Abdul Kahar
FT Unmul Jl. Sambaliung No. 9 Kampus Gunung Kelua Samarinda 75119 Telp./Faks: (0541) 736834/(0541) 749315 e-mail: kahar.abdul@gmail.com
Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Pengalokasian Bahan Baku Migas dan Kondensat Di Kalimantan Timur Hotel Zurich, Balikpapan, 12 Agustus 2010
Kalimantan Timur:
Jumlah Penduduk: 3,09 juta jiwa (Maret 2008) Jumlah Penduduk Usia Produktif: 2,2 juta Jumlah angkatan Kerja: 1,25 juta orang Jumlah pekerja: 1,1 juta orang Jumlah Pengangguran: 142 ribu orang (tingkat pengangguran terbuka: 11,41%) Jumlah penduduk miskin thn 2007: 325 ribu jiwa (11,04%) Upah Minimum Propinsi (UPM) tahun 2008: Rp. 815.000,SDA : Melimpah.?
Perpres nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) menunjukkan adanya upaya agar pemakaian energi baru dan terbarukan meningkat.
Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan antara lain hidrogen, coal bed methane, batubara yang dicairkan (liquefied coal), gasifikasi batubara (gasified coal) dan nuklir; sedangkan energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumberdaya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, bahan bakar nabati (biofuel), arus sungai, energi surya, energi angin, biomasa, dan energi laut.
Antara
Hilir
End Use
Ethylene
Olefin
ammoksidasi hidrasi
Acetone
polimerisasi
PAN
Gas Kilang
Cracking
Butadiene polimerisasi
Butanol
hidrogenasi
Caprolactam
Nylon-6
Aromatics
Steam reforming
disproporsionasi
dealkilasi
Pelarut Toluene diisocyanate TNT c-PTA 2-etil-heksanol Phtalic anhydride p-PTA DMT Bahan Pelembut/ Plasticizer
Nafta
Kilang
Minyak Mentah
Toluene
disproporsionasi oksidasi
Xylene
Syn-gas
Residue
H2 + CO
CO N2
Gas Bumi
pirolisis
Acetylene
Berdasarkan proses pembentukan dan pemanfaatannya, produk petrokimia dibagi menjadi empat jenis :
Produk Dasar : gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene, toluene, xilena dan n-parafin. Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil klorida, cumene, propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (Purified Terepthalic Acid), TPA (Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl terepthalate), kaprolaktam, LAB (Linear Alkyl Benzene), dll. Produk Akhir : urea, carbon black, formaldehida, asetilena, polietilena, polipropilena, poli vinil klorida, polistirena, TNT (Trinitrotoluena), polyester, nilon, poliuretan, LAB sulfonat, dll. Produk Jadi : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di rumah tangga.
ISU STRATEGIS
KONSEP/PEMIKIRAN/S OLUSI/PEMECAHAN 1.Diversifikasi energi: Panas bumi Angin Batubara peringkat rendah Biofuels Biomassa dan biogas Surya-fotovoltaik Hidrogen dan fuel-cell Nuklir Energi laut
TOPIK PENELITIAN YANG DIPERLUKAN Batubara Peringkat Rendah 1)Teknologi Blending dan Up Grading Batubara 2)Teknologi Pembakaran dan Gasifikasi Batubara Kualitas Rendah 3)Teknologi Hidrogenasi dan Karbonisasi Untuk Penyediaan Batubara Sebagai Bahan Bakar Alternatif 4)Teknologi Pencairan Batubara 5)Pemanfaatan untuk rumah tangga dan industri kecil 1.Pengembangan teknologi hemat energi 2.Manajemen energi 3.Pengembangan teknologi dan manajemen distribusi listrik 4.Pengembangan teknologi power quality 5.Peningkatan efisiensi/tendemen transmisi dan distribusi energi
Security of supply dan keberlanjutan penyediaan energi nasional: 1.Bauran energi yang tidak optimal 2.Menurunnya tingkat produksi minyak bumi 3.Kelangkaan Energi (gas dan listrik) di beberapa daerah 4.Harga energi belum berdasarkan nilai keekonomiannya dan subsidi energi semakin meningkat 5.Penggunaan energi masih boros 6.Energi primer lebih banyak diekspor dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri 7.Penerimaan devisa dari sektor energi primer untuk pengembangan sektor energi masih rendah 8.Perlindungan dan Pelestarian fungsi Lingkungan hidup belum menjadi prioritas
1.Konservasi energi
Multidisiplin
Rumah Tangga
Transportasi
Industri
Pembangkit
Permasalahan
1. Kurangnya pasokan bahan baku naphtha/kondensat sehingga sebagian masih diimpor; 2. Kurangnya pasokan gas bumi untuk bahan baku amoniak dan methanol; 3. ...
