Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

SEMESTER I DI KABUPATEN GUNUNG MAS

OLEH :

TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

.....................................................

(diisi dengan nama kecamatan/kelurahan/desa)

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Percepatan Penurunan
Stunting Semester I di Kabupaten Gunung Mas 2023 ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Terselesaikanya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena
itu kami mengucapkan banyak terimakasih yang setulu-tulusnya kepada :

1.................................

2.................................

3...............................

4..............................

Laporan ini disusun untuk melengkapi Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting


Semester I di Kabupaten Gunung Mas, oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik
dan saran yang membangun dan menjadikan laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Ketua TPPS

..............................

(Di isi dengan desa/kelurahan)

Tanda tangan

penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1.2 Tujuan ......................................................................................

Bab II PERMASALAHAN
2.1 Masalah yang dihadapi dalam percepatan penurunan stunting...
2.2 Rencana tindak lanjut untuk mengetasi permasalahan yang
didapat .........................................................................................

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN


3.1 Capaian kegiatan .........................................................................
3.2 Rencana kerja TPPS disemester selanjutnya ...............................

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...............................................................................
4.2 Saran ........................................................................................

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stunting adalah suatu kondisi dimana balita memiliki tinggi badan yang lebih
pendek dibandingkan anak sesusianya (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Anak yang
menderita stunting, akan lebih rentan terhadap penyakit ketika dewasa, dan beresiko
mengidap penyakit degeneratif. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan, tetapi
dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Faktor yang mempengaruhi stunting, yaitu kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum
dan saat kehamilan serta setelah persalinan yang akan mempengaruhi pertumbuhan janin
dan risiko terjadinya stunting, postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu
dekat, dan asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan (Kementrian Kesehatan RI,
2018). Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang
termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan
dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030. Target penurunan prevalensi stunting yang
ditetapkan di tingkat nasional adalah 14% pada tahun 2024.
Prevalensi balita stunting terbanyak didunia yaitu di Asia Selatan sebanyak 58,7%.
(Kementrian Kesehatan RI, 2018). Sedangkan data prevalensi balita stunting menurut
world health organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi 36,4% (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Dan Prevalensi stunting khususnya di
Kalimantan Tengah yaitu 26,9% pada tahun 2022 (SSGI 2022), sedangkan Kabupaten
Gunung Mas dengan prevalensi stunting 17,9% pada tahun 2022 berdasarkan (SSGI,
2022).
Permasalahan stunting merupakan masalah yang bersifat kompleks sehingga dalam
penanganannya dibutuhkan kerjasama lintas sektoral dan keterlibatan seluruh stakeholder
dan juga pemberdayaan masyarakat. Dalam kegiatan kerjasama tersebut, target akan
tercapai jika dilaksanakan secara konvergensi sehingga lintas sektor bukan hanya sekedar
wacana, melainkan sungguh-sungguh bisa terlaksana. Konvergensi itu mudah diucapkan
tapi tidak mudah direalisasikan, direalisasikannya membutuhkan komitmen, kerja keras
dan kesediaan para pihak. Program. Kegiatan dan Anggaran diharapkan agar saling
melengkapi, sehingga intervensi yang diberikan betul-betul diterima oleh rumah tangga
sasaran. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting pasal 8 tentang Rencana Aksi Nasional, pasal 19 tentang Mekanisme
dan Tata Kerja, dan pasal 26 tentang Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan. Serta
terdapat empat (4) peraturan pelaksanaan sebagai turunan Perpres No. 72 Tahun 2021,
tiga (3) di antaranya dibawah koordinasi BKKBN maka terbentuklah RAN PASTI. Untuk
mendukung Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten-
kabupaten Lokus wajib melaksanakan RAN PASTI. Berikut implementasi RAN PASTI
berdasarkan tingkatan wilayah:
1. Legal Aspek :
a. Membentuk TPPS yang terdiri dari lintas sektor dan pemangku kepentingan;
b. Menetapkan RAN-PASTI ke dalam Peraturan BKKBN;
c. Menetapkan pedoman/ petunjuk teknis
2. Perencanaan dan Penganggaran :
Pusat sampai dengan kab/kota dan desa/kelurahan:
a. memprioritaskan secara spesifik upaya Percepatan Penurunan Stunting dalam
rencana kerja pemerintah;
b. melakukan tagging anggaran intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif;
c. mengembangkan database perencanaan implementasi RAN-PASTI;
d. melakukan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran melaluimusrenbang/ rembuk
Stunting dan berbagai skema pendanaan;
e. Kecamatan melakukan fasilitasi perencanaan dan penganggarandesa/kelurahan.
3. Implementasi :
a. Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:
1) Memperkuat koordinasi, sinergi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan;
2) Mengoordinasikan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya
manusia;
b. Tingkat Kecamatan:
1) Melaksanakan fungsi koordinasi penggerakan lapangan dan pelayananbersama
pemerintah desa/kelurahan;
2) Melaksanakan fungsi pengawasan di tingkat desa/kelurahan; Tingkat
Desa/kelurahan:
3) Melakukan koordinasi pendampingan keluarga;
4) Melakukan koordinasi peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya
manusia
Untuk mendukung upaya pencapaian implementasi RAN PASTI di tingkatan
wilayah, maka Satgas Stunting dibentuk untuk memastikan dan mengawal semua kegiatan
tersebut dapat terlaksana dengan baik sampai semua tingkatan wilayah. Untuk itu sebagai
bentuk dukungan kegiatan prioritas ke 8 yakni: Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan maka
laporan Satgas Stunting harus di laksanakan secara berkala dalam bentuk laporan bulanan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan pelaksanaan percepatan penurunan stunting ini
adalah sebagai landasan dasar atau acuan untuk melihat progress kinerja pemerintah
daerah dari semua tingkatan, khususnya dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)
Kecamatan dalam mengupayakan komitmen bersama untuk menurunkan prevalensi
stunting di Kabupaten Gunung Mas, sesuai target nasional sebesar 14% di tahun 2024.
BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Masalah Yang Dihadapi Dalam Percepatan Penurunan Stunting


