Anda di halaman 1dari 10

Keseimbangan dan Ketidakseimbangan cairan tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. 1. Diare a.

Definisi Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi & Rita: 2001). Diare adalah Suatu gejala yang merupakan hasil dari gangguan dalam pencernaan, penyerapan dan fungsi sekresi ( Horken Berry, M.J., and Wilson: 2009) Diare merupakan keadaan yang dimana terjadinya peningkatan frekuensi defekasi atau perubahan pada konsistensi feses ( b. Etiologi (Suriadi & Rita: 2001). Faktor Infeksi: - Bakteri: enteropathogenic Escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica. - Virus:rotavirus, enterovirus echovirus, adenovirus, human retrovirua seperti agent, rotavirus. - Jamur: candida enteritis - Parasit: giardia Clamblia cryptosporidium - Protozoa Non Faktor infeksi: - Alergi makanan: susu, protein - Gangguan metabolic atau malabsorbsi: penyakit celiac, cystic fibrosis pada prankeas. - Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan - Obat-obatan: antibiotic - Penyakit usus: colitis ulcerative, chron disease, enterocolitis. - Emosional atau stress. - Obstruksi usus. - Imunodefesiensi Penyakit Infeksi: otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran kemih. c. Patofisiologi 1. Invasi patogen Mikroorganisme masuk toksin bakteri masukmerangsang elektrolit untuk transpor aktif kedalam usus alus sel mukosa intestinal rusak atau iritasi (area permukaan menurun dan kapasitas berubah) gangguan absorbsi ekskresi cairan dan elektrolit

motilitas usus meningkat sehingga pengosongan usus di instestinal meniungkat cairan Sodium, Otasium, Nikorbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke tinja menurunnya pemasukan atau hilangnya cairan(muntah atau diare) cairan ekstraseluler hilang ketidakseimbangan elektrolit hilangnya cairan dalam intraseluler disfungsi seluler syok hipovolemik kematian

2. Mekanisme dasar gangguan Osmotik, terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap sehingga tekanan dalam osmotik dalam rongga usus meningkat pergeseran air dan elektrolit ronnga usus meninggi sehingga merangsang usus untuk mengeluarkannya diare

d. Manifestasi Klinis (Suriadi & Rita: 2001). - Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer. - Terdapat tanda dan gejala dehidrasi: turgor kulit buruk, ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering. - Keram abdominal. - Demam. - Mual dan muntah. - Anorexia. Lemah. Pucat. Gelisah dan cengeng Nafsu makan berkurang Anus dan sekitarnya lecet karena sering defekasi sehingga tinja menjadi asam akibat banyaknya asam laktat. Perubahan tanda-tanda vital: nadi dan pernapasan cepat. Pengeluaran urin menurun bahkan tidak ada.

Epidemiologi : penyebaran patogen karena Kekurangan atau krisis air bersih Kepadatan penduduk Gizi buruk Sanitasi yang buruk

Kurang bersihnya lingkungan

Macam-macam Diare 1. Diare akut ( biasanya disebabkan agen inveksius seperti virus, bakteri, dan patogen, karena penggunaan laxative, terapi antibiotik). Dibedakan menjadi: Dehidrasi Berat ( ciri : letargis(tdk sadar, mata cekung, cubitan kulit perut sangat melambat, tidak bisa minum) Dehidrasi Ringan (ciri : gelisah atau rewel, minum dengn lahap, mata cekung, , cubitan kulit perut melambat) Tanpa adanya dehidrasi (ciri:

2. Diare Kronis Biasanya terjadi lebih dari 14 hari disebabkan kondisi-kondisi kronis sindrom malabsorbsi, inflamatory bowel dissease, immunodefiency, alergi makanan, intoleransi susu, atau sebagai hasil dari magement diare akut yang tidak adekuat. 3. Intractable Diarrhea of Infancy Merupakam sindrom yang terjadi pada minggu pertama kehidupan. Dapat terjadi karena manajemen perawatan pada diare akut yang tidak adekuat. 4. Cronic Nonspesific Diarrhea Biasa juga disebut iritasi kolon pada masa kanak-kanak atau usia todler. Biasanya memicu timbulnya diare kronik pada anak usia 6-54 bulan. Gejalanya biasanya berupa feses yang keluar berisi partikel-partikel makanan yang tidak tercerna. 5. Diare Osmotik Disebabkan oleh mal absorbsi makanan : karbohidrat, lemak, protein, dan mineral; kurangnya kalori protein; berat badan lahirnya ringan dan bayi baru lahir. 6. Diare Sekresi Disebabkan oleh infeksi virus dan defisiensi imun, terutama SIGA (Secretory Imonol Gulin A), yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/ Flata Usus dan jamur canalida.

