Kopi (Coffea spp.) merupakan salah satu bahan penyegar yang banyak
dikonsumsi dan diminati masyarakat, baik dari kalangan menengah ke atas hingga
menengah kebawah. Kopi juga termasuk minuman yang cukup fleksibel karena dapat
diminum di pagi, siang maupun malam hari dan dalam bentuk panas maupun dingin.
Seiring dengan berjalannya waktu di mana segala sesuatunya dituntut serba cepat dan
serba instan, produk kopi instan merupakan salah satu alternatif bentuk minuman
yang tepat bagi masyarakat.
Proses pengolahan kopi instan ini ternyata memiliki beberapa perbedaan
dengan kopi beras, terutama dalam proses pengolahannya. Kopi beras diolah dengan
pengeringan basah, yaitu melalui proses sortasi biji, pulping, fermentasi, pencucian,
pengeringan, hulling dan pengolahan kering yaitu dengan sortasi, pengeringan dan
hulling. Proses penyangraian dan penggilingan dilanjutkan untuk mendapatkan kopi
bubuk, sedangkan untuk kopi instan sendiri proses ditambahkan dengan ekstraksi,
freeze drying dan spray drying, aromatisasi, dan pengemasan.
Perbedaan lain adalah kopi instan lebih larut dalam air dingin karena memiliki
kandungan minyak lebih sedikit yang menyebabkan kopi tidak mudah menggumpal.
Namun, kopi instan kurang memiliki aroma khas kopi yang kurang kuat dan alami
karena sudah mengalami proses ekstraksi. Konsumsi kopi instan ini dianjurkan tidak
terlalu banyak, karena mengandung beberapa bahan pengawet yang dapat
membahayakan tubuh.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi (Coffea spp.) merupakan salah satu bahan penyegar yang banyak
dikonsumsi dan diminati masyarakat, baik dari kalangan menengah ke atas hingga
menengah kebawah. Hal ini disebabkan karena kopi baik yang bentuk bubuk maupun
seduhannya memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman
lainnya Kopi juga termasuk minuman yang cukup fleksibel karena dapat diminum di
pagi, siang maupun malam hari dan dalam bentuk panas maupun dingin. Kopi bukan
hanya sekedar minuman segar berkhasiat, namun juga memiliki arti ekonomi yang
cukup penting. Sejak puluhan tahun lalu, kopi telah menjadi sumber pendapatan dan
banyak orang yang tertarik untuk membudidayakan tanaman kopi, hal ini karena
tanpa pemeliharaan yang intensif pun, produksi kopi yang dihasilkan cukup lumayan.
Apalagi bila pemeliharaan dan pengolahan cukup baik, usaha kopi akan
mendatangkan keuntungan ganda (Najiyati, 2002). Perkembangan teknologi
pengolahan kopi saat ini sudah maju dengan pesat. Berbagai produsen berlomba untuk
mencari inovasi terbaru untuk menciptakan produk olahan kopi yang dapat menarik
minat masyarakat, salah satunya adalah kopi instan.
Seiring dengan berjalannya waktu di mana segala sesuatunya dituntut serba
cepat dan serba instan, produk kopi instan merupakan salah satu alternatif bentuk
minuman yang tepat bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena semakin padatnya
aktifitas manusia yang cenderung menuntut kepraktisan menyebabkan adanya
perubahan dalam perilaku konsumen yang dulunya mengkonsumsi kopi tubruk
bergeser dengan mengkonsumsi kopi instan. Kegemaran akan kopi instant hingga kini
amat tergantung pada selera perorangan. Konsumsi produk ini cenderung meningkat
di kalangan masyarakat yang sebelumnya tidak mengenal lezatnya minuman kopi. Hal
ini berkaitan dengan kemudahan menyiapkan minuman kopi dari kopi serbuk
(Ridwansyah, 2002).
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah mengenai kopi instan ini adalah untuk
mengetahui perbandingan proses pengolahan kopi instan dengan kopi beras dan juga
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari produk kopi instan ini.
II. STUDI PUSTAKA
Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta
mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis. Sebaliknya
daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis karena
senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lendir pada
buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan
pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
Biji kopi yang siap diperdagangkan adalah biji kopi yang sudah dikeringkan,
kadar airnya berkisar antara 12 - 13 %. Permukaan bijinya sudah bersih dari lapisan
kulit tanduk dan kulit ari. Biji kopi demikian sering disebut sebagai biji kopi beras.
Biji kopi WP adalah biji kopi beras yang dihasilkan dari proses basah (wet process)
dan biji kopi DP adalah biji kopi beras yang dihasilkan dari proses kering (dry
process).
B. Pengolahan kopi
Buah kopi biasanya dipasarkan dalam bentuk kopi beras, yaitu kopi kering
yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya. Sifat-sifat baik dari biji-biji
kopi tertentu dapat dirusak oleh cara pengolahan yang kurang tepat, sehingga dengan
demikian tidak dapat dicapai hasil maksimal (Loo, 1983). Melalui cara pengolahan
tertentu dapat dikeluarkan satu atau dua sifat yang baik. Pada umunya, tidak mungkin
mengeluarkan semua sifat-sifat yang baik secara sekaligus dengan satu cara
pembuatan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka hal yang harus diperhatikan
dalam pengolahan kopi ini adalah mengetahui terlebih dahulu syarat-syarat yang
dikehendaki oleh pasaran kopi.
Pengolahan buah kopi bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulitnya dan
mengeringkan biji tersebut sehingga diperoleh kopi beras dengan kadar air tertentu
dan siap untuk dipasarkan. Kopi beras berasal dari buah kopi basah yang telah
mengalami beberapa tingkat proses pengolahan. Secara garis besar dan berdasarkan
cara kerjanya, maka terdapat dua cara pengolahan buah kopi basah menjadi kopi
beras, yaitu yang disebut pengolahan buah kopi cara basah dan cara kering.
Pengolahan buah kopi sccara basah biasa disebut W.I..B. (West lndische Bereiding),
sedangkan pengolahan cara kering biasa disebut O.I.B (Ost Indische Bereiding).
Perbedaan pokok dari kedua cara tersebut diatas adalah pada cara kering pengupasan
daging buah, kulit tanduk dan kulit ari dilakukan setelah kering (kopi gelondong),
sedangkan cara basah pengupasan daging buah dilakukan sewaktu masih basah.
Pengolahan basah (wet process)
Cara ini disebut pengolahan basah karena prosesnya banyak menggunakan air.
Pengolahan basah hanya digunakan untuk mengolah kopi sehat yang berwarna merah,
sedangkan kopi berwarna hijau dan terserang bubuk diolah secara kering. Pengolahan
basah dilakukan melalui tujuh tahap, yaitu tahap sortasi gelondong, pulping,
fermentasi, pencucian, pengeringan, hulling, dan sortasi biji (Najiyati, 2002).
a. Sortasi biji
Hasil panen harus secepat mungkin dipindahkan ke tempat pemrosesan untuk
menghindari pemanasan langsung yang dapat menyebabkan kerusakan seperti :
perubahan warna buah, buah kopi menjadi busuk. Hasil panen dimasukkan kedalam
tangki penerima yang dilengkapi dengan air untuk memindahkan buah kopi yang
mengambang yaitu buah kopi kering di pohon dan terkena penyakit (Antestatia,
stephanoderes) dan biasanya dilanjutkan dengan proses pengolahan kering.
Sedangkan buah kopi yang tidak mengambang (non floating) dipindahkan menuju
bagian pemecah (pulper). Proses ini dinamakan dengan sortasi gelondong.
Sortasi gelondong dimaksudkan untuk memisahkan kopi merah yang berbiji
sehat dengan kopi hampa dan terserang bubuk. Proses ini dilakukan dengan cara, kopi
merah yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam alat yang disebut dengan bak
penerimaan atau bak sortasi. Bak ini dilengkapi dengan saringan serta keran
pemasukkan dan pengeluaran air. Setelah itu, bak diisi air dengan cara membuka
keran pemasukan air. Bila bak sudah hampir penuh,kemudian diaduk. Setelah diaduk,
gelondong yang terserang bubuk dan yang hampa akan mengapung, sedangkan yang
sehat dan berisi akan tenggelam. Gelondong yang tenggelam (bernas) selanjutnya
disalurkan ke mesin pulper,sedangkan gekondong yang terapung (gelondong
rambang) diolah secara kering seperti yang telah disebutkan diatas.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui beberapa perbedaan antara kopi
instant dengan kopi beras dengan kopi bubuk, salah satunya adalah proses
pengolahannya. Pengolahan kopi beras melalui beberapa tahap, yaitu pengolahan
kering dengan beberapa proses yaitu sortasi biji, pulping, fermentasi, pencucian,
pengeringan, hulling dan pengolahan kering yaitu dengan sortasi, pengeringan dan
hulling. Pada pengolahan kopi bubuk dilanjutkan dengan proses roasting atau
penyangraian dan penggilingan. Sedangkan untuk pembuatan kopi instan,
ditambahkan beberapa proses lagi yaitu adanya proses ekstraksi, freeze drying dan
spray drying, aromatisasi dan terakhir dikemas.
Kopi instan juga lebih mudah dilarutkan dengan air dingin, karena kandungan
minyak kopinya lebih sedikit. Perbedaan lain ditemukan pada aroma khas yang
kurang dari kopi instan dibandingkan dengan kopi beras dan kopi bubuk, hal ini
disebabkan kopi instan sudah mengalami proses ekstraksi. Kopi instan juga ternyata
kurang baik dibandingkan dengan kopi non-instan, hal ini karena kopi instan
mengandung beberapa zat pengawet yang dapat membahayakan tubuh.
B. Saran
Kopi instan merupakan kopi yang praktis untuk dikonsumsi, karena dapat
langsung diminum setelah diseduh, namun kopi instan ini mengandung beberapa zat
pengawet yang dapat membahyakan tubuh, jadi sebaiknya konsumsinya dikurangi.
DAFTAR PUSAKA
Loo Thio, G. 1983. Penuntun Praktis untuk Mengelola Teh dan Kopi. Penerbit
Kinta. Jakarta
Najiyati, S dan Danarti. 2004. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penerbit Swadaya. Jakarta
Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. http://library.usu.ac.id/index.php/
component/journals/index.php?
option=com_journalreview&id=7568&task=view. Diakses Sabtu, 19
Desember 2009 (Online)
Sivetz, M. 1963. Coffe Process Technology. The Avi Publishing Company, Inc.
USA
Sumahamijaya, I. 2009. CHE Around Us : Instant Cofee.
http://majarimagazine.com/2009/06/che-around-us-instant-coffee/. Diakses
Sabtu, 19 Desember 2009 (Online).
PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN DAN PERBANDINGANNYA
DENGAN KOPI BERAS DAN KOPI BUBUK
Oleh :
Natya Laksmi Putri (A1D007032)