Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN
1.a. latar belakang masalah

Pendidikan merupakan aspek tinjauan yang tidak pernah habis dibicarakan. Hal
ini disebabkan bahwa pendidikan dalam praktek sehari-hari adalah sebuah proses
yang terus-menerus berlangsung yang perlu penyesuaian dengan perkembangan
zaman serta inovasi yang terus-menerus tiada henti.

Islam telah menyatakan, bahwa proses pendidikan ini ditegaskan dalam hadits-
hadits Rasul yang secara langsung memerintahkan dan memotivasi untuk belajar
mengajar (transformasi ilmu). Semisal hadits yang diriwayatkan dari Anas: ‫طلب العلم‬
‫ فريضة على كل مسلم‬, artinya: Mencari ilmu diwajibkan terhadap orang Islam (HR. Al-
Baihaqi).

Begitu pentingnya prosses pendidiakn ini, sampai posisinya ditempatkan di atas


semua aktivitas muslim. Hal ini bisa dimaklumi, karena pendidikan adalah proses
transformasi ilmu, dan aktivitas tanpa ilmu tidak akan bernilai bahkan tidak jelas
arahnya.1

Pendidikan Islam baik secara teoritis-konseptual maupaun aplikatif


institusiaonal senantiasa menjadi sorotan para pemikir, pemerhati, masyarakat dan
praktisi pendidikan Islam, baik dalam skala lokal, maupun internasiaonal. 2

1
Diambil dari makalah Kasuwi Saiban. 2008. Inovasi Pendidikan Versi KH. Hasyim Asy’ari. Malang. hlm 1.
2
Di ambil dari makalah Mujamil Qomar. 2008. Inovasi Pendidikan Islam. Malang. hlm 1.
2

Perhatian ini ditujukan kepada pendidikan Islam karena pendidikan yang


diwarnai dengan nilai-nilai wahyu ini mengalami keterbelakangan atau
ketertinggalan dari pendidikan lainnya. Sedangkan pendidikan memiliki posisi yang
paling strategis dalam mengawal kemajuan peradaban apapun, termasuk peradaban
Islam. Sehingga pendidikan merupakan komponen yang dipertaruhakan bagi
eksisitensi suatu bangsa dan negara berikut keunggulannya.3

Menurut skala Internasiaonal, Ismail Raji al-Faruqi melalui karyanya


Islamisation of knowledge : General principels and workplan menegaskan, “Keadaan
pendidikan Islam adalah yang terburuk”. Peryataan ini bisa dibuktikan dengan
memperhatikan rangking pendidikan di negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Teryata rata-rata berada diurutan bawah temasuk
Indonesia.

Konteks Indonesia, lembaga-lembaga pendidikan Islam belum mampu menyedot


perhatian dan pilihan utama bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Justru mereka
lebih tertarik memauki lembaga-lembaga pendidikan sekuler. Hal ini terkait dengan
berbagai hal terutama mutu dan berimplikasi pada pencitraan bahwa lembaga
pendidikan Islam dipandang selalu tertinggal, tidak maju, tidak bonafide, dan
menemapati “kelas ekonomi”. Akibatnya siswa dan mahasiswa yang memasuki
lembaga pendidikan Islam rata-rata dari mereka yang porensi inelektualnya kelas
menengah kebawah, bahkan setelah gagal memauki lembaga pendidikan sekuler.

Sebenarnya ada banyak faktor yang secara kompleks mempengaruhi


ketertinggalan lembaga pendidikan Islam baik menyangkut kelemahan menejerial,
leadership, pendanaan, raw input, tenaga pendidik, kurikulum, dan sarana
prasarana. Sementara beban yang diterima para peserta didik jauh lebih berat
daripada peserta didik dari lembaga pendidikan sekuler. 4

Keadaan ini diperparah lagi oleh perilaku umat Islam yang kontra-produktif
seperti sikap praktis-pragmatis-materialistis dan mengutamakan kegiatan-kegiatan
yang kurang strategis.
3
Ibid.
4
Ibid. hlm 3.
3

Oleh karena itu, pendidikan Islam berperan dalam memajukan pembelajaran


yang inovatif. Agar pendidikan Islam tidak tertinggal dengan pendidikan yang
lainnya.

