Anda di halaman 1dari 16

JARANAN DARI JAWA TIMUR

(Oleh Yosep Nurdjaman) A. Kebudayaan Jawa Timur

Gambar 1 Peta Jawa Timur Sumber:www.google.com

Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dahulu merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini. Kawasan Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini. Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.

Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu. Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan. Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Pada umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian. Salah satu jenis kesenian yang berkembang di Provinsi Jawa Timur adalah jenis kesenian Jaranan. Jaranan ini merupakan salah satu aset jenis kesenian yang dimiliki oleh pemerintahan Jawa Timur. Pada awalnya jenis kesenian ini berfungsi sebagai alat untuk mengiringi iring-iringan pernikahan. Namun setelah berkembangnya jaman, kesenian jaranan ini berfungsi sebagai hiburan. Jaranan pada jaman dahulu adalah selalu bersifat sakral. Maksudnya selalu berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya gaib. Selain untuk tontonan, dahulu jaranan juga digunakan untuk upacara-upacara resmi yang berhubungan dengan roh-roh leluhur keraton. Pada jaman kerajaan dahulu jaranan seringkali ditampilkan di

keraton. B. Sejarah Kesenian Jaranan

Gambar 2 Jenis Kesenian Jaranan dari Jawa Timur, Sekarang kesenian Jaranan sudah banyak dimainkan oleh anak-anak Sumber :www.google.com

Sebenarnya Jaranan itu muncul sejak kapan sih? Seni jaranan itu mulai muncul sejak tahun 1041, atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan yang dibagi menjadi dua yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura. Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit. Dia adalah orang kediri yang sangat cantik. Pada waktu banyak sekali laki-laki yang ingin melamar, maka dia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar Dewi Sangga Langit semuanya sakti. Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang tinggi. Dewi Sangga Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia ingin menjadi petapa saja. Prabu Airlangga memaksa Dewi Sangga Langit untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya. Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Sangga Langit, di antaranya adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong dari Blitar, Kalawraha seorang adipati dari Pesisir Kidul, dan empat prajurit yang berasal dari Blitar. Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Sangga Langit. Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk melamar Dewi Sangga Langit.

Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu di jalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di Kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom. Dalam peperangan itu Pujangganom menang dan Singo Ludoyo kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya Singo Ludoyo memiliki janji dengan Pujangganom. Singa Ludoyo meminta jangan dibunuh. Pujangganom rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi Pujangganom memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiring temantenya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker. Iring-iringan temanten1 itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Pada jaman sekarang besi ini menjadi kenong. Dan bambu itu menjadi terompet dan jaranan. Dalam perjalanan mengiringi temantenya Dewi Sangga Langit dengan Pujangganom itu, Singo Ludoyo beranggapan bahwa dirinya sudah sampai ke Wengker, tetapi ternyata dia masih sampai di Gunung Liman. Dia marah-marah pada waktu itu sehingga dia mengobrak-abrik Gunung Liman itu dan sekarang tempat itu menjadi Simoroto. Akhirnya sebelum dia sampai ke tanah Wengker dia kembali lagi ke Kediri. Dia keluar di gua Selomangklung. Sekarang nama tempat itu adalah Selomangkleng. Karena Dewi Sangga Langit sudah diboyong ke Wengker oleh Pujangganom dan tidak mau menjadi raja di Kediri, maka kekuasaan Kahuripan diberikan kepada kedua adiknya. Setelah Sangga Langit diboyong oleh Pujangganom ke daerah Wengker Bantar Angin, Dewi Sangga Langit merubah nama tempat itu menjadi Ponorogo. Jaranan muncul di Kediri itu hanya untuk menggambarkan boyongnya Dewi Sangga langit dari Kediri menuju Wengker Bantar Angin. Pada saat boyongan ke Wengker, Dewi Sangga Langit dan Klana Sewandana dikarak oleh Singo Barong. Pengarakan itu dilakukan dengan menerobos dari dalam tanah sambil berjoget. Alat musik yang dimainkan adalah
1

Temanten adalah sebuah iring-iringan dalam pernikahan.

berasal dari bambu dan besi. Pada jaman sekarang besi ini menjadi kenong. Untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Sangga Langit dan Pernikahanya dengan Klana Sewandono atau Pujangga Anom inilah masyarakat Kediri membuat kesenian jaranan. Sedangkan di Ponorogo muncul Reog. Dua kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Seni jaranan ini diturunkan secara turun temurun hingga sekarang ini. C. Pertunjukkan Jaranan

