Anda di halaman 1dari 71

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan

ruang yang memuat rencana program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/ kawasan.

Tujuan Perencanaan penataan bangunan dan lingkungan meliputi pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan taraf hidup masyarakat melalui kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan, serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Sasaran dari kegiatan penataan lingkungan yaitu menciptakan lingkungan teratur, aman, dan nyaman dengan beberapa penambahan fasilitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di pemukiman pada kawasan Tanggul Sungai Jeneberang Sungguminasa.

Sebagai

pedoman

pengendalian

tata

bangunan

dan

lingkungan

diharapkan dapat memberi nilai plus pada kawasan pemukiman, seperti : Peningkatan kualitas permukiman Peningkatan kualitas lingkungan Peningkatan SDM Peningkatan pendapatan masyarakat

Penentuan batas dan luasan area penataan diatur berdasarkan: a. administratif, yaitu wilayah kelurahan, kecamatan, kota/desa, dan lain-lain b. non administratif berupa unit ruang yang ditentukan secara kultural tradisional (tradisional cultural spasial units), seperti: desa adat, gampong, nagari, dan lain-lain;

Penentuan batas dan luasan area penataan diatur berdasarkan c. kawasan yang memiliki keutuhan dan kesamaan karakter tematis; seperti; kawasan kota lama, lingkungan sentra perindustrian rakyat, kawasan sentra mahasiswa, dan lain-lain; d. kawasan yang memiliki sifat campuran, yaitu kawasan campuran antara fungsi hunian, kawasan fungsi usaha, kawasan fungsi sosial budaya dan keagamaan serta kawasan fungsi khusus, seperti kawasan pusat bisnis kota (central business district), kawasan industri, kawasan bersejarah, dan lain-lain; e. jenis kawasan, seperti pembangunan kawasan baru yang berkembang cepat, kawasan yang terbangun yang memerlukan penataan, kawasan yang dilestariakan, kawasan rawan bencana, kawasan gabungan atau campuran.

Pada

kawasan

Tanggul

Sungai masalah

Secara pada

non

fisik,

Jeneberang, Sungguminasa ini terdapat :  permukiman dengan tingkat kepadatan yang tinggi,  adanya permukiman ilegal yang

kawasan

permukiman adalah timbulnya masalah-masalah antara lain : Perjudian, sosial

menempel pada sisi tanggul dan  masalah-masalah  pengalihan kebun (ilegal),  pencemaran air sungai oleh sampahsampah baik langsung ke sungai maupun melalui drainase di area permukiman lingkungan seperti

tawuran antar warga, dan pelanggaran miras. Kondisi

penumpukan sampah, fungsi tanggul menjadi

ini bukan hanya di alami oleh orang-orang tua bahkan anak yang masih usia sekolahpun sering menimbulkan masalah sosial pada area ini.

Kekhawatiran yang timbul dari beberapa issu di atas baik secara fisik, antara lain : Meningkatnya kekumuhan kawasan Semakin bertambahnya permukiman liar Infrastruktur tidak memadai dan tidak merata Perwujudan hunian yang sehat jauh dari harapan penduduk Maupun lingkungan : Pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah Penurunan kualitas lingkungan dan kualitas hidup Semakin meningkatnya masalah-masalah sosial

Adapun

beberapa

harapan

tersebut

(berdasarkan

wawancara dari sampel penduduk di area), adalah : Hunian yang layak (sehat, nyaman, tahan lama, aman dan ekonomis) Lingkungan yang bersih (bebas penumpukan sampah, bebas bau busuk dan view yang baik) Fasilitas umum (RTH, MCK) dan Fasilitas sosial Penurunan tingkat permasalahan sosial Peningkatan kualitas hidup seiring dengan peningkatan taraf ekonomi

Dasar Pemikiran Perencanaan

Permukiman pada kawasan tanggul sungai Jeneberang kota Sungguminasa, Gowa dengan potensi sebagai area hijau & wisata sungai
Lingkup Penataan & komponen Penataan
No Lingkup Penataan Komponen
- Pengaturan fasad bangunan - Pengaturan sempadan - Pengaturan ketinggian bangunan & elevasi bangunan -Jaringan jalan & pergerakan -Sirkulasi kendaraan pribadi - Ruang terbuka umum - Ruang terbuka pribadi - Jalur hijau -Jaringan Air Limbah industri, Domestik, Kotor - MCK -Jaringan Drainase -Jaringan Persampahan -Jaringan Listrik -Jaringan PDAM - Jaringan Pemadam Kebakaran - Konsep identitas lingkungan asri & sehat - Wajah Jalan (jalur hijau)