Untuk melakukan inovasi pendidikan Islam ada banyak strategi yang dapat
ditempuh. Apabila diasumsikan bahwa pendidikan Islam itu ada yang bersifat
teoritis-konseptual dan aplikatif-intitusional, maka ada baiknya strategi itu
dikelompokkan menjadi dua; yaitu strtegi untuk inovasi untuk pendidikan Islam
secara teoritis-konseptual dan strategi inovasi pendidikan secara aplikatif-
institusional.5

1. Strategi inovasi pendidikan Islam secara teoritis-konseptual


a. Para pemikir pendidikan Islam harus selalu melakukan kajian mendalam
dan telaah teoritis terhadap konsep-konsep pendidikan Islam.
b. Para pemikir Islam harus mampu dan berani mengajukan gagasan
alternative sebagai pengembangan pendidikan Islam.
c. Para pemikir pendidikan Islam harus menggunakan pendekataan
epestimologis dan metodologis dalam membangun kerangka konseptual
pendidikan Islam yang sedang digagas.
2. Strategi inovasi pendidikan Islam secara aplikatif-institusional
a. Semua pihak harus membangkitkan kesadaran untuk mewujudkan mutu
pendidikan Islam.
b. Pemerintah harus senantiasa berusaha meningkatkan perhatian,
pendanaan, dan fasilitas pada lembaga pendidikan Islam terutama yang
berstatus swasta.

c. Para manajer (pemimpin) lembaga pendidikan Islam harus berusaha


memperbaiki manajemennya dengan memberdayakan sumber-sumber
pendidikan Islam yang ada, karena posisi mereka sebagai independent

5
Ibid. hlm 5.
4

varaible (variable penyebab atau variable penentu) bagi kemajuan


lembaga pendidikan Islam.
d. Para guru harus senantiasa melakukan pembaruan terhadap strategi
pembelajaran, pendekatan pembelajaran maupun metode pembelajaran
sehingga mampu membangonkan kesadaran siswa untuk belajar secara
maksimal, tulus, dan bergairah mengembangkan.
e. Para siswa harus berorientasi pada pemberdayaan diri dengan berpegang
pada pepatah Arab: (barang siapa yang sungguh-sungguh, maka dia akan
menuai hasil kesungguhannya itu), sehingga unggul keimanannya,
intelektualnya, anggun akhlaknya dan bagus amalnya.

2.a. Rumusan masalah

a. Bagaimankah solusi untuk mengatasi problematika pendidikan Islam agar


tidak tertinggal dengan pendidikan lainnya?

b. Seberapa tinggi peran strategi inovasi pendidikan Islam dalam dunia


pendidikan?

c. Apa konsep pembelajaran yang diajukan oleh pendidikan Islam?

3.a. Tujuan penelitian

a. Menawarkan konsep inovasi pembelajaran dalam dunia pendidikan Islam.

b. Agar supaya tidak tercipta kejenuhan dalam pembelajaran. Dan pembelajaran


lebih aktif daripada sebelumnya dengan evaluasi terus-menerus.

c. Konsep inovasi teoritis-konseptual dan inovasi aplikatif-institusional.

4.a. Manfaat penelitian

a. Progresi peradaban baik menyangkut ekonomi, politik, sosial, dan budaya


khususnya terhadap pendidikan Islam tersebut.

b. Progresi peningkatan dalam sistem pembelajran baik dalam bidang sains dan
teknologi.

