Anda di halaman 1dari 44

STRES

Oleh: NOOR MIYONO noormyn@yahoo.com

A. KONSEPSI-KONSEPSI MENGENAI STRES 1. Stress sbg stimulus


Menurut konsepsi ini stres merupakan stimulus yang ada dalam lingkungan (environment). Individu mengalami stres bila dirinya menjadi bagian dari lingkungan tersebut. Dalam konsep ini stres merupakan variable bebas sedangkan individu merupakan variabel terikat.

17-Apr-12

2. Stres sebagai respons Konsepsi kedua mengenai stres menyatakan bahwa stress merupakan respon atau reaksi individu terhadap stressor. Dalam konteks ini stress merupakan variable tergantung (dependent variable) sedangkan stressor merupakan variable bebas atau independent variable.
17-Apr-12 3

Pengertian stres yang mengacu pada konsepsi stres merupakan respon diantaranya dikemukakan oleh E.P. Gintings. Menurut Gintings (1999 : 5-6), stres ialah reaksi tubuh manusia kepada setiap tuntutan yang dialami oleh seseorang dalam hal sebagai berikut. Keletihan dan kelelahan akibat kehidupan. Suatu keadaan yang dinyatakan oleh suatu sindroma khusus dari peristiwa biologis. Mobilisasi pembelaan tubuh yang memungkinkan adaptasi terhadap peristiwa kekerasan atau ancaman. Tergangguangan mekanisme keseimbangan dalam diri seseorang yaitu keseimbangan dalam dan keseimbangan luar yang bersifat fisik, sosial, mental, dan spiritual oleh karena perubahan mendadak yang sifatnya tidak menyenangkan maupun menyenangkan. Mengecilnya potensi seseorang karena adanya luka-luka perasaan, beban berat, dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam diri seseorang.

17-Apr-12

Respon individu terhadap stressor memiliki dua konponen, yaitu : komponen psikologis, misalnya terkejut, cemas, malu, panik, nerveus, dst. dan komponen fisiologis, misalnya denyut nadi menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering, banyak keluar keringat dst. respon-repons psikologis dan fisiologis terhadap stressor disebut strain atau ketegangan.

17-Apr-12

Lazarus and Folkmans Theory (The Stress Response)


Physiological component: Arousal, hormone secretion. Emotional Component: Anxiety, fear, grief, resentment, excitement (if stress is from challenge). Behavioral Component: Coping strategies (both behavioral and mental)problem focused and/or emotion-focused.

17-Apr-12

3. Stres Sebagai Interaksi antara Individu dengan Lingkungan Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional. Di dalam proses hubungan ini termasuk juga proses penyesuaian. (Bart Smet, 1994 : 111).

Dalam konteks stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan, stres tidak dipandang sebagai stimulus maupun sebagai respon saja, tetapi juga suatu proses di mana individu juga merupakan pengantara (agent) yang aktif, yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku kognitif dan emosional.
17-Apr-12 7

Menurut Bart Smet (1994 : 130-131), reaksi terhadap stres bervariasi antara orang satudengan yang lain dan dari waktu ke waktu pada orang yang sama, karena pengaruh variabelvaribel sebagai berikut. a. Kondisi individu, seperti : umur, tahap perkembangan, jenis kelamin, temperamen, inteligensi, tingkat pendidikan, kondisi fisik, dst. b. Karakteristik kepribadian, seperti : introvert atau ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, ketabahan,, dst. c. Variabel sosial-kognitif, seperti ; dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, dst. d. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial, dst. e. Strategi coping.
17-Apr-12 8

4. Stres Sebagai Hubungan antara Individu dengan Stressor Stres bukan hanya dapat terjadi karena faktorfaktor yang ada di lingkungan. Bahwa stressor juga bisa berupa faktor-faktor yang ada dalam diri individu, misalnya penyakit jasmani yang dideritanya, konflik internal, dst. Oleh sebab itu lebih tepat bila stres dipandang sebagai hubungan antara individu dengan stressor, baik stressor internal maupun eksternal.

17-Apr-12

Konsep tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh W.F. Maramis (1980 : 65-69), mengenai sumber stress. Menurut Maramis, stress dapat terjadi karena frustrasi, konflik, tekanan, dan krisis. a. Frustrasi merupakan terganggunya keseimbangan psikis karena tujuan gagal dicapai. b. konflik adalah terganggunya keseimbangan karena individu bingung menghadapi beberapa kebutuhan atau tujuan yang harus dipilih salah satu. c. Tekanan merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan oleh individu. d. Krisis merupakan situasi yang terjadi secara tiba-tiba dan yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan.