Alternatif Pengganti.?
Batubara: 1. Gasifikasi batubara (Coal gasification) 2. Batubara yang dicairkan (Coal liquefaction) Coal Bed Methane (CBM)
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Mengapa Batubara?
Karena: 1.Cadangan batubara sangat banyak dan tersebar luas diseluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara memiliki cadangan batubara yang besar, yaitu +/-123.5 milyar ton (70%nya merupakan batubara muda sedangkan 30% sisanya adalah batubara kualitas tinggi). 2.Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang stabil, harga yang murah dibandingkan dengan minyak dan gas. 3. Batubara aman untuk ditransportasikan, disimpan, ditumpuk disekitar tambang, pembangkit listrik, atau lokasi sementara serta kualitasnya tidak banyak terpengaruh oleh cuaca maupun hujan. 4. Pemanfaatan Teknologi Batubara Bersih (CLEAN COAL TECHNOLOGY) telah dikembangkan melalui proses Gasifikasi Batubara untuk mendapatkan Gas Bakar Sintetis (dengan emisi yang ramah lingkungan) sebagai sumber panas dan bahan bakar alternatif yang sangat murah
NAD
144.42 113.34
SUMATERA UTARA
NATUNA
414.03
KALIMANTAN
SUMATERA TENGAH
4,163.75
765.75
136.71
MALUKU
PAPUA
60.83
SUMATERA SELATAN
852.48
JAWA BARAT JAWA TIMUR
58.02
SULAWESI
596.81 913.09
TERBUKTI
12
5.72
NORTH SUMATRA NATUNA
1.27
CENTRAL SUMATRA
52.59
8.15
SOUTH SUMATRA
24.96
28.00
WEST JAVA
3.18
CELEBES MOLUCCA S
24.21
4.16 5.08
EAST JAVA
13.65
CADANGAN GAS (TSCF) TERBUKTI TOTAL = = 112.47 TSCF 57.60 TSCF 170.07 TSCF POTENSIAL =
13
Indragiri Hulu
Kutai
Sangatta I
BARITO BASIN (101.60 TCF)
Sekayu
Total sumber daya = 453.30 TCF Total cekungan CBM = 11 = 7 Wilayah Kerja CBM yang telah ditandatangani, 2008
(Advance Resources Interational, Inc., 2003)
ENERGI FOSSIL
SUMBER DAYA
CADANGAN
PRODUKSI
8,4 miliar barel**) 348 miliar barel 165 TSCF 2,7 TSCF
24 61
Batubara
75
-
Gasifikasi Batubara:
konversi batubara menjadi produk gas dlm sebuah reaktor, dgn atau tanpa menggunakan pereaksi berupa udara, campuran udara/uap air atau campuran oksigen/uap air)
konversi batubara menjadi produk gas langsung di dlm tanah, dgn menggunakan pereaksi berupa udara, campuran udara/uap air atau campuran oksigen/uap air)
Gas metan yg terperangkap dlm lapisan batubara pd waktu proses pembatubaraan dan gas tersebut dpt digunakan utk bahan bakar maupun bahan baku industri kimia
Gasifikasi Total:
udara/O2/uap/H2
batubara
PEMURNIAN
abu
cairan/ter
Batubara
Penggunaan Langsung (hot gas) Gas Kalori Rendah (<200 btu/scf) Pemurnian (cold gas)
Udara + Uap
PLTD
O2 + Uap
Reaktor
Pemurnian
(CO, H2)
syngas
Bahan bakar Bahan baku kimia Pupuk Listrik (IGCC) Bahan bakar cair SNG
Struktur batubara terdestruksi sepenuhnya Gasifikasi untuk menghasilkan syngas (H2/CO) Sintesa BBM (Proses Fisher-Tropch)
Pencairan Langsung
Struktur batubara berubah sebagian Temperatur tinggi dan H2 bertekanan tinggi Refining batubara cair
dikembangkan oleh Amerika Serikat. Teknologi HTI diadopsi oleh Cina yang dikombinasikan dengan teknologi dari Jepang. Saat ini tengah dibangun pabriknya di Inner Mongolia dengan kapasitas 20.000 barel/hari, dan akan mulai beroperasi September 2008.
teknologi pencairan batubara secara langsung yang telah dikembangkan khusus untuk mencairkan batubara peringkat rendah oleh Jepang pada skala pilot 50 ton/hari di Australia.
- ENERGI - PETROKIMIA
ENERGI UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI - PETROKIMIA - KARBON AKTIF - PENGISI (FILLER)
LANGSUNG
TIDAK LANGSUNG
PEMBAKARAN BRIKET LANGSUNG (Non-Karbonisasi) -Pandai Besi -Rumah Tangga -Kapur -Industri Kecil/ -Bata/Genting Makanan -Industri Gerabah -Kapur -Semen -dll.
BRIKET KONVERSI (Karbonisasi) -Gasifikasi -Rumah Tangga -Pencairan -Industri Kecil/ Makanan -Industri lainnya
Teknologi ini adalah cara untuk memperoleh Gas Bakar Sintetis melalui proses Gasifikasi batubara termasuk yang berkalori rendah, diketahui bahwa Indonesia sangat banyak memiliki cadangan (sekitar 85 milyar ton) batubara muda atau lignite merupakan sumber bahan baku yang dapat digunakan dalam teknologi ini (disarankan untuk menggunakan batubara berkalori 4500 kcal keatas) Dengan melimpahnya cadangan batubara tentunya menjadikan harga lebih murah sementara jaringan distribusinya pun terus meluas. Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai salah satu komponen biaya produksi yang dominan terus membebani kalangan Industri dengan harganya yang naik tajam sejak tahun 2005, apalagi harga BBM didalam negeri sangat tergantung dengan pasar dunia, sementara cadangannya pun semakin menurun.
selain ketergantungan terhadap BBM dapat dikurangi, dan secara tidak langsung akan mengurangi beban subsidi, akibat tingginya harga minyak dunia, juga akan meningkatkan nilai tambah batubara, menambah devisa dan membuka kesempatan kerja. Klaster industri migas (industri petrokimia) akan mendukung pengembangan klaster industri nasional lainnya yang juga dipercayakan kepada Kaltim yaitu klaster industri pertanian oleochemical. Industri petrokimia akan mendukung produksi pupuk, sementara produksi pupuk untuk pertanian dan perkebunan berupa sawit, karet dan kakao untuk mengisi klaster oleochemical di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy Kutai Timur. Efek ganda Klaster Industri Berbasis Migas Kondensat , yakni penguatan struktur industri kimia dan lain-lain, pertumbuhan sub sektor ekonomi lainnya, pengembangan wilayah industry, proses alih teknologi, perluasan lapangan kerja, penghematan devisa, perolehan devisa dan peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah.
TANTANGAN:
Ekspor batubara mencapai 75% sedangkan ke-depan kebutuhan domestik akan lebih diutamakan. Untuk kebutuhan batubara dalam negeri PLTU masih mendominasi (80%), diikuti oleh semen, sedangkan untuk industri kecil dan rumah tangga masih sangat sedikit digunakan karena berbagai kendala Saat ini untuk penggunaan dalam negeri masih berfokus pada penggunaan langsung (bahan bakar), sedangkan untuk penggunaan tidak langsung (added-value) masih sedikit (karbon aktif; konversi: pencairan, gasifikasi, dll). Masih terdapat PETI atau penambangan batubara yang tidak mengikuti kaidah good mining practice di berbagai daerah
PELUANG:
BATUBARA Potensi SD batubara 104,7 miliar ton (MT) dengan cadangan sebesar 18,7 MT dengan rata-rata produksi 250 jt ton/thn, maka umur tambang batubara Indonesia dapat mencapai sekitar 80 tahun. Cukup aman untuk mendukung pembangunan industri jangka panjang. Peluang investasi untuk transportasi batubara, pembukaan wilayah baru dan pengembangan LRC (gasifikasi, pencairan, PLTU mulut tambang, dll)
Batubara telah diproyeksikan sebagai sumber energi utama pengganti minyak bumi di Indonesia pada tahun 2025.
Proses gasifikasi dan pencairan batubara mempunyai prospek yang sangat baik di masa mendatang dalam menggantikan peran minyak bumi, baik sebagai bahan bakar gas dan cair maupun sebagai bahan baku bermacam industri kimia dan pupuk.
Penelitian dan pengembangan gasifikasi dan pencairan batubara sedang dan terus dilakukan. Dan sebaiknya dijalin kerjasama penerapan teknologi berbasis penelitian antara Perguruan Tinggi/Lembaga Riset Industri/Perusahaan Pemerinrah (Pusat/Daerah). Kita tahu bahwa Cina memiliki BB jauh lebih besar drpd Indonesia, mengapa Cina masih membeli BB dari Indonesia.?
Perubahan belum tentu kearah yang lebih baik, namun untuk kearah yang lebih baik kita harus melakukan perubahan Saatnya berbuat tepat dan cerdas untuk selamatkan Indonesia. Tidak banyak lagi waktu yang tersisa bagi bangsa ini untuk bertindak benar.