BAB II
5

KAJIAN TEORI

1. Definisi Strategi dan Inovasi

Apa itu strategi? Dalam organisasi, setiap individu tentu punya strateginya
sendiri, tapi strategi yang matang dan berhasil mencapai “goal” yang ditentukan adalah
strategi yang variatif dan fleksibel. Seorang pemimpin harus matang dalam persiapan
dan perencanaan, jika awalnya saja sudah salah otomatis aksi apapun yang dilakukan
akan menghasilkan kekecewaan, jikapun berhasil tentunya tidak akan mencapai target.
Itulah strategi, tahap persiapan untuk mencapai suatu tujuan.6

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia. Strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus atau suatu ilmu atau seni
yang menggunakan semua sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan tetentu. 7

Sedangkan inovasi, sistem inovasi, dan kapasitas inovatif adalah di antara sekian
banyak istilah yang sering dikemukakan dalam beragam kesempatan, baik dalam
pembicaraan yang tidak formal hingga diskusi-diskusi akademis. Istilah-istilah tersebut
diartikan cukup bervariasi. Mengingat pengertian dari istilah yang dimaksud akan
menjadi penting bagi pembahasan selanjutnya, maka pengertian beberapa istilah kunci
akan mengawali penulisan yang disampaikan di sini. 8

Walaupun bagian ini disajikan sebagai suatu tinjauan tentang konsep atau
pendekatan, namun ini tidak dimaksudkan sebagai pembahasan akademis yang
mendalam. Sejalan dengan maksud penulisan ini, maka penulisan yang disampaikan
lebih dimaksudkan untuk menyampaikan secara ringkas dan dalam format yang
diupayakan sesederhana mungkin tentang beberapa pandangan dan untuk
meningkatkan pemahaman atau setidaknya menyampaikan perspektif pengertian
tentang beberapa isu yang dipandang perlu untuk pembahasan selanjutnya. 9

Ada beberapa macam tentang pendifinisian inovasi. Di antaranya:

a. Inovasi adalah ciptaan-ciptaan baru (dalam bentuk materi ataupun inmateri) yang
memiliki nilai ekonomi yang berarti (signifikan).
6
http:// /bkamigas.htm
7
Kamus besar bahasa indonesia. 2002. Jakarta: Balai Pustaka. hlm 1092.
8
http://. sistem inovasi dan kapasitas inovatif. htm
9
Ibid.
6

b. Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau proses
yang baru.
c. Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan
kelembagaan.
d. Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru,
dan bahkan tindakan.
e. Menggunakan sesuatu yang baru
f. Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru,
atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan
teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru.

g. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan yang


bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun
2002).10

2. Definisi pendidikan
Banyak sekali cendikiawan mendifinisikan tentang arti suatu pendidikan. Di
antaranya ialah;
a. Menurut Ahmad Tafsir, mengutip Marimba (1989:19) menyatakan bahwa
pendidikan tak lain adalah proses bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik
menuju terbentuknya kepribadian yag utama.11
b. Menurut Herman H. Horne, berbeda dengan definisi yang dipaparkan oleh Ahmad
Tafsir. Menurutnya, pendidikan adalah proses penyesuaian diri manusia secara
timbal balik dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.12
c. Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain
pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian
muslim. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam. Memilih dan
10
Ibid.
11
Ahmad Tafsir. 2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. hlm
24.
12
Muzayyin Arifin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Askara. hlm 13.
7

memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab


sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang
bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat
tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan Islam adalah mewujudkan tujuan
ajaran Allah.13
Setelah dipaparkan tentang definisi strategi, inovasi, dan pendidikan. Penulis
menyimpulkan, bahwa straregi inovasi pendidikan Islam adalah suatu rencana
(ilmu) yang kreatif dan mandiri dalam membina diri dengan kesadaran akan
kekurangan. Sehingga ia berkeiginan untuk berubah ke arah perbaikan. Baik
dalam bentuk apapun.

3. Macam-macam teori pendidikan Islam


a. Teori pengembangan tujuan pendidikan Islam
Membicarakan masalah pendidikan menurut teori interaksi dari Klaus
Mollenhauer kita temui masalah tujuan pendidikan. Dalam interaksi antara
pendidik dan pendidik orang-orang yang utama umumnya selalu mempunyai
tujuan tertentu dengan pendidikan yang diberikannya. Tujuan itu bermacam-
macam, seperti tujuan kemerdekaan, untuk keadilan sosial, untuk meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk agama untuk menjadia orang
baik-baik, untuk menjadai anak yang saleh, yang berwibawa, yang suci dan yang
lain-lain.14

