Anda di halaman 1dari 35

SAGU SEBAGAI DIVERSIFIKASI PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc.


Direktur Jenderal Perkebunan
SwasembadaPangan
suatu negara dikatakan
swasembada pangan jika
produksinya mencapai 90% dari
kebutuhan nasional.
SWASEMBADA PANGAN
Prioritasnya adalah karbohidrat dan protein hewani
Karbohidrat saat ini masih bertumpu pada Padi dan Jagung dikarenakan beberapa alasan
pokok antara lain:
• Kebutuhan Pangan Pokok sebagian besar masyarakat
• Ketersediaannya cepat (tanaman semusim) dan produksi / stok banyak
• Teknologi hulu-hilir memadai
PROGRAM SWASEMBADA PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2026 2045

Ditargetkan Swasembada Kementerian Pertanian


Daging Sapi Menargetkan Indonesia Menjadi
Lumbung Pangan Dunia
Ditargetkan
Swasembada 2024
Gula Industri
2020

Ditargetkan Swasembada
Kedelai dan Bawang Putih
Ditargetkan
2019 Swasembada
Gula Konsumsi

2016 2017

Ditargetkan Swasembada Padi, Ditargetkan


Bawang Merah dan Cabai Swasembada Jagung
UPAYA MENJAMIN KETERSEDIAAN PANGAN
CADANGAN BERAS PEMERINTAH DAN LUMBUNG
DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL
PANGAN MASYARAKAT (LPM)
Cadangan Beras Pemerintah
Diversifikasi pangan adalah program dimana • Cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP)
masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan berada di 29 provinsi dengan total CBPP*) sebesar
pokok saja dan terdorong untuk juga mengkonsumsi 5.012 ton (25,54% dari kondisi ideal sebesar 19.625
bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan ton)
pokok • Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten/Kota
(CBPK) berada di 239 Kabupaten/Kota (46,55%)
dengan total CBPK*) sebesar 6.973 ton (7,91% dari
Pemanfaatan pangan lokal secara masif seperti
kondisi ideal sebesar 88.167 ton)
sorgum, ubi kayu, jagung, dan sagu dinilai mampu
memberikan kontribusi positif untuk memperkuat
kedaulatan pangan nasional. Tahun 2020:
Menteri Pertanian sudah menyampaikan surat kepada
Pengembangan ubi kayu 11.175 Ha, Ubi jalar 365 Ha,
Menteri Dalam Negeri perihal Penguatan Cadangan
Sorgum 3.000 Ha, Sagu 400 ha
Pangan Pemerintah Daerah

Pemanfaatan lahan pekarangan melalui program


Terdapat 300 Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk 3.876
yang tersebar di 28 provinsi -120 Kab/Kota. LPM
kelompok sebagai sumber pangan keluarga dengan
bekerjasama dengan Kostraling di setiap lumbung
menanam tanaman berumur pendek seperti
pangan kecamatan
kangkung, bayam selada, caisin, sawi putih, lobak,
kacang polong, dan tomat

*) Data s/d Minggu IV Mei 2020


1. Terus mengembangkan varietas unggul baru dengan spesifik keunggulan selain produktiivitas , misalnya
tahan hama penyakit, tahan genangan (pasang surut) , tahan cekaman kekeringan (gogo) dll
2. Memanfaatkan potensi LAHAN RAWA untuk ekstensifiksi
3. Mengembangkan sumber-sumber pangan lokal selain padi dan jagung seperti SAGU

Menjawab Tantangan:
• Ketahanan Pangan Nasional
• Obsesi Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045
Mengapa Lahan Rawa? • Membangunkan Lahan Rawa sebagai
“Raksasa Tidur”
• Substitusi lahan yang beralih fungsi ke non pertanian
SEBARAN RAWA DI INDONESIA Kondisi Terkini Rawa di Indoneisa
(juta ha)
RAWA PASANG SURUT RAWA LEBAK
PULAU TOTAL
MINERAL GAMBUT MINERAL GAMBUT
Penggunaan lain
SUMATERA 3.526.546 962.911 1.989.734 4.887.650 11.366.841
Ladang 40%
JAWA 195.375 - 60.403 - 255.778 10%
KALIMANTAN 3.045.938 467.813 2.671.743 4.075.649 10.261.143
Sawit Semak
SULAWESI 370.563 1.044 153.059 23.739 548.405
23% Sawah 20%
MALUKU 143.183 - 24.582 - 167.765
7%
PAPUA 2.608.520 357.094 4.426.373 2.651.325 10.043.313
TOTAL 9.890.126 1.788.863 9.325.895 11.638.363 32.643.246

SISA
POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN RAWA DI INDONESIA
SAWAH PASANG SURUT SAWAH LEBAK TANAMAN PANGAN TANAMAN TAHUNAN
PROVINSI TOTAL (Ha)
Mineral Gambut Mineral Gambut Mineral Gambut Mineral Gambut
SUMATERA 66.976 2.095 32.929 13.252 27.934 19.471 - 3.037 165.694
KALIMANTAN 127.949 3.393 257.218 168.410 147.835 269.428 - 278.465 1.252.699
JAWA 349 - - - - - - - 349
SULAWESI 882 - 61.488 - - - - - 62.370
MALUKU 6.337 - 76.669 - - - - - 83.006
PAPUA 551.422 - 233.372 437.540 14.329 185.961 14.980 139.626 1.577.227
TOTAL 753.915 5.488 661.676 619.201 190.098 474.860 14.980 421.128 3.141.345
01 Merupaka
MENGAPA Produktivitas sagu lebih tinggi dari
tanaman penghasil karbohidrat
n tanaman
asli

HARUS SAGU?? lain (ubi jalar, jagung, dan padi).


Satu pohon sagu menghasilkan 200-
indonesia

400 kg pati sagu.

02
Kandungan
energi sagu
06
tidak berbeda
jauh dari
jagung dan
nasi
Sagu (353 kkal)
Jagung (361
kkal)
Nasi (360 kkal)
Lebih dari %0%
tanaman sagu
di dunia
berada di
03 Indonesia

05
Rendahnya Indeks
Sifat sagu yang
Glikemik (IG) sagu
bebas glutein
disbanding dengan sumber
karbohidrat lain.
IG Sagu : 28
IG Jagung : 48
IG beras : 68
04
kerajinan
MANFAAT SAGU
papan /
bioenergi
kontruksi
Sumber
bahan
pangan

industri limbah

farmasi
Salad dressing
POHON INDUSTRI SAGU Obat tradisional
Makanan
Bakery
Atap Siklodestrin Mie
Daun Dinding Sirup glukosa
Tempat sagu Bioplastik

Kerajinan Lem
Polywood Bahan kimia
Pati sagu
Bioetanol Biofuel
Sagu
Tekstil Farmasi

Asam sitrat
Batang Asam Laktat

Kertas
Particlel board
Kulit Batang
Lantai
Bahan bakar
PENYEBARAN TANAMAN SAGU DI INDONESIA TAHUN 2019
5 Besar Provinsi Sentra Produksi
Aceh
Luas Areal : 6.860 ha
Produksi : 1.745 ton

Riau
Luas Areal : 74.364 ha
Produksi : 369.369 ton Papua
Luas Areal : 156.015 ha
Produksi : 66.593 ton

Kalimantan Selatan Maluku


Luas Areal : 6.510 ha Luas Areal : 38.844 ha
Produksi : 4.173 ton Produksi : 8.927 ton

Potensi Pengembangan : 5,5 juta ha


Total Areal yang dimanfaatkan : 314.663 ha
Produksi : 465.495 ton
Sumber : Angka Sementara 2019, Statistik Ditjen Perkebunan

12
MUTASI TANAMAN SAGU DI INDONESIA
Tahun 2019

41,44% 3,74%

54,82%
TM TTTM/TR
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas
172,497 Ha TBM
Tanaman Menghasilkan (TM) seluas
130,396 Ha

Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak (TTM) seluas


11,770 Ha

Luas Areal Tanaman Sagu Total


314,663 Ha
Sumber : Angka Sementara 2019, Statistik Ditjen Perkebunan

13
5 NEGARA TUJUAN UTAMA EKSPOR SAGU TAHUN 2019

KOREA
36 ton
(USD 23,22 ribu)

CHINA
272,6 ton
(USD 130,67 ribu)
JEPANG
2,66 ribu ton
(USD 1,41 juta)
MALAYSIA
10,89 ribu ton
(USD 2,56 juta)

SINGAPURA
8,34 ton
(USD 125,16 ribu)
No. NEGARA Volume (Kg) Nilai (US$)

1 Malaysia 10,894,910.00 1,559,778.44


2 Jepang 2,662,390.00 1,411,690.00
3 China 272,600.00 130,669.65
4 Korea 36,000.00 23,220.00
5 Singapore 8,338.50 125,163.91
6 Lainnya 18,317.38 26,467.67
TOTAL 13,892,555.88 3,276,989.67

14
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SAGU TAHUN 2014-2019

3,500.00 3,276.99 16,000.00


3,236.00 3,216.10
3,153.00 3,088.00 13,892.56
3,000.00 14,000.00
12,908.28
2,672.24
12,000.00 11,485.00
2,500.00
10,316.00
10,000.00
Nilai (000 USD)

Volume (Ton)
9,001.00
2,000.00
7,710.94
Ekspor 8,000.00 Ekspor
1,500.00 Impor Impor
6,000.00
Neraca Neraca
1,000.00
4,000.00
479.73 507.44
500.00 282.00 2,000.00
243.00
141.61 444.00
56.00 69.00 212.66 164.00 270.58 273.53
- -
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun Tahun
STATUS PENGUSAHAAN TANAMAN SAGU
Tahun 2019
PRODUKTIVITAS (kg/ha)
3,607
3,557 3,570

3,424
4,0%
(12.588 Ha)
96,0% Perkebunan
(302.075 Ha) Swasta 2016 2017 2018 2019*
Perkebunan
Rakyat
PRODUKSI (ton)
432,913 463,542 465,495
383,613

Keterangan:
1. Angka Sementara *)
2. Wujud Produksi : Tepung Sagu
Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan 2016 2017 2018 2019*
16
HARGA SAGU DI INDONESIA
Tahun 2019

Rata- Rata Harga Sagu


di Indonesia (Rp)
15,153
14,467 14,467
14,000
12,375 12,250 12,125 12,269

5,282
4,837
3,984 4,608
3,707 4,246 4,140
3,081

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus


Sagu Basah Sagu Kering
Sumber : Direktorat jenderal Perkebunan tahun 2019

17
KEBUTUHAN SAGU NASIONAL
MANFAAT UTAMA SAGU :
1. Pemenuhan Konsumsi
2. Pemenuhan bahan baku industri

Nilai Import Biji Gandum dan Meslin 2018 sebesar 10,1 jt Ton, dengan nilai
sebesar 2,5 milion US$. Jika 10 % saja bahan tersebut dapat disubstitusi
oleh sagu di Indonesia maka akan dibutuhkan sagu sebesar 1 juta ton.

Jika harga sagu Rp. 5000,- maka akan dihemat devisa sebesar
Rp. 5 milyar.

Menjadi Peluang Peningkatan Produksi 2 x lipat, dari 430.000 ton menjadi 1 juta ton.