17-Apr-12

10

Fase Syndrom Penyesuaian Umum


Tahap I Tingkat normal dari ketahanan Reaksi sinyal Badan menunjukkan perubahan karakteristik dari paparan pertama dan stressor. Pada waktu yang sama, ketahanannya turun. Contoh: Tempat Kerja Suatu permintaan oleh seorang manajer untuk mengajukan anggaran dalam tiga hari
17-Apr-12

Tahap II

Tahap III

Ketahanan Tahap kedua terjadi jika terus terpapar kena stressor tidak sesuai dengan adaptasi. Ketahanan naik di atas normal. Contoh: Tempat kerja Menjadi murah pada suatu pertemuan karena anggaran masih belum selesai dan waktu berlalu tanpa ada pekerjaan anggaran yang terjadi

Keletihan Tahap ketiga menyusul terus terpapar kena stressor yang sama badan telah menjadi tersesuaikan. Akhirnya energi adaptasi dikeluarkan.

Contoh: Tempat kerja Tidak tidur, insomnia, khawatir tentang anggaran lebih secara total dan fisik
11

STRESS and WORK MODEL


Model membagi penyebab stres ditempat kerja ke dalam empat kategori yaitu: 1. Lingkungan fisik (physical environment stressor)

2. Individu (Individual stressor)


3. Kelompok (Group stressor) 4. Organisasi (Organizational stressor)

17-Apr-12

12

Stressor Pekerjaan Lingkungan fisik - cahaya, suara, suhu, udara, polusi Individu - Konflik peran-peran ganda, beban kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab, kondisi kerja Kelompok - Hubungan buruk dengan kawan, bawahan, alasan Organisasi - Desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada kebijakan khusus
17-Apr-12

Stres Proses Penilaian - Bagaimana individu meraka stresor pekerjaan

Kensekuensi

Subjektif - Ketakutan - Apatis


Perilaku - Alkoholisme - Ketergantungan pada obat Kognitif - Kosentrasi rendah - Hambatan

Perbedaan individual Kognitif/efektif - daya tahan - dukungan sosial Biologis/demografis - umur - pekerjaan

Fisiologis - Naiknya tekanan darah Organisasi - Produktivitas rendah - Absensi


13

WORK MODEL
Faktor Lingkungan : - Ketidakpastian ekonomi - Ketidakpastian politis - Ketidakpastian teknologis Perbedaan yg dialami : - Persepsi - Pengalaman pekerjaan - Dukungan moral - Keyakinan akan tempat kedudukan kendali - Sikap bermusuhan Stress yang dialami Gejala Fisiologis : - Sakit kepala - Tekanan darah tinggi - Penyakit jantung

Faktor Organisasi : - Tuntutan tugas - Tuntutan peran - Tuntutan antar pribadi - Struktur organisasi - Kepemimpinan organisasi - Tahap hidup organisasi

Gejala Psikologis : - Murung - Berkurangnya kepuasaan kerja - Kecemasan Gejala Perilaku : - Produktivitas - Kemangkiran - Tingkat keluarnya karyawan
14

Faktor Individual : - Masalah keluarga - Masalah ekonomi - Kepribadiaan


17-Apr-12

Gambar Hubungan U-terbalik antara Stres dan Kinerja Kerja


(Tinggi)

Kinerja

(Rendah)

Stres

(Tinggi)

17-Apr-12

15

Mengelola Stres
Pendekatan Individual

Pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu


Meningkatkan latihan fisik Pelatihan pengenduran

Perluasan jaringan lingkungan sosial


Pendekatan Organisasi Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja Penggunaan penetapan tujuan yang realistis Perancangan ulang pekerjaan
17-Apr-12 16

AKIBAT-AKIBAT STRES
Cox mengindentifikasikan lima kategori efek dari stres yang potensial, diantaranya :

1. Subyektif
Kekhawatiran/ketakutan, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi,

penghargaan diri yang rendah, gugup dan kesepian


2. Perilaku Mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol,

penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau


merokok secara berlebihan, perilaku impulsive
17-Apr-12 17

3. Kognitif

Ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang


masuk akal, daya kosentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif terhadap kritik, hambatan mental 4. Fisiologis Kandungan glukosa meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, panas dan dingin. 5. Organisasi Angka absensi meningkat, omset menurun, produktivitas rendah, ketidakpuasan kerja, loyalitas
17-Apr-12

berkurang

18

B. DEFINISI STRES
1. Stress is our physiological and psychological response to situations that threaten or challenge us and that require some kind of adjustment.

17-Apr-12

19

2. Stress: the human reaction to events in our environment


Eustress: Good stress (getting into college, getting engaged, winning the lottery) Distress: Stress from a bad source (difficult work environment, overwhelming sights and sound, threat of personal injury)

17-Apr-12

20

B. STRES KERJA
Stres kerja : Perasaan tertekan yg dialami karyawan dlm menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari Simptom, al : emosi tdk stabil, perasaan tdk tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yg berlebihan, tdk bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, & mengalami gangguan pencernaan.
Penyebab Stres Kerja 1. Beban kerja yg dirasakan terlalu berat, 2. Waktu kerja yg mendesak, 3. Kualitas pengawasan kerja yg rendah, 4. Iklim kerja yg tidak sehat, 5. Otoritas kerja yg tdk memadai yg berhubungan dg

tgjawab 6. Konflik kerja, 7. Perbedaan nilai antara karyawan dg pemimpin yg frustasi dalam kerja.

17-Apr-12

21

C. GEJALA-GEJALA STRES
1. Gejala-gejala fisik
Headaches Muscle tension or pain Stomach problems Increased sweating A desire to urinate Breathlessness or palpitations Dry mouth Rapid breathing Cool skin
17-Apr-12 22

2. Gejala afeksi: Feeling irritable Feeling anxious or tense Feeling in low mood Feeling of apathy Feeling low in self esteem

17-Apr-12

23

3. Gejala-gejala motorik:
Talking too fast Talking too loud Drinking or smoking too much Changes in eating habits Withdrawing from usual activities Over reacting Grinding teeth
17-Apr-12 24

D. COPING TERHADAP STRES


Coping adalah usaha untuk mengatasi emosi yang umumnya negatif, yang terjadi akibat stres. 1. Lazarus dan Folkman (Davison et al, 2006: 275-276), mengidentifikasi dua macam c oping thd stress, yaitu: a. Problem-focused coping (coping yang berfokus pada masalah) b. Emotion-focused coping (coping yang berfokus pada emosi)

17-Apr-12

25

COPING TERHADAP STRES


2.Coping thd stres dapat dilakukan dgn flight
response, fight response, dan freeze response (Yulia D. Gunarsa, 2000: 140-141) a. flight response: menghindar dari masalah atau situasi penyebab stress. b. fight response: menghadapi masalah atau stressor. c. freeze response: berdiam diri, pasrah menyerah terhadap apa yang terjadi pada dirinya.
17-Apr-12 26

COPING TERHADAP STRESS


3. W.F. Maramis (2000: 71) membedakan coping terhadap stres menjadi dua macam, yaitu a. Taks oriented: mengatasi sres secara realistis dan rasional. b. Ego oriented (ego defence mechanism): mengatasi stres dgn melakukan pembelaan pada ego atau keakuannya. Ego oriented dapat dilakukan dengan: 1) rasionalisasi, 2) regresi, 3) fiksasi, 4) displacement, 5) proyeksi.

17-Apr-12

27

Ego defense mechanism


1) Rasionalisasi: menyelesaikan masalah dengan membuat alasan-alasan yang seolah-olah masuk akal/benar padahal sebenarnya tidak seperti itu. Rasionalisasi terdiri dari: a) Sour grape technique: kecewa karena gagal meraih sesuatu lalu memberikan atribut yang jelek pada sesuatu yang gagal diraihnya. (Apa yang sebenarnya manis dikatakan masam). b) Sweet orange technique: kecewa karena gagal meraih sesuatu lalu membuat alasan bahwa pada dirinya tidak ada masalah dengan kegagalan tersebut (apa yang sebenarnya masam dikatakan manis).
17-Apr-12 28

Ego defense mechanism


2) Regresi: menyelesaikan masalah dgn tindakan yg tak sesuai dgn tingkat perkembangannya. 3) Fiksasi: menyelesaikan masalah dgn cara yang itu-itu saja, meskipun masalahnya berbeda. 4) Displacement: menghadapi pihak tertentu yg menyebabkan stres tidak mampu/tidak berani lalu mengalihkan kejengkelan/kemarahan pada pihak lain yang lebih lemah. 5) Proyeksi: memproyeksikan kelemahan / kesalahan dirinya pada pihak lain
17-Apr-12 29

Coping terhadap stress


4. Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres: a. Breathe b. Talk c. Laugh d. Relax e. Mediate f. Help a friend or a volunteer g. Exercise h. Yoga i. Do something creative
17-Apr-12 30

AKTIVITAS YG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI STRESS


Breathe Deep breathing is a quick, easy and effective way to de-stress. Talk Find someone with whom you can talk about your problems. If you are reluctant to share your problems, it can be therapeutic just to talk and be social, providing a much needed break from your worries. Laugh Laugh at a humorous movie or book or share a joke with friends. Laughing releases beneficial biochemicals that can make you feel better.
17-Apr-12 31

Relax This is often times easier said than done, but it gives your mind time to process your problems and perhaps come up with some solutions. Five minutes with a cup of tea can make all the difference. Meditate Please read on for meditation suggestions. Help a friend or volunteer Helping someone else not only keeps you active, it also takes you away from your problems and may help put them in perspective. Take time Make time for yourself and do something relaxing that you enjoy. Make sure this time is free from any interruptions.
17-Apr-12 32

Take time Make time for yourself and do something relaxing that you enjoy. Make sure this time is free from any interruptions. Exercise Exercise not only helps you deal with the immediate stress that you are feeling, it can also help your body be better prepared for future stress. Take a walk on your lunch break. Yoga-Taking a yoga class can be relaxing, social, and offers an alternative form of exercise. Do something creative Write a poem, draw a picture, write a story, play an instrument; all of these things can help you focus on something other than your problem, while doing something that you enjoy.
17-Apr-12 33

FRUSTRASI
Adalah setiap keadaan dimana tingkah laku kita untuk mencapai tujuan terhambat. Akibat dari Frustrasi tergantung pada : 1. Intensitas Motivasi 2. Ambang Frustrasi

REAKSI TERHADAP FRUSTRASI


Mengalami gangguan penyesuaian diri Melarikan diri Membuat pertahanan diri (defense mechanism) 1. Agresi 2. Substitusi 3. Regresi

Lanjutan
MEKANISME PERTAHANAN DIRI
4. Represi 5. Displacement 6. Rasionalisasi 7. Proyeksi 8. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)

STRESS
Akan menyertai suatu kegagalan (frustrasi) atau keberhasilan (sukses) Stress adalah suatu perasaan tertekan yang dialami seseorang karena adanya : Ketidakpastian atau Opportunity. Pengaruh Stress : Kontruktif --- Destruktif Gejala Stress : - Fisik - Tingkah laku (umum) - Tingkah laku kerja

GEJALA FISIK
Nafas memburu Mulut & Kerongkongan kering Tangan lembab Merasa panas / gerah Otot-oto tegang Gangguan pencernaan Sakit Kepala Gelisah

GEJALA PERILAKU UMUM


Perasaan : - Bingung, cemas, sedih - Jengkel - Tidak berharga - Salah Paham - Tidak berdaya - Tidak menarik - Tidak bersemangat Kesulitan dalam : - Berkonsentrasi - Berfikir Jernih - Membuat Keputusan

Lanjutan Gejala Perilaku Umum


Hilangnya : - Kreatifitas - Gairah dalam penampilan - Minat terhadap orang lain

GEJALA DI TEMPAT KERJA


Kepuasan kerja rendah Kinerja menurun Semangat & energi hilang Komunikasi tak lancar Pengambilan keputusan jelek Kreatifitas dan inovasi berkurang Bergulat pada tugas-tugas yang tdk produktif

PENYEBAB STRESS DI TEMPAT KERJA


Faktor-faktor yang bertalian dengan tugas Peran dalam organisasi Hubungan di tempat kerja Perkembangan Karir Perubahan Organisasi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERTALIAN DENGAN TUGAS


Lingkungan Perjalanan Teknologi Tekanan

REFERENSI
Davison (et al) (2006) Psikologi Abnormal (Alih bahasa: Noermalasari Fajar) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Maramis, W.F. (2000) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. Yulia Singgih D. (2000) Azas-azas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

http://www.helpguide.org/mental/stress_manage ment_relief_coping.htm
17-Apr-12 44

Anda mungkin juga menyukai