Anda di halaman 1dari 40

[HOTD] kasih sayang islam

Februari 12th, 2007

Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka
katakanlah: “Salaamun alaikum”. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang,
(yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan,
kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Al-An’am, 6 : 54)

Hadist riwayat Bukhari ra., ia berkata:


“Dari Malik bin Huwairits, ia berkata: “Kami pergi kepada Nabi saw. dan kami semua adalah
anak-anak muda dan tinggal bersamanya selama duapuluh malam. Nabi saw. sangat kasih
sayang. Beliau bersabda: “Kalau kalian pulang ke rumah, ajarkanlah ajaran-ajaran agama
kepada keluarga-keluarga kalian dan katakan pada mereka supaya mendirikan shalat secara
sempurna shalat begini dan begitu pada waktu begini dan begitu. Dan apabila shalat telah
datang maka hendaklah salah seorang diantaramu adzan, dan orang yang tertua di antara kamu
menjadi imam.”

Links:
[kasih sayang dalam islam]
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/11/renungan_jumat.htm
[silatuRahmi & kasih sayang Allah ]
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=198388&kat_id=105&kat_id
1=232&kat_id2=234
[kasih sayang melalui dOa]
http://www.mail-archive.com/mencintai-islam@yahoogroups.com/msg00333.html
[indahnya kasih sayang]
http://sumeleh.wordpress.com/2006/06/09/indahnya-kasih-sayang/
[misi kenabian dalam lembaRan hadis]
http://www.rahima.or.id/SR/18-06/Dirasah.htm
[valentine’s day- apa pandangan islam?]
http://nurjeehan.wordpress.com/2007/02/08/valentines-day-apa-pandangan-islam
[sOal valentine day]
http://www.ajangkita.com/forum/viewtopic.php?t=6681
[meRayakan valentine’s day]
http://www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/msg02450.html
[say nO tO valentine (haRus!)]
http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=94
[islam, simbOl, dan valentine’s day]
http://anick.wordpress.com/2006/02/14/islam-simbol-dan-valentine%e2%80%99s-day/
[be my valentine? nggak, deh!]
http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=546&cat=4

-perbanyakamalmenujusurga-

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/11/renungan_jumat.htm

Kasih Sayang Dalam Islam


Oleh MARSUDI FITRO WIBOWO

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 1


"Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita,
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal.
Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).

AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan
indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih
sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di
firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya.

Sebagaimana syair yang mengatakan, "mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun
mawaddatuhu taduumu", kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang
menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul
Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan
sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi
saja.

Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang
mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam
koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan tempat akan
sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri.
Rasulullah saw. bersabda, "Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah" Barang siapa tidak
menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi).

Dalam hadis tersebut kasih sayang seorang Muslim tidaklah terhadap saudara se-Muslim saja,
tapi untuk semua umat manusia. Rasulullah saw. bersabda, "Sekali-kali tidaklah kalian beriman
sebelum kalian mengasihi." Wahai Rasulullah, "Semua kami pengasih," jawab mereka. Berkata
Rasulullah, "Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian
kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia)." (H.R. Ath-
Thabrani).

Bahkan, bukan hanya kepada manusia saja ajaran Islam yang tinggi ini telah mengajarkan
bagaimana kasih sayang terhadap hewan dan tumbuhan yang harus direalisasikan. Abu Bakar
Shiddiq r.a. pernah berpesan kepada pasukan Usamah bin Zaid, "Janganlah kalian bunuh
perempuan, orang tua, dan anak-anak kecil. Jangan pula kalian kebiri pohon-pohon kurma, dan
janganlah kalian tebang pepohonan yang berbuah. Jika kalian menjumpai orang-orang yang
tidak berdaya, biarkanlah mereka, jangan kalian ganggu." Sebuah nasihat ini walau dalam
keadaan untuk perang, ajaran Islam tetap memancarkan kasih sayangnya terhadap manusia,
hewan, dan tumbuhan.

Sebuah kisah lain yang menarik ketika Amr bin Ash menaklukkan kota Mesir, saat itu datanglah
seekor burung merpati di atas kemahnya. Melihat kejadian ini, kemudian Amr bin Ash membuat
sangkar untuk merpati tersebut di atas kemahnya. Tatkala ia mau meninggalkan
perkemahannya, burung dan sangkar tersebut masih ada. Ia pun tidak mau mengganggunya dan
dibiarkan burung merpati itu hidup bersama sangkar yang ia buat. Maka kota itu dijuluki
sebagai kota fasthath (kemah).

Jelaslah bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi akan kasih sayang. Kita perlu mencontoh
teladan Nabi saw. dan para sahabatnya yang benar-benar merealisasikan makna kasih sayang
yang tanpa batas itu, tentunya untuk mencapai keridaan Allah semata yang bukan untuk
mencari kesenangan dunia. Maka memang pantas bahwa Islam dikatakan sebagai agama
rahmatan lil 'alamiin.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 2


Sifat kasih sayang adalah termasuk akhlak yang mulia yang dicintai Allah. Sebaliknya Allah
sangat membenci akhlak yang rendah. Di antaranya kepada orang-orang yang tidak memiliki
rasa belas kasih sayang. Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza'ur rahmatu illaa min
syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka.
(H.R. Ibn. Hibban). Yang dimaksud dengan orang celaka adalah orang yang tidak memiliki rasa
kasih sayang di dalam hatinya baik untuk dirinya maupun orang lain.

Di sinilah perlunya kita bermuhasabah, bertafakur, apakah diri ini sudah benar menjalani hidup.
Bagaimana kita mengasihi dan menyayangi ciptaan Allah sebagai akhlak yang mulia.
"Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai
akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah." (H.R. Na'im melalui Ibnu Abbas r.a.).

Cinta kepada Allah

Di antara manusia banyak yang cinta dan mencintai Allah, tapi lebih banyak yang mencintai
dunia. Mencintai Allah adalah fardu bagi kaum Muslimin dan Muslimat yang bukan sekadar
dikata saja. Dan jika kita benar-benar mencintai Allah secara kesungguhan hati, maka proses
"rasa kasih sayang" untuk makhluk ciptaan-Nya akan terbentuk dalam hati kita. Selain itu, jati
diri kita sebagai seorang Muslim akan tampak lebih kokoh serta mampu menjalani syariat-
syariat Islam yang diridai dan di berkahi oleh Allah SWT.

Cinta kepada Allah adalah hal yang utama, sebagai jalan untuk memperoleh kebaikan dunia dan
akhirat dengan melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya. Cinta kepada
Allah hendaklah melebihi cinta kepada segala yang maujud yang selain Allah. Mencintai Allah
berarti juga mencintai Rasul-Nya, yakni mengikuti segala petunjuk Rasul dengan sepenuh-
penuhnya. Firman Allah SWT, "Katakanlah (hai Muhammad), 'Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Ali Imran [3]:31). Ketahuilah, kehidupan akhirat adalah
kehidupan yang lebih baik dan kekal. Wallahu a'lam bishshawab.***

Penulis seorang editor, designer, dan layouter pada sebuah penerbitan di Bandung.

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=198388&kat_id=105&kat_id
1=232&kat_id2=234

Jumat, 20 Mei 2005


Mutiara Hadis
Silaturahmi & Kasih Sayang Allah

Allah SWT berfirman dalam sebuah hadis qudsi, "Aku adalah Ar-Rahman. Telah Aku ciptakan Ar-
Rahiim dan Aku petikkan baginya nama dari nama-Ku. Barangsiapa yang menghubungkannya
niscaya Aku menghubunginya (dengan rahmat-Ku); dan barangsiapa memutuskannya niscaya Aku
memutuskan hubungan-Ku dengannya; dan barangsiapa mengokohkannya niscaya Aku
mengokohkan pula hubungan-Ku dengannya. Sesungguhnya Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-
Ku".

Penjelasan:
Hadis qudsi yang agung ini diriwayatkan oleh Bukhari, Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu
Hibban, Al-Hakim, dan Baihaqi yang bersumber dari Ibnu 'Auf. Hadis ini diriwayatkan pula oleh
Al-Khairithi dan Al-Khatib yang bersumber dari Abu Hurairah. Hadis ini mengandung pesan
betapa pentingnya menghubungkan tali silaturahmi. Karena itu, cinta dan keridhaan Allah

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 3


sangat dipengaruhi oleh sikap kita terhadap silaturahmi. Ada dua sikap manusia terhadap
silaturahmi ini. Pertama, washlul-rahiim, yaitu menghubungkan silaturahmi dengan cara
berbuat baik (membantu, menolong, membahagiakan, menyantuni) kaum kerabat dan orang-
orang di sekitar kita.

Kedua, qath'ur-rahiim, yaitu memutuskan silaturahmi dan tidak menyayangi kaum kerabat dan
orang yang dekat dengan kita. Misalkan dengan tidak mau bertegur sapa, menahan kebaikan,
atau menyakiti dengan tangan dan ucapan. Rahmat Allah hanya akan mengalir pada golongan
pertama yang selalu washlul-rahiim. Sebaliknya, murka Allah akan mengenai golongan kedua.
"Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan silaturahmi," demikian sabda Rasulullah SAW
dalam Muttafaqun 'Alaihi.

Kata "rahim" diambil dari nama Allah sendiri, diciptakan-Nya dengan kekuasaan-Nya sendiri,
dan kedudukannya ditempatkan pada kedudukan tertinggi. Kata rahim adalah kutipan asma'
Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, yang berasal dari kata rahmah yang bermakna kasih sayang.
Dari sini terlihat bahwa rahim hakikatnya adalah "pecahan" dari sifat Rahman dan Rahim-Nya
Allah SWT yang terdapat dalam Asma'ul Husna.

Dalam sebuah hadis qudsi yang bersumber dari Ibnu Abbas diungkapkan, "Engkau telah Aku
ciptakan dengan kekuasaan-Ku sendiri, telah Aku petikkan bagimu nama dari nama-Ku sendiri,
dan telah Aku dekatkan kedudukanmu kepada-Ku. Dan demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku,
sesungguhnya Aku pasti akan menghubungi orang yang telah menghubungkan engkau, dan akan
memutuskan (rahmat-Ku) pada orang yang telah memutuskan engkau dan aku tidak ridha
sebelum engkau ridha" (HQR Al-Hakim).

Silaturahmi, secara umum, terbagi ke dalam dua makna, yaitu silaturahmi dalam arti khusus
dan silaturahmi dalam arti umum. "Rahim" yang pertama dipakai dalam arti kaum kerabat, atau
yang memiliki hubungan keluarga dan kekeluargaan-baik itu yang berhak mendapatkan warisan
ataupun tidak; baik itu termasuk mahram atau bukan. Karena itu, kata rahiim di sini dapat
diartikan sebagai kerabat, atau keluarga.

Yang kedua adalah silaturahmi dalam arti hubungan dengan saudara seiman. Bentuknya dapat
dijalin melalui kasih sayang, saling menasihati dalam takwa dan kesabaran, tolong menolong
di atas jalan ketakwaan (QS. Al-Ashr: 1-3). Atau, bisa pula melalui doa, saling mengunjungi,
bahkan memberi bantuan militer bila saudara seiman berada dalam kondisi terancam.

Bila dilihat dalam sudut skala prioritas, menjalin silaturahmi dengan keluarga atau kerabat
terdekat harus didahulukan daripada yang lainnya. Sebab, keharmonisan yang lebih besar
tidak akan pernah terwujud bila tidak diawali dari keharmonisan dalam skala kecil. Misal
mendahulukan akur dan harmonis dengan keluarga dan tetangga dekat, sebelum dengan
saudara sekota atau senegara. Wallahu a'lam bish-shawab (Ems)

http://www.mail-archive.com/mencintai-islam@yahoogroups.com/msg00333.html

KASIH SAYANG MELALUI DOA (1/2)

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 4


Bismillah, Walhamdulillah Wassalatu Wassalamu
`Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Wasahbihie Waman Walaah

(Dengan nama Allah, Segala puji bagi Allah, Selawat dan salam ke atas Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut Baginda)

Amalan berdoa di kalangan umat Islam bukanlah suatu perkara yang baru, malahan ianya telah
sebati dengan muslimin dan muslimat sejak dari zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
lagi. Baginda telah menunjukkan pimpinan dan ikutan bagaimana berdoa dan mendoakan.

Hukum berdoa adalah sunat (mustahab iaitu digalakkan). Dalam al-Qur’an dan hadis Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam, terdapat suruhan yang memerintahkan supaya berdoa dan
memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala ke arah kebaikan, samada dia dalam keadaan
senang ataupun susah, di kala suka ataupun duka, secara bersendirian mahupun berjema’ah.
Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman yang tafsirnya :

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada
mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka); “Aku perkenankan
permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu.”

(Surah al-Baqarah : ayat 186)

Menurut Imam al-Qurthubi bahawa ayat di atas menunjukkan perintah Allah Ta‘ala supaya
sentiasa berdoa dan beribadat kepada-Nya. Ayat ini juga memberi kegembiraan dan kesenangan
kepada makhluk Allah kerana dijanjikan bahawa doa-doa tersebut akan dikabulkan. Melainkan
ada sebab-sebab lain mengapa suatu doa itu tergantung-gantung atau ditolak.

: FirmanNya lagi yang tafsirnya

“Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa
permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan
berdoa kepadaKu, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.”

(Surah Ghafir: ayat 60)

Telah disebutkan dalam banyak hadis-hadis yang shahih mengenai doa, antaranya ialah sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya :

“Sesungguhnya Allah itu Hidup dan Maha Pemurah, Dia malu jika seseorang mengangkat
kedua tangannya kepadaNya lalu Dia mengembalikan (tidak menerima) kedua tangannya (doa
orang itu) dalam keadaan kosong serta rugi.”

(Hadis riwayat at-Tirmidzi)

Manakala hadis-hadis berikut diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu daripada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Baginda bersabda yang maksudnya :

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala daripada doa.”

(Hadis riwayat Ibnu Hibban)

: Sabda Baginda lagi yang maksudnya

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 5


“Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala, maka Allah murka
kepadanya.”

(Hadis riwayat Ibnu Majah)

: Sabda Baginda lagi yang maksudnya

Akan dikabulkan doa seorang dari kamu selama mana dia tidak terburu-buru mengatakan: “
”.“Aku sudah berdoa (kepada Allah), namun doaku belum dikabulkan

(Hadis riwayat Muslim)

Mendoakan Orang Lain Tanpa Pengetahuannya

Alangkah indahnya Islam itu apabila menganjurkan supaya umatnya saling doa mendoakan
antara satu sama lain, samada orang yang didoakan itu mengetahuinya ataupun tidak, lelaki
atau perempuan, yang masih hidup mahupun yang telah meninggal dunia. Ini berdasarkan
firman Allah Ta‘ala yang tafsirnya :

“Dan orang-orang (Islam) yang datang kemudian daripada mereka (berdoa dengan) berkata:
“Wahai Tuhan kami! Ampunkanlah dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang mendahului
kami dalam iman.”

(Surah al-Hasyr: ayat 10)

FirmanNya lagi yang tafsirnya :

“Dan mintalah ampun kepadaNya bagi salah silap yang engkau lakukan, dan bagi dosa-dosa
orang-orang yang beriman – lelaki dan perempuan.”

)Surah Muhammad: ayat 19(

Abu Darda’ meriwayatkan bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang
maksudnya :

“Setiap hamba Muslim yang mendoakan saudaranya pada ketika saudaranya itu tidak ada
(tanpa pengetahuannya), maka malaikat akan berkata: “Semoga kamu juga mendapat
seumpama (doa) itu.”

(Hadis riwayat Muslim)

Malah doa seorang muslim terhadap saudaranya yang lain tanpa pengetahuannya adalah
mustajab berdasarkan hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya :

“Adapun doa seorang Muslim bagi saudaranya yang tidak hadir adalah mustajab. Di sisi
kepalanya ada malaikat yang diwakilkan. Setiap kali dia mendoakan kebaikan bagi saudaranya
itu, malaikat yang diwakilkan itu pula berkata: “Amin, dan bagimu seumpama apa yang
engkau doakan itu.”

(Hadis riwayat Muslim)

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 6


Adapun antara orang-orang yang wajar didoakan adalah seperti berikut:

Mendoakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam

Mengucapkan selawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, bererti juga mendoakan
Baginda. Di samping menunjukkan rasa cinta dan kasih terhadap Junjungan besar itu,
berselawat itu juga merupakan perintah Allah Subhanahu wa Ta‘ala yang perlu dilaksanakan
sebagaimana firmanNya yang tafsirnya :

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan malaikatNya berselawat (memberi segala


penghormatan dan kebaikan) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam (Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam); wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepadanya serta
ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang penuhnya.”

(Surah al-Ahzaab: ayat 56)

Adab Memulakan Doa

Memulakan doa dengan menyebut Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan berselawat ke atas Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan salah satu adab berdoa. Bahkan doa akan tergantung-
gantung tanpa selawat.

Ulama telah sepakat mengatakan bahawa sunat memulakan doa dengan menyebut dan memuji
Allah Subhanahu wa Ta‘ala, kemudian diikuti dengan berselawat ke atas Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam. Begitu juga apabila menutup atau menamatkan doa tersebut.

Adapun menyebut dan memuji-muji Allah terutama dengan nama-nama Al-Asma’ Al-Husna dan
memberi selawat dan salam kepada Nabi, dijelaskan dalam firman Allah Ta‘ala yang tafsirnya:

“Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah)
kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu.”

(Surah al-A‘raaf: ayat 180)

Telah diriwayatkan oleh seorang sahabat yang bernama Fadhalah bin ‘Abid Radhiallahu ‘anhu
bahawa dia mendengar daripada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya :

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendengar seorang lelaki berdoa di dalam
sembahyangnya, dia tidak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta‘ala, dan tidak membaca
selawat ke atas Nabi, maka Rasulullah bersabda: "Tergesa-gesa orang ini!”

Kemudian Baginda memanggilnya, lalu bersabda kepadanya atau pada orang lainnya: “Apabila
seseorang berdoa, maka mulailah dengan mengagungkan Tuhannya dan memujiNya, setelah itu
mengucapkan selawat ke atas Nabi, kemudian dia (boleh) berdoa sesudah itu mengikut
kehendaknya.”

