Anda di halaman 1dari 29

www.umamnoer.co.

cc – spread your wings and soar

DISTRIBUSI: PENDAPATAN, KEKAYAAN,


DAN IMPIAN YANG TAK KUNJUNG DATANG
di ajukan sebagai Laporan Kuliah Lapangan Antropologi Industri
di Desa Cangkring Malang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan

Disusun oleh:

Irfan Syaifullah 070216641


Nurul Mufidah 070316980
M. Helmy Anggoro S 070316995
Dewie Novieana 070317042
Khaerul Umam Noer 070317043
Ahmad Hadi Wijaya 070317059
Eka Akredinanta 070317062

JURUSAN ANTROPOLOGI SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAAS AIRLANGGA
SURABAYA
2006

⌡1⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kegiatan industri merupakan aktifitas manusia di bidang ekonomi


dan bertujuan untuk menghasilkan barang-barang yang dimaksudkan
untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan manusia. Kegiatan
industri tidak hanya terkait pada aspek fisik, namun aspek kebudayaan.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kebudayaan merupakan blue print tersendiri
dalam kegiatan industri. Secara sederhana kegiatan ekonomi terkait
dengan faktor produksi, distribusi, dan konsumsi.

Salah satu masalah utama dalam dunia industri adalah distribusi.


Dapat dikatakan bahwa distribusi merupakan masalah yang paling pelik –
selain produksi. Distribusi merupakan usaha untuk memberikan hasil
industri dari produsen ke konsumen. Distribusi dapat juga berarti
pengaliran pendapatan dan kesejahteraan dari pihak produsen kepada
pihak-pihak lain. Dalam kegiatan perindustrian, distribusi pendapatan dan
kesejahteraan adalah satu hal yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain.
Pihak produsen, dalam hal ini pabrik, berkewajiban mendistribusikan
keuntungan yang didapatnya dalam bentuk distribusi pendapatan dan
kesejahteraan.

1.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dibuat agar penelitian ini tidak hanya mencari data
di lapangan sebanyak-banyaknya tanpa adanya suatu kerangka masalah.
Adapun fokus penelitian ini adalah:

Bagaimana distribusi pendapatan dan kesejahteraan di desa


Cangkring Malang sebagai 'kompensasi' dari adanya industrialisasi di
desa tersebut.

⌡2⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam hal ini, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Mengetahui keadaan di desa Cangkring Malang, dan

2. Mengetahui mengenai distribusi pendapatan dan


kesejahteraan di Desa Cangkring Malang.

1.4. Kerangka Teori

Sejak dahulu, manusia selalu berusaha dalam bidang ekonomi,


ekonomi – dan teknologi – menurut Steward merupakan inti kebudayaan
(culture core), sedangkan bahasa, agama, kesenian, dan nilai-nilai
merupakan hasil difusi dari masyarakat lain (Sukadana, 1983:19).
Ekonomi mungkin tidak selalu berujung pada industri, namun industri telah
berubah menjadi suatu kebutuhan tersendiri. Dalam berbagai kegiatan
ekonomi, manusia selalu berusaha untuk memenuhi segala
kebutuhannya. Meskipun awalnya segala kegiatan ekonomi lebih bersifat
subsisten, namun ketika terjadi surplus, maka kegiatan pertukaran
menjadi suatu jawaban yang memuaskan berbagai pihak. Yang harus
diingat adalah, bahwa tidak setiap orang mampu menghasilkan berbagai
kebutuhan hidupnya, dan hal ini pada akhirnya akan bermuara pada suatu
kegiatan produksi yang mungkin sekali bersifat masal, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan setiap orang. Adanya proses produksi merupakan
bagian penting dari apa yang kita sebut dengan industri. Dengan kata lain
bahwa industri lahir sebagai jawaban atas kebutuhan manusia yang
semakin bertambah.

Banyak sekali definisi mengenai industri, salah satunya oleh


Soekamto (1987), yaitu keseluruhan proses sumber daya yang
dimaksudkan untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah
jadi atau jadi, dengan tujuan untuk dipertukarkan dan berkesinambungan
untuk meningkatkan pengelolaan. Industri dalam kata lain merupakan
indikasi yang jelas tentang usaha manusia dimanfaatkan sebagai

⌡3⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

kekuatan untuk produksi komersial dari barang-barang dan pelayanan.


Diambil dari bahasa latin Industria yang berarti berbagai aktifitas yang
dilakukan dengan tekun yang dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu.

Suatu industri umumnya merupakan pengelompokkan dari bisnis-


bisnis yang berbagi metode yang umum dalam menghasilkan keuntungan.
Industri juga digunakan secara spesifik menunjukkan pada area dari
produksi ekonomi difokuskan. Industri dalam pengertian yang lain menjadi
telah menjadi sektor utama dalam produksi di Eropa dan negara-negara
Amerika Utara selama Revolusi Industri, yang telah memajukan dunia
industri dengan digunakannya berbagai tenaga di luar tenaga manusia,
seperti tenaga mesin uap. Dalam revolusi industri, di mana tenaga uap
telah mampu menggantikan tenaga manusia, dan juga terbukti mampu
meningkatkan produktifitas dan keuntungan, telah mengubah arah dari
industri selamanya (answers a, t.t.).

Industri menempati posisi sentral dalam perekonomian masyarakat


modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi
peningkatan kemakmuran dan mobilitas yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Bagi negara berkembang, industri sangat esensial untuk
memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan
masyrakat yang terus meningkat. Banyak kebutuhan masyarakat yang
hanya dapat dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan dari sektor
industri.

Tidak dapat dipungkiri bahwa industri mungkin merupakan jawaban


bagi berbagai masalah yang menimpa. Di negara-negara maju,
pentingnya industri sebagai penyedia lapangan kerja telah menurun sejak
beberapa dekade ini. Namun demikian, pergeseran lapangan kerja ke
sektor industri jasa telah meningkat dengan ditemukannya beberapa
proses dan teknologi baru (Kristanto, 2004:155-157).

1.5. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode partisipasi observasi yang


bertujuan untuk memberikan deskripsi yang menyeluruh tentang gejala

⌡4⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

yang ada di suatu komunitas. Metode partisipasi observasi berarti


berpartisipasi dalam banyak aspek kehidupan masyarakat, dan
mengamati tingkah laku banyak warga dari kelompok masyarakat yang
bersangkutan, dan memahami suatu pandangan hidup dari sudut
pandang penduduk (Spradley, 1997:3). Dalam program perubahan
kebudayaan terencana, di mana faktor-faktor sosial, psikologi dan budaya
hampir tak terbatas dan tak diketahui dengan jelas, pendekatan yang
eksploratif dengan tujuan terbuka menghasilkan hal-hal yang sering kali
penting. Oleh karena itu, penelitian partisipasi observasi melibatkan
belajar mengenai dunia orang yang telah belajar melihat, mendengar,
berbicara, berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda-beda,
sehingga si peneliti sedikit-banyak akan mengerti mengenai dunia orang-
orang tersebut.

