A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu kelompok dari banyak penyakit-penyakit yang berhubungan. Semua kanker-kanker mulai di sel-sel, yang membentuk darah dan jaringan-jaringan lain. Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Kanker (suatu penyakit sel) ditandai dengan suatu pergeseran pada mekanisme kontrol yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sel. Sel yang sudah mengalami transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen permukaan sel yang tampaknya merupakan tipe normal dan memiliki tanda ketidakmatangan yang jelas dan dapat menunjukkan kelainan kromoson baik kualitatif maupun kuantitatif, termasuk pelbagai traslokasi dan munculnya pengerasan dari rangkaian gen. Sel-sel tadi berkembang dengan cepat dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau menyerang struktur jaringan sehat di sekitarnya. Subpopulasi sel yang berada dalam tumor dapat digambarkan sebagai sel induk tumor, yang memiliki kemampuan untuk mengulangi siklus proliferasi berkalikali dan berpindah ke sisi yang jauh di dalam tubuh untuk membentuk koloni dalam berbgai organ tubuh, proses ini disebut metastase. Induk sel tumor dapat mengekspresikan klonogenik atau kemampuan untuk membentuk koloni. Sel induk memiliki kelainan kromosom yang merefleksikan ketidakseimbangan genetiknya, yang mengarah pada seleksi subklon yang progresif yang dapat bertahan dan berkembang lebih cepat dalam lingkungan multiseluler tubuh. Kelainan kuantitatif dalam pelbagai alur metabolisme dan komponen selular berkaitan dalam perkembangan neoplastik ini. Proses invasif dan metastatik demikian pula kelainan metabolisme akibat kanker akan menyebabkan penyakit dan akhirnya kematian kecuali kanker dapat disembuhkan dengan pengobatan. Leukemia adalah suatu tipe dari kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani leukos-putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker yang mulai di sel-sel darah.
Diagnosis diferensial pada pasien ini ? Bagaimana terapi prognosis pasien ini ?
BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian
Berdasarkan jenis sel kanker, leukemia diklaifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Myelocytic/Myelogeneus leukemia Sel kanker yang berasal dari sel darah merah, granulocytes, macrophages dan keping darah.
Sel kanker yang berasal dari lymphocyte cell. Berdasarkan kedua klasifikasi di atas, maka leukemia dibagi menjadi 4 1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih. 2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut. 3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak. Sebagian besar leukosit pasien di atas 50.000/L. 4. Leukemia mielositik kronis (LMK) Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit. Leukosit dapat mencapai lebih dari 150.000/ L yang memerlukan pengobatan. Leukemia limfoblastik akut (LLA) atau ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah FAB menggolongkan LLA menjadi 3 golongan: 1. L1 (Prolimfositik leukemia) : sel dengan ukuran inti yang kecil kromatin inti homogen bentuk inti sel teratur, kadang-kadang ada cleft. bentuk sel besar dan heterogen macam, yaitu:
2. L2 ( Prolimfoblastik leukemia )
3. L3 (Burkitt's type):
efek leukemogenik & ionisasi radiasi, dibuktikan dg tingginya insidensi leukemia pd ahli radiologi (sebelum ditemukan alat pelindung), penderita dengan pembesaran kelenjar tymus, Ankylosing spondilitis dan penyakit Hodgkin yang mendapat terapi radiasi. Diperkirakan 10 % penderita leukemia memiliki latar belakang radiasi 3. 4. Hormone Bahan kimia (benzol, Arsen, preparat sulfat) a. Bahan kimia terutama Hydrokarbon sangat berhub dg leukemia akut pd binatang & manusia. b. Paparan Benzen dlm jumlah besar dan berlangsung lama dapat menimbulkan leukemia. c. Kloramfenikol & fenilbutazon diketahui menyebabkan anemia aplastik berat, tidak jarang diketahui diakhiri dg leukemia d. Arsen dan obat imunosupresif. 5. Infeksi (virus, bakteri) Diduga yg ada hubungannya dg leukemia adalah Human T-cell leukemia virus (HTLV-1), yaitu suatu virus RNA yang mempunyai enzim RNA transkriptase yang bersifat karsinogenik Faktor Endogen: 1. Ras (orang Yahudi mudah menderita LLK)
Risiko terjadinya leukemia meningkat pd kembar identik penderita leukemia akut, demikian pula pada saudara lainnya, walaupun jarang. Meningkat pd penderita dg kelainan fragilitas kromosom (anemia Fanconi) atau penderita dg jumlah kromosom abnormal spt sindrom Down, Klinefelter dan Turner. 3. 4. Herediter Defisiensi Imun dan Defisiensi Sumsum Tulang: ganas. b. Gangguan pada sistem tsb dapat menyebabkan beberapa sel ganas lolos dan selanjutnya berproliferasi hingga menimbulkan penyakit. c. Hipoplasia sumsum tulang mungkin sebagai penyebab leukemia IV. Manifestasi Klinik Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut : 1. Pucat. Pucat dapat terjadi secara mendadak, sehingga bila pada seorang anak terdapat pucat mendadak dan sebab terjadinya sukar diterangkan 2. Panas 3. Perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali serta limfadenopati. Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekia, epistaksis, perdarahan gusi dan sebagainya. Pada stadium permulaan mungkin tidak terdapat splenomegali 4. Sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalah tafsirkan sebagai penyakit reumatik merupakan gejala yang tidak khas. 5. Gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh, seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral dan sebagainya.
