agama dan pengetahuan, seperti Sitti Hafsah isteri Nabi pandai Billah, Qamar.
menulis, dan ‘Aisyah binti Sa’ad juga pandai menulis. Siiti Sebagian wanita adapula yang ahli dibidang ilmu
Aisyah isteri Nabi pandai membaca Al Quran dan tidak pandai agama dan hadits dan para sarjana wanita Muslimah yang
menulis tetapi beliau adalah seorang ahli fiqh yang terkenal terkenal jujur dalam ilmu dan amanah dalam riwayatnya.
sebagaimana diakui oleh ‘Urwah bin Zuabair seorang ahli fiqh Seorang ahli hadits yang terbesar bernama Al-Hapiz az-Zahabi
yang termasyhur dalam hal ini beliau berkata : “belum pernah dalam menyaring rijalul hadits yang telah mengeluarkan hadits
saya melihat seorang yang lebih ‘alim dalam ilmu Fiqh, ilmu sebanyak 4000 perawi hadits dan dalam hal ini beliau berkata,
kedokteran dan ilmu syi’ir selain dari ‘Aisyah”. Kemudian “saya tidak melihat dari kalangan wanita orang yang terkena
adapula Ummu Salamah dapat membaca dan tidak pandai tuduhan dan tidak pula orang-orang yang mencoreng nama
menulis, Al-Khansa’ seorang penyair yang loyal, nasionalis mereka (sebagai perawi hadits yang terpercaya). Wanita-
dan pejuang. Hindun binti ‘‘tabah, Laila binti Salma dan Sitti wanita yang terkenal dalam perawi hadits adalah Karimah Al-
Sakinah binti al-Husain, seorang ahli yang mahir dalam Marwaziyah dan Sayyidah Al-Wuzara’.
bidang sya’r. Demikian pula ‘Aisyah binti Talhah seorang Ibnu Abi Ushaibi’ah menyebutkan dalam bukunya
yang ahli dalam kritik syi’ir. Thabaqatul Athibba’ tentang dua orang wanita yang bekerja
Pada masa kemelut politik pertentangan antara Khalifah sebagai dokter dan mereka mengobati wanita-wanita istna
Ali dengan Mu’awwiyah, ada beberapa wanita yang terkenal Khalifah al-Mansur di ANdalus. Diantara mereka andalah
ikut dalam kancah politik, seperti Hindun binti ‘Idi bin Qais, Zainab, seorang dokter mata yang terkenal dari Bani Uwad.30
‘Akrasyah binti al-Athrusy dan lain-lain yang mereka itu
membantu ‘Ali melawan Mu’awiyah. Setelah itu Mu’awiyah C. PENUTUP
29
Ibid.
30
Ibid.
6
Imbrio pendidikan sebenarnya sudah lama telah ada, dan
pada masa Rasulilah pun, ternyata konsep pengajarn dan
pembelajaran juga sudah diperaktikkan. Walaupun hanya sebatas
pengajaran dari satu rumah kermah lain, ternyata bibit semangat
pendidikan itu, lambat laun menjadi bangunan yang besar serta
berkembang sangat pesat.
Pada masa khlaifah empat, menajdi bukti nyata,
semangat ingin mempelajari al-Quran dan al-Hadits menjadi lebih
semarak dengan diututsnya para gubernur sebagai pemimpin
sekaligus tokoh agama setempat.
Perjalanan pendidikan tidak terhenti disitu, pada masa-
masa berikutnya mulailah lahir para tokoh dan ilmuan muslim.
Daftar Rujukan
Al-Muhdhor, Yunus Ali 1992. Kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Semarang: CV. Asy-Syifa’.
http://wapto.me/users/duniawanita/upload/489Pendidikan_Wanita
_dalam_Islam.html. Tgl 28-04-20011.
http://www.scribd.com/doc/17392541/Pendidikan-Islam-Pada-
Zaman-Bani-Abbasiyah. Tgl 29-04-2011.
http://abd--azis.blogspot.com/ .