Bolus dalam lambung dicerna dengan dibantu oleh hormone gastrin, asam
lambung, serta lambung tersebut melakukan gerakan mencampur dan mendorong
bolus yang sudah menjadi kimus. Selain itu lambung juga mensekresi kelenjar
gastric yang memproduksi asam, mensekresi asam hidroklorida, pepsinogen,
factor instrinsik, mucus dan lambung juga mensekresi kelenjar pilorik yang
memproduksi mucus, beberapa pepsinogen, dan hormone gastrin. Dari lambung
kimus masuk ke usus halus, kimus tersebut mengalami mengalami gerakan
pencampuran dan kontraksi pendorongan. Aktivitas Peristaltic sangat meningkat
setelah makan. Ini disebabkan sebagian oleh masuknya kimus ke dalam
duodenum tetapi juga oleh apa yang disebut gastroenteric yang dimulai
peregangan lambung dan diteruskan terutama melalui pleksus myenteric dari
lambung menurun sepanjang dinding usus halus. Selain sinyal saraf
mempengaruhi peristaltik usus halus, terdapat beberapa factor hormonal juga
mempengaruhi gerak peristaltik. Factor hormonal tersebut meliputi gastrin, CCK,
hormon insulin, motilin, dan serotonin, semuanya meningkatkan motilitas usus
dan dikeluarkan selama berbagai fase pencernaan makanan. Dan sebaliknya,
secretin dan glucagon menghambat motilitas usus kecil.
Gambar 2.8 Pergerakan Segmentasi Usus
Di usus halus terjadi proses absorpsi melalui transfor aktif dan melalui
difusi beberapa ratus gram karbohidrat, 100 gram lemak, 50-100 protein yang
telah disederhanakan, serta 7-8 liter air. Air ditransfor melalui membran usus
dengan proses difusi. Absorpsi ion dilakukan melalui transfor aktif 20-30 gram
natrium disekresikan melalui usus halus.
Gambar 2.9 Absorpsi Natrium