Gambar 3 Pertunjukkan kesenian jaranan, Para penari kuda sedanga melakukan gerakan atraksi Sumber: www.google.com

Pertunjukkan jaranan masih kental dengan bau-bau ritual, karena dalam pertunjukkannya para pemain jaranan masih ada yang kemasukan roh-roh nenek moyang. Hal ini bisa dikategorikan bahwa para pemain jaranan ini adalah orangorang abangan yang masih taat kepada leluhur. Istilah kemasukan roh ini dikemukakan oleh Paul Stange dalam bukunya yang berjudul Rasa dalam Kebudayaan Jawa, Paul Stage mengemukakan sebagai berikut:

Meskipun terdapat varian substansial dalam konteks dan penafsiran, tersebut melibatkan kesurupan paling tidak sebagian besar saksi peristiwa tersebut sebagai kesurupan. Istilah istilah bahasa Jawa yang plaing umum adalah kesurupan, secara harfiah berarti Kemasukan dan

ndadi yang berarti bukan sekadar tak sadarkan diri, tetapi benar benar ke- masuk-an menjadi.. (Paul Stange, 1998: 32). Mereka masih menggunakan danyangan atau punden sebagai tempat yang dikeramatkan. Mereka masih memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap roh-roh nenek moyangnya. Mereka juga masih melaksanakan praktek-praktek slametan seperti halnya dilakukan oleh orang-orang dahulu. Ada beberapa versi pertunjukkan jaranan ini, yakni versi yang pertama adalah bahwa pertunjukkan jaranan ini dilakukan di jalan, yaitu dengan system arak-arakan. Semua pemain yang terlibat di dalam pertunjukkan jaranan ini berjalan sesuai dengan rute perjalanan yang telah ditentukan. Kemudian versi yang kedua yakni pertunjukkan jaranan ini dilakukan di lapangan yang ukurannya cukup luas. Kenapa memerlukan tempat pertunjukkan yang cukup luas? Karena koreografi yang dibawakan dalam pertunjukkan jaranan ini memerlukan tempat yang luas. Misalkan, empat penari kuda lumping ketika mempertontonkan tariannya menggunakan langkah-langkah yang cukup lebar, kadang-kadang mereka berlari-lari sambil menebaskan pecutnya, kemudian barong dengan topenganya, biasanya penari barong ini mempertontonkan tariannya dengan memerlukan ukuran tempat yang luas, dan lain-lain. versi yang ketiga, yakni pertunjukkan jaranan ini dilakukan dengan arakarakan kemudian perjalanan mereka terakhir di salah satu lapangan, kemudian mereka melakukan atrkasi-atraksi tarian yang khas dalam pertunjukkan jaranan tersebut.

D. Alat Musik Jaranan

Gambar 4 Alat-alat musik yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan Sumber: www.google.com

Unsur yang sangat mendukung dalam pertunjukkan jaranan ini adalah unsur musikal. Musikalitas yang ada dalam kesenian jaranan merupakan syarat harus ada dalam pertunjukkan jenis kesenian ini, kemudian jalinan musik yang dimainkan oleh pangrawit memberikan aura yang bermacam-macam, diantaranya adalah: aura mistisnya jadi tambah kental, aura semangat yang timbul dari para penarinya, kemudian aura musik ini akan sampai kepada para penonton yang akan menyaksikan pertunjukkan jaranan ini, sehingga musik ini juga bisa difungsikan juga sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan para penonton supaya datang menyaksikan pertunjukkan jaranan ini. Adapun alat-alat musik yang terdapat di dalam pertunjukkan jaranan ini adalah sebagai berikut: 1. Bonang

Gambar 5 Penclon bonang yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan sumber: www.google.com

