Anda di halaman 1dari 7

SELINTAS SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM lebih lanjut ini akan mengantarkan kita untuk meneliti lebih jauh

terkait pendidikan pada masa Nabi.


Oleh: Abdurrohim, Aji Maimun, Umar Faruq Nabi Muhammad adalah Utusan terakhir yang dikirim oleh
Allah dengan membawa syariat sebagai pnyempurna syariat para
Dosen Pembimbing : Drs. Muzammil M.A.
nabi sebelumnya. Nabi Muhammad pertama kali diutus oleh Allah
di tengah-tengah bangsa Arab (Makkah). Pemilihan bangsa Arab
A. PENDAHULUAN
(Makkah) sebagai bangsa yang pertama kali menerima seruan al-
Dalam dunia Islam, ilmu bermula dari keinginan untuk
Quran bukan semata karena moral mereka yang rendah. Lebih dari
memahami wahyu yang terkandung dalam Al-Qur’an. Islam
itu ada beberapa faktor lain yang lebih untuk menjelaskan kenapa
bahkan sejak awal meletakkan semangat keilmuan pada posisi
Islam pertama kali didakwahkan di Makkah, yaitu antara lain;
yang amat penting. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW
tentang ilmu antara lain memberi kesan bahwa tujuan utama hidup a. bangsa Arab masih berada di jalur fitrah kemanusiannya 1
ini ialah memperoleh ilmu tersebut. Dalam hubungan ini, sebagian karena secara sosiokultural dan teologis belum terpengaruh
ahli menerangkan bahwa perkembangan ilmu dalam Islam dapat oleh peradaban Romawi dan Persia yang rusak dari sisi tauhid
dilihat dengan cara pendekatan yang ditempuh kaum muslimin dan moral;2
terhadap wahyu dalam menghadapi suatu situasi di mana mereka b. bangsa Arab memiliki kemampuan yang keras dan sangat
hidup, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Menurut menjunjung tinggi kebenaran;3
pendekatan ini, generasi pada masa Nabi Muhammad SAW telah c. Makkah adalah tempat para pedagang dan seniman
menangkap semangat ilmu yang diajarkan oleh Islam yang memamerkan dagangan serta karyanya.4
disampaikan oleh Nabi SAW tetapi semangat itu baru
menampakkan dampak yang amat luas setelah Nabi SAW wafat. Dilihat dari beberapa alasan tersebut serta jejak-jejak
Pada masa pasca-Rasulullah inilah penilaian terhadap peradaban bangsa Arab pra-Islam dapat dilihat bahwa pendidikan
situasi baru yang lebih bercorak intelektual muncul. Pada masa ini pada masa tersebut lebih bersifat praktis dan alami dan masih
(khususnya pada masa tabiin dan tabiit tabiin) metode yang sangat verbalistik. Beberapa jejak peradaban bangsa Arab pra-Islam
dipakai menyerupai metode ilmu yang dikenal kemudian, bahkan itu ialah bahasa mereka yang cemerlang, hubungan mereka dengan
sebagian metode ilmu yang dikenal sekarang berasal dari generasi bangsa-bangsa maju, serta keberadaan bangunan menakjubkan di
tersebut. Yaman.5