(Hadis riwayat Abu Daud)

Malah Sayyidina ‘Umar bin al-Khattab Radhiallahu ‘anhu berkata bahawa setiap doa yang tidak
dimulai dengan berselawat ke atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah doa yang
terhalang. Sayyidina ‘Umar berkata yang ertinya :

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 7


“Sesungguhnya doa itu akan berhenti (tergantung) di antara langit dan bumi tidak boleh naik
ke atas, sehingga dia mengucapkan selawat atas Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wasallam.”

http://sumeleh.wordpress.com/2006/06/09/indahnya-kasih-sayang/

Indahnya Kasih Sayang

Ditulis oleh sumeleh di/pada Juni 9th, 2006

K.H. Abdullah Gymnastiar


Ketua Ponpes Daarut-Tauhiid - Bandung

Mahasuci ALLOH, Zat yang Maha Mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya.
Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut,
dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan
menghinakan orang tersebut.
Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercerabut, maka itulah biang
dari segala bencana, karena kasih sayang ALLOH Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan
kepada

orang-orang yang masih hidup kasih sayang di kalbunya.


Seperti kejadian yang menimpa Arie Hanggara-yang kisahnya pernah diangkat di film layar
lebar-ia
menemui ajal karena dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri. Begitulah, kekejian demi
kekejian, kebiadaban demi kebiadaban menjadi perlambang kehinaan martabat manusia. Hal
ini terjadi, tiada lain karena telah tercerabutnya karunia kasih sayang yang ALLOH semayamkan
di dalam kalbunya.
Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita
hidup.
Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah
orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhaikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada
orang yang rela bersusah-payah membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang
tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu
yang lebih luas.
Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, “ALLOH SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang),
dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan
melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya
pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLOH SWT) menangguhkan 99
bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti.” (H.R. Muslim).
Dari hadis ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi,
namun
dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Karenanya, sudah sepantasnya
jikalau kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan ALLOH SWT, tanyakanlah
kembali pada diri ini, sampai sejauhmana kita menghidupkan kalbu untuk saling berkasih
sayang
bersama makhluk lain?
Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk
melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis.
Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju
lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 8


Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia
terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap
sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah
sumber kasih sayang di kalbu kita, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya.
Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita mengawalinya
dengan
menyayangi diri kita dulu. Mulailah dengan menghadapkan tubuh ini ke cermin seraya bertanya-
tanya:
Apakah wajah indah ini akan bercahaya di akhirat nanti, atau justru sebaliknya, wajah ini akan
gosong terbakar nyala api jahannam?
Tataplah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa menatap ALLOH, menatap
Rasulullah SAW, menatap para kekasih ALLOH di surga kelak, atau malah akan terburai karena
kemaksiyatan yang pernah dilakukannya?
Rabalah bibir manis kita, apakah ia akan bisa tersenyum gembira di surga sana atau malah bibir
yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?!
Perhatikan tubuh tegap kita, apakah ia akan berpendar penuh cahaya di surga sana, sehingga
layak berdampingan dengan si pemiliki tubuh mulia, Rasulullah SAW, atau tubuh ini malah akan
membara, menjadi bahan bakar bersama hangusnya batu-batu di kerak neraka jahannam?
Ketika memandang kaki, tanyakanlah apakah ia senantiasa melangkah di jalan ALLOH sehingga
berhak menginjakkannya di surga kelak, atau malah akan dicabik-cabik pisau berduri.
Memandang mulusnya kulit kita, renungkanlah apakah kulit ini akan menjadi indah bercahaya
ataukah akan hitam legam karena gosong dijilat lidah api jahannam?
Mudah-mudahan dengan bercermin sambil menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai
kekuatan untuk menjaga diri kita.
Jangan pula meremehkan makhluk ciptaan ALLOH, sebab tidaklah ALLOH menciptakan makhluk-
Nya dengan sia-sia. Semua yang ALLOH ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal.
Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari ALLOH adalah
jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.
Dikisahkan di hari akhir datang seorang hamba ahli ibadah kepada ALLOH, tetapi ALLOH malah
mencapnya sebagai ahli neraka, mengapa? Ternyata karena suatu ketika si ahli ibadah ini
pernah
mengurung seekor kucing sehingga ia tidak bisa mencari makan dan tidak pula diberi makan
oleh si ahli ibadah ini. Akhirnya mati kelaparanlah si kucing ini. Ternyata walau ia seorang ahli
ibadah, laknat ALLOH tetap menimpa si ahli ibadah ini, dan ALLOH menetapkannya sebagai
seorang ahli neraka, tiada lain karena tidak hidup kasih sayang di kalbunya.
Tetapi ada kisah sebaliknya, suatu waktu seorang wanita berlumur dosa sedang beristirahat di
pinggir sebuah oase yang berair dalam di sebuah lembah padang pasir. Tiba-tiba datanglah
seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seakan sedang merasakan kehausan yang luar
biasa. Walau tidak mungkin terjangkau kerena dalamnya air di oase itu, anjing itu tetap
berusaha menjangkaunya, tapi tidak dapat. Melihat kejadian ini, tergeraklah si wanita untuk
menolongnya. Dibukalah slopnya untuk dipakai menceduk air, setelah air didapat, diberikannya
pada anjing yang
kehausan tersebut. Subhanallah, dengan ijin ALLOH, terampunilah dosa wanita ini.
Demikianlah, jikalau hati kita mampu meraba derita makhluk lain, insya ALLOH keinginan untuk
berbuat baik akan muncul dengan sendirinya.
Kisah lain, ketika suatu waktu ada seseorang terkena penyakit tumor yang sudah menahun.
Karena
tidak punya biaya untuk berobat, maka berkunjunglah ia kepada orang-orang yang dianggapnya
mampu memberi pinjaman biaya.
Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di kalbunya, ketika datang orang yang akan meminjam
uang ini, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil
oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan akan hartanya karena disangkanya akan
habis atau bahkan jatuh miskin.
Tetapi bagi seorang hamba yang tumbuh kasih sayang di kalbunya, ketika datang yang akan
meminjam uang, justru yang muncul rasa iba terhadap penderitaan orang lain. Bahkan jauh di

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 9


lubuk hatinya yang paling dalam akan membayangkan bagaimana jikalau yang menderita itu
dirinya. Terlebih lagi dia sangat menyadari ada hak orang lain yang dititipkan ALLOH dalam
hartanya. Karenanya dia begitu ringan memberikan sesuatu kepada orang yang memang
membutuhkan bantuannya.
Ingatlah, hidupnya hati hanya dapat dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang
lain
dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia ini cuma
sekali
dan itupun hanya mampir sebentar saja. Tidak ada salahnya kita berpikir terus dan bekerja
keras
untuk menghidupkan kasih sayang di hati ini. Insya ALLOH bagi yang telah tumbuh kasih sayang
di kalbunya, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan
mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menafkahkannya di jalan
ALLOH, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula dalam mengajarkannya kepada orang lain,
ringan dalam melatih kemampuan bela diri dan ringan pula dalam membela orang lain yang
teraniaya, Subhanallah.
Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa
diliputi
nur kasih sayang adalah dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang
dilanda
kesulitan, datang ke daerah terpencil, tengok saudara-saudara kita di rumah sakit, atau pula
dengan
selalu mengingat umat Islam yang sedang teraniaya, seperti di Bosnia, Checnya, Ambon,
Halmahera, atau di tempat-tempat lainnya.
Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, insya ALLOH hati kita
akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan hati-hatilah bagi
orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, para artis, atau
orang-orang elit lainnya, karena yang akan muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan
kurang akan dunia ini, Masya ALLOH

http://www.rahima.or.id/SR/18-06/Dirasah.htm

Misi Kenabian dalam Lembaran Hadis


Oleh: Ustadz Faqihuddin Abdul Kodir, MA

Tepat pada umur 40 tahun, Muhammad bin Abdullah, suami dari Siti Khadijah, menerima
tugas kenabian yang harus disampaikan ke seluruh umat manusia. Tugas yang tentu saja tidak
mudah, sehingga Nabi Muhammad SAW sendiri pada awalnya sempat ragu, apakah benar yang
diterima adalah wahyu, dan apakah juga merupakan pengangkatan sebagai Nabi (yang
menerima wahyu) dan Rasul (yang diutus menyampaikan misi). Tetapi sang pendamping Siti
Khadijah, yang teguh hati, menenangkan, menentramkan, menguatkan dan memastikan bahwa
yang diterima benar wahyu dan baginda benar-benar diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

Kita membaca salah satu dialog yang terjadi antara Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah RA,
pada awal penerimaan wahyu. Nabi Muhammad SAW pernah berkeluh kesah dan berkata pada
Khadijah RA: “Wahai Khadijah, tidak ada sesuatu yang paling aku benci kecuali berhala dan
para peramal itu, aku khawatir aku akan diangkat menjadi peramal”. “Tidak”, kata Khadijah.
“Demi Allah, Dia tidak akan menghinamu, karena kamu adalah orang yang baik terhadap
keluarga, suka menjamu tamu, berani mengambil tanggung jawab besar, memberi orang yang
kekurangan, dan membantu orang-orang kesusahan. Kamu memiliki banyak sifat-sifat yang

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 10


baik, yang dengan itu, kamu sama sekali tidak akan didatangi setan”, sambung Khadijah. (Amin
Duwaidar, Shuwarun min Hayat ar-Rasul, hal. 123). (Teks hadis diriwayatkan Imam Bukhari,
lihat pada Kitab Nikâh, bab Man Qâla Lâ Nikâha illâ bi-Waliyyin).

Pada kesempatan lain, Siti Khadijah memastikan dan meyakinkan: “Tenanglah wahai anak
pamanku, dan tabahlah. Demi Dzat yang menguasai Khadijah, aku yakin kamu terpilih menjadi
Nabi bagi umat ini”. (Ibn Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah, I/191). Khadijah RA pun kemudian
menenangkan Nabi SAW, dengan membawa beliau bertemu Pendeta Waraqah bin Nawfal, yang
bisa meyakinkan bahwa yang ditemui Nabi SAW adalah benar Malaikat Jibril seperti yang juga
datang kepada Nabi Musa AS.

