Anda di halaman 1dari 3

Hidup di Salemba tak Semahal yang Dibayangkan

Sedikit bernostalgia Teringat 4 tahun lalu saat kumelangkah keluar kelas selepas UAS. Hatiku berbungabunga saat Bu Emil menyambutku dan mengucapkan, Selamat ya, Fit kamu diterima di UI. Jangan dilepas ya, Nak..kasihan adik-adik kelasmu nanti. Kata-kata itulah yang kuingat dan semakin menguatkan langkahku untuk merantau ke Jakarta. Sayang, orang tua berkeinginan agar aku tetap kuliah di Jawa Timur. Kuliah di FK Unair saja, ya kalau mau paling jauh di FK UGM Jogja, kata Ibu. Keraguan pun sempat muncul di benakku. Akankah keluarga mengizinkan aku untuk kuliah di FKUI? Kuliah di ibukota negara dengan segala kompleksitas kehidupannya. Apalagi saat kulihat besar biaya masuk FKUI. Ya, Allah..kasihan Bapak dan Ibu jika membayar sebanyak ini, kataku dalam hati. Saat itu (tahun 2007) untuk masuk ke FKUI, para mahasiswa baru harus membayar uang pangkal sebesar Rp 25 juta dan biaya operasional pendidikan (BOP) per semester sebesar Rp 1,575 juta. Bagiku biaya ini sangat besar jika dibandingkan kuliah di Unair. Belum lagi ditambah biaya hidup di Jakarta yang selangit. Tentu akan memberatkan orang tua pikirku. Alhamdulillah orang tua menyambut dengan senang dengan diterimanya aku di FKUI. Mereka tidak keberatan jika aku hidup semakin jauh dari keluarga. Sudahlah Nak, tidak apa-apa. Insya Allah rezeki itu bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah akan mempermudah jika niatnya baik, apalagi untuk menuntut ilmu, kata Ibu yang sebelumnya keberatan jika aku memilih FKUI. Nah, mungkin perasaan yang kakak rasakan akan adik rasakan juga saat nanti diterima di UI. Siapa sih yang tidak bangga kuliah di UI? Salah satu universitas terbaik di Indonesia. Namun ketika kita harus dihadapkan dengan biaya, baik itu biaya kuliah maupun biaya hidup di Jakarta, pasti akan muncul berbagai kekahawatiran akan mahalnya biaya hidup di ibukota. Adik-adikku, perasaan seperti itu lumrah dirasakan kok. Namun jangan sampai berbagai kekhawatiran itu mengurungkan niat kita untuk berkuliah di UI. Kita adalah satu orang yang beruntung di antara ribuan orang yang ingin kuliah di UI. Akankah kita melepasnya hanya karena masalah biaya? Pikirlah dengan masak apa yang Adikadik putuskan karena masa depan kalian bergantung pada keputusan kalian saat ini. Di sini kakak akan sedikit sharing tentang biaya hidup di Salemba, terutama bagi adik-adik yag bercita-cita kuliah di UI Salemba, baik itu di FK maupun FKG. Hmm sebenarnya murah atau mahal itu relatif, tergantung kemampuan finansial kita dan gaya hidup kita selama di perkuliahan. Mau hemat atau berfoya-foya itu pilihan kita, bukan? Secara umum biaya hidup pokok mahasiswa sehari-hari meliputi biaya tempat tinggal (kos), biaya makan, dan transportasi. Nah, kakak jabarkan satu persatu ya Pertama, tempat tinggal. UI telah menyediakan fasilitas berupa asrama mahasiswa bagi mahasiswa yang berkuliah baik di Depok maupun Salemba. Jika asrama di Depok masih berada satu kompleks dengan kampus, asrama untuk Salemba terletak jauh dari kampus sekitar 4-5 kilometer, yaitu di daerah Otista Jakarta Timur. Biaya asrama per bulannya sama dengan Depok, yaitu sebesar Rp 160 ribu. Kalau adik-adik merasa

jauh jika tinggal di Wismarini (sebutan asrama UI), banyak pilihan kos-kosan di sekitar kampus yang tersebar di daerah Salemba Tengah, Salemba Bluntas, dan Kenari. Biayanya pun bervariasi, antara Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta per bulan tergantung fasilitas yang ditawarkan. Kedua, biaya makan. Tak bisa dipungkiri makan adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Jadi jangan tidak makan ya!!! Otak dan tubuh perlu nutrisi untuk mendukung aktivitas kita baik di dalam maupun di luar kampus. Umumnya biaya per kali makan bagi anak kos-kosan antara Rp 5 ribu - Rp 10 ribu tergantung apa yang kita makan dan di mana kita makan Bagi yang ingin makan nasi, sayur, dan ayam minimal Rp 10 ribu harus tersedia di kantong. Jadi kalau dihitung, per bulannya sekitar Rp 450 ribu Rp 900 ribu perlu kita alokasikan untuk makan. Sebenarnya bisa lebih hemat lagi kalau kita memasak nasi sendiri, jadi tinggal beli lauk dan sayur di warung atau restoran sekitar kos-kosan. Ketiga, biaya transportasi. Untuk biaya ini tergantung kalian tinggal di mana. Bagi adik-adik yang memilih tinggal di Wismarini, setiap pagi ada bus kuning yang akan mengantar kalian ke kampus. Gratis. Tapi kalian harus standby sebelum pk 06.30 karena pemberangkatan bus dari asrama hanya satu kali. Bagi yang sering bangun kesiangan atau memang masuk kuliah siang, beberapa sarana transportasi bisa dipilih, antara lain mikrolet (2xmikrolet dengan biaya Rp 4 ribu), bus patas P2/P115/P937 dengan biaya Rp 2 ribu (untuk naik bus ini perlu menunggu lama), busway (bus transjakarta) dengan biaya Rp 3.500. Biaya naik busway sebelum pk 07.00 hanya Rp 2 ribu lho... (tapi ya tidak boleh bangun kesiangan). Oya, yang kakak sebutkan tadi baru biaya untuk berangkat, hitung sendiri ya kalau balik ke asramanya Beruntung bagi adik-adik yang kos sekitar kampus. Pulang dan pergi ke kampus tidak perlu transportasi. Sangat hemat dan menyehatkan dengan berjalan kaki. Umumnya dibutuhkan waktu 5 15 menit dari kos ke kampus, tergantung jauh dekat kosnya. Bagi yang tidak mau capek, ada beberapa mikrolet yang akan mengantarkan kita ke kampus. Cukup membayar Rp 1.000 Rp 1.500. Jadi kesimpulannya untuk biaya transportasi di Jakarta berkisar antara Rp 0 Rp 240 ribu per bulan (untuk yang kos di Wismarini dan sekitar Salemba). Gimana, Dik? Semoga sudah tergambar ya dari penjabaran kakak di atas. Kalau dihitung-hitung, maka untuk kuliah di Salemba dibutuhkan anggaran sekitar Rp 700 ribu Rp 3 juta, sekali lagi tergantung gaya hidup kita sehari-hari. Adikku, pembiayaan hanya satu dari sekian masalah yang perlu kita pikirkan sebagai mahasiswa. Nyatanya, biaya hidup di Salemba tak semahal yang dibayangkan bukan? Pak rektor sendiri telah berkomitmen bahwa tidak boleh ada mahasiswa yang keluar UI hanya karena masalah biaya. Bagi adik-adik yang masih merasa berat dengan biaya di atas, jangan khawatir karena fakultas menyediakan banyak beasiswa. Di FK sendiri jumlah beasiswa yang ada lebih banyak daripada jumlah mahasiswa yang membutuhkan, tapi jika kita benar-benar membutuhkan dituntut keaktifan kita mencari informasi ke bagian Tata Usaha fakultas. Ingatlah, tugas utama kita sebagai mahasiswa adalah belajar dan mengasah kemampuan diri agar kita menjadi individu yang berkualitas dan siap terjun di masyarakat. Ingatlah mimpi dan cita-cita kita, ingatlah doa dan harapan orang tua,

serta orang-orang di sekitar kita yang selalu mengiringi tiap langkah kita. Do the best, let God do the rest. Sudah siapkah kalian menjejakkan kaki di kampus perjuangan? Sudah siapkah kalian mengemban kehormatan dengan almamater UI? Mari luruskan niat, kuatkan tekad dan ikhtiar. Kakak tunggu di Salemba ya Selamat berjuang, adikku..

Nur Laila Fitriati Ahwanah (Fitri) FKUI 2007

Anda mungkin juga menyukai