Bonang merupakan salah satu alat musik yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan. Bonang terbuat dari logam, ada yang menggunakan bahan

dasar besi, kuningan, dan perunggu. Kwalitas suara yang dihasilkan dari tiap bahan dasar tersebut menghasilkan suara yang berbeda-beda. Biasanya warna suara yang paling bagus adalah bonang yang terbuat dari perunggu. Perunggu ini merupakan hasil campuran dari besi, tembaga, dan timah. Bahan dasar tersebut dipanaskan, kemudian dilebur menjadi satu dengan ukuran banyak dari tiap bahan dasar tersebut pada saat melebur sesuai dengan ketentuan tertentu. Semakin tepat ukuran dari tiap bahan dasarnya pada saat melebur, maka semakin bagus kwalitas yang dihasilkannya. Setelah bahan perunggu sudah jadi, kemudian langkah selanjutnya adalah membentuk bahan perunggu tersebut menjadi bonang (penclon). Bonang biasanya dibuat dengan cara ditempa. Cara ini merupakan proses pembentukan bahan dasar perunggu menjadi bentuk bonang (penclon) dengan menggunakan palu atau sejenisnya. Palu tersebut dipukulkan ke bahan dasar perunggu tersebut sehingga menghasilkan bentuk bonang (penclon) yang diinginkan. Setelah bentuk bonang terbentuk, langkah selanjutnya adalah menghaluskan hasil tempaan tersebut dengan menggunkan alat penghalus logam kikir. Cara selanjutnya adalah bonang tersebut dilaras atau distem, yakni dengan cara ditempa yang menggunakan palu. Untuk mengubah nada bonang menjadi tinggi wilayah yang ditempanya yaitu bagian bawah bonang (bagian cekung atau resonator bonang), kemudian untuk mengubah nada menjadi rendah wilayah yang ditempa yaitu bagian atas bonang (tepatnya bagian sebelah cekungan atas bonang). Cara memainkan alat musik bonang ini adalah dengan cara dipukul menggunakan alat tabuh khusus untuk bonang. Nada yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan ini adalah nada 1 (da) untuk istilah Sunda atau nem (istilah Jawa), kemudian nada berikutnya adalah nada 4 (ti) untuk istilah Sunda atau ro (istilah Jawa). Kedua nada tersebut dimainkan dengan saling bergantian kira-kira sebagai berikut:

4 1 4 1 4 1 4

Catatan: dengan mengikuti tempo yang dibawakan oleh kendang 2. Terompet

Gambar 6 Terompet yang digunakan dalam pertunjukkan jaranan, alat musik ini cukup dominan ketika pertunjukkan jaranan berlangsung Sumber: www.google.com

Salah satu alat musik yang dominan dalam pertunjukkan jaranan adalah terompet. Terompet adalah salah satu alat musik tradisional yang termasuk ke dalam kategori rumpun aerophone (alat musik tiup). Cara memainkan alat musik terompet yakni dengan cara ditiup dan untuk pengaturan nadanya yakni dengan cara mentutup-buka lubang-lubang suara yang terdapat dalam terompet tersebut. Sehingga akan menghasil suara melodi yang pada aplikasinya akan saling bersahutan dengan vokalis. Terompet merupakan alat musik yang terbuat dari batok kelapa dan kayu yang dibuat dan dibentuk seperti gambar di atas. Cara pembutan terompet jenis ini yakni sama seperti cara pembuatan jenis terompet yang ada di nusantara lainnya, yakni dengan menggunakan alat atau perkakas golok, pisau raut, kikir, dan alat penghalus kayu (hampelas). Terompet terbagi menjadi tiga bagian, yakni bagian atas, tengah, dan bawah. Ketiga bagian tersebut dibuat dengan cara yang berbeda-beda, baik dari segi bentuk, bahan, maupun ukurannya. Bahan kayu digunakan untuk membuat

terompet bagian tengah dan bagian bawah, kemudian bahan dari batok kelapa yakni digunakan untuk membuat terompet bagian atas. Salah satu bagian yang sangat penting sebagai alat untuk penghasil suara, kemudian suara yang dihasilkan masuk ke terompet bagian tengah yang akan diolah dengan lubanglubang yang ditutup-buka dengan menggunakan tangan sehingga akan menghasilkan suara sesuai dengan apa yang diinginkan. Nama dari penghasil suara tersebut adalah mpet2. Setelah udara masuk ke terompet bagian tengah sehingga menghasilkan suara yang bervariasi, kemudian disalurkan lagi ke terompet bagian ketiga atau bagian dari terompet yang berfungsi untuk mengeluarkan suara dengan nyaring. Kenapa suara terompet bisa nyaring, karena pada bagian ketiga dari bentuk terompet ini yakni bentuknya sepetri loudspeaker, berbentuk setengah lingkaran yang tengahnya bolong sehingga suara yang dikeluarkan dari terompet tersebut menjadi nyaring. 3. Kendang

Gambar 7 Kendang yang dipergunakan Dalam pertunjukkan jaranan, sama dengan kendang yang berada di Solo Sumber: www.google.com

Kendang merupakan alat musik yang termasuk ke dalam rumpun membranophone. Jenis kendang yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan ini adalah sama seperti kendang Jawa pada umumnya, namun berbeda dengan jenis kendang yang terdapat di Jawa Barat.
2

Mpet adalah sebuah benda yang diterbuat dari daun kelapa dan bulu angsa

atau ayam (bulu ayamnya dibuang), kemudian daun kelapanya dibuat menjadi segitiga dan bagian bawahnya dibentuk setengah lingkaran. Bagian ujung segitiganya dimasukan bulu ayam (seperti sedotan) dan ditalikan dengan menggunakan tali, sehingga akan menghasilkan bunyi yang khas.

Cara membuat kendang pada dasarnya semuanya sama, namun dari segi bentuk yang membedakan, kemudian bentuk itu pula yang menjadikan identitas asal masing-masing kendang tersebut. Kendang dalam pertunjukkan jaranan ini terbuat dari kayu yang besar dengan panjang enam puluh centimeter dan bentuknya simetris cembung, kemudian diameter membrane bawah ukurannya tiga puluh centimeter dan membrane bagian atas dua puluh dua centimeter. Kayu tersebut bagian tengahnya dilubangi, sehingga pada bagian tengahnya bolong. Kedua ujung lobangnya tersebut ditutup dengan kulit Kerbau, kemudian untuk mengencangkan kulit tersebut dengan menggunakan bambu tali yang dilingkarkan ke ujung kayu yang akan ditutup oleh kulit, kemudian ujung kulit tersebut dililitkan ke bambu tali, sehingga kulitnya menjadi nempel dan kuat. Untuk mengencangkan antara ujung atas dan ujung bawah agar membrane atas dan membrane bawah bisa distem, yaitu dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit atau istilah lainnya adalah rarawat, kemudian tali ini disampulkan ke tiap ujung dari membran kendang sekelilingnya. Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan yakni ali-ali, ali-ali ini berfungsi untuk menyetem kendang tersebut. Untuk mengencangkan rarawat agar bisa menyetem kendang yakni dengan menggunakan ali-ali. Cara kerja dari ali-ali ini adalah apabila menginginkan suara kendang yang nadanya lebih tinggi yakni posisi ali-ali ini harus di ke bawahkan, kemudian sebaliknya apabila ingin menghasilkan suara kendang yang lebih rendah maka ali-ali tersebut posisinya dipindahkan ke atas. Cara memainkan alat musik kendang ini adalah dengan menggunakan tangan yang dipukulkan ke masing-masing membrane kendang tersebut. Posisi kendang dalam pertunjukkannya adalah posisinya tidur horizontal.

Fungsi dari kendang ini adalah untuk mengiringi gerakan-gerakan yang dibawakan oleh para penari jaranan tersebut. Iringan yang dibawakannya yakni sifatnya spontanitas sesuai dengan gerakan-gerakan penari. Penulis perhatikan gerakan-gerakan penari jaranan tersebut lebih dominan spontanitas dibandingkan

dengan gerakan-gerakan koreografi yang bersamaan sehingga apabila penari menarikan koreografinya dengan bersamaan maka disitu ada proses komitment antara seorang pengendang dengan penari. Terdapat kesulitan untuk menuliskan notasi untuk waditra kendang ini, karena motif tepak kendangnya tidak baku. Artinya bahwa seorang pengendang dalam pertunjukkannya fokus terhadap gerakan para penari jaranan yang membawakan koreografinya secara spontan, karena penari disitu lebih ke atraksiatraksi seperti menyerupai atraksi debus dalam membawakan tariannya. Misalkan, seorang penari kuda lumping ketika menarinya dia sambil mengembakan pecutnya. 4. Goong

Gambar 8 Goong yang dipergunakan dalam pertunjukkan jaranan, sama dengan goong yang berada di Sunda Sumber: www.datasunda.org

Alat musik berikutnya yang terdapat dalam jenis kesenian jaranan adalah goong. Goong di dalam jaranan ini sama dengan goong yang terdapat dalam kesenian di Sunda, baik dari segi bentuk, bahan, jumlah, maupun cara memainkannya. Goong dalam kesenian jaranan ini terdapat dua buah goong yakni yang pertama adalah goong kecil (kempul) dan yang kedua yakni goong besar.

Alat musik goong ini terbuat dari logam, baik yang terbuat dari besi, kuningan, maupun perunggu. Sama seperti bonang, yakni bahan dasar dengan kualitas yang terbaik adalah goong yang terbuat dari perunggu. Suara yang dihasilkannya pun panjang dan agem. Cara mambuatnya sama seperti cara membuat bonang yakni bisa dengan cara ditempa dan dicetak. Untuk membuat goong besar baik dengan cara ditempa maupun dicetak, namun biasanya untuk menghasilkan bentuk goong yang lebih sempurna yakni dengan cara dicetak. Goong besar mempunyai ukuran diameter tujuh puluh centimeter, kemiudian goong kecil mempunyai ukuran diameter empat puluh centimeter. Cara memainkannya yakni dengan cara dipukul menggunakan alat tabuh khusus untuk goong. Adapun pola tabuh goong dalam pertunjukkan jaranan ini adalah sebagai berikut: Tempo cepat yang dipukul hanya goong besarnya saja, notasinya sebagai berikut: G . G . G . G .

Tempo lambat yang dipukul kempul dengan goong, notasinya sebagai berikut: . . Keterangan: P = Kempul G = Goong besar . . . . p p . . . p . . p G

5. Vokal

Fungsi vokal dalam kesenian jaranan ini sama seperti fungsi vokal pada jenis keseian yang lainnya. Dalam kesenian jaranan vokal berfungsi untuk mengiringi tarian jaranan tersebut. Dalam kesenian ini terdapat vokal wanita dan vokal pria. Dalam pertunjukkannya antara vokal pria dan wanita yakni saling bergantian. Teks lagu yang dibawakannya yakni dengan menggunakan bahasa jawa, tentunya teks lagu yang dilantunkannya ada relevansinya terhadap pertunjukkan jaranan tersebut. Seperti yang telah disinggung di dalam penjelasan terompet, bahwa vokal disini bermainnya saling bergantian dan saling barsahutan dengan ornamen terompet. Adapun repertoar lagu yang terdapat di dalam pertunjukkan jaranan ini yakni dengan menggunakan laras Salendro.

Daftar Pustaka

http://isom-bahri.blogspot.com/2009/03/sejarah-jaranan.html. 9-12-10. 16.15. http://www.anneahira.com/kesenian-jaranan.htm. 9-12-10. 16.45. http://www.facebook.com/topic.php?uid=181583706787&topic=11415. 13.12.10. 13.00. http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch %3A1&sa=1&q=bonang&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai. 13.12.10. 13.15. http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch %3A1&sa=1&q=gong+sunda&aq=o&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=. 13-1210. 14.00. http://www.google.co.id/imglanding? imgurl=http://didit91.student.umm.ac.id/files/2010/09/jaranansenterewe1.jpg&imgrefurl=http://didit91.student.umm.ac.id/&h=274&w= 400&sz=40&tbnid=9zUCBqINyAeeOM:&tbnh=85&tbnw=124&prev=/im ages%3Fq %3Djaranan&zoom=1&q=jaranan&hl=id&usg=__ZMeTNYeBbirPTXAL jaQZubQ_aT8%3D&sa=X&ei=AC4QTcOoJ47JrAeFIDBCw&ved=0CDQQ9QEwBg. 13-12-10. 15.00. http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch %3A1&sa=1&q=kendang&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=.14-12-10. 17.00. http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch %3A1&sa=1&q=peta+jawa+timur&aq=f&aqi=g10&aql=&oq=&gs_rfai=. 16-12-10. 15.00. http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=548&gbv=2&tbs=isch %3A1&sa=1&q=terompet&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=. 21-12-10. 09.15 http://www.youtube.com/watch?v=qjaMeZnz360&feature=related. 11.11 21-12-10.

Stange, Paul, 1998.


Yogyakarta: LKIS.

Politik Perhatian: Rasa dalam Kebudayaan Jawa.

Anda mungkin juga menyukai