Kekhawatiran Nabi ini mungkin muncul karena kebesaran misi kenabian yang harus diemban.
Misi untuk melakukan perubahan besar pada kehidupan manusia, yang dalam bahasa al-Qur’an
dilukiskan sebagai misi ‘yukhrijuhum min azh-zhulumât ilâ an-nûr’ atau mengeluarkan manusia
dari kehidupan yang penuh kegelapan menuju kehidupan yang penuh cahaya. Dari kegelapan
kemusyrikkan dan kezaliman, menuju cahaya ketauhidan dan keadilan. Dari kegelapan karena
kerusakan dan kekerasan, menuju cahaya kebaikan dan kasih sayang.

“Alif Lâm Râ, (ini) adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu, agar kamu (dapat)
mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dengan izin Tuhanmu, yaitu ke jalan
(Tuhan) Yang Maha Agung dan Amat Terpuji”. (QS. Ibrahim, 14: 1).

Lebih tegas lagi, misi kenabian itu dilukiskan al-Qur’an surat al-A’râf ayat ke-157:
“Mereka orang-orang yang mengikuti Nabi yang buta huruf, mereka temukan namanya tertulis
dalam Kitab Taurat dan Injil, (misinya) menyeru mereka pada kebaikan, melarang
kemungkaran, menghalalkan sesuatu yang baik bagi mereka, mengharamkan mereka
(mengkonsumsi) sesuatu yang kotor, melepaskan mereka dari beban berat dan belenggu-
belenggu yang (menggelayuti) mereka”. (QS. Al-A’râf, 7: 157).

Ini tentu saja, bukan misi yang ringan dan mudah. Hanya karena taufiq dan ma’unah
(pertolongan) dari Allah SWT, serta keteguhan hati dan kekuatan moralitas Nabi SAW, yang
membuat misi itu bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, 23 tahun. Tidak
heran, sehingga saat sebelum Nabi SAW wafat, turunlah ayat “al-yawma akmaltu lakum
dînakum wa atmamtu ‘alaikum ni’matî wa radhitu lakum al-islâma dînan” (Pada hari ini, telah
Aku lengkapkan agamamu, dan Aku sempurnakan nikmatku kepadamu, dan Aku rela Islam
sebagai agamamu).

Tentu saja, kesempurnaan yang dimaksud adalah dalam hal prinsip untuk menegaskan
ketauhidan dan keadilan, serta menegasikan kemusyrikan dan kezaliman. Karena dalam tataran
praktis, ayat ‘kesempurnaan’ ini bukan ayat terakhir. Masih ada jeda waktu enam bulan paska
turunnya ayat ini. Di mana Nabi SAW - pun, masih menerima wahyu ayat-ayat al-Qur’an. Di
samping kesempurnaan al-Qur’an juga masih harus dijelaskan dengan teks-teks hadis, ijma’,
qiyas, kajian bahasa dan pendekatan-pendekatan ijtihad yang lain.

Misi Kenabian dalam Teks Hadis


Jika bicara misi kenabian dalam teks hadis, hampir ingatan orang tertuju pada sebuah hadis
yang sangat terkenal: “Bu’itstu li-utammima makârim al-akhlâq” (Bahwa aku diutus (ke dunia
ini), untuk menyempurnakan (misi) akhlaq mulia). Tetapi tidak semua orang tahu persis makna
akhlak yang dimaksud. Hampir kebanyakan orang memaknai akhlak hanya sebatas sopan
santun, adab, dan tata krama. Atau memaknai dengan cara makan, cara berpakaian, cara
berjalan, atau berbicara. Padahal, akhlaq lebih dasar dari itu. Dalam kamus Lisân al-‘Arab,
kata akhlaq berasal dari al-khuluq, yang masih satu dasar dengan al-khalq. Akhlaq berarti
sesuatu yang alami dan melekat dalam kepribadian seseorang (as-sajiyyah). Kalau al-khalq
berarti penciptaan yang bersifat fisik pada diri seseorang, maka al-khuluq adalah penciptaan
(yang melekat) yang bersifat non-fisik pada seseorang. Secara lebih sederhana, akhlaq bisa

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 11


didefinisikan sebagai sesuatu yang melekat pada setiap orang secara mendasar. Akhlaq baik,
ketika membuat seseorang yang memilikinya terhormat sebagai manusia. Sedangkan akhlaq
buruk, ketika sebaliknya hanya menistakan orang sekitar dan membuat dirinya tidak lagi
terhormat sebagai manusia.

Redaksi hadis di atas, yang lebih tepat, seperti dituturkan Ibn al-Atsir dalam Jâmi’ al-Ushûl
adalah sebagai berikut:

Dari Malik bin Anas ra, disampaikan kepadanya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku diutus
untuk menyempurnakan akhlaq yang baik/bu’itstu li utammima husn al-akhlâq”. (Riwayat
Imam Malik dalam al-Muwaththa`, lihat; Ibn al-Atsîr, Jâmi’ al-Ushûl, jilid IV, hal. 413, no. hadis:
1974). Kebaikan akhlaq adalah misi utama kenabian yang diemban Rasulullah SAW.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai akhlaq yang baik; posisi dan definisinya dalam Islam,
kita bisa lebih lanjut membaca seluruh teks hadis yang dihadirkan Ibn al-Atsîr dalam kitab
Jâmi’ al-Ushûl tersebut.

Akhlaq baik adalah pangkal kebaikan dan pahala (al-birr), sebaliknya akhlaq buruk adalah
pangkal kejahatan dan dosa (al-itsm). Sahabat Nawas bin Sam’an pernah bertanya kepada
Rasulullah SAW mengenai kebaikan (al-birr) dan dosa (al-itsm). Nabi Saw menjawab:
“Perbuatan al-birr adalah akhlaq yang baik, dan perbuatan dosa adalah sesuatu yang di dadamu
terasa ragu dan karenanya kamu tidak suka dilihat orang lain”. (Riwayat Muslim dan Turmudzi,
Ibid, jilid IV, hal. 416, no. hadis: 1980).

Akhlaq baik merupakan wasiat Nabi SAW yang paling akhir sekali disampaikan terhadap Mu’adz
bin Jabal RA. (lihat: Ibid, no. hadis: 1973). Juga, sebagai sesuatu yang paling memberatkan
timbangan amal, kelak di hari kiamat. Sahabat Abu Darda RA., mendengar dari Rasulullah SAW
bersabda: “Bahwa tidak ada sesuatu yang paling memberatkan timbangan seorang mukmin di
hari kiamat, kecuali akhlaq yang baik. Dan Allah membenci orang yang buruk perangai, kotor
perilaku dan kasar”. “Bahwa orang yang berakhlaq mulia, bisa sederajat dengan mereka yang
tekun berpuasa dan shalat”. (lihat: Ibid, no. hadis: 1976).

Dari Jabir bin Abdillah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang aku cintai, paling
dekat denganku kelak di hari kiamat, adalah mereka yang berakhlaq baik. Dan orang yang
paling aku benci dan kelak paling jauh denganku di hari kiamat, adalah mereka yang keras,
kasar, dan sombong”. (Lihta: Ibid, no. hadis: 1979).

Dengan demikian, misi kenabian bagi kemanusiaan adalah bagaimana menciptakan kehidupan
yang penuh kasih sayang, tanpa kekerasan, kekasaran dan kesombongan. Dalam salah satu teks
hadis lain, lebih tegas disebutkan: “Sesungguhnya, aku hanyalah diutus untuk menebar kasih
sayang, dan tidak untuk pelaknatan”. (Riwayat Imam Muslim, lihat: Ibid, jilid XI, hal. 324, no.
hadis: 8401).

Akhlaq dan Misi Keadilan bagi Perempuan


Masih dalam lembaran bab yang sama, Ibn al-Atsîr menyitir dua teks hadis mengenai akhlaq
terhadap perempuan (istri), sebagai implementasi dari misi kenabian untuk menebar akhlaq
mulia. Pertama, yang diriwayatkan Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya,
orang yang paling sempurna keimanannya, adalah orang yang paling baik akhlaqnya, dan yang
paling ramah terhadap istrinya”. (lihat: Ibid, jilid IV, hal. 414, no. hadis: 1976). Kedua, yang
diriwayatkan Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang beriman yang
paling sempurna, adalah mereka yang paling baik berakhlaq, dan orang yang paling baik (dari
semua itu), adalah mereka yang paling baik terhadap istrinya”. (lihat: Ibid, no. hadis 1977).

Berbuat baik terhadap perempuan, atau istri, adalah dengan menempatkan mereka sebagai
manusia yang sederajat, yang memiliki hak, perasaan, dan harapan sebagai manusia.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 12


Memberikan peluang dan kesempatan yang cukup, agar mereka menjadi manusia terhormat,
sehingga tidak dijadikan sebagai obyek kekerasan dan pelecehan oleh individu maupun sistem
sosial. Ketika mereka melakukan tuntutan keadilan, maka semua sistem harus memberikan
peluang agar tuntutan itu bisa dipenuhi. Banyak peristiwa dalam teks-teks hadis, yang
mendiskripsikan kepada kita, bagaimana perempuan melakukan tuntutan atas tindakan-
tindakan yang menimpa diri mereka. Termasuk yang dilakukan para suami mereka, atau
keluarga mereka. Mereka tidak segan datang kepada Nabi SAW, menceritakan dan melaporkan,
bahkan melakukan tuntutan.

Adalah Khansa bint Khidam RA, yang datang ke Rasulullah SAW melaporkan tindakan ayahnya
yang menikahkan dirinya dengan orang yang tidak ia cintai. Nabi SAW kemudian menyatakan
kepada Khansa RA: “Kamu yang berhak untuk menikah dengan seseorang yang kamu
kehendaki”. Khansa pun pada akhirnya kawin dengan laki-laki pilihannya Abu Lubabah bin Abd
al-Mundzir RA. Dari perkawinan ini ia dikarunia anak bernama Saib bin Abu Lubabah. (Lihat: az-
Zayla’i, Nashb ar-Râyah Takhrîj Ahâdîts al-Hidâyah, , juz III, hal. 237).

Hampir semua pengkaji Islam mendengar hadis khulu’. Yaitu, kisah perempuan yang sudah tidak
bisa lagi hidup dengan suaminya, sekalipun suaminya baik dan taat beragama. Kemudian Nabi
SAW memberi pilihan itu (khulu’) kepada perempuan, dengan syarat ia mengembalikan mahar
yang diberikan oleh sang suami. Dan Nabi pun tidak melecehkan perempuan, tidak juga
menganggap sebagai perempuan tak berbakti, atau menyalahkan karena melaporkan keadaan
rumah tangga yang seharusnya (secara umum) ditutup rapat-rapat.

Adalah Jamilah RA, istri Tsabit bin Qays RA, yang bertandang kepada Rasulullah SAW dan
berkata: “Wahai Rasul, aku tidak merendahkan akhlaq dan ketakwaan suamiku, tetapi aku
tidak ingin melakukan kekufuran (karena serumah dengannya)”. Nabi SAW lalu bertanya: “Kamu
mau mengembalikan kebun yang ia berikan kepadamu?. “Ya, aku mau”, kata Jamilah. Lalu Nabi
SAW berkata kepada suaminya, Tsabit bin Qays RA, “Terimalah kebun itu, dan ceraikan dia”.
(Riwayat al-Bukhari, lihat: Subulussalam, III/166).

Asbabunnuzûl ayat ke-34 dari surat an-Nisa, hampir diketahui semua pengkaji Islam, bahwa ada
seorang perempuan yang melaporkan kekerasan yang dilakukan suaminya terhadap dirinya.
Nabi SAW mendengar laporan itu, menerima dan bermaksud membalaskan untuknya, tetapi
ayat al-Qur’an berbicara lain. Pada akhirnya, Nabi SAW tetap membela si perempuan dan
menyatakan untuk tidak memukul perempuan. Dalam suatu teks hadis, bahkan disebutkan
bahwa mereka yang masih suka memukul perempuan adalah bukan orang-orang yang baik.
(Lihat: Jâmi’ al-Ushûl, juz VII, hal. 330, no. hadis: 4719).

Pelajaran yang bisa dipetik di sini, bahwa misi utama kenabian adalah ketauhidan dan keadilan.
Untuk konteks kemanusiaan, misi kenabian adalah menghidupkan akhlaq mulia. Karenanya,
siapapun, laki-laki atau perempuan berkewajiban menegakkan akhlaq mulia, dengan
memuliakan, menghormati dan berbuat baik terhadap semua manusia, bahkan kepada seluruh
makhluk di muka bumi ini. Pada saat yang sama, setiap orang berhak untuk menuntut keadilan.
Terutama ketika mereka menjadi korban kekerasan, baik dari individu maupun dari sistim sosial
yang tidak bersahabat. Tuntutan ini tentu saja, agar setiap orang di muka bumi menjadi orang
yang terhormat, bertanggung jawab, memiliki hak dan kewajiban secara manusiawi dan
terbebas dari segala bentuk kezaliman dan penistaan. Wallahu a’lam bi ash-shawâb.]

http://nurjeehan.wordpress.com/2007/02/08/valentines-day-apa-pandangan-islam

Valentine’s Day- Apa pandangan Islam?

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 13


February 8th, 2007 at 12:36 am (Cinta, Akidah, Akhlak & Adab, Kehidupan Sosial)

VALENTINE’S Day atau ‘Hari Kekasih’ sebagaimana yang difahami ialah hari di mana dua orang
yang berkasih sayang atau sepasang kekasih yang bercinta meraikan percintaan dan kasih
sayang. Budaya ini disambut setiap tahun pada 14 Februari.

Tidak dinafikan manusia suka dikasihi dan mengasihi di antara satu sama lain. Golongan remaja
adalah golongan yang sering kali dikaitkan dengan soal percintaan. Cuma lumrahnya mereka
mudah terikut-ikut serta taksub dengan pengaruh yang dibawa oleh orang-orang barat.

Ruangan Irsyad hukum kali ini akan membicarakan sama ada Valentine’s Day munasabah
disambut sebagai hari kekasih atau tidak.

Mengikut beberapa sumber, Valentine adalah nama bagi seorang paderi Kristian yang giat
menyebarkan agama tersebut di Rom ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II.
Pada masa pemerintahannya, Claudius II telah memenjarakan orang-orang Kristian kerana
mengamalkan agama yang bertentangan dengan agamanya. Oleh kerana Valentine seorang
penyebar agama Kristian, beliau juga telah ditangkap dan diseksa di dalam penjara.

Walaupun berada dalam penjara, Valentine tetap berusaha mengajar dan menyebarkan agama
tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan
penjara melepaskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Raja Rom dan beliau
diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari.

Orang-orang Kristian menganggap bahawa Valentine merupakan seorang yang mulia kerana
sanggup berkorban dan mati demi kasih sayangnya terhadap agama Kristian dan penganut-
penganutnya. Beliau disamakan dengan Jesus yang kononnya mati kerana menebus dosa yang
dilakukan oleh kaumnya.

Valentine bagi penganut agama Kristian adalah lambang kasih sayang sejati di antara seorang
hamba dengan tuhannya dan dengan sesama manusia. Dikatakan juga bahawa ketika di dalam
penjara, beliau telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir
hayatnya sebelum dibunuh, beliau sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut
yang bertandatangan ‘From your Valentine’ (Daripada Valentinemu).

Maka orang-orang Kristian mengambil sempena 14 Februari itu untuk meraikan hari kasih
sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka Valentine.

Berdasarkan penerangan di atas, adalah jelas bahawa tidak ada istilah Hari Kekasih atau
Valentine’s Day dalam Islam. Hakikatnya, adalah tidak boleh orang-orang Islam menyertainya
kerana hari tersebut adalah hari perayaan bagi orang-orang Kristian.

Memang Islam sangat menggalakkan umatnya supaya berkasih sayang di antara satu sama lain
akan tetapi untuk meluahkan kasih sayang di antara seorang lelaki dan perempuan perlu
melalui saluran yang dibenarkan oleh syarak bukan yang menggalakkan kepada perkara-perkara
yang mendorong atau merangsang kepada yang dilarang dan maksiat.

Realitinya, Islam adalah agama yang praktikal, bukan mengongkong. Islam agama yang
mengatur kehidupan dengan lebih sempurna. Islam tidak pernah menyekat hubungan kasih
sayang di antara umatnya.

Dalam Islam ada tiga kategori kasih; pertama, kasih Pencipta (Allah Subhanahu wataala) kepada
hamba-Nya; kedua, kasih hamba kepada Pencipta dan ketiga, kasih makhluk sesama makhluk.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 14


Banyak ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyatakan mengenai
hikmat dan besarnya faedah berkasih sayang.

Allah Subhanahu wataala menjelaskan tentang keagungan nikmat-Nya kepada ma-khluk-Nya


melalui nikmat kasih sayang; yang tafsirnya:

“Dan (Dialah) yang menyatupadukan di antara hati mereka (yang beriman itu). Kalaulah
engkau belanjakan segala (harta benda) yang ada di muka bumi, nescaya engkau tidak dapat
juga menyatupadukan di antara hati mereka, akan tetapi Allah telah menyatupadukan di
antara (hati) mereka.” (Surah Al-Anfaal: 63).

Dan tafsirnya lagi:

“Lalu Allah menyatukan di antara hati (sehingga kamu bersatu padu dengan nikmat Islam),
maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara.” (Surah Ali
Imran: 103).

Dengan penjelasan ayat di atas bahawa Allah Subhanahu wataala sangat mencela dan
mengingatkan dengan keras tentang perpecahan sesama makhluk. Allah Subhanahu Wataala
juga memerintahkan umat Islam supaya sentiasa berpegang teguh dengan agama Allah dan
dilarang berpecah belah dan bermusuhan.

Kasih sesama makhluk pada sifatnya adalah tidak kekal, ia bergantung kepada keadaan, tetapi
kasih hamba kepada pencipta-nya dengan iman dan takwa, manakala kasih Pencipta kepada
hamba berkekalan. Hal in jelas sebagaimana firman Allah subhanahu wataala yang tafsirnya

“Katakanlah (Wahai Muhammad): “jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah aku,
nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah
Maha Pengampun lagi Maha Mengetahui.” (Surah Ali Imran: 31).

Oleh itu sebaik-baiknya hendaklah setiap orang Islam khasnya golongan remaja tidak terikut-
ikut dengan budaya ‘Hari Kekasih’ yang dicipta oleh orang-orang Kristian, sebaliknya hendaklah
menumpukan masa dan waktu kepada Allah Subhanahu Wataala dengan melakukan apa jua
pekara yang mendatangkan manfaat yang matlamat akhirnya menghidupkan cinta kepada Allah
Subhanahu Wataala.

‘HARI Kekasih’ yang dibawa oleh orang-orang Barat tanpa disedari bertujuan untuk melekakan
dan merosak akhlak masyarakat Islam, kerana senario menyambut ‘Hari Kekasih’ berlaku di
kalangan remaja Islam. Sungguhpun ia belum sampai ke tahap yang kronik, namun begitu apa
yang lebih membimbangkan bukanlah setakat berutus-utus kad ucapan dan hadiah, atau
meraikannya di kelab-kelab disko, tetapi kemungkinan adanya segelintir remaja yang sanggup
menghadiahkan kehormatan diri demi membuktikan kesetiaan.

Bagi menjelaskan masalah sebilangan remaja yang begitu mudah terpengaruh dengan budaya
asing, Al-Quran memberi pengajaran dan ingatan kepada umat Islam, bahawa orang Yahudi dan
Kristian akan terus berusaha sedaya upaya untuk memperdaya umat Islam supaya mengikut
kehendak mereka. Allah Subhanahu Wataala berfirman yang tafsirnya:

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai
Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah
(kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam) itulah petunjuk yang benar.”
Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya
(wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 15


akan peroleh daripada Allah (sesuatu pun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan
kepadamu. Orang-orang yang kami berikan kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya
dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutar-belit maksudnya), mereka itulah
orang-orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah
orang-orang yang rugi.’’ (Surah Al-Baqarah: 120-121)

Ayat ini memberi pengajaran kepada umat Islam bahawa orang-orang Yahudi dan Nasrani itu
akan terus berusaha sedaya upaya untuk memperdaya orang-orang Islam supaya mengikut
telunjuk dan kehendak mereka.

Berbagai-bagai cara dan jalan yang mereka lakukan untuk merosakkan kepercayaan dan
keperibadian orang-orang Islam, dan kerana ramai yang tidak menyedari hakikat ini maka
bukan sedikit dari kalangan umat Islam yang terikut-ikut dengan adat dan budaya serta cara
hidup mereka, semata-mata dengan alasan menurut peredaran zaman, sekalipun yang diikuti
itu bersalahan dengan ajaran Islam dan bertentangan dengan akhlak dan budi pekerti yang
mulia. Hakikat ini wajib diketahui dan disedari; mana-mana yang terlanjur, wajib kembali ke
jalan yang benar.

Oleh itu, sebagai orang Islam kita hendaklah membuat sesuatu perkara itu dengan mengikut
landasan Islam yang sebenar. Mengamalkan adat dan budaya Melayu yang sopan lagi tertib
tidaklah salah asalkan tidak bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islam.

Islam sangat menitikberatkan soal remaja di antaranya bagaimana mengarah hala tuju tentang
percintaan. Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam ada menyebutkan bahawa tujuh golongan
manusia yang akan mendapat perlindungan atau lembayung Allah antaranya: Pemuda atau
remaja yang sentiasa beribadat kepada Allah tidak kira pagi, petang, siang atau malam;
seorang laki-laki apabila diajak oleh perempuan yang cantik jelita dan kaya raya untuk
melakukan maksiat, dia menolak kerana takutkan Allah, sebagaimana Baginda bersabda yang
maksudnya:

“Tujuh orang yang dilindungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya iaitu: Imam yang adil, pemuda yang selalu beribadat kepada Allah, orang
yang hatinya sentiasa terpaut kepada masjid, dua orang yang saling cinta-mencintai kerana
Allah, mereka bertemu dan berpisah kerana Allah, seorang laki-laki yang diajak oleh
perempuan yang kaya dan cantik melakukan maksiat, lalu dia berkata: “Sesungguhnya aku
takut kepada Allah,” seorang laki-laki yang sentiasa bersedekah dengan sembunyi-sembunyi
sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah dinafkahkan oleh tangan kanannya,
dan seseorang yang sentiasa ingat kepada Allah (berzikir) di tempat yang sunyi sehingga
matanya mengalir air mata.” (Hadis riwayat Bukhari).

Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahawa pemuda dan remaja yang hebat itu ialah pemuda
yang tahan ujian dan mempunyai jati diri serta tidak mudah terpengaruh semata-mata cinta
dan takut kepada Allah Subhanahu Wataala.

Selain itu, Allah Subhanahu Wataala memberikan ganjaran dan petunjuk kepada orang-orang
yang beriman dan takut kepada Allah Subhanahu Wataala dengan membuat perkara yang
disuruh dan menjauhi segala perkara yang dilarang-Nya. Perkara ini jelas sebagaimana kisah
ashhab Al-Kahfi disebutkan dalam Al-Quran, Allah berfirman yang tafsirnya:

“Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar: Sesungguhnya
mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka
dengan hidayah petunjuk.” (Surah Al-Kahfi: 13).

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 16


Harus diingat mengamal dan mengikut budaya asing, terutamanya di dalam meraikan hari-hari
tertentu tanpa mengetahui latar belakang perayaan tersebut, sebenarnya akan menjerumuskan
umat Islam kepada kehancuran kerana perkara-perkara seperti ini bukan sahaja menjejaskan
akhlak orang-orang Islam bahkan boleh menjejaskan keimanan dan akidah mereka.

Sumber: Brunei Darussalam Mufti’s Office

Assallamualaikum Wr Wb,
Teman-teman...
sebetulnya dulu tema valentine day sudah pernah dimuat di AK. Tapi setelah saya cari kok tidak
ketemu.

Karena itu saya posting lagi sebuah artikel mengenai valentine day...
semoga bermanfaat

Wassalam
Jonru

========================================

http://swaramuslim.net/more.php?id=490_0_1_0_M

APA SESUNGGUHNYA VALENTINE’S DAY?


Murtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 14 Feb 2000 - 2:41 am

Assalamu'alaikum wr. wb.,


Banyak orang, diantaranya generasi muda muslim, terjerumus pada kegiatan menyanjung dan
mengistimewakan satu hari pada bulan Februari. Mereka serempak merayakan Februari. Mereka
serempak merayakan Valentine’s Day, yang juga disebut Hari Kasih Sayang. Kalau memang
generasi muda muslim mau sedikit tanggap, maka mustahil mereka mengikuti acara tersebut.
Muncul satu pertanyaan dikalangan remaja muslim berkenaan dengan acara tersebut.

Awalnya bangsa Romawi merayakan acara untuk memperingati suatu hari besar mereka, yang
jatuh setiap 15 Februari, yang mereka namakan Lupercalia. Peringatan ini dirayakan guna
menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pan (Tuhan dari alam ini), seperti apa
yang mereka percayai.

Pada saat itu, digambarkan orang-orang muda “laki-laki dan wanita” memilih pasangannya
masing-masing dengan menuliskan nama atau mengundi nama dari orang-orang yang diingin-
kannya, kemudian pasangan ini saling tukar bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih.
Acara ini dilanjutkan dengan berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangan masing-
masing. Pergaulan dengan pasangan yang didapat dalam pesta itu dapat berlangsung lama
sesudah pesta itu berakhir. Setelah penyebaran agama Kristen, Para Pemuka Gereja mencoba
memberikan pengertian ajaran Kristen terhadap para pemuja berhala itu. Pada tahun 496
Masehi, Paus Gelasius (Pope Gelasius) mengganti peringatan Lupercalia itu menjadi Saint
Valentine’s Day, yaitu Hari Kasih Sayang Untuk Orang-Orang Suci.

Dalam sejarah perayaan Valentine, para ahli sejarah tidak setuju dengan adanya upaya untuk
menghubungkan hal itu dengan St. Valentine, seorang Pendeta yang hidup di Roma pada tahun
200 masehi, dibawah kekuasaan Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh
orang-orang Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu pihak
untuk me-musuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil ditangkap pada akhir tahun
270 masehi. Kemudian orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 17


Palatine) dekat altar Juno.

Dalam kaitannya dengan acara Valentine’s Day, banyak pula orang mengkaitkan dengan St.
Valentine yang lain. St. Valentine ini adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat
sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi
dan memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar
tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada
para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat
kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine
pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. sehingga tanggal tersebut
ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang.

Dari sejarah perjalanan Valentine’s Day ini, sudah selayaknya umat Islam, khususnya
generasi muda, untuk tidak mengadakan, memperinci, bahkan mengistimewakannya. Dahlan
Basri Ath Thahiri (Ketua Ikatan Masjid Indonesia Pusat) memberikan fatwanya dengan tegas :
“Haram hukumnya mengikuti kegiatan Valentine’s Day, dalam bentuk apapun juga.

Tentunya sebagai kaum muslimin, demi menjaga kemurnian aqidah, kita wajib
menjauhinya, karena acara Valentine’s Day bertentangan dengan aqidah Islam. Marilah kita
merenungkan kandungan makna dari QS. Al Baqarah (2) 120 : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (cara hidup) mereka. katakanlah
; “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

Oleh :
Drs. Abdul Quddus Zoher
Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta

=========================================

http://www.eramuslim.com/br/as/32/5316,1,v.html

Ada Apa dengan Valentine's Day?


Publikasi: 11/02/2003 10:36 WIB

eramuslim - Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat
hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta
perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta
tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan
"selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat,
menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah
demikian?

Sejarah Valentine's Day

The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day :

“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event
with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English
belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a
combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 18


Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno
Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama –nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap
pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi
pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari,
mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini,
kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena
anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya
dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau
Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The
Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran
Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari
Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang
kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine
yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa
Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga
dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber
mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St.
Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-
tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang
mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih
tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang
para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan
banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat:
The World Book Encyclopedia, 1998).

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine.
Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari
gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis.
Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung
dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book
Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical
Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang
berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada
Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika
kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang
dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya
pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, yang artinya menyekutukan Allah
Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah
adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan
sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain
bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada
pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga
menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 19


ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?

Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri Islam- yang
terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra'
: 36).

Hukum Merayakan Hari Valentine

Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi
tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan
pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan.
Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang untuk mengikuti tata cara
peribadatan selain Islam:

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).

Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak
disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah
melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
“Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati
bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka,
dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau
pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti
ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan
tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas
perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama
terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti
orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran
maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”

Abu Waqid Radhiallaahu anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saat
keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang
disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di
pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami
Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi
Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat
yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada
sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).

Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan :

“Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:

Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam.

Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang
sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah
meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-
makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 20


muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan
dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang
tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”

Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk
melaksanakan wala’ dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir)
yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang
mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam
ibadah dan perilaku.

Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka
sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka
berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal
seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)

Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang
mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia
sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Lain dari itu, mengekornya kaum
muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan
kecintaan dan keterikatan hati.

Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya:


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22)

Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari
Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-
orang yang memperingatinya.

Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual
agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun
bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan
mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan
pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara
pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.

Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita
tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita,
seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan
cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi
hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 21


dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang
hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk
berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum
mengetahuinya.

Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita.

Dikirimkan dari :
Buletin Annur Online , Pekan 1 Zulhijah 1423

==========

http://www.eramuslim.com/br/as/22/1186,1,v.html

Remaja Muslim, Valentine's Day dan Perlawanan Budaya


Publikasi: 13/02/2002 12:51 WIB

eramuslim - Setiap tanggal 14 Pebruari ada hiruk pikuk remaja dunia. Mereka punya hajat besar
dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine’s Day (Hari Valentine). Hiruk
pikuk itu kini tidak lagi menjadi milik bangsa ataupun pemeluk agama tertentu namun telah
menjadi gawe semua lapisan remaja dimanapun dan dengan agama apapun. Tak peduli itu di
kalangan Kristen Barat, Hindu India ataupun muslim Indonesia. Valentine’s Day menjadi milik
bersama dan setiap orang seakan wajib untuk merayakannya.

Ada pertanyaan yang patut kita kemukakan. Apa sebenarnya Valentine’s Day itu? Apakah
esensinya? Dan bolehkan remaja muslim ikut berkecimpung merayakannya? Apakah perayaan itu
bagian dari kultur dan peradaban Islam sehingga kita harus ikut menyemarakkannya?

Backgound Historis Valentine’s Day


Ada berbagai versi tentang asal muasal Valentin’s Day ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa ia
berasal dari seorang yang bernama Saint (Santo) Valentine seorang suci kalangan Kristen yang
menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Dia meninggal pada
tanggal 14 Pebruari 269 M., di hari yang sama saat dia menyerahkan ucapan cinta. Dalam
legenda yang lain disebutkan bahwa Saint Valentine meninggalkan satu catatan selamat tinggal
pada seorang gadis anak sipir penjara yang menjadi temannya. Dalam catatan itu dia
menuliskan tanda tangan yang berbunyi “From Your Valentine” ada pula yang menyebutkan
bahwa bunyi pesan akhir itu adalah & #8220; Love From Your Valentine”.

Cerita lain menyebutkan bahwa Valentine mengabdikan dirinya sebagai pendeta pada masa
pemerintahan Kaisar Claudius. Claudius kemudian memenjarakannya karena dia menentang
Kaisar. Penentangan ini bermula pada saat Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam
jumlah yang besar. Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi
tentara. Namun banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau
meninggalkan sanak familinya. Peristiwa ini membuat kaisar naik pitam. Lalu apa yang terjadi?
Dia kemudian menggagas ide “gila”. Dia berpikiran bahwa jika laki-laki tidak kawin, maka
mereka dengan tidak segan-segan akan bergabung menjadi tentara. Makanya, dia memutuskan
untuk tidak mengijinkan laki-laki kawin.

Kalangan remaja menganggap bahwa ini adalah hukum biadab.


Valentine juga tidak mendukung ide gila ini. Sebagai seorang pendeta dia bertugas menikahkan
lelaki dan perempuan. Bahkan setelah pemberlakuan hukum oleh kaisar, dia tetap melakukan
tugasnya ini dengan cara rahasia dan ini sungguh sangat mengasyikkan. Bayangkan, dalam

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 22


sebuah kamar hanya ada sinar lilin dan ada pengantin putra dan putri serta Valentine
sendiri.Peristiwa perkawinan diam-diam inilah yang menyeret dirinya ke dalam penjara dan
akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Walaupun demikian dia selalu bersikap ceria sehingga membuat beberapa orang datang
menemuinya di dalam penjara. Mereka menaburkan bunga dan catatan-catatan kecil di jendela
penjara. Mereka ingin dia tahu bahwa mereka juga percaya tentang cinta dirinya. Salah satu
pengunjung tersebut adalah seorang gadis anak sipir penjara. Dia mengobrol dengannya
berjam-jam. Di saat menjelang kematiannya dia menuliskan catatan kecil “Love from your
Valentine."

Dan pada tahun 496 Paus Gelasius menseting 14 Pebruari sebagai tanggal penghormatan buat
Saint Valentine. Akhirnya secara gradual 14 Pebruari menjadi tanggal saling tukar menukar
pesan kasih dan Saint Valentine menjadi patron dari para penabur kasih. Tanggal ini ditandai
dengan saling mengirim puisi dan hadiah seperti bunga dan gula-gula. Bahkan sering pula
ditandai dengan adanya kumpul-kumpul atau pesta dansa.

Dari paparan di atas kita tahu bahwa kisah cinta Valentine ini merupakan kisah cinta milik
kalangan Kristen dan sama sekali tidak memiliki benang merah budaya dan peradaban dengan
Islam. Namun kenapa remaja-remaja muslim ikut larut dan merayakannya?

Ada beberapa jawaban yang bisa kita berikan terhadap pertanyaan tersebut :

Pertama, remaja muslim kita tidak tahu latar belakang sejarah Valentine’s Day sehingga
mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan kata lain, remaja muslim banyak yang
memiliki kesadaran sejarah yang rendah.

Kedua, adanya anggapan bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki muatan agama dan
hanya bersifat budaya global yang mau tidak mau harus diserap oleh siapa saja yang kini hidup
di –untuk meminjam McLuhan—global village.

Ketiga, keroposnya benteng pertahanan relijius remaja kita sehingga tidak mampu lagi
menyaring budaya dan peradaban yang seharusnya mereka “lawan” dengan keras.

Keempat, adanya perasaan loss of identity kalangan remaja muslim sehingga mereka mencari
identitas lain sebagai pemuas keinginan mendapat identitas global.

Kelima, hanya mengikuti trend yang sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman.

Keenam, adanya pergaulan bebas yang kian tak terbendung dan terjadinya de-sakralisasi seks
yang semakin ganas.

Mungkin masih ada deretan jawaban lain yang bisa diberikan terhadapa pertanyaan di atas.

Islam, Cinta dan Valentine’s Day


Bisa kita lihat pada bahasan di atas bahwa Valentine Day merupakan peringatan “cinta kasih”
yang diformalkan untuk mengenang sebuah peristiwa kematian seorang pendeta yang mati
dalam sebuah penjara. Yang kemudian diabadikan oleh gereja lewat tangan Paus Gelasius. Maka
merupakan sebuah kurang cerdas jika kaum muslim—dan secara khusus kalangan remajanya—
ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis, emosioal dan religius
dengan mereka. Keikut sertaan remaja muslim dalam “huru-hura” ini merupakan refleksi
kekalahan mereka dalam sebuah pertarungan mempertahankan identitas dirinya.

Mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya: Kenapa memperingati sebuah tragedi cinta
itu tidak boleh dilakukan? Apakah Islam melarang cinta kasih? Bukankah Islam menganjurkan

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 23


pemeluknya kasih pada sesama?

Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri adalah agama
kasih dan menjunjung cinta pada sesama. Dalam Islam cinta demikian dihargai dan menempati
posisi sangat terhormat, kudus dan sakral. Islam sama sekali tidak phobi terhadap cinta. Islam
mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian Islam tidak
menjadikan cinta sebagai komoditas yang rendah dan murahan. Cinta yang merupakan
perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya dengan
penuh gairah, lembut dan kasih sayang dalam Islam dibagi menjadi tiga tingkatan yang kita
tangkap dari ayat Al-Quran: Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-
saudaramu, isteri-isterimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
senangi lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah
hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada
orang-orang yang fasik (At-Taubah: 24)

Dalam ayat ini menjadi jelas kepada kita semua bahwa cinta tingkat pertama adalah cinta
kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya yang kemudian disebut dengan cinta hakiki,
kemudian cinta tingkat kedua adalah cinta kepada orang tua, isteri, kerabat, dan seterusnya.
Sedangkan cinta tingkat ketiga adalah cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan
anak isteri melebih cinta pada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.