Sedangkan pendidikan Islam sendiri pengembangan tujuannya ialah menajdi


insan kamil, seperti dikatakan oleh Zakiyah Darajat bahwa tujuan pendidikan
Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi
insan kamil dengan pola takwa, insan kamil artinya manusia utuh rohani dan
jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya
kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan
menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta
senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam
berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat
13
http://.pendidikan-islam-indonesia.htm
14
Nur Uhbiyati. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia. hlm 33.
8

yang semakin mengikat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia
kini dan di akherat nanti.15
b. Teori pengembangan kurikulum pendidikan Islam
Terlebih dahulu kita ketahui apa itu kurikulum?. Sebelum mengeetahui apa
tujuan kurikulum tesebut. Sebagian pakar pendidikan menyatakan:
“kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidiakan, kebudayaan, sosial,
olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam
dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh
dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujaun-tujauan
pendidikan”.
Sedangkan tujuan kurikulum pendidikan ialah:
1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu sendiri. Dengan lebih
tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk melalui kurikulum
tersebut.
2. Pengetahaun (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas,
dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kuriklum itu. Bagian inilah
yang dimsukkan dalam silabus.
3. Metode-metode mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan
mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang
dikehendaki oleh kurikulum.
4. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai
kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum. 16
c. Teori pengembangan metode pendidikan Islam
Metode berasal dari dua suku kata yaitu meta yang artinya melalui dan hodos
yang artinya jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu cara yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan metodelogi pendidikan Islam dalam
penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang
sumbernya berada di dalam Al-Quran dan Al-Hadits. 17
d. Teori pengembangan evaluasi pendidikan Islam

15
Ibid. hlm 41.
16
I bid. hlm 75-76.
17
Ibid. hlm 99.
9

Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk


menetapakan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa
dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
Sedangkan evaluasi sendiri membutuhkan langkah-langkah, yaitu:
1. Mengadakan tes (ujian)
2. Mengadakan pengukuran.18
e. Teori pengembangan sistem pendidikan Islam
Menganalisis sasaran pendidikan Islam secara ilmiah, diperlukan sistem
pendekataan, orientasi, dan model yang sejalan dengan karakteristik (ciri-ciri)
sasaran yang hendak didiskripsikan dan dijelaskan.
1. Sistem adalah suatu keseluruhan yang bulat yang sendiri (independent) atau
bekerja bersama-sama un tuk mencapai hasil atau tujaun yang diinginkan
berdasarkan kebutuhan.
2. Sistem pendekataan adalah suatu proses untuk mengindentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan, menyeleksi problema-problema, menemukan
persyatan-persyaratan untuk memcahkan problema-problema, memilih
alternatif-alternatif pemecahan, dan mendapatkan metode-metoda dan alat-
alat serta mengemplementasikannya.
3. Orientasi adalah suatu penetapan atau perasaan tentang posisi seseorang
dalam kaitannya dengan lingkungan atau dengan orang tertentu atau sesuatu
yang khusus atau lapangan pengetahuan tertentu.
4. Model-model adalah penerimaan secara abstrak dari fenomena. 19

4. Metode pendidikan Islam


Sebelum pemaparan pendidikan Islam melangkah lebih jauh tentang sebuah
metode, alangkah lebih baiknya kalau terlebih dahulu mengetahui tentang petunjuk
bagaimana merancang “jalan pengajaran”. Karena sebuah metode adalah termasuk
sebagian salah satu aspek sistem mengajar. Langkah-langkhnya antara lain ialah:
a. Tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu. Jika tujuannya
keterampilan, maka urutan langkahnya ada; bila tujuannya memahami konsep;
maka urutannya akan berbeda dari tujuannya keterampilan; demikian seterusnya.