2. Syok 3. DBD 4. Sindrom Nefritis

Kondisi yang menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (diare) pada populasi anak.

Makan tanpa cuci tangan yang bersih Minum air mentah Makan makanan yang dihinggapi lalat Buang air besar di sembarang tempat Lingkungan rumah yang kumuh dan kotor Pemberian makanan tambahan ASI yang terlalu dini pada bayi

Akibat Diare 1. Kehilangan air (dehidrasi) 2. Gangguan keseimbangan asam basa 3. Hipoglikemia 4. Gangguan gizi Asuhan keperawatan pada anak terkait pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit. Pengkajian Kaji riwayat diare frekuensi buang air besar, lamanya diare terjadi (berapa hari). Kaji status hidrasi ubun-ubun, turgor kulit, mata, membrane mukosa mulut. Kaji tinja jumlah, warna, bau, konsistensi, apakah ada darah dalam tinja atau tidak. Kaji intake dan output apakah ada muntah atau tidak. Kaji berat badan Kaji tingkat aktivitas anak Kaji tanda-tanda vital Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi). Pengobatan antibiotic yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya. Laporan stetmpat mengenai kejadian luar biasa (KLB) kolera. Tanda-tanda dehidrasi rewel atau gelisah, letargis/kesadaran berkurang, mata cekung, turgor kulit menurun, haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bis aminum. Darah dalam tinja. Tanda invaginasi (Massa intra-abdominal, tinja hanya lender dan darah). Tanda-tanda gizi buruk. Perut kembung.

Pemeriksaan fisis -

Pengkajian 1). Anamnesis Riwayat pemberian makan anak Frekuensi BAB anak

Lamanya diare terjadi Apakah ada darah dalam tinja Apakah ada muntah Laporan setempat mengenai kejadian luar biasa kolera Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pd bayi) 2). Pemeriksaan Fisik

3). Penatalaksanaan Konsep : Pengkajian ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Rehidrasi (biasanya pertama diberi ORT/ Oral rehidration Therapy) Mengatur terapi cairan Pengenalan kembali diet yang adekuat

a). Diare akut 1). Jika dehidrasi berat Mulai berikan cairan intravena segera, pada saat infus disiapkan, beri larutan oralit jika anak bisa minum. Cairan intravena terbaik adalah ringer laktat atau ringer asetat, NaCl 0,9%, larutan glukosa 5%, tidak efektif digunakan. Cairan yang diberikan sebanyak 100ml/kg dengan ketentuan: Usia < 12 bulan >= 12 bln Pertama diberikan 30ml/kg 1 jam* 30 menit* Selanjutnya 70ml/kg 5 jam 2,5 jam

*ulangi kembali jika denyut nadi radial masih lemah Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan intravena seperti yang telah diuraikan, jika kondisi anak membaik walaupun masih ada tanda dehidrasi ringan, hentikan infus berikan cairan oralit. 2). Jika dehidrasi ringan/sedang Pada 3 jam pertama beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai dengan berat badan anak atau umur. Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh setiap 1 2 menit jika anak < 2 tahun. Lakukan pemeriksaan rutin :

Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit, lalu beri larutan oralit lebih lambat (misal, 1 sendok setiap 2-3 menit).

Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri minum air matang atau ASI.

3 4

Nasehati ibu untuk terus menyusui anak kapanpun anak mau. Jika anak masih mengalami dehidrasi ringan, ulangi pengobatan untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit.

3). Tanpa dehidrasi - beri tambahan cairan (air sayur, air tajin) - berikan tablet zinc - berikan makanan tambahan

ASUHAN KEPERAWATAN pada anak dengan diare akut


Diagnosa Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya BAB dan encer. Tujuan Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit

Implementasi - Berikan larutan oralit untuk rehidrasi maupun penggantian cairan yang hilang lewat feses. - Berikan dan pantau pemberian cairan infuse sesuai program untuk mengatsi dehidrasi dan vormitus yang berat. - Berikan preparat antimikroba sesuai program untuk mengatasi mikroorganisme pathogen spesifik yang menyebabkan kehilangan cairan berlebihan lewat traktus GI. - Berikan larutan oralit secara bergantian dengan cairan rendah Natrium seperti air, ASi atau susu formula untuk terapi cairan rumatan. - Setelah dehidrasi tercapai, berikan makanan seperti biasa kepada anak selama makanan tsb dapat ditoleransi oleh anak. - Pertahankan catatan asupan dan haluaran cairan (urin, feses, muntahan) secara ketat. - Pantau berat jenis urin setiap 8 jam sekali atau sesuai indikasi. - Timbang BB setiap hari untuk menilai keadaan dehidrasi. - Nilai tanda vital, turgor kulit, membrane mukosa, dan status kesadaran setiap 4 jam sekali atau sesuai indikasi untuk menilai status hidrasi. - Instruksikan untuk menghindari konsumsi cairan jernih seperti jus buah, minuman