Sumber : BPS 2018


18
Tahun Rata-rata
Jenis Makanan
2014 2015 2016 2017 2018 Pertumbuhan

A. Konsumsi seminggu 0,007 0,009 0,008 0,006 0,007 - 0,12


(Kg/kap/minggu)
B. Konsumsi Setahun 0,388 0,469 0,417 0,334 0,366 - 0,12
(kg/kap/tahun)

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tw. I/Maret


BPS (Diolah Pusdatin)

19
PENYEDIAAN, PENGGUNAAN, DAN KETERSEDIAAN PER KAPITA SAGU/TEPUNG SAGU
INDONESIA 2014-2018
TAHUN RATA-RATA
URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 PERTUMBUHAN

A PENYEDIAAN 302 414 376 374 378 7.12


1 Produksi
- Masukan 1.554 1.000 959 964 975 - 9.90
- Keluaran 311 424 384 386 390 7.13
2 Impor - 0.10 0.08 0.16 0.16 -
3 ekspor 9 10 8 11 12 10.54
4 Perubahan Stok - - - - - -
B PENGGUNAAN 301 414 376 374 378 7.23
1 Pakan - - - - - -
2 Bibit - - - - - -
3 Diolah untuk
- Makanan 16 2 31 12 21 295.56
- Bukan Makanan 2 3 3 3 3 10.10
4 Tercecer 283 408 342 360 355 7.96
5 Bahan Makanan
C KETERSEDIAAN PER KAPITA
(Kg/Kapasitas/tahun) 1.12 1.60 1.32 1.38 1.34 6.77

Sumber: Neraca Bahan Makanan (NBM), BKP Kementan


Keterangan : *) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara

20
SAGU SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF
Pati sagu merupakan bahan pangan yang potensial, yang dapat menghasilkan karbohidrat dengan
jumlah yang sangat banyak. Bintoro et al. (2010) menjelaskan bahwa kebutuhan beras di Indonesia
saat ini sekitar 30.2 juta ton/tahun untuk jumlah penduduk sekitar 229 juta jiwa, hal ini berarti konsumsi
beras orang Indonesia sekitar 132 kg/kapita/tahun. Apabila pertumbuhan populasi penduduk Indonesia
sebesar 2% per tahun maka pada tahun 2025 penduduk Indonesia akan meningkat menjadi 300 juta
jiwa.
Apabila produksi beras tidak meningkat maka pada tahun 2025, maka kekurangan beras akan
sebanyak 18 juta ton. Secara statistik, produktivitas sagu mencapai 20-40 ton pati kering per Ha/tahun,
maka 1 juta Ha tanaman sagu mampu mencukupi seluruh kebutuhan karbohidrat bangsa Indonesia.

21
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN HULU-HILIR
Tanaman Sagu

Konsep Pengembangan
Perbenihan; Kementerian Pertanian melalui Direktorat
Penilaian dan Penetapan Pengembangan; Jenderal Perkebunan melakukan kegiatan
Blok Penghasil Tinggi Penataan dan Perluasan penataan dan perluasan sagu, penanganan
(BPT), Tanaman Sagu, pasca panen, pengolahan, serta penguatan
Pemeliharaan Kebun kelembagaan petani berbasis korporasi.
Pembentukan LEM,
Induk dan Kebun Sumber
Benih.

Pasca Panen & Kelembagaan;


Budidaya; Pembentukan dan
Pengolahan;
Penyusunan NSPK Buku Fasilitasi Pasca Penguatan Lembaga
Pedoman Budidaya Panen dan Ekonomi Masyarakat
Sagu Yang Baik Pengolahan Sagu. (LEM)

22
PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU PASCA PANEN & PENGOLAHAN
2.710 ha 27 unit
Total luas areal Pengembangan Tanaman Sagu Bantuan alat pengolahan sagu kepada petani,
Rakyat, yang dialokasikan oleh Ditjenbun melalui yang dialokasikan oleh Ditjenbun melalui APBN
APBN dari tahun 2016 - 2019. dari tahun 2016 - 2019.
Total anggaran yang dialokasikan oleh Ditjenbun Total anggaran yang dialokasikan oleh
adalah sebesar : Rp. 16,031,894,000, melalui Ditjenbun adalah sebesar : Rp. 12.233.111.000,
kegiatan: melalui kegiatan:

Fasilitasi Pengolahan
Penataan Perluasan Penyusunan NSPK Sagu
Tersebar di : Tersebar di :

4 Provinsi 11 Kabupaten 4 Provinsi 11 Kabupaten


23
TEKNOLOGI PENATAAN TANAMAN SAGU

24
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SAGU

25
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAGU

26
Blok Penghasil Tinggi / BPT Sagu
di Provinsi Sulawesi Selatan

JUMLAH RUMPUN POTENSI


LUAS
NO. SK KEPMENTAN NOMOR LOKASI INDUK TERPILIH/RIT ANAKAN
(ha)
(rumpun) (btg/th)

1. 170/Kpts/KB.020/11/2018 20,16 Ds.Tokke, Kec. Malangke, Kab. Luwu Utara 525 5.250

2. 139/Kpts/KB.020/10/2019 17,25 Ds. Takkalala, Kec. Malangke, Kab. Luwu Utara 650 6.500

27
KELEMBAGAAN
Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM)

Lembaga Ekonomi Kementerian Pertanian


Sebagai fasilitator
Masyarakat terbentuknya satu lembaga,
Sebagai pintu satu desa
gerbang berbagai
program dan proyek
pengembangan

Program/Proyek Program/proyek
Berbagai kegiatan
pengembangan
petani

28
KEUNGGULAN DAN HAMBATAN
Sagu Indonesia
KEUNGGULAN HAMBATAN
Kesehatan & Ekonomi Pedagang perantara
01 01 Petani belum dapat menjual langsung
Berdasarkan hasil penlitian, sagu memiliki
banyak keunggulan dari sisi kesehatan ke industry ataupun konsumen.
dan ekonomi.
Keterbatasan Industri
Makanan Pokok 02 Jumlah industri yang menggunakan
02 Salah satu makanan pokok bagi bahan baku sagu masih terbatas
masyarakat Indonesia bagian timur,
terutama di Papua dan Maluku
03 Keterbatasan Informasi
Petani/Poktan/Gapoktan masih
Sumber Pangan Alternatif terbatas mendapatkan informasi
03 Memiliki potensi sebagai sumber teknologi dan informasi pasar
pangan alternative pengganti beras. serta kemampuan dalam usaha
bisnis produktif.
Modal Dan Fasilitas
Sumber Energi 04
04 Memiliki potensi sebagai sumber Petani/Poktan/Gapoktan
04 energy alternative (Bioetanol). kesulitan mendapatkan modal
dan fasilitas bantuan kredit.

29
PENGEMBANGAN SAGU TAHUN 2020
Kegiatan Pengembangan Oleh Ditjenbun
Pengembangan :
1. Penataan Tanaman Sagu seluas 300 Ha (Jayapura)
2. Perluasan Tanaman Sagu (100 ha Kab. Kep. Meranti)

Perbenihan Pasca Panen & Pengolahan


• Pemeliharaan Kabun Induk Sagu Fasilitasi Pengolahan Sagu
Th. 4 seluas 3 Ha Sejumlah 4 Unit
• Pemeliharaan Kebun Sumber
Benih yang Telah ditetapkan
seluas 10 Ha
Lampiran

PENATAAN TANAMAN SAGU PERLUASAN TANAMAN SAGU

Lokasi : Distrik Sofifi, Kab. Sorong Selatan, Papua Barat Lokasi : Kec. Pulau Merbau, Kab. Kep. Meranti, Riau
MANFAAT PENATAAN TANAMAN SAGU
 Hutan sagu menjadi lebih tertata
dengan jarak tertentu, misal 8 m x 8 m

 Jarak rumpun menjadi teratur

- Kemudahan penanganan panen


 - Pemanenan tidak hanya dibagian
pinggir/dekat sungai

 Produksi dapat ditingkatkan dari 5 ton/ha/th


menjadi 20-40 ton/ha/th
BEBERAPA PRODUK OLAHAN BERBASIS SAGU
1. Pangan :
Berbagai makanan berbahan sagu
BEBERAPA PRODUK OLAHAN BERBASIS SAGU
2. Pakan
Ransum Pakan Ternak berbahan baku sagu

3. Energi

4. Kompos
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai