Allah berfirman : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Al
Ahzab : 21)
Barang siapa yang menyelisihi manhaj Rasulullah yang mana Allah telah
memilih dan meridhai manhaj itu bagi Rasul-Nya dan umatnya hingga
hari kiamat – sebagaimana kaum mukminin pada kurun yang utama
memahami dan telah mengamalkannya – maka Allah tidak akan
menerima darinya, sekalipun ia telah mengerahkan kesungguhan, dan
mengaku cinta pada Allah dan Rasul-Nya dan agama-Nya, bahkan
sekalipun keinginannya dalam kebaikan dan petunjuk mencapai
puncak, Allah berfirman : “Dan barangsiapa yang menentang Rasul
sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang
telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali ”. (An Nisa' : 115)
“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani
berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai
berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al
Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan
Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (At Taubah : 30 –
31)
Dan sungguh Allah telah memperingatkan umat Islam (melalui Kitab dan
sunnah Rasul-Nya), dari mengikuti jalannya orang-orang kafir dan
“Ghuluw” dalam agama, Allah berfirman : Katakanlah: "Hai Ahli Kitab,
janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak
benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan
Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan
mereka tersesat dari jalan yang lurus." (Al Maidah : 77)
Maha benar Allah, dan telah benar sabda Rasul. Sungguh sebagian
besar dari kaum muslimin (setelah kurun yang utama) telah mengikuti
tatacara-tatacara orang sebelum mereka, yaitu Yahudi dan Nashara
serta orang-orang musyrik pada perkataan dan perbuatan mereka yang
paling buruk dengan dipimpin oleh orang-orang dinasti Fatimiyyah pada
awalnya dan dinasti 'Utsmaniyyah pada akhirnya, dan dengan “bujukan
dan was-was” tashawuf pertama dan terakhir.
Dan didapati pada sebagian besar kaum muslimin yang tidak berjalan
“menunggangi” kesesatan tidak mempunyai sikap menentang mereka,
berkatalah mereka pada keadaan mereka : “Bagi kalian agama kalian,
dan bagiku agamaku”.
Dan dengan itu, bahwasanya tidak ada sikap berlebih-lebihan kecuali
terdapat kebenaran yang dihilangkan. Maka sungguh sikap “ghuluw”
dalam pengakuan kecintaan telah menyertai penghilangan sikap
mengharap dan takut pada Allah.
Dan senantiasa para du’at dan khatib - terlebih orang awam - setelah
dua belas setengah abad dari wafatnya “Rabi'ah Al Adawiyyah” tetap
masih mengikuti kurafat yang dinisbatkan kepadanya :
Dan do’a adalah ibadah. Allah ' berfirman tentang para Nabi-Nya,
malaikat-malaikat-Nya dan para hamba-hamba-Nya yang shalih, yang
mana manusia “bertaqarrub” mendekatkan diri dengan do'a-do’a mereka
sejak menyimpangnya kaum Nuh u dari jalan Allah yang lurus hingga
datangnya hari kiamat.
Wahai Mahluk Allah yang pertama, wahai yang awal dari yang awal dan
akhir dari yang akhir
“Awal sesuatu yang Allah ciptakan adalah pena” (Hadits riwayat Abu
Daud, Tirmidzi, dan Baihaqi)
“Pipinya sangat merah dan air liurnya bersih sangat manis, perutnya
seperti lipatan sutra ketika berhembus nafas.”.
Dan datanglah para pemikir dan penulis yang mereka dilebeli sebagai
pemikir dan penulis Islami mereka mengaku membela ilmu syar'i
(khususnya tafsir dan sejarah) padahal mereka bukan ahlinya, mereka
berkata : “Sesungguhnya Allah memberi Muhammad dua sifat dari sifat-
sifat-Nya :
Berkata Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera
kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)".(Thaha
: 84)
Mereka telah keliru dari segi bahasa dan syariat, Allah berfirman
tentang para sahabat Nabi :
“Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah”. (at-
taubah : 100)
Karena sesungguhnya manusia akan mati pada hari kiamat , dan aku
adalah orang pertama yang dbangkitkan dari bumi. Maka tiba-tiba Musa
memegang salah satu tiang dari tiang-tiang Arsy ; aku tidak mengetahui
apaka ia termasuk orang yang dimatikan atau dihisab dengan teriakan
kejadian kiamat yang pertama, (dalam riwayat lain) ataukah ia termasuk
manusia yang dikecualikan Allah. (Muttafakun alaihi)
Sesungguhnya orang yang paling aku murkai dan paling jauh dariku
pada hari kiamat adalah : orang banyak berceloteh,
Islam dan muslimin tidak membutuhkan “sikap aneh” sufi yang sesat
dan senantiasa memperbandingkan bahasa-bahasa dan pemikiran-
pemikiran dengan melampaui batas pada Al Qur’an dan sunnah Nabi-
Nya yang terjaga, Allah berfirman tentang Nabi-Nya :
“Aku adalah penghulu anak Adam pada hari kiamat tanpa ada rasa
bangga, dan (aku) manusia pertama yang dibangkitkan dari bumi, dan
(aku) manusia pertama yang memberi syafaat, ditanganku bendera
pujian, dibawahnya terdapat Adam dan manusia sesudahnya”
“Aku diberi lima hal, yang tidak diberikan kepada seorangpun dari para
nabi sebelumku :
dan dijadikan bumi bagiku sebagai masjid dan suci, dimanapun salah
seorng dari umatku menjumpai shalat maka hendaklah ia shalat,
Maraji':
majalah ad-Dakwah 1734