18
Ibid. hlm 129-131.
19
Ibid. hlm 154-155.
10

b. Kemampuan guru. Ada guru yang pandai berbicara; ia sebaiknya banyak


menggunakan metode ceramah. Jika guru lihai bernyanyi, ia dapat menggunakan
bernyanyi sebagai cara mengajar. Langkah-langkahnya disesuaikan dengan
rumusan tujuan pengajaran.
c. Keadaan alat-alat yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali digunakan
alat-alat. Alat-alat itu menentukan langkah mengajar. Bila metode eksperimen
yang digunakan, maka alat-alat eksperimen harus terssedia. Bila tidak ada, maka
metode itu diganti dengan metode lain yang tidak perlu menggunakan alat.
d. Jumlah murid. Jika muridnya banyak, katakanlah 100 orang dalam satu kelas,
maka metode ceramah lebih baik daripada metode diskusi. 20

5. Pembenahan lembaga pendidikan Islam


Pendidikan merupakan ranah yang strategis untuk membangun bangsa ini
menjadi bangsa yang bermartabat. Untuk mencapai hal itu, salah satunya diperlukan
pembentukan pandangan hidup masyarakat yang dapat mengarahkannya menjadi
bangsa yang bermartabat. Lembaga pendidikan adalah salah satu media penting yang
dapat membentuk bagaimana corak pandangan hidup seseorang atau masyarakat,
apakah pandangan hidup mereka hanya untuk kepentingan di dunia ini saja atau
untuk akherat saja atau untuk keduanya. Selain itu, lembaga pendidikan dapat
membentuk manusia yang cerdas, bermoral, memilki semangat hidup dan memilki
semangat mengembangkan ilmu dan teknologi guna memebangun bangsanya.
Lembaga pendidikan di indonesia belum dapat membentuk hal-hal tersebut.
Jangankan mencapai hal itu, dalam ukuran internasiaonal tentang indeks kualitas
pendidikan yang diukur pda sekolah-sekolah umum, indonesia masih berada
diperingkat bawah di bandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Apalagi kalau diukur dari peringkat pendidikan madrasah atau pesantern, yang
bantuan dana pemerintah di sektor pendidikan ini lebih rendah tentu lebih di bawah
itu.
Lembaga pendidikan Islam di era global ini menghadapi tantangan yang berat
untuk mencetak manusia-manusia yang memilki keseimbangan dalam pandanagan
hidupnya serta memilki penguasaan atau pengetahuan agama tetapi sekaligus
memeilki pengetahuan umum dan juga memilki skill atau memilki kompetensi yang

20
Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm
11

bermanfaat bagi kehidupan di masa ini. Kehidupan masyarakat saat ini ditandai oleh
kemajuan sains dan teknologi, seperti penggunaan computer, atau alat teknologi lain,
karena itu bagi lulusan pendidikan Islam diharapkan hal itu bukan suatu yang asing.
Sehingga dengan penguasaan terhadap alat teknologi itu mereka dapat berkiprah
secara optimal di tengah-tengah masyarakat. Bahkan bukan saja dapat menggunakan,
menguasai, tetapi dapat mengembangkannya.21

6. Tujuan pendidikan Islam


Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan
tujuan hidupnuya sebagaiman yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan manusia itu
menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Ini diketahui dari ayat 56 surat al-
Dzariyah:
‫وما خلقت الجن و اإلنس إال ليعبدون‬.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku”

Ayat al-Quran yang senada dengan ayat di atas dapat juga dilihat umpamanya pada
surat al-Baqarah ayat 21, al-Anbiya’ ayat 25, dan al-Nahl ayat 36.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu hanya terbatas pada
menunaikan shalat, saum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah haji,
dan mengucapkan syahadat. Di luar itu bukan ibadah. Sebenarnya ibadah itu
mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan)
kepada Allah. Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan
serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan,
pemikiran yang disangkutkan dengan Allah. Dalam kerangka inilah maka tujuan
pendidikan haruslah mempersiapkan manusia agar beribadah seperti itu, agar
menjadi hamba Allah (‘ibad al-Rahman).22

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan penelitian

21
Hasbi Indra. 2005. Pendidikan Islam Melawan Globalisasi. Jakarta: Rida Mulia. hlm 189-192.
22
Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm 46-47.
12

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry) menghimpun


data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari
hubungan, menafsirkan hal-hal yang besifat teka-teki. Disini penulis melakukan
penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif yang menitik beratkan pada
pendekatan deskriptif dan tindakan.23 Dengan pengambilan informasi-informasi
dari sebuah fenomena yang ada pada suatu pendidikan Islam atau sekolah-
sekolah (buku-buku) yang kurang inovatif dalam perkembangan zaman tanpa
meninggalkan khazanah keilmuannya. Penulis kira, ini sangat penting untuk para
cendikiawan atau pakar pendidikan Islam untuk ikut serta (berpartisipasi)
dalam mengembangkan pendidikan Islam. Karena selama ini pendidikan Islam
sangat tertinggal jauh dengan pendidikan lainnya.

2. Waktu dan tempat.


Peneliti menyempatkan waktu yang digunakan untuk penelitian strategi inovatif
pendidikan Islam ketika waktu-waktu kosong kegiatan dan tempatnya di
perpustakaan PESMA Al-Hikam Malang.

3. Populasi dan sempel


Dalam penelitian, penulis mengambil sampel dari buku-buku tentang pendidikan
Islam. Setelah itu penulis simpulkan apa yang penulis baca dan cermati. Baik itu di
bidang pengembangan tujuan pendidikan, kelas, kurikulum, sistem pendidikan,
metode pembelajaran, evaluasi, dan bahkan sesuatu yang kurang relevan dengan
masa sekarang seperti halnya guru yang tidak profesional.

4. Instrumen penelitian

No Variable Indikator Teknik Butir soal


penelitian data
Strategi dan inovatif Tinggi Angket Seberapa tinggi
Perhatian Angket strategi inovatif
Motivasi Angket pendidikan
Dan lain-lain Angket Islam menurut
anda?

23
Nana Syodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. hlm 52.
13

Dan lain-lain
Pendidikan Islam Tingkat Bagaimanakah
Dan lain-lain tingkat
pendidikan
Islam yang
berada di
Indonsesia
menurut anda?
Dan lain-lain

5. Metode pengumpulan data


Dalam pengumpulan data penulis menggunakan strategi pembuktian melalui
buku-buku yang ada dalam perpustakaan atau mencari di internet. Karena penulis
sendiri tidak bisa terjun kelapangan sehingga jalan alternatif yang memungkinan
untuk ditempuh ialah dengan pengumpulan data melalaui buku-buku. Akan tetapi
buku-buku yang penulis kutip adalah buku-buku yang sudah tidak diragukan lagi
keotentikannya. Karena buku-buku tersebut sudah menjadi rujukan dari sekian
banyak akademis atau para pelajar.

6. Analisis data
Analisis data yang penulis gunakan ialah:
a. Membuat kode pada hasil survai, interview, dan angket. Untuk setiap tema
ataupun kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya untuk kode
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hasil, dan sebagainya.
b. ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan
bagaiamana?. Pertanyaan kunci dapat membantu mensistematiskan data,
sehingga membentuk satu kesatuan yang bermakna.
c. Analisis faktor yang mendahului dan mengikuti. Menganalisis faktor-faktor yang
mndahulumungkin juga menjadi penyebab dan yang mengikuti atau yang
diakibatkan oleh sesuatu hal, kegiatan, masalah, dan sebagainya. 24
24
Ibid. hlm 156.
14

DAFATAR PUSTAKA

Arifin, Muzayyin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Askara.


Indra, Hasbi. 2005. Pendidikan Islam Melawan Globalisasi. Jakarta: Rida Mulia.
Kamus besar bahasa indonesia. 2002. Jakarta: Balai Pustaka. hlm 1092.
Qomar, Mujamil. 2008. Inovasi Pendidikan Islam.
Saiban, Kasuwi. 2008. Inovasi Pendidikan Versi KH. Hasyim Asy’ari.
Sukmadinata, Nana Syodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
15

Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Uhbiyati, Nur. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.
http:// /bkamigas.htm
http://. sistem inovasi dan kapasitas inovatif. htm
http://.pendidikan-islam-indonesia.htm

Anda mungkin juga menyukai