Anda di halaman 1dari 1

Hasil Hasil pengukuran kekakuan hepar tidak bisa dilakukan pada 9 dari 142 pasien karena terjadi obesitas,

atau presentase keberhasilan adalah dibawahk 60%. Sebanyak 75 pasien memiliki penyakit hepatitis B kronik (sebanyak 30 diantaranya menjalani terapi antiviral jangka panjang dengan nucleotide, analog dengan LSM), dan sejumlah 58 memiliki penyakit hepatitis C. Tabel 2 menunjukkan hasil LSM untuk semua kelompok dan berdasarkan tipe hepatitis. Sebanyak 84 (63%) pasien mempunyai efek yang minimal terjadiny fibrosis pada LSM, 28 (21%) pasien memiliki efek yang sedang terjadinya fibrosis, 8 (6%) pasien memiliki fibrosis yang berat dan 13 (10%) pasien mengalami sirosis hepatis. Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara pasien dengan HBV dengan HCV. Sebanyak 14 pasien menunjukkan keberhasilan pengukuran kekakuan hepar pada rentang median waktu 21 bulan. Pada 11 pasien hasil pengukuran sebanyak 2 kali menunjukkan bahwa terjadi fibrosis pada fase yang sama. Pada gambar 1 menunjukkan hasi biopsy pada hepar dibandingkan dengan hasil LSM untuk 19 pasien dengan perbandingan diukur dengan jarak satu tahun. LSM dan biopsy hepar menunjukkan fase yang sama terhadap fibrosis pada 10 (53%) pasien, pada 5 pasien yang lain menunjukkan fase fibrosis setingkat lebih tinggi daripada hasil biopsy hepar, juga terdapat seorang pasien dengan fase fibrosis 3 tingkat diatas biopsy hepar. Perbedaan antara LSM dan hasil biopsy tidak berhubungan dengan kadar ALT. Nilai prediksi untuk sensitivitas, spesifisitas, positif, dan negative dari LSM masing-masing adalah 0,60, 0,64, 0,38, dan 0,82 dan sebagai prediksi fibrosis berat 1,0, 0,94, 0,75, dan 1,0. Karena jumlah sampel yang terbatas, maka hasil ini dapat diterima dengan beberapa perhatian. Oleh karena itu, fibroscan lebih dapat digunakan untuk mendeteksi fibrosis atau sirosi hepatis dengan indikasi HCC dibandingkan untuk memprediksi fibrosis dengan indikasi terapi antiviral.

Anda mungkin juga menyukai