B. PEMBAHASAN 1.2. Tahapan Pendidikan Nabi


1. Pendidikan Pra-Nabi dan pada Masa Nabi Pendidikan dan dakwah nabi adalah satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Artinya dakwah Nabi tidak lain juga merupakan
1.1. Kondisi Politik, Sosiokultural Masyarakat, danPendidikan pendidikan Nabi. NabiSecara general dakwah atau pendidikan Nabi
pada Masa Pra-Islam 1
Yunus Ali al-Muhdhor. 1992. Kehidupan Nabi Muhammad SAW. Semarang: CV.
Agar lebih bisa menelusuri jejak sejarah pendidikan pada era Asy-Syifa’. hlm:32.
Rasulullah ini harus pula kita telusuri kondisi sosio kultural 2
M. Quraisy Shihab. 1999. Lentera Hati. Bandung: Mizan. Hlm. 48-49.
masyarakat Arab pra-Islam. Hal ini akan memberikan informasi 3
Yunus Ali al-Muhdhor. loc. cit.
terkait kenapa Islam pertama kali datang di Makkah. Pada tingkat
4
M. Quraisy Shihab. 1999. loc. cit.
5
Ja’far Subhani. 1998. Ar-Risalah. Jakarta: PT. Lentera Basritama
1
terbagi menjadi tiga tahap, tahap rahasia dan personal, tahab terang- Untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah pendidikan
terangan, tahap untuk umum.6 Dengan redaksi dakwah Muhammad mutlak diperlukan evaluasi. Dalam hal ini Rasulullah juga
Said Ramdan al-Buti menyebutkan empat tahapan pendidikan Nabi, melakukan evaluasi terhadap para siswanya (Sahabat) seperti
yaitu secara rahasia, secara terbuka dengan lisan saja, secara evaluasi terhadap hafalan al-Quran mereka.12 Terkadang evaluasi
terbuka dan konfrontatif dengan orang-orang yang memusuhinya, juga dilakukan oleh Nabi terhadap kemampuan para Sahabat untuk
dan secara terbuka dengan memerangi orang-orang yang merintangi didelegasikan ke suatu daereah dengan cara berdialog.13 Selain itu
dakwahnya serta memerangi kaum kafir musyrikin.7 Nabi juga melakukan evaluasi dengan bertanya tentang suatu
masalah hukum.14 Selain itu juga masih terdapat beberapa macam
1.3. Lembaga (Tempat) Pendidikan pada Masa Nabi evaluasi lagi yang dilakukan oleh Nabi.15
Ada beberapa tempat baik di Makkah atau pun di Madinah 2. Pendidikan masa Khulafau Rasyidin
yang dijadikan sebagai tempat pendidikan oleh Nabi. Tempat- 2.1. Masa Abu Bakar As-Shiddiq (632-634)
tempat tersebut antara lain adalah8 Dar al-Arqam, rumah Nabi, al- Pada masa pemerintahan khalifah yang pertama ini,
Shuffah, dar al-Qurra, Kuttab, Masjid, dan rumah para Sahabat pola pendidikan tidak jauh berbeda dengan masa Rasulullah,
hal ini dikarenakan Khalifah memfokuskan perhatiannya guna
1.4. Metode dan Materi Pendidikan Nabi
memerangi para pemberontak dari kalangan orang yang
Ada beberapa metode pendidikan Nabi yang dapat dilacak pada murtad, dan pembangkang zakat16.
masa awal Islam, yaitu9 graduasi (al-tadarruj), levelisasi (mura’at Namun, dari segi materi pendidikan, pada masa Abu
al-mustawayat), variasi (al-tanwi’ wa al-taghyir), keteladanan (al- Bakar ini, dapat dibagi menjadi tiga materi, yaitu :
uswah wa al-qudwah), aplikatif (al-tathbiq wa al-‘amal), a. Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan tauhid, bahwa
mengulang-ulang (al-takrir wa al-muraja’ah), evaluasi (al-taqyim), satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
dialog (al-hiwar), analogi (al-qiyas), cerita (al-qashash). b. Pendidikan Akhlak, seperti adab masuk rumah orang,
Materi pendidikan Nabi (periode Makkah)mencakup tiga hal, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat, dan
keimanan, ibadah, dan akhlak.10 Sedangkan meteri pendidikan Nabi lain sebagainya. Begitu juga pendidikan pelaksanaan
pada periode madinah mencakup pendidikan keimanan, ibadah, ibadah.
akhlak, kesehatan, dan kemasyarakatan.11 c. Kesehatan, seperti tentang kebersihan, gerak-gerik dalam
shalat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan
1.5. Evaluasi Pendidikan Nabi rohani17.
2.2. Masa Umrar Ibnu Khathab (13-23 H/ 634-644)
Pada masa pemerintahan khalifah yang kedua ini, pola
6
Zainal Efendi Hasibuan. 2009. Sejarah Pendidikan Islam (editor Syamsul Nizar).
pendidikan bisa dibilang lebih maju dari segi kegiatan
Jakarta:Kencana Prenada Media Group. hlm. 5-6
7
Ali Mustafa Yaqub. 1994. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi. Jakarta: Pustaka 12
bid. hlm. 22
Firdaus. hlm: 24 13
bid. hlm. 23
8
Ibid. hlm: 131-137 14
ibid.
9
Ibid. hlm.138-148 15
ibid . Hlm.23-24.
10
Zainal Efendi Hasibuan. op. cit. hlm. 12 16
. ibid . Hlm. 44-45
11
Ibid. hlm. 12-13 17
Loc. Cit . Hlm. 45
2
pendidikannya. Hal ini dikarenakan politik yang relatif stabil, terdiri dari : Zaid Bin Tsabit, Abdullan bin Zubair, Zaid bin
dan kekuasaan Islam mulai luas, meliputi Semenanjung ‘Ash, dan Abdurrohamn bin ‘Auf. Sehingga al-Quran yang
Arabia, Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir18. telah dikodifikasi (yang dikenal dengan rasm Utsmani),
Dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam sampai ke menjadi rujukan bagi masyarakat yang berselisih dalam bacaan
jazirah Arab, tampaknya Khalifah Umar bin Khatthab al-Quran21.
memikirkan pendidikan didaerah-daerah yang ditkalukkan. 2.4. Masa Ali Bin Abi Thalib
Oleh karena itu, Umar Bin Khatthab selalu memerintahkan Konfrontasi dan kemelut politik yang terjadi pada masa
pada panglima yang telah berhasil menaklukkan sebuah khlafiah ke-empat ini, meyebabkan kemandgkan dalam
daerah, dengan mendirikan masjid sebagai pusat kegiatan pendidikan Islam. Hampir tidakada perbedaan dengan masa
keagamaan dan pendidikan. sebelumnya, bahkan proses pendidikan terganggu dikarenakan
Diantara sahabat yang ditunjuk oleh Umar adalah pengaruh politik. Selain itu, pada saat itu Ali tidak sempat lagi
Abdurrahman bin Ma’qal dan Imran Bin Hasyim, keduanya memikirkan pendidikan, beliau memusatkan perhatiannya pada
ditempatkan di bashrah. Abdurrahman Bin Ghanam, ke syiria. kestabilan politik.
Dan Hasan Bin Abi Jabalah ke Mesir. Dari uraian diatas dapat disimpulkan, pola pendidikan
dari segi materi pendidikan, pada masa Umar lebih pada masa Khulafau Rasyidin, tidak jauh berbeda dengan masa
menekankan pada cara membaca dan menulis al-Quran rasulullah yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan
menghafal dan belajar pokok-pokok agama. Selain itu, ajarn-ajarn Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadits22.
pendidikan islam diberbagai kota dengan materi yang 3. Pola Pendidikan Masa Bani Umayyah
dikembangkan sudah berjalan, meliputi Ilmu bahasa, menulis Setalah masa khalifah empat, yang terjadi sekitar 14 tahun,
dan pokok-pokok Ilmu lainnya19. yang kemudian dilanjutkan pemerintahan Islam dibawah kendali
2.3. Masa Ustman Ibn Affan (23-35 H/ 644-656 M) khalifah Mu’awiyah Bin Abi Sufyan. Banyak kemajuan yang
Pada msa khalifah yang kedua ini, pelaksanaan dicapai pada masa pemerintahannya, baaik dibidang administrasi
pendidikan tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. pemrintahan maupun dalam pendidikan.
Pendidikan pada masa ini hanya melanjutkan apa yang telah Khusus, bidang pendidikan. Khalifah memberikan
ada, namun hanya sedikit terdapat perubahan yang mewarnai dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan
dalam pendidikan Islam. Para sahabat yang dekat dengan menyediakan sarana prasarana. Hal ini dilakukan agar para
Rasulullah, dan pada masa khalifah kedua dilarang keluar dari Ilmuwan, para seniman, dan para Ulama mau mengembangkan
madinah, pada masa Ustman Ibn Affan diberi kebebasan untuk Ilmu pengetahuan yang dikuasainya serta mampu melakukan
keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. kaderisasi. Diantara Ilmu pengetahuan yang berkembang pada
Kebijakan ini memiliki pengaruh besar bagi pelaksanaan dinasti Umayyah ini:
pendidikan di daerah-daerah20. Ilmu Agama, seperti al-Quran, al-Hadits dan Fiqih. Proses
Proses kodifikasi al-Quran, merupakan kebijakan yang pembukuan hadits yang dilakukanpada masa Khalifah Umar bin
luar biasa dan memiliki pengaruh yang sangat berarti dalam Abdul ‘Aziz (99-100 H), sehingga ilmu Hadits menjadi
pendidikan Islam, ia (khalifah) membentuk sebuah tiem yang berkembang.
18
ibid . Hlm. 46
19
ibid . Hlm. 48 21
ibid .
20
ibid . Hlm. 49 22
ibid . Hlm. 50
3
a. Ilmu Sejarah dan Geografi. Ubaid Bin Syariyah al-Jurhumi 4. Metode, materi, dan karakteristik konsep pendidikan islam
berhasil menulis sebuah karya tentang berbagai peristiwa masa perintisan (Abbasiyah).
sejarah. 4.1. Metode
b. Ilmu Pengetahuan Bidang bahasa, yang meliputi gramatika Pada masa Dinasti Abbasiyah metode
arab. pendidikan/pengajaran yang digunakan dapat dikelompokkan
c. Bidang Filsafat, seperti Ilmu Mantiq, kimia, astronomi, ilmu menjadi tiga macam, yaitu: (1) metode lisan, dalam bentuk
hitung, Ilmu kedokteran23. dikte (imla’), ceramah, qira’ah, dan diskusi; (2) metode
menghafal, yang merupakan ciri umum sistem pendidikan pada
Adapun bentuk pendidikan pada dinasti Umayyah ini meliputi : masa daulah Abbasiyah; (3) metode tulisan yang merupakan
metode yang paling penting dalam proses belajar mengajar
3.1. Pendidikan istana ; pendidikan juga dilaksanakan
pada masa ini, karena metode ini merupakan pengkopian
didalam istana, dengan guru yang dikenal dengan mu’addib.
karya-karya ulama.25
Mu’addin ini tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan
4.2. Materi
saja, namun juga mendidik kecerdasan, hati dan jasmani
Sedangkan materi pendidikan dasar pada masa daulah
anak.
Abbasiyah terlihat ada unsur demokrasinya, disamping materi
3.2. Nasihat pembesar kepada Mu’addib, sebagaimana
pelajaran yang bersifat wajib (ijrabi) bagi setiap murid,
Hisyam bin Abdul Malik yang menasehati guru anaknya,
meliputi materi pelajaran: Al-Qur’an, shalat, do’a, sedikit
Sulaiman al-Kalby.
nahwu, dan bahasa Arab serta membaca dan menulis. Juga ada
3.3. Badiah, Istilah Badiah muncul setelah khlifah Abdul
materi yang bersifat pilihan, yang mana hal ini tampaknya
Malik bin mArwan mengadakan Arbisasi. Banyak para
sangat berbeda dengan materi pendidikan dasar pada masa
khalifah yang mengrimkan anaknya ke badiah (dusun di
sekarang. Di saat sekarang ini materi pendidikan tingkat dasar
padang sahara), guna mempelajari bahasa arab yang fashih.
dan menengah semuanya adalah materi wajib, tidak ada materi
Bahkan para Ulama juga banyak yang belajar langsung ke
pilihan. Materi pilihan baru ada pada tingkat perguruan
badiah, diantaranya, al-Khalil Ibn Ahmad (160 H/ 776 M0,
tinggi.26
ia belajar ke badiah, Hijaz, Nejd dan Tihamah.
5. Konsep Pendidikan
3.4. Perpustakaan; Al-hakam Ibn Nashir (350 H/ 961 M)
a. Pola sikap guru terhadap siswa dalam interaksi
mendirikan sebuah perpustakaan besar yang di Qurtubah
edukatif pada pendidikan.
(cordova)
Bentuk pola sikap guru pada pendidikan islam
3.5. Bamaristan (rumah sakit tempat berobat dan merawat
klasik berdasarkan pada nilai- nilai hubungan yang ada
serta tempat study kedokteran). Khalid bin Yazid (cucu
pada pola bentuk sikap Rasulullah dan Sahabat dalam
Mu’awiyah), sangat tertarik dengan ilmu kimia dan
mendakwahkan Islam, yaitu pola keikhlasan, pola
kedokteran. Sampai-sampai memerintahkan para sarjana
kekeluargaan, pola kesederajatan dan pola uswatun
yunani yang ada dimesir untuk menterjemahkan buku kimia
hasanah.
dan kedokteran kedalam bahasa Arab24.

23
ibid . Hlm. 59 25
http://abd--azis.blogspot.com/ . Tgl 28-04-2011. Jam 21:28.
24
ibid . Hlm. 61-62 26
Ibid.
4
b. Pola sikap siswa terhadap guru dalam interaksi “Dan para wanita mendapat hak yang seimbang dengan
edukatif pada pendidikan. kewajibannya menurut cara yang makruk. Akan tetapi para suami
Bentuk pola sikap siswa terhadap guru, pada mempunyai satu tingkatan dari pada isterinya”
pendidikan islam klasik berdasarkan pada beberapa nilai, Akan tetapi dalam praktek persamaan spiritual, tidak
meliputi ; pola ketaatan, pola kasih sayang, dan Pola selalu disertakan dengan persamaan dalam bidang intelektual di
komunikasi satu arah dan banyak arah27. antara wanita dan pria. Hal ini dapat kita lihat kadang-kadang
6. Pendidikan Wanita Dalam Lintas Sejarah dalam bidang pendidikan. Studi tentang pendidikan bagi wanita
Para wanita Arab sebelum datangnya Islam telah dalam umat Islam memperlihatkan dua pendapat yang berbeda
mempunyai hak dan kesempatan belajar yang terkenal pada masa yaitu yang menerima dan bahkan yang menolak.
itu, maka di kalangan wanita telah terdapat wanita-wanita tukang a. Pendapat yang menolak pendidikan wanita
tenun dan penyai’r-penya’ir dan orang-orang yang mempunyai Para ulama yang menolak pendidikan wanita , yaitu tidak
pengetahuan dalam menulis. boleh mengajar wanita selain agama dan Al Quran, dan dilarang
Pendidikan wanita dalam Islam tidak terlepas pada mengajarkan menulis. Wanita yang diberi pelajaran menulis
sejarah awal penyebaran Islam di masa Nabi Muhammad SAW, diserupakan dengan ular yang menghirup racun. Pendukung
Islam mengajarkan persamaan status pria dengan wanita dalam pendapat ini mengambil dasar dari Ali bin Abi Thalib yang
aspek-aspek spritual dan kewajiban keagamaan dan yang menjumpai seorang pria yang sedang mengajarkan menulis
membedakan adalahnya akhlak yang baik dan buruk. kepada seorang wanita, lalu beliau menegur, “jangan kamu
Sebagaimana di contohkan pada masa Nabi masih hidup seorang menambah kejahatan dengan kejahatan.” Selanjutnya pendukung
wanita bangsawan dan berketurunan tinggi dari kalangan Quraisy pendapat ini meriwayatkan bahwa ‘Umar bin Khattab melarang
pernah mencuri dan karenanya ia dikenakan hukuman. Dan ada wanita belajar menulis. Disamping itu mereka menisbahkan para
seseorang yang ingin membelanya. Kemudia Nabi mengambil wanita dengan kekurangan dari segi akal dan agama, dan
sikap, seraya berkata, “apakah engkau akan membela seseorang kekurangan ini merupakan faktor yang menyebabkan tidak boleh
dalam hukum yang telah ditentukan Tuhan ?”. Selanjutnya beliau mengajarkan pengetahuan kepada para wanita.
berpidato yang isinya menyebutkan. ”Wahai manusia b. Pendapat yang memperbolehkan pendidikan wanita
sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadi sesat, karena Para pendukung yang memberi pengajaran kepada wanita
apabila seorang bangsawan mencuri, mereka membiarkannya, dan dengan menggunakan dalil-dalil dari hadits Nabi yang
apabila orang-orang lemah mencuri mereka menegakan hukum menganjurkan untuk memberi pengajaran kepada wanita, sebagian
terhadapnya, Demi Allah sekiranya Fathimah anak Muhammad dari hadits tersebut ialah, “menuntut ilmu diperlukan atas setiap
mencuri, Muhammad akan memotong tangannya”. muslim dan muslimah”. “setiap orang yang memilki walidah
Kalau kita teliti tentang kandungan matan hadits diatas, (hamba) dan mengajarkannya serta mendidiknya, kemudian ia
sangat jelas kedudukan wanita dan pria sama kedudukannya memerdekakannya dan mengawininya, maka ia akan mendapat
dalam hukum. Demikian pula dalam keagamaan, mereka akan dua buah pahala”.28
mendapat pahala yang sama. Allah menegaskan posisi wanita 7. Sejarah Kemajuan Pendidikan Wanita
dalam Al Quran sebagai berikut : 7.1. Pendidikan Wanita Pada masa Nabi SAW
28

27
http://www.scribd.com/doc/17392541/Pendidikan-Islam-Pada-Zaman-Bani- http://wapto.me/users/duniawanita/upload/489Pendidikan_Wanita_dalam_Islam.
Abbasiyah. Tgl 29-04-2011. Jam 24 : 10 html. Tgl 28-04-20011. Jam 21:35.
5
Pada zaman Nabi SAW, wanita mulai mendapatkan tertarik menggunakan wanita dalam kancah politik kerajaan,
kedudukan yang terhormat dan sederajat dengan kaum pria, maka tersebutlah al-Khaizuran dan Syajaratud-Durr.29
karena sebelumnya pada zaman jahiliyah, kaum wanita 7.3. Pendidikan Wanita Pada masa Dinasti Abasiyah
mendapatkan kedudukan yang sangat rendah dan hina, hingga Pada masa ini, agama Islam telah tersebar luas,
kelahiran seorang anak perempuan dalam keluarga dianggap demikian juga kebudayaan serta kemajuan pada masa Bani
suatu yang aib dan harus membunuh anak itu semasa bayi. Abbas di bagian Timur dan Barat, telah memunculkan para
Pada masa ini, Nabi meyamakan kedudukan wanita dan wanita yang ikut serta dalam kegiatan intelektual dan
pria dalam hal menuntut ilmu. diriwayatkan dari Nabi s.a.w kesenian, pengatahuan agama, sastra, dan kesenian. Para
bahwa beliau menganjurkan agar istrinya diajarkan menulis, budak wanita mempunyai kesempatan yang besar untuk
dan untuk ini beliau berkata kepada Asy-Syifa’ (seorang mempersiapkan diri dalam bidang satra dan kesenian sehingga
penulis di masa jahiliyah) tidak maukah Anda mengajar harga budak wanita menjadi lebih tinggi sesuai dengan
mantera kepada Hafsah sebagaimana engkau telah kecakapan yang dimilkinya. Wanita-wanita yang terkenal
mengajarkannya menulis. dalam bidang pengetahuan dan syi‘ir antara lain, ‘Aliyah binti
7.2. Pendidikan Wanita Pada masa Sahabat al-Mahdi, Fadhlun, ‘Aisyah binti Ahmad bin Qadim al-
Pada masa ini telah banyak bermunculan ahli ilmu Qurthubiyah, Lubna, Walladah binti al-Khalifah al-Mustakfi
agama dan pengetahuan, seperti Sitti Hafsah isteri Nabi pandai Billah, Qamar.
menulis, dan ‘Aisyah binti Sa’ad juga pandai menulis. Siiti Sebagian wanita adapula yang ahli dibidang ilmu
Aisyah isteri Nabi pandai membaca Al Quran dan tidak pandai agama dan hadits dan para sarjana wanita Muslimah yang
menulis tetapi beliau adalah seorang ahli fiqh yang terkenal terkenal jujur dalam ilmu dan amanah dalam riwayatnya.
sebagaimana diakui oleh ‘Urwah bin Zuabair seorang ahli fiqh Seorang ahli hadits yang terbesar bernama Al-Hapiz az-Zahabi
yang termasyhur dalam hal ini beliau berkata : “belum pernah dalam menyaring rijalul hadits yang telah mengeluarkan hadits
saya melihat seorang yang lebih ‘alim dalam ilmu Fiqh, ilmu sebanyak 4000 perawi hadits dan dalam hal ini beliau berkata,
kedokteran dan ilmu syi’ir selain dari ‘Aisyah”. Kemudian “saya tidak melihat dari kalangan wanita orang yang terkena
adapula Ummu Salamah dapat membaca dan tidak pandai tuduhan dan tidak pula orang-orang yang mencoreng nama
menulis, Al-Khansa’ seorang penyair yang loyal, nasionalis mereka (sebagai perawi hadits yang terpercaya). Wanita-
dan pejuang. Hindun binti ‘‘tabah, Laila binti Salma dan Sitti wanita yang terkenal dalam perawi hadits adalah Karimah Al-
Sakinah binti al-Husain, seorang ahli yang mahir dalam Marwaziyah dan Sayyidah Al-Wuzara’.
bidang sya’r. Demikian pula ‘Aisyah binti Talhah seorang Ibnu Abi Ushaibi’ah menyebutkan dalam bukunya
yang ahli dalam kritik syi’ir. Thabaqatul Athibba’ tentang dua orang wanita yang bekerja
Pada masa kemelut politik pertentangan antara Khalifah sebagai dokter dan mereka mengobati wanita-wanita istna
Ali dengan Mu’awwiyah, ada beberapa wanita yang terkenal Khalifah al-Mansur di ANdalus. Diantara mereka andalah
ikut dalam kancah politik, seperti Hindun binti ‘Idi bin Qais, Zainab, seorang dokter mata yang terkenal dari Bani Uwad.30
‘Akrasyah binti al-Athrusy dan lain-lain yang mereka itu
membantu ‘Ali melawan Mu’awiyah. Setelah itu Mu’awiyah C. PENUTUP

29
Ibid.
30
Ibid.
6
Imbrio pendidikan sebenarnya sudah lama telah ada, dan
pada masa Rasulilah pun, ternyata konsep pengajarn dan
pembelajaran juga sudah diperaktikkan. Walaupun hanya sebatas
pengajaran dari satu rumah kermah lain, ternyata bibit semangat
pendidikan itu, lambat laun menjadi bangunan yang besar serta
berkembang sangat pesat.
Pada masa khlaifah empat, menajdi bukti nyata,
semangat ingin mempelajari al-Quran dan al-Hadits menjadi lebih
semarak dengan diututsnya para gubernur sebagai pemimpin
sekaligus tokoh agama setempat.
Perjalanan pendidikan tidak terhenti disitu, pada masa-
masa berikutnya mulailah lahir para tokoh dan ilmuan muslim.
Daftar Rujukan
Al-Muhdhor, Yunus Ali 1992. Kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Semarang: CV. Asy-Syifa’.

Hasibuan, Zainal Efendi 2009. Sejarah Pendidikan Islam (editor


Syamsul Nizar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group .

Shihab, M. Quraisy. 1999. Lentera Hati. Bandung: Mizan.

Subhani, Ja’far. 1998. Ar-Risalah. Jakarta: PT. Lentera Basritama


Yaqub, Ali Mustafa. 1994. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi. Jakarta:
Pustaka Firdaus.

http://wapto.me/users/duniawanita/upload/489Pendidikan_Wanita
_dalam_Islam.html. Tgl 28-04-20011.
http://www.scribd.com/doc/17392541/Pendidikan-Islam-Pada-
Zaman-Bani-Abbasiyah. Tgl 29-04-2011.
http://abd--azis.blogspot.com/ .

Anda mungkin juga menyukai