Tata bangunan

Sikulasi & jalan Penghubung Sistem ruang terbuka & tata hijau

Sistem prasana & utilitas Lingkungan

Tata Kualitas Lingkungan

VISI KABUPATEN GOWA 2005-2010:


Terwujudnya Gowa yang Handal dalam Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Secara filosofis, visi tersebut di atas mengandung makna bahwa Kabupaten Gowa dengan segala potensi dan keunggulannya bercita-cita menempatkan diri sebagai daerah yang handal dalam peningkatan kualitas hidup masyarakatnya. Kondisi tersebut akan didukung oleh upaya mewujudkan masyarakat yang bermoral, beretika dan berbudaya dalam suasana bermasyarakat, membangun prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki, menerapkan nilainilai modern dalam meningkatkan harkat dan martabat masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup.

MISI KABUPATEN GOWA 2005-2010: 1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dengan moral dan akhlak yang tinggi
serta keterampilan yang memadai 2. 3. 4. 5. Meningkatkan interkoneksitas wilayah dan keterkaitan sektor ekonomi. Meningkatkan kelembagaan dan peran masyarakat. Meningkatkan penerapan hukum dan penerapan prinsip tata pemerintahan yang baik. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang mengacu pada kelestarian lingkungan.

TUJUAN RTBL Kawasan Tanggul Sungai Jeneberang Sungguminasa


Melakukan Penataan pada bangunan dan lingkungan di Permukiman pada kawasan sungai Jeneberang Sungguminasa:  Peningkatan kualitas lingkungan hidup (penertiban bangunan liar, melengkapi/mengadakan sarana/prasarana lingkungan serta meminimalisir tigkat kekumuhan kawasan ),  Peningkatan tingkat ekonomi masyarakat

Manfaat RTBL Kawasan Tanggul Sungai Jeneberang Sungguminasa


Sebagai pedoman bagi pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat setempat (stakeholder) dalam rangka penataan bangunan dan lingkungan yang mampu memberikan citra lingkungan yang bersih, sehat dan sinergi antara manusia (warga) dengan alam (lingkungan/kawasan tanggul).

KONDISI existing kawasan


1. Sebagian besar wilayah kecamatan berada di daerah daratan dan pinggir sungai Jeneberang. 2. Kondisi pemukiman multibentuk (tradisional, semi moderen) 3. Merupakan kawasan Ibu Kota Kabupaten dengan beberapa bangunan pendukung kota di sekitar kawasan (pasar sentral, RS.Bersalin, sekolah, Perbangkan, ruko, kantor polisi, dll) 6. Merupakan kawasan DAS Jeneberang

 Berada di kabupaten Gowa  Kecamatan Somba Opu  Kelurahan Sungguminasa (Ibu Kota Kab,Gowa)  Jl. Syamsuddin Tundru (RW 02)  Kawasan Tanggul Sungai Jeneberang Sungguminasa.

1. Sebelah Utara 2. Sebelah Timur 3. Sebelah Selatan 4. Sebelah Barat

: Berbatasan Kel.Kalegowa : berbatasan kelurahan Bonto-bontoa : Berbatasan dengan Kelurahan Pallangga : Berbatasan dengan Kecamatan Pallangga

Pengrajin (tukang kayu)

Kedai kelontongan

Pedagang asongan

4 3

2 2 3 2

Salon/industri rumahan

2 4

Nelayan

SEGMENTASI AREA

PERMUKIMAN

TANGGUL & SUNGAI

 Tingkat kepadatan tinggi  Pola spasial tidak tertata  Status kepemilikan lahan & bangunan 50% sah, 50% ilegal.  70% berorientasi membelakangi tanggul

 Minimnya MCK dalam rumah  MCK umum hanya sumur dan tidak tertata  Sumber air bersih berasal dari sumur & beberapa dari air ledeng/PDAM  WC tidak sesuai dengan standar/seadanya  masih menggunakan sungai sebagai sarana MCK

 Standar gerak/kepadatan = 7-9 m/orang , sementara luas rumah  hunian yang ada didominasi oleh rumah semi permanaen  penghuni dalam 1 rumah antara 5 8 org/rumah

Salah satu akses Untuk menuju area RTBL jalan yang akan dilalui berada di depan mesjid Babul Khaer hanya dapat di lalui oleh kendaraan roda 2.

Pada area RTBL jalan berupa aspal yang dapat di lalui oleh kendaraan roda 2 dan 4 (pribadi)

Sumur/tempat cuci Ibu-ibu berbincang sambil mencuci/mandi

Jalan Lingkungan Tempat warga berkumpul Anak-anak bermain Tempat jual-beli

Mesjid (sarana ibadah)

Tepi Tanggul (bersantai/duduk, bermain, memancing & mandi/mencuci)

Lahan Kosong (tempat bermain)

 Saluran Terbuka  Menjadi tempat pembuangan sampah  mengalir saat hujan menuju langsung ke sungai

AIR BERSIH (PDAM)

Titik Pembuangan sampah  Lahan kosong  saluran air  area Tanggul

Merupakan area DAS yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata air

  

Beberapa penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan Menjadi kawasan pertukaran moda transportasi air dan darat Merupakan kawasan hunian di pinggir kota yang masih kental suasana keakrabannya.

     

Keberadaan permukiman liar yang menempel di sisi tanggul Tidak tertatanya permukiman Pembuatan kebun ilegal di sisi tanggul Tidak ada ruang terbuka hijau Status kepemilikan tidak jelas Sempadan jalan tidak dipatuhi

    

Penumpukan Sampah di sisi tanggul & saluran air Fasilitas umum (MCK) tidak merata dan tidak layak Kesemrautan jaringan listrik Anak-anak bermain di jalan beraspal & sekitar sungai Tingkat kesejahteraan (ekonomi) perlu peningkatan & kesadaran akan kebersihan kurang

Analisis Weakness & Threat


Peralihan fungsi tanggul menjadi kebun Daerah pinggir tanggul difungsikan sebagai area hunian Munculnya pemukiman liar Penumpukan sampah pada saluran air, bagian tanggul & sungai Pencemaran air sungai

Mengurangi keindahan Munculnya daerah kumuh Tata massa yang tidak sesuai standar Ancaman banjir makin meningkat Keseimbangan ekosistem sungai terganggu

 Menghubungkan dengan daerah sebelah  Kegiatan berdagang warga sekitar  Anak-anak senang bermain di sungai  salah satu mata pencaharian (nelayan)  sisi tanggul menjadi kebun dapat ditata menjadi jalur hijau  banyaknya rumah liar = perancangan hunian sewa

Analisis Streght & Oportunity

Tata Guna Lahan Permukiman :


 perumahan

 fasiltas umum  sirkulasi  rekreasi/open space  jar.air kotor/drainase  jar.air bersih, listrik, gas telepon  jar.pembuangan sampah padat  jar.limbah rumah tangga,dll.

Bab. I Ketentuan Umum Kepres No.32 Tahun.1990


Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai.

Sempadan Sungai adalah Kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

Bab IV Pokok Kebijaksanaan Kawasan Lindung Kepres No.32 Tahun.1990


Pasal 15 Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Pasal 16 Kriteria sempadan sungai adalah: a. Sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada diluar pemukiman. b. Untuk sungai di kawasan pemukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15 meter.

Permen Pu No. 63/PRT/1993 Tentang sempadan Sungai


Sempadan Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 5 meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul, sedangkan sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Dirjen Cipta Karya 2000 Kebijakan mengenai Akses


Akses menuju ruang publik atau tepi air dari jalan raya sekunder dan tersier minimum 300 meter.

UUBG 28/2002
BANGUNAN GEDUNG
Bab IV, Pasal 7-15

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG


PERSY. ADMINISTRATIF PERSY. TATA BANGUNAN PERSY. ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
PENAMPILAN BG TATA RUANG DALAM SEIMBANG, SERASI, SELARAS DGN LINGK. NILAI SOSIAL-BUDAYA

PERSY. TEKNIS BG PERSY. KEANDALAN BG

PERSY. PERUNTUKAN DAN INTENSITAS BG


PERUNTUKAN LOKASI KEPADATAN KETINGGIAN JARAK BEBAS

PERSY. PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN


DAMPAK PENTING LINGKUNGAN

Persyaratan tata bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) oleh Pemda.

Dirjen Cipta Karya 2000 Kebijakan mengenai Bangunan


a. Kepadatan bangunan di kawasan tepi air maksimum 25%.

Dirjen Cipta Karya 2000 Kebijakan mengenai Bangunan

ELEMEN pembentuk kawasan


ELEMEN KULTURAL Multikultural, warga terdiri dari beberapa suku : jawa, makassar, bugis, dll. ELEMEN ALAM Bentang alam luas terbuka, sungai

ELEMEN TATA RUANG Wisata sungai, wisata kuliner, permukiman, zona hijau

(pragitno, 1999)

Basic mind

 Hunian direncanakan rumah susun sederhana (mengatasi hunian liar) & rumah sederhana  fasade di rancang menghadap ke tanggul  menggunakan warna natural  tidak berpagar

Peningkatan kualitas tanggul Sungai jeneberang Pembersihan dan pengoptimalisasian area tanggul sungai sebagai area fungsional. Selain sebagai taman/plaza, area ini

space Ide lainnya ialah perancangan resto & wisata sungai


Penambahan lampu pada perencanaan taman untuk optimalisasi dan pencegahan penyalah gunaan. Vegetasi sebagai pelindung/penghias. Resto & Wisata sungai dirancang untuk meningkatkan ekonomi (dikelolah oleh warga sekitar) agar partisipasi warga terjadi, rasa memiliki dan menjaga

difunsikan sebagai area open

Peningkatan kualitas tanggul & fasilitas pelengkap Sungai jeneberang

Pembuatan jembatan penyeberangan sekaligus penghubung dengan bagian sungai yang lain (seberang) yaitu kecamatan Pallangga.

Tujuan agar memudahkan transportasi, menarik pengunjung dari seberang sungai sekaligus meningkatkan kualitas hubungan sosia antar penduduk kab.Gowa

Penataan Sisi Sungai Jeneberang (tanggul) yang berada di seberang kawasan RTBL Pembersihan tanggul dari sampah dan tanaman liar. Pembuatan taman agar view dari kawasan RTBL (RW.02) ke arah seberang lebih menarik dan menciptakan suatu unity.

Peningkatan kualitas

infrastruktur
Ide perencanaan,
finishing kembali jalan yang ada dengan paving blok warna, pengadaan pedestrian, penertiban rumah-rumah ilegal (liar), pembersihan sampah, penataan kebun/taman (pengelolan oleh warga dengan koordinasi Ketua RW.02) Dan menjadikannya jalur hijau

Peningkatan

kualitas infrastruktur
Ide perencanaan,
finishing kembali jalan yang ada dengan paving blok warna, pengarah jalan, lampu

Peningkatan

kualitas infrastruktur
Ide perencanaan,
Pembuatan GERBANG RW Sebagai penanda batas RW dan sebagai salah satu unsur pembentukan citra zona asri (hijau) & sehat Dilengkapi dengan taman dan bangku (fasos)

LAMPU PEDESTRIAN

Anda mungkin juga menyukai

  • ITS Master 12530 Paper
    ITS Master 12530 Paper
    Dokumen13 halaman
    ITS Master 12530 Paper
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat
  • PENCHAYAAN Buatan
    PENCHAYAAN Buatan
    Dokumen23 halaman
    PENCHAYAAN Buatan
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat
  • Penchayaan Alami
    Penchayaan Alami
    Dokumen67 halaman
    Penchayaan Alami
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat
  • Arsitek & Karyanya
    Arsitek & Karyanya
    Dokumen6 halaman
    Arsitek & Karyanya
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat
  • Analisis SWOT
    Analisis SWOT
    Dokumen1 halaman
    Analisis SWOT
    riskaprorina
    Belum ada peringkat
  • PP No 4 1988
    PP No 4 1988
    Dokumen45 halaman
    PP No 4 1988
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat
  • Pencahayaan
    Pencahayaan
    Dokumen23 halaman
    Pencahayaan
    RahayuKristiyanti
    Belum ada peringkat
  • Bagian III
    Bagian III
    Dokumen56 halaman
    Bagian III
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat
  • Kerajaan Islam Di Sulawesi
    Kerajaan Islam Di Sulawesi
    Dokumen14 halaman
    Kerajaan Islam Di Sulawesi
    Leonsius
    92% (12)
  • Jamu 31
    Jamu 31
    Dokumen77 halaman
    Jamu 31
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat
  • KOTA MANDIRI
    KOTA MANDIRI
    Dokumen20 halaman
    KOTA MANDIRI
    Nhusniah Binti Thamrin IB
    Belum ada peringkat