1.5.1 Pemilihan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terketak di Desa Cangkring Malang, Kecamatan


Beji, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena
beberapa alasan, yaitu:

Pertama, daerah ini merupakan kawasan yang telah berubah


sedemikian pesat menjadi salah satu sentra kawasan industri di
Pasuruan. Adanya industri secara langsung akan berpengaruh pada
masyarakat.

Kedua, adalah kewajiban bagi kami untuk melaksanakan kuliah


lapangan di salah satu kawasan industri. Hal ini bertujuan untuk
membantu melihat suatu fenomena industri di masyarakat.

1.5.2. Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang-orang yang diharapkan mengetahui tentang


hal-hal yang menjadi fokus penelitian (Dyson, 1997:5). Oleh karen itu,
orang-orang yang dijadikan informan adalah mereka ynag telah lama
menetap dan mengalami enkulturasi penuh (proses pembudidayaan alami
pada lingkungan tertentu). Pemilihan informan dilakukan secara purposive
agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan penelitian.

⌡5⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Koentjaraningrat (1994:130) menyatakan informan kunci sebagai informan


pangkal, yaitu orang-orang yang mempunyai kemampuan dan ahli tentang
sektor-sektor masyarakat atau unsur-unsur kebudayaan yang ingin
diketahui. Penelitian ini mengambil berbagai informan dengan berbagai
latar ekonomi, seperti pedagang, petani, pemilik warung, dan juga para
penduduk dengan berbagai latar usia. Pengambilan informan bertujuan
untuk mengetahui jawaban dari berbagai masalah yang kami jadikan
sebagai topik penelitian.

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara studi lapangan yang hasilnya


dipergunakan sebagai data utama dan studi pustaka sebagai data
pelengkap. Data dikumpulkan melalui beberapa teknik tahapan
pengumpulan data, yaitu:

1.5.3.a. Observasi

Observasi atau pengamatan bertujuan melihat perilaku nyata atau


faktual dan keadaan lingkungan serta benda-benda fisik (Dyson, 1997:4).
Observasi atau pengamatan secara langsung, dilakukan peneliti sejak
awal datang, dan masuk dalam kehidupan penduduk meskipun tidak
terlalu lama. Hal ini menyebabkan para peneliti sedikit-banyak mengetahui
apa yang dirasakan oleh subyek yang secara langsung merupakan
sumber data bagi peneliti.

1.5.3.b. Wawancara

Teknik wawancara menurut Lincoln dan Gulba, dimaksudkan untuk


mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain (Moleong,
1993:135). Peneliti melakukan wawancara dengan para penduduk,
meskipun tidak mendalam (indepth interview) dan tidak terlalu
menggunakan pedoman wawancara. Hal ini dikarenakan karena peneliti
lebih menggunakan wawancara spontan untuk mengetahui berbagai hal
mengenai masalah yang kami jadikan topik.

⌡6⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

1.5.3.c. Bahan Dokumen

Peneliti juga menggunakan data yang telah tersedia dan dapat


langsung digunakan berupa monografi desa Cangkring Malang. Dalam hal
ini, dokumentasi termasuk data pelengkap yang digunakan peneliti.

1.5.4 Teknik Analisa Data

Teknik data tidak dimaksudkan untuk membuat atau membuktikan


hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan atau
hipotesis yang ada sebelumnya, analisis ini merupakan pembentukan
abstraksi berdasarkan bagisn-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian
dikelompok-kelompokkan (Moleong, 1993:5-6).

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang


tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang
telah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar, peta
dan lain sebagainya. Kemudian data-data itu diberi kode sesuai dengan
kategori yang dibuat berdasarkan kepentingan penelitian dan konsep yang
diilustrasikan oleh informan. Kemudian dari kategori konseptual yang telah
dibuat, disusun menjadi suatu struktur agar mudah melihat hubungan-
hubungan yang terjadi antara kategori-kategori tersebut dan
mempermudah interpretasi.

⌡7⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB II

PROFIL WILAYAH PENELITIAN

2.1. Pasuruan: Profil Kota

Sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Timur, Pasuruan


mempunyai posisi strategis pusat pembangunan Surabaya - Malang -
Jember dan hinterland GERBANGKERTOSUSILA. Selain itu juga
merupakan bagian dari Satuan Wilayah Pembangunan Malang - Pasuruan
(Wilayah Pembangunan 13). Dengan posisi yang strategis tersebut, maka
wajar jika laju perkembangan ekonomi di Kabupaten Pasuruan bergerak
pesat.

Kabupaten Pasuruan memiliki wilayah seluas 1.474 Km² atau


147.401,50 Ha. Berarti mencakup 3% dari luas wilayah Propinsi Jawa
Timur. Cakupan wilayah tersebut, dibagi menjadi 6. Secara administratif
terbagi menjadi 24 Kecamatan, 341 Desa dan 24 Kelurahan. Sedangkan
Letak Kabupaten Pasuruan ditinjau dari posisi geografis berada antara
112030' - 113030' Bujur Timur dan antara 7030' - 8030' Lintang Selatan,
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kota Pasuruan, Selat Madura dan Sidoarjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Malang

Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo

Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto

2.1.1. Kondisi Hidrografi

Potensi hidrografi telah memberikan peluang yang besar bagi


pembangunan baik untuk keperluan air minum, irigasi, pariwisata dan
industri. Tercatat potensi hidrografi seperti 18 sungai serta 7 sungai besar,
92 buah air bawah tanah, 4 air terjun, 310 sumber air yang tersebar
hampir diseluruh wilayah Kabupaten Pasuruan bagian selatan.

⌡8⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Salah satu sumber air terbesar adalah Umbulan yang berada di


Kecamatan Winongan. Sumber ini memiliki debit sebesar 6.607,51
liter/detik. Dengan debit yang sangat besar tersebut, maka sumber air
Umbulan dapat digunakan sebagai salah satu penunjang suplai
kebutuhan air minum masyarakat baik untuk Kabupaten dan Kota
Pasuruan maupun Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.

2.1.2. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Pasuruan pada umumnya beriklim tropis, dengan


klasifikasi Schmidt dan Fergusan. Sebagian besar kecamatan yang ada
masuk dalam kategori tipe iklim C dan selebihnya tipe B. Temperatur
sebagian besar wilayah antara 24º-32ºC, sedangkan untuk wilayah di atas
2770 meter DPL, memiliki temperatur terendah sampai 50C. Beberapa
kecamatan yang memiliki temperatur paling rendah, yaitu hingga 50C ini
seperti Tosari, Puspo dan Tutur. Variasi curah hujan untuk masing-masing
wilayah rata-rata berada di bawah 1.750 milimeter dengan rata-rata hari
hujan 66-138 HH. Kecepatan angin berkisar rata-rata antara 12-30 knot.

Dengan keadaan iklim di atas, maka berbagai kegiatan masyarakat


seperti pertanian, peternakan dan perikanan sangat terdukung. Oleh
sebab itu, selain keadaan geografis, kondisi iklim dan cuaca merupakan
salah satu faktor penunjang tingkat produktivitas pertanian di Kabupaten
Pasuruan.

2.1.3. Keadaan Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Pasuruan terdiri dari daerah


pegunungan berbukit dan daerah dataran rendah yang mempunyai
ketinggian bervariasi antara 25-100 M diatas permukaan laut. Kelandaian
dataran miring ke utara. Secara umum topografi Kabupaten Pasuruan
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) daerah, yaitu :

2.1.3.a. Daerah A (Pantai dan Dataran Rendah)

Kurang dari 500 M dari permukaan laut merupakan dataran rendah


da Pantai. Daerah ini berada di wilayah bagian utara dengan luas sebesar

⌡9⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

99.532,50 Ha (67%). Daerah ini mencakup beberapa kecamatan seperti :


Kecamatan Nguling, Lekok, Grati, Winongan, Gondang Wetan, Rejoso,
Kraton, Rembang, Pohjentrek, Beji dan Bangil serta Kecamatan Gempol.
Selain untuk kawasa idustri dan perdagangan, juga banyak digunakan
sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Disamping itu juga digunakan
untuk budidaya ikan, khususnya daerah pesisir.

2.1.3.b. Daerah B (Dataran Menengah dan Perbukitan)

Antara 500-1.000 meter di atas permukaan laut merupakan dataran


menengah dan perbukitan yang berada di wilayah bagian tengah
Kabupaten Pasuruan. Daerah ini memiliki luas kurang lebih 23.764,50 Ha
(16%). Beberapa kecamatan yang termasuk daerah ini adalah Kecamatan
Pandaan, Sukorejo, Wonorejo, Purwosari, Lumbang serta Kejayan. Selain
digunakan untuk perkebunan dan peternakan, daerah ini merupakan
daerah yang paling subur dan banyak dimanfaatkan untuk lahan
pertanian.

2.1.3.c. Daerah C (Dataran Tinggi)

Di atas 1.000 M dari permukaan laut yang merupakan dataran


tinggi atau pegunungan. Daerah ini berada di wilayah bagian selatan
dengan luas sebesar 25.058,25 Ha (17%). Daerah ini mencakup beberapa
kecamatan seperti Kecamatan Tosari, Pasrepan, Puspo, Tutur, Purwodadi
dan Prigen. Selain digunakan sebagai lahan pertanian, daerah ini juga
menyimpan banyak sekali potensi wisata, baik wisata air terjun, hutan
tropis maupun wsata gunung. Selain itu, daerah ini juga berkembang
sebagai pusat rekreasi dengan berbagai fasilitasnya seperti hotel, motel
maupun rumah makan.

2.1.4. Keadaan Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penduduk Kabupaten


Pasuruan tercatat berjumlah 1.369.295 jiwa terdiri dari 673.491 jiwa
penduduk laki-laki dan 695.804 jiwa penduduk perempuan. Dengan
wilayah seluas 1.474 Km², maka tingkat kepadatan penduduknya adalah
1.190 jiwa/km². Pertumbuhan penduduk pertahun terhitung sebesar

⌡10⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

1,58%. Selain itu Kabupaten Pasuruan juga memiliki keanekaragaman


penduduk yang sebagian besar adalah suku Jawa dan yang lain terdiri
dari suku Madura serta keturunan seperti Cina, Arab dan India. Disamping
itu masih dapat ditemui satu suku dengan sosial budaya khas, yaitu
masyarakat Tengger yang hidup dikawasan pegunungan Tengger dan
gunung Bromo Kecamatan Tosari. Sistem sosial dan religi masyarakat
Tengger ini sangat unik dan khas dengan berbagai aktivitasnya seperti
perayaan Hari Raya Kasodo dan Hari Raya Karo yang didalamnya banyak
mengandung nilai-nilai religius dan sejarah.

Masyarakat Kabupaten Pasuruan, juga dikenal sebagai masyarakat


agamis dengan kerukunan dan toleransi beragama yang sangat terbina
dengan harmonis. Agama yang dianut sebagian besar Islam serta lainnya
Kristen Protestan, Katholik, Budha dan Hindu. Dilihat dari jenis mata
pencahariannya terdiri dari: 37,13% di sektor Pertanian Tanaman Pangan,
21,94% di sektor Industri Pengolahan, 21,44% di sektor Perdagangan,
Hotel dan Rumah Makan, 0,43% di Pertambangan dan Galian, 5,91% di
sektor Bangunan, 0,51% di bidang perbankan dan Lembaga Keuangan
lainnya, 6,56% dibidang Pengangkutan dan Komunikasi serta 6,08% di
sektor Jasa (Pemkab Pasuruan 2003).

2.2. Cangkring Malang: Realita dari adanya Industri

Desa Cangkring Malang terletak di Kecamatan Beji, Kabupaten


Pasuruan, Jawa Timur. Dengan luas desa 384.44 ha, dan jumlah
penduduk 8438 jiwa, Desa Cangkring Malang merupakan salah satu desa
yang mungkin paling maju di Kabupaten Pasuruan. Jarak dari pusat
kecamatan 3 km, dari Kabupaten 22 km. Jalan raya Cangkring Malang
merupakan jalur utama yang menghubungkan antara Pasuruan dan
daerah Banyuwangi, tidak mengherankan jika daerah ini menjadi salah
satu sentra industri di Pasuruan.

Adanya industri di desa Cangkring Malang dapat dikatakan telah


mengubah seluruh sendi kehidupan masyarakat desa. Berikut merupakan
tabel penduduk menurut usia:

⌡11⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Tabel 1. Tabel penduduk menurut usia.

a. kelompok pendidikan
04-06 tahun 370 orang
07-15 tahun 999 orang
16-19 tahun 743 orang
b. kelompok tenaga kerja
20-26 tahun 1007 orang
27-40 tahun 420 orang
Total 3539 orang
Sumber: Monografi Desa Cangkring Malang (2005), diolah.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk desa


berada pada daerah kelompok usia produktif, hal ini semakin dipertegas
dengan jumlah kelompok tenaga kerja sejumlah 1427 orang. Sangat
disayangkan tidak ada kelompok usia diatas 41 tahun. Dapat dimengerti
bahwa adanya industri di desa telah menyebabkan begitu banyak
penduduk yang terjun dalam kelompok tenaga kerja, meskipun demikian,
kelompok usia pendidikan lebih banyak dibanding kelompok usia tenaga
kerja, hal ini merupakan aset bagi terselenggaranya industri dimasa-masa
mendatang.

Industri memang telah mengubah banyak wajah dari desa, hal ini
dapat dilihat dari tabel jumlah penduduk menurut mata pencaharian
dibawah ini:

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

Pekerjaan Jumlah
Karyawan 1.126 orang
Wiraswasta 17 orang
Tani 293 orang
Pertukangan 76 orang
Buruh tani 95 orang
Pensiunan 62 orang
Total 1669 orang

⌡12⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Sumber: Monografi Desa Cangkring Malang (2005), diolah.

Adanya industri telah menyebabkan mayoritas telah terjun


langsung dengan menjadi karyawan. Meskipun demikian, hampir
sepertiga masih bekerja disektor pertanian, tidak diketahui apakah jumlah
ini dilihat dari seluruh kelompok usia atau kelompok usia tenaga kerja,
mengingat bahwa pensiunan juga dimasukkan dalam tabel tersebut.

Desa Cangkring Malang dapat dikatakan merupakan contoh yang


baik, bagaimana industri telah memajukan perekonomian masyarakat
dengan jalan yang, sebenarnya, tidak menguntungkan bagi masyarakat
sekitar. Yang menjadi fokus laporan ini adalah distribusi pendapatan dan
kekayaan (distribution of income and wealth). Adanya industri telah
mendorong masyarakat untuk menjual tanah yang mereka miliki,
meskipun beberapa masih bertahan, namun lebih banyak tanah yang
telah beralih fungsi, sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu penjual
makanan yang terletak di depan pabrik PT. Indofood:

"....iya mas, dulu keluarga suami saya punya tanah di


daerah sini, terus katanya mau ada pembangunan pabrik
yang pegawainya dari sini semua, lha terus karena dipaksa
terus akhirnya keluarga suami saya menjual tanahnya, udah
ga punya tanah, ga jadi pegawai, ya akhirnya saya jualan
didepan bekas tanah suami saya...."

Hanya sedikit yang bertahan disektor pertanian mungkin


merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan eksistensi pertanian
di desa tersebut. Dalam hal ini, jelas tidak terdapat signifikansi yang
menguntungkan dari adanya industri di desa ini.

⌡13⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB III

DISTRIBUSI INDUSTRI

3.1. Distribusi: Pengertian

Distribusi memiliki beberapa pengertian, yaitu:

• Perilaku distribusi atau kondisi telah didistribusikan; pembagian


secara adil dan merata;

• Sesuatu yang telah didistribusikan; jatah, bagian, pemberian;

• Perilaku dari mengedarkan atau kondisi yang telah di edarkan; difusi;

• Pembagian menjadi kategori-kategori; klasifikasi; dan

• Proses penjualan dan penyaluran barang-barang, khususnya ke


pedagang eceran.

Distribusi, dalam ekonomi berarti alokasi dari total kekayaan suatu


masyarakat diantara berbagai kelompok ekonomi. Distribusi dalam hal ini
tidak dimaksudkan sebagai bentuk fisik dari penjualan atau sirkulasi
barang yang merupakan bagian dari proses jual-beli. Distribusi
dimaksudkan pada relatifitas keadaan dan kekayaan ekonomi dari
seseorang dan kelompok. Dengan mengklasifikasikan angota masyarakat
berdasarkan bagian mereka dalam distribusi, biasanya dengan
pendapatan, dapat menjelaskan stratifikasi dalam masyarakat. Vilfredo
Pareto (1897) berargumen bahwa pola dari distribusi pendapatan
merupakan bukti nyata yang tak lekang dimakan sejarah dalam setiap
masyarakat (answers b, t.t.).

3.2. Distribusi Pendapatan dan Kekayaan (Distribution of


Income and Wealth)

Ada dua hal yang dipentingkan dari istilah distribusi pendapatan,


yakni: (1) distribusi pendapatan antar-faktor atau distribusi fungsional
pendapatan, dan distribusi pendapatan antar orang atau distribusi ukuran

⌡14⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

pendapatan. Sedangkan distribusi antar-orang lah yang disebut distribusi


kekayaan (Cowell, 2000:234-5).

Dalam ekonomi, distribusi kekayaan dimaksudkan pada proporsi


penguasaan kapital dari suatu presentasi dalam populasi, biasanya,
presentasi yang kecil akan mengontrol presentasi yang lebih besar dari
kapital yang ada. Secara global, diakhir abad ke-20, distribusi kekayaan
dapat dikatakan terkonsentrasi diantara negara G8 dan negara-negara
industri Barat, bersama beberapa tempat di Asia (answers c, t.t.).

Sistem politik dari sosialisme dan komunisme memperuntukkan


untuk mengurangi konflik yang muncul dari ketidakmerataan dari distribusi
kekayaan. Mereka melakukannya dengan menekan pihak yang kaya
untuk menyerahkan sebagian atau seluruh aset bagi mayoritas dalam
suatu proses yang dikenal dengan transfer kekayaan (wealth transfer).

Ketidakmerataan dalam distribusi berhubungan dengan


ketidakmerataan dalam kekuasaan politik; dalam banyak masyarakat,
strata ekonomi yang dominan dapat juga dominan dalam bidang politik.
adanya divisi dari tenaga kerja, yang mengharuskan pertukaran
menyebabkan berbagai problem dari distribusi. Ketidakmerataan dalam
distribusi diantara kelompok-kelompok industri menjadikan suatu produk
dijelaskan berdasarkan jumlah pekerja pada tiap kelompok dibandingkan
dengan nilai dari apa yang dihasilkan.

Ketidakmerataan distribusi juga meningkat dari ketidaksamaan


ganjaran (reward) bagi orang-orang yang bekerja dalam sektor industri
yang sama (kapitalis, manajer, atau buruh). Distribusi kesejahteraan
antara manajer disatu sisi dan buruh disisi lain telah menjadi masalah
pokok dari perselisihan sosial dalam dunia Barat sejak terjadinya Revolusi
Perancis, dan telah menjadi tema pokok dalam tulisan Marx dan
pengikutnya. Serikat buruh, melewati berbagai tekanan politik dan
ekonomi, telah berjuang keras demi kenaikan upah. Distribusi kekayaan
dan kesejahteraan, sejak Perang Dunia II telah menjadi isu utama dalam

⌡15⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

politik internasional, terutama negara-negara yang selama ini menjadi


penyedia bahan bagi negara-negara industri (answers b, t.t.).

Salah satu kesulitan terbesar dalam analisis distribusi kekayaan di


masyarakat manapun adalah menetapkan definisi dari kekayaan itu
sendiri. Ada kekayaan yang dapat dipasarkan (marketable wealth), yakni
kekayaan yang nilainya diakui nyaris universal dan mudah dipertukarkan;
dan kekayaan yang tidak dapat dipasarkan (nonmarketable wealth),
seperti gelar akademik dan sebagainya. Oleh karena itu, distribusi
kekayaan sangat peka terhadap asumsi tentang pengertian kekayaan,
dan juga pada jenis unit populasi yang dipakai (Cowell, 2000:235).

3.3. Cangkring Malang: Distribusi dari Industri

Tidak dapat dipungkiri, bahwa industri seringkali tidak adil dalam


hal distribusi pendapatan dan kekayaan. Sebagaimana yang telah
dikemukakan sebelumnya, distribusi pendapatan dan kekayaan seringkali
dikuasai oleh presentasi yang kecil dalam masyarakat, di mana presentasi
yang kecil ini menguasai begitu banyak sumber daya dalam masyarakat
tersebut. Dalam hal ini, industri (termasuk didalamnya para pemilik)
merupakan presentasi kecil yang menguasai begitu banyak sumber daya
di desa Cangkring Malang. Distribusi pendapatan dan kesejahteraan,
sepanjang data yang didapat hampir dikatakan tidak banyak dan tidak
memiliki signifikansi langsung terhadap kemajuan di masyarakat desa.

Distribusi yang dilakukan oleh berbagai pabrik yang ada lebih


terfokus pada upaya untuk ''mensejahterakan" karyawan yang ada,
meskipun demikian, adanya krisis ekonomi, daya beli masyarakat yang
menurun, serta meningkatnya ongkos produksi telah menuntut berbagai
pabrik untuk melakukan efisiensi besar-besaran, salah satunya dengan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), seperti yang diceritakan oleh Bapak
Heru, mantan pegawai PT Indofood:

"ya saya maklum mas, perusahaan lagi kesulitan, apalagi


banyak barang produksi yang numpuk digudang....saya
udah yakin kalau bakalan di PHK, soalnya kabar tentang

⌡16⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

PHK sudah santer jauh sebelum bulan puasa, ya udah, saya


cuma pegawai rendahan, jadi gimana ya...."

Adanya PHK tidak hanya terjadi dipabrik-pabrik dengan omzet


penjualan besar seperti PT. Indofood atau pabrik lainnya, namun juga
pada industri menengah. "sekarang emang lagi jamannya susah, susah
cari kerja, tapi kalau cuma buruh mau apa lagi....yang di PHK-kan ga
hanya pabrik gede, pabrik konveksi yang disana juga PHK banyak
pegawainya, katanya order lagi sepi....". PHK nampaknya telah menjadi
fenomena umum dari industri di desa Cangkring Malang.

Sebelum berkembangnya industri di desa ini, banyak warga yang


masih melakukan ektifitas pertanian didesa. Ketika industri mulai
dibangun, telah dijanjikan bagi masyarakat desa untuk dipekerjakan
didalamnya, karena saat itu (tahun 1980-an) Indonesia sedang dalam
tahap pembangunan dalam berbagai bidang, terutama industri, tidak
mengherankan jika masyarakat desa akhirnya menurut dengan menjual
lahan mereka demi kepentingan industri. Dapat dikatakan bahwa tahun
1990-an merupakan saat booming industri di desa Cangkring Malang,
meskipun demikian, hanya sedikit penduduk yang dipekerjakan di industri
tersebut. Sekitar tahun 1997-1999 muncul banyak tuntutan untuk
memberdayakan masyarakat dalam kegiatan industri, hal ini karena awal
krisis ekonomi, masyarakat desa langsung terkena dampaknya, terutama
dengan naiknya harga bahan pangan dan kebutuhan pokok. Harga yang
melambung tidak diikuti dengan peningkatan perekonomian masyarakat,
akhirnya banyak pihak tidak puas dengan keberadaan pabrik di daerah
mereka.

"pabrik-pabrik yang ada dulu sering diminta untuk


mempekerjakan masyarakat, masa mau enaknya aja, tapi
banyak juga yang langsung datang ke Kepala Desa, tapi ya
mau apa, banyak orang sini yang ga dipake karena
dianggap ga mampu, akhirnya pabrik-pabrik lebih milih pake
orang luar yang lebih mampu...."

Terdapat satu fenomena yang menarik disini, bahwa dengan


adanya industri, masyarakat umumnya lebih peduli pada pendidikan anak-

⌡17⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

anaknya, banyak sekolah yang dibangun, kabarnya, mendapatkan


bantuan dana dalam pembangunannya dari pabrik yang berlokasi
disekitar sekolah tersebut. Dalam hal ini, distribusi pendapatan sangat
mungkin terjadi dalam bentuk donasi, meskipun tidak besar, namun yang
terpenting bahwa perusahaan "telah menunaikan" kewajibannya dalam
distribusi yang diambil dari keuntungan yang mereka dapatkan.

Saat ini di desa Cangkring Malang terdapat sejumlah institusi


pendidikan, tidak diketahui kapan pastinya institusi ini mulai dibangun,
seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3. Sarana Pendidikan di Desa Cangkring Malang

Pendidikan Umum:
Kelompok bermain 1 gedung 1 guru - murid
TK 4 gedung 12 guru 120 murid
SD 3 gedung 22 guru 600 murid
SMTP 1 gedung 22 guru 104 murid
SMTA - gedung - guru - murid
Pendidikan Khusus:
Pondok Pesantren 2 gedung 2 guru 150 murid
Madrasah 1 gedung 7 guru 80 murid
Total 12 gedung 66 guru 1054 murid
Sumber: Monografi Desa Cangkring Malang (2005), diolah.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kepedulian orang tua


terhadap pendidikan anak-anaknya cukup tinggi, meskipun data ini kami
rasa masih sangat umum dan kurang akurat. Yang mungkin menarik
adalah, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mendorong
orang tersebut untuk bekerja diluar daerah asalnya. Sukirno misalnya,
lebih memilih untuk bekerja di Surabaya, disamping jarak yang tidak
terlalu jauh, juga secara ekonomi lebih menguntungkan. "....kalau saya
dulu maksa kerja disini ya saya ga bakal jadi apa-apa, mas. Mendingan
kerja di Surabaya, ga terlalu jauh, pililhan kerja juga lebih banyak....".

⌡18⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Distribusi pendapatan dan kekayaan mungkin tidak terjadi dengan


cepat dan signifikan, beberapa perusahaan lebih memilih untuk
mendistribusikan pendapatannya bagi karyawan, terutama karyawan
tetap. Jaringan Pengaman Sosial (JPS) contohnya, disatu sisi hanya
diperuntukkan bagi pegawai dengan status pegawai tetap, JPS tidak
diberikan bagi karyawan kontrak, namun disisi lain jumlah pegawai
kontrak lebih banyak dibanding pegawai tetap. Pegawai kontrak mungkin
dirasa lebih menguntungkan ketimbang pegawai tetap, karena umumnya
pegawai kontrak lebih sedikit membutuhkan biaya jika dibandingkan
dengan pegawai tetap.