6. Gejala umum
Hematologi))
Gangguan fungsi leukosit (infeksi ringan sampai berat) Gangguan jumlah platelet (perdarahan ringan sampai berat)
Jumlah Jumlah
Leuko naik (WBC), ada Sel Muda Platelet turun (TROM) Tanda dan gejala lain : a. b. c. d. e. f. g.
h.
Pilek tidak sembuh-sembuh Pucat, lesu, mudah terstimulasi Demam dan anorexia Berat badan menurun Ptechiae, memar tanpa sebab Nyeri pada tulang dan persendian Nyeri abdomen Limphadenopathy Hepatosplenomegaly Abnormal WBC
i. j. V. Insiden
(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177) ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) ratarata yang juga lebih rendah. ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300). Faktor Resiko: sindroma Down memiliki kakak/adik yang menderita leukemia Faktor resiko untuk leukemia akut adalah :
Kaji adanya tanda-tanda anemia : Pucat, Kelemahan, Sesak, Nafas Kaji adanya tanda-tanda leukopenia Demam Infeksi Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : Ptechiae Purpura Perdarahan membran mukosa Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola : Limfadenopati Hepatomegali Splenomegali Kaji adanya pembesaran testis Kaji adanya : Hematuria Hipertensi Gagal ginjal Inflamasi disekitar rectal Nyeri
Pemeriksaan sumsum tulang (BMP / Bone Marrow Punction): Ditemukan sel blast yang berlebihan Peningkatan protein Pemeriksaan darah tepi Pansitopenia (anemia, lekopenia, trombositopneia) Peningkatan asam urat serum Peningkatan tembaga (Cu) serum Penurunan kadar Zink (Zn) Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 200.000 / l) tetapi dalam Biopsi Suatu biopsi adalah cara satu-satunya yang pasti untuk mengetahui
apakah sel-sel leukemia ada didalam sumsum tulang. Ada dua cara dokter dapat memperoleh sumsum tulang. Beberapa pasien-pasien akan mempunyai kedua-duanya prosedur: 1) Bone marrow aspiration (Penyedotan sumsum tulang): Dokter menggunakan sebuah jarum untuk mengangkat contoh-contoh dari sumsum tulang. 2) Bone marrow biopsy (Biopsi Sumsum Tulang): Dokter menggunakan suatu jarum yang sangat tebal untuk mengangkat sepotong kecil dari tulang dan sumsum tulang. Selain itu juga dihati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel kanker ke organ tersebut.
Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum Sitogenik: 50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a), Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
berupa:
-
hiperploid (2n+a)
-
10
Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis normal dari bentuk yang sangat besar
Penatalaksanaan Farmakologi Tujuan pengobatan pasien leukemia adalah meneapai kesembuhan total
dengan menghancurkan sel-sel leukemia. Untuk itu, penderita leukemia harus menjalani kemoterapi dan harus dirawat di rumah sakit. Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan, antibiotik untuk mengatasi infeksi. Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu.
1. Kemoterapi Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.
-
Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara: a) Melaluimulut b) Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah (atau intravena) c) Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas d) Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal
2. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason, dan sebagainya). 3. Sitostatika (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat tau MTX), vinkristin
(Oncovin), rudidomisin (daunorubycine), sitosin, arabinosid, L-asparaginase, siklofosfamid atau CPA, adriamisin, dan sebagainya.
11
12
suatu masa remisi yang lama. Biasanya dilakukan dengan pemberian titostatika separuh dosis biasa. 4. Reinduksi. Dimaksudkan untuk mencegah relaps. Reinduksi biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14 hari.
5. Mencegah terjadinya leukemia susunan saraf pusat.
Untuk hal ini diberikan MTX intratekal pada waktu induksi untuk mencegah leukemia meningeal dan radiasi kranial sebanyak 2.400 - 2.500 rad. Untuk mencegah leukemia meningeal dan leukemia serebral.Radiasi ini tidak diulang pada reinduksi.
6. Pengobatan imunotologik.
Diharapkan semua sel leukemia dalam tubuh akan hilang sama sekali dan dengan demikian diharapkan penderita dapat sembuh sempurna.
13
A. PENGKAJIAN I. Biodata Nama : An. I Umur : 4 tahun II. Riwayat Keperawatan 1. Keluhan Utama Adanya nyeri tulang, panas badan hilang timbul, lemah, nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala. 2. Riwayat Perawatan Sebelumnya
-
Riwayat kelahiran anak : Prenatal Natal Post natal Riwayat Tumbuh Kembang
Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan. 3. Riwayat keluarga Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada kembar monozigot (identik). III. Kebutuhan Dasar a. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare. b. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi makanan. Berat badan menurun. c. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi. d. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan tubuh. e. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.
IV. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah bening, limpa dan hati
14
Pemeriksaan Dada dan Thorax Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae. Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
Palpasi denyut apex (Ictus Cordis) Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena, auskultasi peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa. Perkusi tanda asites bila ada. Pemeriksaan Ekstremitas
V. Informasi Lain
Perangkat Diagnostik
15
Penatalaksanaan 1. Kemoterapi dengan banyak obat 2. Antibiotik untuk mencegah infeksi 3. Tranfusi untuk mengatasi anemia
Analisa Data Data Fokus DS : DO : DS : DO : DS : DO : Pasien mengatakan lemah, lesu, letih, lelah, lunglai Ibu pasien mengatakan pasien pucat Intoleransi aktivitas Pasien tampak pucat Hb : 5 gr/dl TD : 100/80, nadi : 70/menit Fatigue Pasien mengatakan meriang Pasien mengatakan demam/panas badannya hilang timbul Resiko tinggi infeksi Suhu : 38oC Leukosit 110.000/mm3 Pada pemeriksaan BMP ditemukan 16 sel blast Kekebalan tubuh yang menurun Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, muntah Penurunan Berat badan 20 % lebih dibawah ideal Membrane mukosa pucat Kurangnya sensai untuk makan Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuahan Masalah Keperawatan
NO. 1.
2.
3.
16
5.
DO : DS : DO : DS : DO : DS : -
6.
7.
Pasien bersedih tidak bisa mengkuti aktivitas seperti anank-anak yang lain Ibu pasien mengatakan sedih dan pilu melihat anaknya selalu mengikuti pengobatan wajah pasien tampak murung
Berduka
8.
Kurang pengetahuan Ibu pasien tidak memahami info penyakit yang diderita anaknya Ibu pasien menagatakan tidak mengerti bagaimana merawat anaknya, efek samping dari pengobatan, tujuannya Pasien tidak mengerti penyakit apa yang dideritanya
17
Adanya keganasan menimbulkan masalah keperawatan, antara lain: 1. Intoleransi aktivitas 2. Infeksi 3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan 4. Resiko cedera (perdarahan) 5. Resiko kerusakan integritas kulit
6. Nyeri
Diagnosa yang berdasarkan tiga prioritas adalah : 1. Kekurangan volume cairan 2. Infeksi 3. Nyeri Intervensi Keperawatan
1) Diagnosa I : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
Tujuan : 1. 2.
-
Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia. Tidak terjadi kekurangan volume cairan Pasien tidak mengalami mual dan muntah Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV, stabil, nadi
Hasil Yang Diharapkan : teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dsb. No. Intervensi Rasional Penurunan sirkulasi sekunder terhadap sel
18
Tidak adekuatnya pertahanan sekunder Gangguan kematangan sel darah putih Peningkatan jumlah limfosit imatur Imunosupresi Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi) Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Tujuan :
-
19
No. 1 . 2 . 3 .
Intervensi Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi
Berikan penjelasan untuk mencuci tangan mencegah kontaminasi yang baik untuk semua staf petugas Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan tachicardi, hipertensi silang/menurunkan risiko infeksi Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa tipe infeksi dan demam terjadi pada kebanyakan pasien leukemia. Penurunan jumlah WBC normal/matur dapat diakibatkan oleh proses penyakit atau kemoterapi. Dapat diberikan secara profilaksis atau mengobati infeksi secara khusus.
4 . 5 .
Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik
Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikemas Agen kimia ; pengobatan antileukemia. pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat
20
DAFTAR PUSTAKA
http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/askep-leukemia-pada-anak/ Carth, Martha dan Kelly Smith. (2010). Nanda Diagnosa Keperawatan. Penerjemah : Fatiah Istiqomah. Digna Pustaka : 2010
http://indonesiannursing.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengandiagnosis-leukemia-limfositik-akut/
21
22