........................................................ (diisi sesuai dengan permasalahan yang di dapat)

2.2 Rencana Tindak Lanjut untuk mengetasi permasalahan yang didapat


..................................................(di isi rencana tindak lanjut yang akan dilakukan)
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Capaian Kegiatan

No Indikator Jumlah Orang


1 Remaja putri usia 19-21 tahun
2 Remaja putri yang menerima pemeriksaan status anemia
3 Remaja putri yang komsimsi Tablet Tambah Darah (TTD)
4 Calon Pasangan Usia Subur (PUS) memperoleh pemeriksaan
kesehatan
5 Calon Pasangan Usia Subur (PUS) menerima pendampingan
kesehatan reproduksi
6 Calon pengantin mendapatkan bimbingan perkawinan
7 Pasangan usia subur (PUS) yang menerima bantuan tunai
bersyarat
8 Pasangan usia subur (PUS) yang menerima BPNT
9 Pasangan usia subur (PUS) yang menjadi Penerima Bantuan Iuran
(PBI) jaminan kesehatan
10 Ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan
tambahan asupan gizi
11 Ibu hamil yang mengkonsimsi Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet
12 Ibu menyusui yang tidak ber-KB
13 Kehamilan yang tidak di inginkan
14 Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
15 Anak yang mendapat MPASI
16 Balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tatalaksana gizi buruk
17 Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
18 Balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi
19 Balita yang memperolah imunisasi dasar lengkap
20 Keluarga yang stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
21 Keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
22 Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan promosi konsumsi
ikan
23 Pelayanan KB pasca persalinan
24 Keluarga beresiko stunting yang memperoleh pendampingan
25 Keluarga beresiko stunting yang mendapatkan manfaat
pekarangan
26 Rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak
27 Rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi layak
28 Keluarga Pembangunan manusia (KPM) Program Keluarga
Harapan (PKH) yang mengikuti pertemuan peningkatan
kemampuan keluarga
29 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yaitu ibu hamil, ibu menyusui,
bayi dibawah dua tahun menerima pariari bantuan pangan selain
beras dan telur

3.2 Rencana Kerja TPPS di Semester Selanjutnya


...............................................................................(di isi rencana kerja selanjutnya)
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
.............................................. (di isi oleh penyusun)

4.2 Saran
............................................... (di isi oleh penyusun)

Ketua TPPS ...............

....................................
LAMPIRAN

Foto dokumentasi kegiatan


Panduan Pengisian 29 Capaian Kegiatan
No Istilah Keterangan

1 Remaja putri usia 19-21 tahun Remaja putri yang berusia 19-21 tahun

2 Remaja putri yang menerima Remaja putri yang sudah menerima


pemeriksaan status anemia pemeriksaan hemoglobin untuk menentukan
status anemia

3 Remaja putri yang konsumsi Tablet Remaja putri yang rutin mengkonsumsi
Tambah Darah (TTD) Tablet Tambah Darah

4 Calon Pasangan Usia Subur (PUS) Calon Pasangan Usia Subur/calon pengantin
memperoleh pemeriksaan kesehatan yang memperoleh pemeriksaan kesehatan
sebagai bagian dari pelayananan nikah

5 Calon Pasangan Usia Subur (PUS) Calon Pasangan Usia Subur/calon pengantin
menerima pendampingan kesehatan yang memperoleh pemeriksaan kesehatan
reproduksi reproduksi

6 Calon pengantin mendapatkan Calon pengantin yang sudah mendapatkan


bimbingan perkawinan bimbingan perkawinan dari tokoh agama
dengan kepercayaan yang dianut.