Beberapa perusahaan secara jelas memang telah mendistribusikan


sebagian dari keuntungan yang didapat untuk kepentingan masyarakat,
dalam hal ini berupa bantuan yang merupakan distribusi kesejahteraan.
Seperti yang dilakukan oleh pabrik kertas berwarna, setelah ada keluhan
tentang limbah pabrik yang mencemari air, perusahaan memberikan
bantuan berupa pengeboran sumur secara cuma-cuma. Beberapa
bantuan lain yang pernah diberikan oleh pabrik PT. Indofood kepada
masyarakat berupa:

• Posyandu (pos pelayanan terpadu) setiap bulan;

• Beasiswa dengan seleksi prestasi;

• Bantuan sembako;

• Pengobatan gratis (waktunya tidak tentu);

• Donasi untuk masjid dan sekolah

Bukan tanpa alasan mengapa PT. Indofood menjadi 'seperti' fokus,


selain bahwa Indofood merupakan pabrik yang mungkin paling besar, juga
dari sisi produksi, pabrik ini memproduksi berbagai kebutuhan masyarakat
terutama kebutuhan pokok. Meskipun PT. Indofood pernah mem-PHK
sekitar 300 karyawannya, namun jika akumulasi jumlah pabrik yang
sekitar 30 pabrik, jumlah tersebut mungkin sangat kecil dibandingkan
jumlah pegawai yang diserap. Harus diingat bahwa meskipun jumlah

⌡19⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

tenaga yang diserap cukup besar, namun jumlah penduduk desa yang
bekerja tidak sebanding dengan akumulasi jumlah tenaga kerja yang
dipekerjakan.

3.4. CV. Sumber Kencono: Contoh Industri Kecil

Salah satu temuan data kami adalah adanya industri kecil yang
dapat digolongkan sebagai industri rumah tangga, karena industri ini
dimiliki oleh keluarga dan dibantu oleh beberapa pegawai. Industri kecil
banyak berkembang dipedesaan dan perkotaan. Industri ini memiliki
peralatan sederhana, walaupun hakikat produksinya sama dengan industri
hilir, tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana. Sifat industri ini padat
karya (Kristanto, 2004:157).

CV. Sumber Kencono merupakan industri pembudidayaan ikan lele


dan tanaman hias. Dengan areal lahan yang tidak terlalu luas, terdapat
beberapa tambak ikan lele, tempat penetasan dan juga stand khusus
tanaman hias. Barang produksi berupa tanaman hias umumnya dibeli dan
kemudian dijual kembali, sedangkan ikan lele merupakan usaha
pembibitan yang mandiri, di mana telah disediakan tempat penetasan dan
pembesaran ikan hingga siap jual. Penjualan umumnya tunai (cash and
carry), di mana untuk ikan lele dijual dengan jumlah cukup besar. Dalam
kondisi tertentu, terdapat jasa antaran bagi pemesan dengan ongkos
transportasi ditanggung oleh si pemesan, demikian pula bagi tanaman
hias.

Dengan mempekerjakan sedikit pegawai, usaha ini merupakan


usaha yang membutuhakn modal yang tidak sedikit. Untuk keperluan
pakan lele dibutuhkan setidaknya sepuluh juta rupiah untuk persediaan
pakan selama kurang lebih satu bulan. Budidaya ikan lele jelas
merupakan usaha yang menguntungkan, meskipun dalam perawatannya
dibutuhkan ketelitian dan kesabaran ekstra. Ikan lele termasuk ikan yang
mudah dipelihara dan dibudidayakan. Setiap penjualan ikan lele dalam
berbagai ukuran (menurut usia ikan), umumnya berkisar antara ribuan
hingga ratusan ribu ekor setiap transaksinya.

⌡20⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

"....sebenarnya ga terlalu sulit ya, yang penting harus sering


diserit (pemisahan ikan dengan mengklasifikasikan ikan
besar dengan ikan kecil, hal ini dimaksudkan agar terjadi
pemisahan, karena ikan besar cenderung kanibal dengan
memakan yang lebih kecil).....setiap penjualan pake cangkir,
misalnya diambil satu cangkir, dan dihitung isi cangkir
tersebut, jika ada yang beli 10.000 ekor, dan setiap
cangkirnya ada lima ratus ekor, berarti tinggal dikali aja, ga
sulit kan...."

Pendapatan yang didapat setiap bulannya di distribusikan


kebeberapa pos, yaitu: (a) pakan ikan dan pupuk tanaman, (b) pembelian
bibit tanaman, dan (c) biaya operasional (gaji karyawan, air, listrik, telpon
dll). Distribusi semacam ini sangat lazim terjadi diberbagai kegiatan
industri. Umumnya aliran pendapatan dalam kegiatan industri
didistribusikan pada pos-pos sebagai berikut: (a) bahan baku, (b) gaji
tenaga kerja, (c) biaya operasional, (d) hutang-piutang, dan (e) pajak dan
asuransi.

CV. Sumber Kencono merupakan salah satu usaha kecil yang


mencoba bertahan dari lingkungan industri besar. Usaha ini mungkin
menguntungkan secara ekonomi, namun yang terpenting adalah, bahwa
usaha ini tetap memperhatikan keadaan lingkungan sekitar, seperti yang
di akui pemiliknya:

"ya tempat ini sering jadi tempat bermain anak-anak sekitar


sini, sering kolam untuk ikan lele dijadikan tempat main air
sama anak-anak. Saya sih ga keberatan, toh saya juga ga
bisa ngelarang.... sampeyan kalau mau buah ambil aja,
disini saya sering ngebolehin orang buat ngambil buah yang
ada disekitar, abis buat apa, saya jarang makan buah kayak
begini.... (blimbing dan pisang)"

3.5. Industri: Untuk Siapa Sebenarnya?

Suatu pertanyaan mendasar adalah, bahwa industri yang selama


ini berkembang didesa Cangkring Malang sebenarnya ditujukan untuk
siapa. Pada umumnya masyarakat desa tidak menerima hasil industri
berupa distribusi kesejahteraan ataupun pendapatan secara maksimal.
Pemberian JPS dan bonus-bonus lainnya umumnya hanya diberikan pada

⌡21⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

pegawai tetap, sedangkan bagi pegawai kontrak hal tersebut sangat sulit
didapat.

Mengingat banyak perusahaan yang mengurangi aktivitas produksi,


hal ini berdampak pada kebijakan perusahaan yang biasanya mengurangi
pos distribusi pendapatan dan kesejahteraan, bahkan sering berujung
dengan PHK, namun tetap saja hal ini tidak menjawab persoalan yang
sebenarnya. Industri seringkali menjadi pisau yang bermata dua, disatu
sisi industri merupakan jawaban bagi peningkatan perekonomian
masyarakat, dan disisi lain industri dapat menjadi bumerang bagi
masyarakat.

Bagi masyarakat desa Cangkring Malang, mungkin tidak terlalu


menjadi masalah mengenai distribusi pendapatan dan kekayaan. Mereka
tidak terlalu memusingkan masalah seperti itu, yang terpenting adalah
bagaimana mereka tetap bertahan dan memenuhi segala kebutuhan
mereka. Meskipun berbagai isu mengenai industri terus berhembus,
namun pada umumnya, mereka tidak terlalu memikirkan hal tersebut.
Memang ada yang menyesalkan tindakan para pemilik industri yang
terkesan tidak perduli terhadap kehidupan mereka, beberapa justru
menyalahkan "paksaan" pada masa lalu untuk melepas tanah mereka.

"kalau aja dulu pemerintah tidak menyuruh warga buat


menjual tanah yang dimiliki, mungkin sekarang ga kayak
gini, tapi kalau saya ga ngejual tanah saya, saya ga
mungkin punya rumah yang kayak gini, biayanya mahal,
lagian kalau cuma buka warung kopi kapan saya bisa punya
rumah........"

3.6. Industrialisasi Cangkring Malang: Pangsa Pasar Pekerja?

Meskipun industri bukan merupakan jawaban atas segala


permasalahan yang mereka hadapi, kebanyakan dari mereka lebih
mengharapkan partisipasi dari aparatur desa untuk lebih aktif, mereka
juga mengharapkan adanya usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka, tidak hanya lewat jalur industri, namun juga jalur-jalur lainnya.
Jika dilihat sepanjang jalan raya Cangkring Malang terdapat beberapa

⌡22⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

usaha tambal ban atau tambah angin, jasa ojek, dan angkutan umum.
Beberapa usaha merupakan salah satu solusi yang muncul dari adanya
industrialisasi di Cangkring Malang.

Jasa ojek misalnya, merupakan jawaban bagi kebutuhan para


pegawai yang baru pulang kerja, yang umumnya rumahnya tidak terlalu
jauh. Bagi yang rumahnya agak jauh, mereka lebih memilih untuk naik
angkutan umum seperti angkot atau kendaraan semacam 'bison'.
Berbagai usaha yang muncul akibat adanya industrialisasi di Cangkring
Malang merupakan tanda adanya usaha untuk beradaptasi terhadap
berbagai kebutuhan yang mendesak dari para pegawai. Baik pemilik
warung makan, tukang ojek, ataupun jasa angkutan lain tidak terlalu
menjadikan para pegawai sebagai 'pangsa pasar yang potensial'. Bagi
penjual klepon di jalan masuk Pasuruan misalnya, tidak menjadikan
pegawai pabrik sebagai konsumen utama mereka,

"....gaji mereka kan kecil, mana mau mereka sering beli


dagangan saya, satu kotak dua ribu lima ratus isi lima belas
biji, eman mas, mending buat yang lain, saya juga ngerti
ko.... ya yang biasa beli paling orang yang mau pulang dari
Banyuwangi atau orang kayak sampeyan...."

Bagi kebanyakan orang yang berada disekitar pabrik, mereka tahu


betul siapa yang harus 'dibidik', mereka memahami mengenai kondisi
keuangan para pekerja, dan betapa berat kondisi keuangan pada saat ini.
Beberapa tukang ojek atau supir angkot lebih memilih penumpang biasa
dan anak sekolah sebagai 'pangsa pasar'. Pada umumnya, industrialisasi
tidak dipandang sebagai jawaban yang nyata atas 'nasib' mereka, pun
demikian, mereka tidak menampik adanya keinginan untuk hidup lebih
baik dengan bekerja sebagai karyawan.

Industrialisasi mungkin akan menguntungkan jika terjadi


pemerataan yang jauh lebih adil, dalam istilah kami 'redistribusi
pendapatan dan kekayaan'. Sangat disayangkan bahwa dalam kuliah
lapangan kali ini tidak sekalipun memasuki suatu industri besar yang
nyata, yang kami lakukan hanya mengumpulkan informasi, yang dalam
banyak hal bersinggungan langsung dengan kelompok komunitas. Yang

⌡23⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

mungkin dapat kami lakukan hanya merangkum berbagai informasi, dan


menjadikannya sebagai suatu indikator dari ada tidaknya distribusi
pendapatan dan kesejahteraan. Untuk selanjutnya, kami harap beberapa
informasi yang ada dapat menjadi suatu tolok-ukur dari adanya
industrialisasi, kami sadar benar bahwa kami yang kami suguhkan tidak
lebih dari catatan biasa.

⌡24⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Industri merupakan salah satu kegiatan pendorong bagi terciptanya


suatu kemajuan di suatu daerah. Tidak dapat dipungkiri, industri telah
menjadi suatu realitas ekonomi dan berpengaruh erat dengan realitas
sosial dan budaya di masyarakat. Adanya interaksi antara industri dan
masyarakat tak pelak lagi akan berakibat langsung pada masyarakat
tersebut. Industri dalam hal ini tidak lagi dilihat sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhan manusia, namun juga telah menjadi faktor yang
sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Industri pada
gilirannya menjadi suatu faktor yang berakibat positif dan juga negatif
dalam waktu yang hampir bersamaan. Dalam tataran sosial dan budaya,
industri telah berbuat sedemikian rupa hingga mengubah sebagian,
bahkan hampir seluruh sendi yang ada.

Industri disatu sisi merupakan 'dewa penyelamat' bagi kehidupan


masyarakat, namun disisi lain industri juga berperan sebagai 'dewa
kematian' yang selalu mengintai. Bagi sebagian orang, industri merupakan
satu-satunya jalan untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya, namun
industri juga menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan penghidupan
yang layak. Bagi sebagian yang lain, adanya industri justru menyebabkan
rusaknya berbagai ikatan komunal yang selama ini ada. Industri telah
menyebabkan berubahnya okupasi lahan, dari yang semula agraris
menjadi daerah industri. Bagi petani hal ini berarti mengancam eksistensi
kehidupan dan juga pola subsistensinya. Kami rasa hal ini akan banyak
dibahas oleh kelompok komunitas.

Industri telah mengubah wajah desa Cangkring Malang,


masyarakat desa telah menerima kehadiran industrialisasi didaerahnya
hampir sejak tiga dekade lalu. Kehadiran industri ditandai dengan

⌡25⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

dijualnya tanah pertanian yang berubah menjadi pabrik dan sarana


pendukung lainnya. Tanpa adanya industri rasanya sulit membayangkan
wajah Cangkring Malang saat ini. Salah satu sisi utama dari industri
adalah distribusi, yang dimasksudkan adalah distribusi pendapatan dan
kekayaan.

Distribusi pendapatan dan kekayaan merupakan salah satu


kewajiban dari adanya industrialisasi. Dapat dikatakan bahwa distribusi ini
merupakan kompensasi dari berdirinya industri. Distribusi menuntut
adanya pembagian hasil yang adil dan merata dari pihak industri ke pihak
masyarakat umum. Sangat disayangkan bahwa tidak semua, setidaknya
kami tidak mendapatkan data yang benar-benar valid, pabrik yang telah
berdiri telah 'menunaikan' kewajiban sosial ini. Yang paling banyak disebut
hanyalah kompensasi penjualan tanah, beberapa kegiatan sosial, dan
kompensasi dari adanya limbah industri. Industri nampaknya tidak
menjadikan masyarakat sebagai faktor pendorong, masyarakat hanya
dilihat sebagai suatu pangsa pasar dan sumber tenaga kerja dalam
kegiatan industri. Redistribuis industri kami pandang sangat penting untuk
dilakukan, redistribusi ini tidak dimaksudkan bahwa pabrik hanya sekedar
memberi, namun lebih pada upaya industri memberikan apa yang menjadi
hak dari masyarakat. Industri harusnya memajukan dan memperhatikan
masyarakat, tidak hanya dari sisi ekonomi, namun juga sosial dan budaya.

Desa Cangkring Malang tidak lebih dari profil desa yang sedang
bergulat melawan nasibnya, tidak diketahui pasti apakah mereka akan
memenangkan pertarungan ini, industri dapat saja menjadi 'penyelamat'
bagi mereka, namun tetap saja, butuh kehati-hatian dalam mengambil
setiap tindakan, terutama tindakan yang penting untuk kehidupan mereka
selanjutnya. Industri awalnya memang telah memberikan mimpi akan
kehidupan yang jauh lebih layak, impian yang mendorong orang untuk
berbondong-bondong melamar untuk bekerja disektor ini dan melupakan
sektor-sektor lain yang juga menguntungkan. Namun industri, terutama
kehidupan yang layak hanyalah impian yang tak kunjung datang.

⌡26⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

4.2. Saran-Saran

Diantara berbagai saran yang dapat kami berikan, antara lain:

4.2.1. Persiapan di Lapangan

Untuk persiapan dilapangan, kami anggap penting untuk


mempertajam konsep yang akan digunakan. Konsep yang terlalu umum
akan sangat menyulitkan dalam pencarian data. Selain itu, sangat penting
untuk memastikan industri apa yang dituju agar dapat dicarikan konsep-
konsep lain dalam industri. Contohnya kelompok kami. Pada awalnya
kami lebih menggunakan konsep distribusi barang dan jasa, baik langsung
maupun tidak langsung. Ketika itu, sama sekali tidak terpikirkan mengenai
ditribusi pendapatan dan kekayaan. Perlu adanya berbagai literatur yang
mendukung, dan pemahaman mengenai konsep yang akan digunakan.

Antropologi industri telah melihat banyak hal dari industri, berbagai


konsep yang mungkin tidak umum telah dijadikan operasional dalam
kegiatan antropologi industri, mulai dari produksi untuk memenuhi hasrat
manusia, distribusi pendapatan dan kekayaan, organisasi pendukung,
hingga akibatnya di masyarakat. Semua itu merupakan kelebihan dari
antropologi industri dari berbagai lapangan kajian industri lainnya, sangat
disayangkan jika segala yang 'luar biasa' tersebut luput dari perhatian
hanya karena ketidakmampuan kurikulum atau aktor pendidikan dalam
memahami antropologi industri.

4.2.2. Selama di Lapangan

Dengan matangnya konsep yang akan digunakan, dan


pengetahuan mengenai jenis industri yang akan didatangi, maka kami
anggap penting bagi terjadinya pembagian yang jelas antara berbagai
kelompok. Meskipun satu sama lain saling mendukung, namun seringkali
terjadi tumpang-tindih, terutama dalam bidang data yang ada dilapangan.
Kami juga menganggap penting adanya kejelasan mengenai konsep yang
akan digunakan dan diaplikasikan dilapangan. Meskipun ketika kuliah
konsep tersebut kurang jelas, namun ketika dilapangan seluruh konsep
yang digunakan harus dipahami secara jelas.

⌡27⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

4.2.3. Pelaporan

Setelah semua konsep yang ada telah dipahami, dan ketika kuliah
lapangan di adakan konsep tersebut dapat diaplikasikan. Maka hal
terakhir adalah pelaporan. Dalam pelaporan kami anggap penting untuk
mencari berbagai referensi yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai
data yang didapat. Disinilah letak kesulitannya. Beberapa referensi
umumnya lebih pada komunitas, jarang yang membahas mengenai
distribusi, apalagi distribusi pendapatan dan kekayaan. Kurangnya literatur
harusnya dapat ditanggulangi dengan semakin majunya teknologi
informasi, namun hal tersebut kembali pada kelompok masing-masing.
Akhirnya kami menganggap penting untuk selalu berdoa pada Tuhan YME
agar semua hal yang terkait dengan perkuliahan dapat berjalan dengan
lancar.

⌡28⌠
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Kepustakaan:
Answers
t.t. a industry, dalam http://www.answers.com/industry
t.t. b distribution, dalam http://www.answers.com/distribution
t.t. c distribution of wealth,
http://www.answers.com/distribution%20of%20wealth%20

Cowell, F.A
2000 "Distribution of Income and Wealth (distribusi pendapatan
dan kekayaan)" dalam Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, Adam
Kuper dan Jessica Kuper (ed.). Jakarta: RajaGrafindo
Persada.

Dyson, L
1997 Metodelogi Penelitian Etnografi & Penelitian Antropologi bagi
Guru-guru seGerbangkertosusilo. Surabaya: Fisip dan LPKM
Universitas Airlangga

Koentjaraningrat
1994 "Metode wawancara" dalam Metode-Metode Penelitian
Masyarakat. Koentjaraningrat (ed.). Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Kristanto, P
2004 Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi

Moeleong, L.J
1993 Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Monografi Desa
2005 Monografi Desa Cangkring Malang, Kecamatan Beji.
Pasuruan: Pemerintah Desa Cangkring Malang.

Pemkab Pasuruan
2003 Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan, dalam
http://www.kab-pasuruan.go.id

Soekamto, S
1987 Sosiologi Industri: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Karya

Spradley, J.P.
1997 Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana

Sukadana A.A
1983 Antropo-Ekologi. Surabaya: Airlangga University Press.

⌡29⌠

Anda mungkin juga menyukai