Anda di halaman 1dari 1

Bagaimana Menangani Telur Ulat Sutera ?

Oleh : Haris Setiana


Pusat Pembibitan Ulat Sutera Candiroto

Tahukah anda bahwa proses pemeliharaan ulat sutera dimulai dari telur ?. Pertumbuhan
telur yang baik akan memberikan hasil penetasan telur yang tinggi, dimana hal ini berarti jumlah
populasi ulat dalam satu box akan banyak dan akan memberikan harapan besar untuk
menghasilkan panen kokon yang tinggi.
Pada stadia telur, terjadi apa yang disebut pertumbuhan embrio telur agar bisa menetas
menjadi ulat. Dalam pertumbuhan ini, diperlukan kondisi optimal agar telur bisa menetas.
Kondisi optimal yang diperlukan ini tentu saja dipengaruhi oleh cara penanganan kita terhadap
telur ulat sutera dan faktor lingkungan termasuk temperatur, kelembaban dan pencahayaan.
Setelah telur diproses untuk penetasan, telur seharusnya berada pada kondisi lingkungan
(ruangan) dengan temperatur 25oC dan kelembaban 85% serta dilakukan pencahayaan 16 jam
terang dan 8 jam gelap terhadap telur. Akan tetapi karena telur harus ditetaskan dan dipelihara di
tempat sendiri (di lokasi pemelihara), maka telur tersebut harus diambil atau dikirimkan dari
PPUS Candiroto.
Dalam pengambilan atau pengiriman telur ini tentunya banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan telur.
Untuk memperkecil pengaruh tersebut terhadap pertumbuhan telur ulat sutera, maka
beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain :
1. Pada waktu 7 – 10 hari sebelum penetasan, telur baru mulai tumbuh, pengaruh luar masih
bisa ditolerir oleh telur. Untuk itu dianjurkan agar pengambilan telur dilakukan antara 7 – 10
hari sebelum tanggal penetasan. Untuk jumlah yang banyak, karena memerlukan proses yang
lebih lama, PPUS menganjurkan agar pengambilan telur dilakukan 7 – 8 hari sebelum
penetasan.
2. Pada waktu membawa telur, jangan sampai terkena sengatan matahari secara langsung. Untuk
itu pada waktu membawa telur hendaknya dilapisi (dibungkus) dengan kain lembab dan
selalu menjaga agar kain tersebut tetap lembab selama perjalanan.
3. Jangan meletakkan telur pada tempat dengan suhu panas dan kering seperti misalnya bagasi.
Untuk mobil ber-AC, box telur sebaiknya juga dibungkus dengan kain lembab karena udara
AC merupakan udara kering sehingga akan mempengaruhi telur.
4. Hindarkan sentuhan tangan yang kotor dan hindarkan juga kontaminasi tembakau (rokok)
baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Telur hendaknya tidak disimpan pada kotak yang tertutup rapat, karena dalam proses
pertumbuhannnya, telur membutuhkan udara.
6. Usahakan agar telur tidak sering terkena guncangan dan hindarkan dari bahan kimia seperti
pupuk, pestisida (insektisida) atau bensin.
7. Setelah sampai di tempat tujuan, telur harus segera diinkubasikan pada tempat dengan
kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan telur dan dilakukan pencahayaan.

Dengan melaksanakan hal-hal tersebut di atas, satu tahapan untuk menghasilkan persentase
penetasan yang tinggi sudah kita lalui .
Pada kesempatan lain kita akan membahas bagaimana cara inkubasi yang juga sangat
berpengaruh terhadap persentase penetasan ulat.
Semoga persuteraan alam akan terus berkembang !!

Anda mungkin juga menyukai