Hasil Yang Diharapkan Anak memperlihatkan tanda hidrasi yang adekuat.

ringan bersoda, dan gelatin. - Beri tahu keluarga agar melaksanakan terapi yang tepat, memantau asupan serta haluaran cairam dan menilai tanda dehidrasi.
Risiko gangguan integritas kulit b.d seringnya BAB. Mempertahan kan keutuhan kulit

- Ganti popok dengan sering untuk menjaga agar kulit selalu bersih dan kering. - Bersihkan bagian bokong secara hati-hati dengan sabun non-alkalis yang lunak dan air atau merendam anak agar dapat dibersihkan dengan hati-hati. - Oleskan salep seperti zink oksida. - Bila mungkin biarkan kulit utuh yang bewarna agak kemerahan terkena udara untuk mempercepat kesembuhan. - Hindari pemakaian tisu pembersih komersial yang mengandung alcohol pada kulit yang mengalami ekskoriasi. - Amati bagian bokong dan perineum untuk mendeteksi tanda infeksi. *Oleskan preparat antifungus yang tepat untuk mengobati infeksi jamur pada kulit.

Anak tidak memperlihatkan gejala rupture kulit.

Risiko infeksi pada orang lain b.d. terinfeksi kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit.

Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi

- Implementasikan kewaspadaan standar atau praktik pengendalian infeksi lainnya di RS yang meliputi pembuangan feses serta penyisihan barang-barang cucian yang tepat dan penanganan specimen yang tepat. - Pertahankan kebiasaan mencuci tangan yang cermat. - Pasang popok dengan rapat. - Gunakan popok dispossible yang superabsorbent.

Infeksi tidak menyebar kepada orang lain.

- Upayakan bayi dan anak kecil tidak meletakkan tangannya dan benda apapun pada daerah yang terkontaminasi. - Bila memungkinkan ajarkan tindakan protektif kepada anak-anak seperti membiasakan cuci tangan setelah dari toilet. - Beritahu anggota keluarga dan pengunjung mengenai praktik isolasi.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan. Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optium

- Hindari diet BRAt (pisang, nasi, apel, dan roti kering atau the) karena diet ini memiliki kandungan energy dan protein yang rendah, kandungan hidrat arang yang terlampaui tinggi, dan kadar elektrolit yang rendah. - Amati dan catat respons anak terhadap pemberian makan. - Beritahu keluarga agar menerapkan diet yang tepat. - Gali kekhawatiran dan prioritas naggota keluarga untuk meingkatkan kepatuhan terhadap program.

Kurangnya pengetahuan b.d. perawatan anak.

Meningkatkan pengetahuan orang tua

- Berikan informasi kepada keluarga mengenai keadaan sakit anaknya dan tindakan terapeutiknya. - Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan kepada anak. - Izinkan anggota keluarga berpartisipasi menurut keinginan mereka dalam perawatan anak. - Beritahu anggota keluarga mengenai tindakan penjagaan yang harus diambil. - Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi.

Keluarga mampu memperlihatkan kemampuan merawat anak, khusunya di rumah.

- Rujuk keluarga ke institusi pelayanan kesehatan masyarakat untuk supervise di rumah jika diperlukan.
Cemas dan takut pada anak/orang tua b.d. hospitalisasi dan kondisi sakit. Menurunkan rasa takut/cemas pada anak dan orang tua

- Lakukan perawatan mulut dan berikan dot kepada bayi untuk memberikan rasa nyaman. - Anjurkan kunjungan dan paritsipasi keluarga dalam perawatan anak sesuai kemampuan keluarga. - Sentuh, peluk, dan berbicara dengan anak sebanyak mungkin untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress. - Lakukan stimulasi dan oengalihan sensorik yang sesuai dnegan tingkat dan kondisi perkembangan anak.

- Anak memperlihatkan tanda distress fisik atau emosional yang minimal. - Keluarga berpartisipasi sebanyak mungkin dalam perawatan anak.

Daftar Pustaka Hockenberry, M. & Wilson, D. (2007). Wongs nursing care of infants and children. St. Louis: Mosby Elsevier. Suriadi dan Rita Yuliani. (2001). Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai