Dosen Pembina:
Disusun oleh :
BANDUNG
2011
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… i
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 55
2
BAB I
sempit dan dalam arti luas. Pengertian ialah benda dalam arti sempit ialah
benda dalam arti luas disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata yaitu benda
ialah tiap barang-barang dan hak-hak yamg dapat dikuasai dengan hak
milik atau denga kata lain benda dalam konteks hukum perdata adalah
utamanya yang berupa hak milik. Dengan demikian, yang dapat memiliki
3
kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain
perdata, yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu yang berwujud
bunga atas deposito . Meskipun pengertian zaak dalam BWI tidak hanya
meliputi benda berwujud saja, namun sebagian besar dari materi Buku II
tentang Benda mengatur tentang benda yang berwujud. Selain itu, istilah
zaak didalam BWI tidak selalu berarti benda, tetapi bisa berarti yang lain,
Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga
diatur dalam:
hak kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang
terkandung didalamnya.
4
3. Undang-Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang
hak cipta sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek
hak milik .
C. Macam-macam Benda
5
c. Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta
undang adalah hak hak yang melekat pada benda bergerak (Ps.511
undang adalah hak hak yang melekat pada benda tidak bergerak
tersebut, seperti hipotik, crediet verband, hak pakai atas benda tidak
BWI).
terletak pada :
6
a. penguasaannya (bezit), dimana terhadap benda bergerak maka
tidak bergerak.
hipotik.
7
Pembedaan ini penting artinya dalam hal pembatalan perjanjian. Pada
semula, oleh karena itu harus diganti dengan benda lain yang sama /
kembali.
dengan cara menyerahkan benda tersebut. Benda akan ada tidak dapat
akan ada bisa terancam batal bila pemenuhannya itu tidak mungkin
benda tersebut karena jual beli atau karena warisan. Benda dalam
8
diperjual belikan atau diwariskan, umpamanya tanah wakaf,
bertahap. Lain halnya dengan benda yang tidak dapat dibagi, maka
9
BAB II
Perbedaan antara hak kebendaan yang diatur dalam Buku II BWI dengan
hak perorangan yang diatur dalam Buku III BWI adalah sebagai berikut :
hanya melibatkan orang / pihak tertentu saja, yakni yang ada dalam
10
dikatakan hokum kebendaan itu bersifat tertutup, sedangkan hukum
1. mutlak / absolute
2. mengikuti benda dimana hak itu melekat, misalnya hak sewa tetap
3. hak yang ada terlebih dahulu (yang lebih tua), kedudukannya lebih
tinggi;
yang bersangkutan.
maka hak kebendaan yang termasuk dalam kategori ini adalah ;Bezit
Mendiami.
11
Hak atas tanah yang dengan berlakunya UUPA dinyatakan tidak
berlaku lagi: Hak bezit atas tanah ; Hak eigendom atas tanah, Hak
servitut ; Hak opstal ; Hak erfpacht ; Hak bunga atas tanah, Hak
dihapus adalah :
a. Hak Milik ; Hak Guna Usaha ; Hak Guna Bangunan ; Hak Pakai
hasil hutan
b. Hipotik
c. Credietverband
e. Fiducia
1. Melalui Pengakuan
12
Benda yang tidak diketahui siapa pemiliknya (res nullius) kemudian
sebagai pemiliknya.
2. Melalui Penemuan
Benda yang semula milik orang lain akan tetapi lepas dari
3. Melalui Penyerahan
4. Dengan Daluwarsa
milik atas benda itu diperoleh setelah lewat waktu 3 tahun sejak orang
5. Melalui Pewarisan
13
Hak kebendaan bisa diperoleh melalui warisan berdasarkan hukum
waris yang berlaku, bisa hukum adat, hukum Islam atau hukum barat.
6. Dengan Penciptaan
Seseorang yang menciptakan benda baru, baik dari benda yang sudah
ada maupun sama sekali baru, dapat memperoleh hak milik atas benda
ciptaannya itu.
Karena musnahnya sesuatu benda, maka hak atas benda tersebut ikut
lenyap,
2. Karena dipindah-tangankan
Hak milik, hak memungut hasil atau hak pakai menjadi hapus bila
4. Karena Kadaluwarsa
14
Penguasa publik dapat mencabut hak kepemilikan seseorang atas
15
BAB IV
A. Bezit.
Bezit diatur dalam (Ps. 529 s/d 568 BWI). Secara harfiah berarti
maka dia dianggap sebagai pemiliknya”. Menurut Ps. 529 BWI, bezit
adalah keadaan seseorang yang menguasai suatu benda, baik dengan diri
Lebih lanjut dalam Ps. 530 BWI disebutkan bahwa ada dua macam
bezit, yaitu yang beriktikad baik ( te goede trouw) dan yang beriktikad
16
Karena pada umumnya orang yang tidak waras tidak mempunyai
bukan orang gila / orang yang tidak waras .Yang dapat mempunyai hak
bezit adalah orang yang dewasa, sehat pikiran, berkehendak bebas / tidak
dibawah paksaan.
penguasaan atas benda tersebut terjadi tanpa diiketahui cacat cela dalam
suatu hubungan hukum tertentu dengan pemilik yang sah dari benda
itu tidak ada. Menurut ketentuan Ps 538 BWI, “ Penguasaan atas suatu
17
3. Kata “dalam kekuasaan” menunjukkan keharusan adanya hubungan
tangan orang lain atau selama benda itu tidak nyata-nyata telah
tanpa bantuan orang lain, hanya tertuju pada benda bergerak yang
tidak ada pemiliknya (res nullius), yang kemudian diakui dan dikuasai.
penguasaan atas hak gadai, hak pakai, hak sewa, hak memungut hasil
18
dsb. Memperoleh penguasaan tanpa bantuan orang yang menguasai
Hak milik adalah alas hak yang sempurna. Ketentuan tersebut di atas
dibatasai oleh ayat (2) nya, bahwa perlindungan hukum yang diberikan
oelh ayat (1) itu tidak berlaku bagi benda-benda yang hilang atau benda-
benda curian. Terhadap benda-benda ini, bezit sebagai hak yang sempurna
waktu tiga tahun terhtung sejak hilang atau dicurinya bendanya, berhak
tidak diatur dalam Buku IIBWI tentang Benda karena ternyata pembentuk
19
undang-undang menyatakan bahwa Ps. 1977 BWI (Buku IV BWI)
Penguasaan itu sebagai alas hak yang sempurna, sama dengan hak
Dalam hal ini ada dua teori yang menjawab soal ini, yaitu
1. Eigendoms theorie
Teori ini dikemuakan oleh Meijers, yang menafsirkan Ps. 1977 BWI
memperhatikan apakah ada alas hak yang sah atau tidak, apakah
berasal dari orang yang berwenang mengauasai benda itu atau tidak.
suatu levering, yaitu harus ada alas hak yang sah dan harus dilakukan
pasal. mana yang harus diikuti diantara dua pasal tersebut dan Mejers
syarat sahnya levering, dan oleh karena itu pada masa sekarang teori
2. Legitimatie theorie
20
Teori ini dikemukakan oleh Paul Scholten : Pada umunya hak milik
atas suatu barang hanya dapat berpindah secara sah bila seseorang
kelancaran lalu lintas hukum akan sangat terganggu, jilka dalam setiap
pemilik, yaitu bahwa menurut keadaan yang tampak barang itu seperti
tetapi misalnya hanya meminjam barang itu dari pemilik, maka barang
itu akan menjadi milik si pembeli (pembeli yang beritikad baik). Bezit
bukan sebagai hak milik, jadi siapa yang secara jujur menguasai benda
dengan Ps. 584 BWI tentang syarat- syaratnya sahnya levering, teori
21
Paul Scholten ini mengabaikan satu syarat levering, yaitu “ tidak perlu
cukup dengan anggapan saja bahwa benda itu memang berasal dari
Tujuan teori ini adalah melindungi pihak ketiga yang jujur, tetapi agar
hukum yang dimaksud dalam Ps. 1977 BWI hanya berlaku terhadap
dilindungi oleh hukum, karena bisa saja benda itu beasal dari benda
22
kepeningan umum berdasarkan ketentuan perundangan dengan
bahwa eigendom adalah hak yang paling sempurna atas suatu benda.
tidak terbatas, namun pada masa akhir-akhir ini mincul pengertian tentang
fungsi sosial. Hal ini berarti bahwa kita sudah tidak dapat berbuat
Bahkan pada masa kini suatu perbuatan yang pada hakekatnya berupa
berikut :
3. Bersifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap hak kebendaan yang
23
4. Mengandung inti dari hak kebendaan yang lain, sedangkan hak
kebendaan yang lain hanya meupakan bagian saja dari hak milik.
Setiap orang yang mempunyai hak milik atas sesuatu benda, berhak
permohonan agar benda yang diminta kembali itu disita terlebih dahulu
benda bergerak milik pemohon yang berada dibawah kekuasaan orang lain
memperolehnya hak milik itu. Cara memperoleh hak milik datur dalam Ps.
Cara memperoleh hak milik di mana benda pokok yang telah dimiliki
hal ada alas hak yang sah atau 30 tahun dalam hal tidak ada alas hak
24
(Ps. 610 BWI). Kadaluarsa yang dimaksud disini adalah acquisiteve
waktu tertentu.
Cara memperoleh hak milik bagi para ahli waris yang ditinggalkan
pewaris. Disini para ahli waris memperoleh hak milik menurut hukum
tanpa harus ada tindakan penerimaan benda secara fisik. Ahli waris
memperoleh hak milik itu. Cara ini merupakan cara yang paling
25
hak milik atas benda tak bergerak harus dibuatkan suatu surat
atas :
Ps. 613 ayat (3) BWI dilakukan dengan penyerahan surat yang
bersangkutan.
b. Levering dari surat piutang atas nama (op naam), berdasarkan Ps.
613 ayat (1) BWI dilakukan dengan cara membuat akte otentik
cessionaris pada saat akte cessie dibuat, bukan pada waktu akte
Ps. 613 ayat (3) BWI harus dilakukan dengan surat piutang
Cara memperoleh hak milik yang tidak disebutkan dalam Ps. 584
BWI :
26
1) Pembentukan benda (zaaksvorming), yaitu dengan cara
606 BWI).
misalnya buah pisang dari pohon pisang, anak sapi dari sapi
607-609 BWI).
27
4) Pencabutan hak (onteigening),, yaitu cara memperoleh hak
(para) pemiliknya.
dipunyai oleh lebih satu orang, sehingga terjadi hak milik bersama
membagi suatu benda menjadi milik lebih dari satu orang, harus
28
pemisahan dan pembagian harta peninggalan diatur dalam Buku II Ps.
1066-1125 BWI.
komputer. Contoh hak milik bersama yang terikat adalah hak milik
bersama atas suatu benda itu justru sebagai akibat dari hubungan
mereka satu sama lain yang telah ada sebelumnya. Perbedaan yang
lain adalah bahwa di dalam hak milik bersama yang bebas terdapat
ada diantara mereka adalah karena hubungan hukum yang telah ada
antara hak milik bersama yang bebas dengan hak milik bersama yang
29
a. Para pemilik dalam hak milik bersama yang bebas dapat meminta
sanggahan dari para ahli hukum yang lain oleh karena mengenai
izin dari pemilik yang lain; sedangkan di dalam hak milik bersama
seluruh bendanya.
a. Karena ada orang lain yang memperoleh hak milik atas suatu
30
salah satu cara untuk memperoleh hak milik seperti telah diuraikan
di atas.
Hak memungut hasil adalah hak untuk memungut hasil dari benda
bahwa dirinya harus menjaga benda tersebut tetap dalam keadaan seperti
782-806 BWI:
31
3. Kewajiban pada waktu berakhirnya hak memungut hasil :
benda itu
Di dalam BW hak pakai dan hak mendiami ini diatur dalam Buku II
Ps. 818-829 BWI, akan tetapi tidak ada satu pasalpun yang memberikan
definisi / pengertian tentang kedua hak tersebut. Di dalam Ps. 818 BWI
hanya disebutkan bahwa hak pakai dan hak mendiami itu merupakan hak
Bilamana obyek hak pakai adalah binatang, maka pemilik hak pakai
tetapi tidak boleh menikmati hak pakai / hak milik (Ps. 824 BWI) terhadap
mendiami atas sebuah rumah, maka ia boleh mendiami rumah itu sejak ia
rumah tersebut.
32
E. Erfdienstbaarheid / Servituut (Ps. 674-710 BWI)
F. Hak opstal,
bangunan atau tanaman di atas tanah milik orang lain (Ps. 711 BWI).
G. Hak Erfpacht.
Hak Erfpacht yaitu suatu hak kebendaan untuk memungut hasil seluas-
luasnya dalam jangka waktu yang lama atas bidang tanah milik orang lain
tahun (Ps. 720 BWI). Semua hak pemilik tanah dijalankan oleh orang
33
tiap tahun (pacht atau canon) tersebut. (Hak ini dahulu banyak
tanah yang masih belukar sehingga diberikan untuk jangka waktu yang
34
BAB IV
MEMBERI JAMINAN
A. Pengertian
benda orang lain, baik benda bergerak maupun benda tak bergerak. Jika
benda yang menjadi obyek jaminan adalah benda bergerak maka disebut hak
benda tidak bergerak maka hak kebendaannya adalah hipotik. Kreditur yang
B. Gadai (Pandrecht)
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu benda
benda tersebut (Ps. 1150 BWI). Pengertian gadai di atas membuktikan bahwa
hak gadai adalah tambahan atau buntut dari suatu perjanjian pokok, yaitu
35
sampai dirugikan apabila debitur lalai membayar kembali uang pinjaman
berikut bunganya.Jadi tidak mungkin timbul adanya hak gadai tanpa ada
terdapat semacam hak gadai yang dinamakan fidutia, yaitu suatu pemindahan
belum dibayar kreditur menjadi pemilik benda yang dijaminkan itu. Sebagai
debitur sehingga orang yang berhutang ini tetap menguasai bendanya. Hak
gadai senantiasa melekat meskipun hak milik atas benda itu jatuh ke tangan
orang lain seperti ahli warisnya. Pemegang hak gadai yang kehilangan benda
gadai itu, berhak meminta kembali benda itu dari tangan siapapun benda
tersebut berada selama 3 (tiga) tahun (Ps. 1152 ayat (3) jo Ps. 1977 ayat (2)
BWI). Hak untuk meminta kembali ini berdasarkan Ps. 1977 ayat (2) BWI
diberikan kepada pemilik benda bergerak, sehingga Ps. 1152 ayat (3) BWI
dapat diartikan bahwa hak gadai dipersamakan dengan hak milik. Unsur
terpentiing dari hak gadai adalah benda yang dijaminkan harus berada dalam
36
Obyek hak gadai berupa benda bergerak, baik benda bergerak yang
pemegang gadai.
membayar uang dan orang yang wajib membayar ini dapat menuntut
37
memakai atau memungut hasil, maka kalau yang digadaikan adalah
Subyek hak gadai adalah pemberi dan penerima hak gadai, hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang yang pada umumnya cakap dan mampu
benda itu. Ps. 1152 ayat (4) BWI menentukan bahwa kalau ternyata
penerima gadai tidak mendapat perlindungan hukum dan hak gadai harus
gadai, baik yang dibuat secara tertulis (otentik atau di bawah tangan) atau
dibuat secara lisan. Akan tetapi dengan perjanjian gadai saja, tidak berarti
38
yang akan digadaikan merupakan barang-barang yang sehari-hari
39
a. Bertanggung jawab atas hilangnya atau berkurangnya nilai barang
5. Hapusnya gadai
telah dihapuskan).
yang digadaikan.
40
Didalam gadai dikenal lembaga yang disebut parate executie, yaitu orang
itu boleh dijual oleh pemegang gadai untuk pelunasan hutangnya tanpa
C. Hipotik
Tentang hipotik ini sepanjang yang diatur dalam BWI, terletak di dalam
Buku II titel XXI Ps. 1162 – 1232. Namun sebagaimana telah dikemukakan
mengatur tentang hak dan kewajiban pemberi dan pemegang hipotik, azas-
hipotik, cara peralihan hupotik dan obyek serta subyek hipotik diberlakukan
pelaksanaannya :
41
3. Peraturan Menteri Agraria Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pembebanan
Pendaftaran Tanah.
1. Pengertian Hipotik
Menurut Ps. 1162 BWI yang dimaksud dengan hipotik adalah suatu
bahwa tujuan hipotik adalah juga untuk memberi jaminan kepada kreditur
dalam Ps. 1163 ayat (2) BWI diterangkan bahwa karena hipotik tetap
42
oleh orang lain hipotik tetap melekat atas benda itu (jual beli tidak
menggugurkan hipotik).
secara tegas menyatakan hal itu dan dibuat dengan akta otentik;
benda itu;
hutang piutang;
hutang saja dan tidak memberi hak untuk menguasai dan memiliki
benda jaminan.
43
2. Azas-azas hipotik
adalah :
dalam suatu daftar umum supaya dapat diketahui oleh pihak ketiga.
atau hanya atas satu atau dua kamar di dalam rumah tersebut.
3. Obyek hipotik
dibebani hipotik adalah hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha
(baik yang berasal dari konversi hak tanah barat, seperti hak eigendom /
hak opstal / hak erfpacht maupun hak tanah adat), dengan syarat hak-hak
44
tersebut telah didaftarkan dalam Daftar Buku Tanah. Dengan demikian
maka hak atas tanah lainnya yang disebutkan di dalam UUPA yang
walaupun harus didaftar dalam Daftar Buku Tanah, tetap tidak dapat
b. Hak opstal (Ps. 711 - 719 BWI) dan hak erfpacht (Ps. 720 – 736 BWI);
padanya.
4. Subyek Hipotik
penerima hipotik. Orang yang dapat membeli hipotik atau dalam hal ini
benda yang tidak atau belum dapat diasingkannya; namun orang boleh
hutang orang lain. Di dalam UUPA telah ditentukan siapa saja yang dapat
mempunyai hak atas tanah (hak milik, hak guna usaha dan hak guna
45
bangunan) yang dapat dibebani hak tanggungan. Yang dapat mempunyai
(penerima hipotik) itu perorangan atau badan hukum, WNI atau orang
asing, apakah badan hukum Indonesia atau badan hukum asing, apakah
46
a. Pembuatan hipotik dilakukan oleh kreditur dan debitur dalam suatu
akta otentik yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta
PPAT. Satu lembar akta itu disimpan PPAT dan satu lembar lainnya
meliputi :
bersangkutan;
- Mencatat adanya hipotik pada Buku Tanah serta sertifikat hak atas
47
Setelah itu Kepala Kantor Pendaftaran Tanah menyerahkan sertifikat
hak atas tanah kepada pemberi hipotik (debitur); namun dalam praktek
umumnya yang terjadi sertifikat hak atas tanah tetap disimpan oleh
hipotik telah mulai berlaku sah sejak dibuatkan akta otentik oleh PPAT,
hak atas tanah, tentunya memerlukan jangka waktu yang cukup lama
dan biaya yang tidak sedikit. Khusus untuk penyaluran kredit kepada
48
memerlukan bantuan berupa kredit baik untuk investasi maupun
untuk modal kerja mereka. Dalam hal ini sebagai jalan keluar maka
hak atas tanah tersebut, dan pemasangan hipotik baru dilakukan jika
b. Berdasarkan Ps. 1171 ayat (2) BWI, surat kuasa memasang hipotik
harus dibuat dalam bentuk akta otentik (akta notaris), bukan akta
PPAT;
ditark kembali oleh debitur. Kalau sifat ini tidak melekat pada surat
kuasa tersebut maka kreditur / bank pada saat yang diperlukan bisa
49
di dalam Ps. 1813 BWI yang antara lain menyatakan bahwa pemberian
kuasa.
Di dalam Ps. 1176 ayat (1) BWI dengan tegas ditentukan bahwa “suatu
hipotik hanyalah sah, sekedar jumlah uang untuk mana ia telah diberikan,
debitur yang aktual pada saat pembebanan hipotik lebih kecil dari jumlah
hanya sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya pada saat itu.
Berdasarkan Ps. 1175 ayat (1) BWI telah ditegaskan bahwa “hipotik
50
benda-benda yang akan ada dikemudian hariadalah batal”. Akan tetapi
tercapai dan rumah yang dijadikan jaminan yang tadinya belum ada
6. Tingkatan-tingkatan hipotik
Sebidang tanah dapat dibebani lebih dari satu hipotik. Susunan urutan
dari para pemegang hipotik atas sebidang tanah tertentu didasarkan atas
hipotik mendaftarkan hipotiknya pada hari yang sama namun pada jam
dijual, maka pemegang hipotik dibayar dengan uang hasil penjualan itu
untuk membayar semua hutang para pemegang hipotik, maka yang lebih
51
dahulu dilunasi adalah hutang pemegang hipotik pertama. Kalau ada
sekaligus dengan pelunasan bunga dari hutang pokok tersebut (Ps. 1184
BWI).
7. Peralihan hipotik
Hipotik merupakan hak atas harta kekayaan yang dapat dialihkan, namun
dan pemberian suatu hipotik menurut Ps. 1172 BWI hanya dapat
8. Hapusnya hipotik
Berdasarkan Ps. 1209 BWI, hipotik hapus karena hal-hal sebagai berikut :
52
Kasus ini merupakan cara hapusnya hipotik yang paling sering terjadi
Diluar Ps. 1209 BWI tersebut di atas masih terdapat banyak cara lain yang
Bilamana suatu hak atas tanah yang dibebani hipotik habis karena
jangka waktunya telah selesai maka hipotik atas tanah itu juga
menjadi hapus;
c. Karena berakhirnya hak dari pemberi hipotik sebagai diatur dalam Ps.
1169 BWI;
terhadap hak-hak atas tanah yang dituangkan dalam Surat Edaran Menteri
53
Dalam Negeri Nomor DA 10/241/10 tanggal 27 Oktober 1970 tentang
hapusnya hak atas tanah yang dibebani hipotilk dan tanahnya kembali
d. Karena pelepasan secara sukarela oleh pemilik hak atas tanah yang
bersangkutan.
9. Pencoretan (roya)
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap (Ps. 1195
secara resmi oleh pihak bank kepada Kepala Kantor Pendaftaran Tanah
54
untuk dapat dilakukan pencoretan atas permintaan pihak yang
Tanah setelah menerima surat tanda bukti hapusnya hipotik (Ps. 29 ayat
Buku Tanah dan sertifikat tanah dicatat bahwa hipotik pada tanggal,
Agraria Nomor 7 Tahun 1961 Ps. 47). Perbedaan antara gadai dan hipotik
D. Fidusia
fidutia, yaitu suatu pemindahan hak milik dengan perjanjian bahwa benda
menyewakan benda itu kepada debitur sehingga orang yang berhutang ini
55
Perjanjian Peralihan Hak tersebut bisa berupa constitutum possessorium
untuk benda bergerak berwujud, atau cessie, untuk benda bergerak tidak
suatu hak milik tanpa menyerahkan fisik benda yang bersangkutan. Adapun
perjanjian pinjaman (hutang piutang) ini, maka ada jaminan fidusia dari
pihak peminjam ;
hak milik atas benda yang bersangkutan dari debitur kepada kreditur ,
3. Perjanjian Pinjam Pakai, dimana melaui perjanjian ini maka benda obyek
Akta Jaminan Fidusia harus berupa Akta Notaris, dibuat dalam bahasa
Indonesia dan berisi hal hal yang perlu dijelaskan seperti identitas penerima
dan pemberi fidusia, data tentang perjanjian pokoknya, nilai hutang piutang
56
DAFTAR PUSTAKA
57
.
58