7 Pasangan usia subur (PUS) yang Suami istri berusia 15-49 tahun (istri yang
menerima bantuan tunai bersyarat masih haid) yang menerima bantuan tunai
bersyarat (keluarga kurang mampu)

8 Pasangan usia subur (PUS) yang Suami istri yang menerima bantuan pangan
menerima BPNT non tunai berupa sembako dan lain-lain

9 Pasangan usia subur (PUS) yang Suami istri yang menerima bantuan jaminan
menjadi Penerima Bantuan Iuran kesehatan seperti BPJS PBI
(PBI) jaminan kesehatan

10 Ibu hamil Kekurangan Energi Kronik Ibu hamil yang mengalami Kekurangan
(KEK) yang mendapatkan tambahan Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan
asupan gizi makanan tambahan
11 Ibu hamil yang mengkonsimsi Tablet Ibu hamil yang rutin mengkonsumsi tamblet
Tambah Darah (TTD) minimal 90 tambah darah minimal 90 tablet
tablet

12 Ibu menyusui yang tidak ber-KB Persentase ibu menyusui yang tidak ber-KB

13 Kehamilan yang tidak di inginkan Persentase kehamilan yang tidak


direncanakan

14 Bayi yang mendapat ASI Eksklusif Bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif

15 Anak yang mendapat MPASI Bayi yang mendapatkan makanan


pendamping asi usia lebih dari 6-23 bulan

16 Balita gizi buruk yang mendapat Anak berusia dibawah lima tahun (Balita)
pelayanan tatalaksana gizi buruk gizi buruk yang mndapatkan pelayanan
kesehatan khusus

17 Balita dipantau pertumbuhan dan Anak berusia dibawah lima tahun (Balita)
perkembangannya yang yang mengikuti posyandu

18 Balita gizi kurang yang mendapat Anak berusia lima tahun (Balita) gizi kurang
tambahan asupan gizi yang mendapatkan tambahan asupan gizi
pemberian makanan tambahan/PMT

19 Balita yang memperolah imunisasi Balita yang mendapatkan imunisasi dasar


dasar lengkap lengkap

20 Keluarga yang stop Buang Air Besar Keluarga yang mempunyai WC/jamban
Sembarangan (BABS) bersih dan sehat

21 Keluarga yang melaksanakan Perilaku Keluarga yang melaksanakan PHBS :


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
- Menpunyai jamban bersih dan sehat
- Sanitasi/sumber air bersih yang layak
di konsumsi
- Lingkungan rumah yang bersih
- Mengkosumsi makanan sehat
- Persalinan dan pemeriksaan kesehatan
rutin
22 Keluarga berisiko stunting yang Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan
mendapatkan promosi konsumsi ikan edukasi tentang konsumsi ikan

23 Pelayanan KB pasca persalinan Ibu menyusui yang mendapatkan pelayanan


KB setelah masa NIFAS (masa pemulihan
setelah melahirkan)

24 Keluarga beresiko stunting yang Keluarga beresiko stunting yang memperoleh


memperoleh pendampingan pendampingan

25 Keluarga beresiko stunting yang Keluarga beresiko stunting yang


mendapatkan manfaat pekarangan mendapatkan manfaat pekarangan untuk
peningkatan asupan gizi

26 Rumah tangga yang mendapatkan Rumah tangga yang mendapatkan akses air
akses air minum layak minum layak

27 Rumah tangga yang mendapatkan Rumah tangga yang mendapatkan akses


akses sanitasi layak sanitasi layak

28 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Keluarga yang mendapatakan pengetahuan


Program Keluarga Harapan (PKH) tentang kesehatan dan gizi
yang mengikuti pertemuan
peningkatan kemampuan keluarga

29 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Keluarga yang memperoleh bantuan pangan


yaitu ibu hamil, ibu menyusui, bayi selain beras dan telur
dibawah dua tahun menerima variasi
bantuan pangan selain beras dan telur

Anda mungkin juga menyukai