Cinta hakiki akan melahirkan pelita. Cinta hakiki yang dilahirkan iman akan senantiasa
memberikan kenikmatan-kenikmatan nurani. Cinta hakiki akan melahirkan jiwa rela berkorban
dan mampu menundukkan hawa nafsu dan syahwat birahi. Cinta akan menjadi berbinar tatkala
orang yang memilikinya mampu menaklukkan segala gejolak dunia. Cinta Ilahi akan menuntun
manusia untuk hidup berarti dan setelah itu mati—untuk meminjam kata Khairil Anwar.

Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tidak dianggap
beriman sebelum dia berhasil mencintai saudaranya laksana dia mencinta dirinya sendiri (HR.
Muslim), perumpamaan kasih sayang dan kelembutan seorang mukmin adalah laksana kesatuan
tubuh; jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka akan merasakan pula tubuh yang
lainnya : tidak bisa tidur dan demam (Bukhari Muslim). Seorang mukmin memiliki ikatan
keimanan sehingga mereka menjadi laksana saudara (Al-Hujarat: 13), dan cinta yang meluap
sering kali menjadikan seorang mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya
sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr:9).

Di mata Islam mencinta dan dicinta itu adalah “risalah” suci yang harus ditumbuhsuburkan
dalam dada setiap pemeluknya. Makanya Islam menghalalkan perkawinan dan bahkan pada
tingkat mewajibkan bagi mereka yang mampu. Islam tidak menganut “selibasi” yang mengibiri
fitrah manusia seperti yang terjadi dalam ajaran Kristen dan Hindu, serta Budha yang
menganut sistem sosial yang dikenal dengan kependetaan. Sebab memang tidak ada rahbaniyah
dalam Islam.

Valentine Day yang merupakan ungkapan kasih selain “hamil” nilai-nilai relijus yang bukan
bagian dari agama kita juga saat ini dirayakan dengan menonjolkan aksi-aksi permisif. Dengan
lampu remang, dan lilin-lilin temaram. Peniruan pada perilaku agama lain dan sekaligus
melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam pandangan Islam.

Islam dan Perlawanan Budaya


Sebagai agama pamungkas Islam dengan tegas memposisikan diri sebagai agama yang diridhai
Allah dan siapa saja yang ingin mencari agama selain Islam maka agamanya tidak akan diterima
(Lihat: Ali Imran ayat 19 dan 185). Dan sebagai agama terakhir Islam telah melakukan beberapa
pembenaran dari berbagai penyelewengan yang terjadi dalam agama Kristen dan agama
Yahudi. Islam mengharuskan pemeluknya untuk membentengi diri dari semua budaya yang

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 24


datang dari kalangan Yahudi dan Kristen. Kaum muslimin harus memiliki budaya dan
identitasnya sendiri yang bersumber pada norma dan ajaran agamanya.

Setelah kita mengetahui bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah
dengan Islam, maka menjadi tugas semua remaja Islam untuk menghindari dan tidak ikut serta
dalam sebuah budaya yang tidak bersumber dari ajarannya. Valentine’s Day bukanlah simbol
dan identitas remaja muslim karena ia merupakan hari raya kalangan remaja Kristen. Dan kita
persilahkan saudara-saudara kita dari remaja kalangan Kristen untuk merayakannya sesuai
dengan keyakinan mereka.

Ada satu hadits yang sangat terkenal yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa
Rasulullah bersabda: Barang siapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia menjadi bagian dari
mereka (Abu Daud). Hadits ini mengisyaratkan bahwa meniru-niru budaya-reliji orang lain yang
tidak sesuai dengan tradisi Islam memiliki resiko yang demikian tinggi sehingga orang tersebut
akan dianggap sebagai bagian dari orang yang ditiru.

Sebagaimana juga firman Allah, Barang siapa diantara kamu menjadikan mereka sebagai
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonga mereka (Al-Maidah: 51). Sabda
Rasulullah, "Kau akan bersama-sama dengan orang yang siapa yang kau cintai" (Bukhari Muslim).

Banyak contoh yang bisa kita kemukakan dari kontra-kultural yang dilakukan Rasulullah untuk
mengokohkan identitas umatnya. Saat Rasulullah datang ke Madinah dia melihat penduduk
Madinah bersuka ria dalam dua hari. Kemudian Rasulullah bertanya: Hari apa dua hari itu? Pada
sahabat menjawab: Dua hari tadi adalah hari dimana kami bermain-main dan bersuka cita di
masa jahiliyah! Maka bersabdalah Rasulullah: Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu
dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian: Iedul Adha dan Iedul Fithri. (HR. Abu Daud)
Rasulullah misalnya melarang umatnya makan dengan tangan kiri karena cara itu adalah cara
makan syetan. (HR. Muslim)

Larangan Rasulullah untuk kembali memperingati 2 hari dimana orang-orang Madinah biasa
bermain di zaman jahiliyah merupakan perlawanan budaya terhadap budaya jahilyah dan
digantikan dengan budaya-reliji baru. Sedangkan pelarangannya agar tidak makan dengan
tangan kiri juga merupakan perang etika Islam dengan etika syetan.

Allah tidak menghendaki kaum muslimin menjadi “buntut” budaya lain yang berbenturan nilai-
nilainya dengan Islam. Peringatan Allah pada ayat di atas membersitkan pencerahan pada kita
semua bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus dijajakan dengan rajin pada dunia
mengenal Islam dengan cara yang benar dan agar Islam menjadi “imam” peradaban dunia
kembali. Sebab kehancuran peradaban Islam telah menimbulkan kerugian demikian besar pada
tatanan normal manusia yang terkikis secara moral dan ambruk secara etika.

Kemunduran peradaban Islam telah menjebak dunia pada arus kegelapan akhlak dan moralitas.
Kehancuran peradaban Islam ini oleh Hasan Ali An-Nadawi dianggap sebagai malapetaka
terbesar dalam perjalanan peradaban manusia. Dia berkata, “Kalaulah dunia ini mengetahui
akan hakikat malapetaka ini, berapa besar kerugian dunia dan kehilangannya dengan kejadian
ini, pastilah dunia hingga saat ini akan menjadikan kemunduran kaum muslimin sebagai hari
berkabung yang penuh sesal, tangis dan ratapan. Setiap bangsa di dunia ini akan mengirimkan
tanda berduka cita...

Apa yang menimpa remaja muslim saat ini tak lebih dari dampak keruntuhan peradaban Islam
yang sejak lama berlangsung. Remaja muslim masa kini yang “buta” terhadap peradabannya
sendiri diakibatkan munculnya serangan budaya yang gencar menusuk jantung pertahanan
budaya kaum muslimin. Kemampuan mereka untuk bertahan dengan ideal-ideal Islam yang
rapuh menjadikan mereka terseret arus besar peradaban dunia yang serba permisif, hedonis

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 25


dan materialistik. Lumpuhnya pertahanan mereka terhadap gencarnya serangan budaya lain
yang terus menggelombung menjadikan mereka harus takluk dan menjadi “budak” budaya lain.

Maka sudah saatnya bagi remaja muslim untuk memacu diri melakukan gerilya besar dengan
mengusung nilai-nilai Islam sehingga dia mampu mengendalikan diri untuk tidak terpancing
apalagi larut dengan budaya-reliji lain. Generasi muda muslim hendaknya mampu membangun
benteng-benteng diri yang sulit ditembus oleh gempuran-gempuran perang pemikiran yang
setiap kali akan mengoyak-ngoyak benteng pertahanan imannya.

Perlawanan budaya ini akan bisa dilakukan jika remaja muslim mampu mendekatkan dirinya
dengan poros ajaran Islam dan mampu melakukan internalisasi diktum-diktum itu ke dalam
kalbu, dan sekaligus terejawantahkan ke dalam aksi. Remaja muslim yang mampu menjadikan
keimanannya “hidup” akan mampu bergumul dan bahkan memenangkan pertarungan yang
sangat berat di hadapannya. Remaja muslim yang dengan setia menjadikan Al-Quran dan Hadits
sebagai panduan hidupnya akan mampu menjadi seorang muslim tahan banting dan imun
terhadap virus budaya global yang mengancam identitasnya. Seorang remaja muslim yang
menjadi the living Quran akan mampu melakukan kontra aksi terhadap semua tantangan yang
dihadapinya. Dia akan mampu menangkis serangan informasi satu arah yang kini datang dari
Barat.

Apa yang mesti dilakukan oleh kalangan muda Islam di zaman serba kompleks ini?

Dalam pandangan saya tidak ada yang lebih baik untuk dilakukan kecuali kita semua kembali
merapatkan jiwa dan kesadaran kita ke akar norma agama kita sendiri, lalu kita gali sedalam-
dalamnya, kita renungkan semaksimal mungkin, kita aplikasikan dalam hidup ini. Dan kita
pasarkan ajaran-ajaran Islam itu dengan sepenuh raga dan jiwa. Hanya dengan spirit berjuang
yang tinggi dan komitmen yang kuat remaja muslim akan lahir kembali dalam sosok yang
cemerlang dengan Islam sebagai panji.

Oleh : Samson Rahman


Alumni International Islamic University, Islamabad,
Pakistan

========

http://swaramuslim.net/more.php?id=1411_0_1_0_M

Remaja Islam dikepung Budaya Kufur Velentine Day


Murtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 03 Feb 2004 - 12:50 am

imageimagePernah jalan-jalan di Mal, Toko buku-toko buku, pas bulan Februari ini coba deh
kamu jalan-jalan ke mal-mal, toko buku-toko buku, coba perhatikan di sekeliling anda, diatap-
atap or langit-langit terpampang gambar warna merah jambu, ada yg berbentuk dua buah hati
jambu, kayaknya sih meriah banget…apalagi pas kamu kamu sedang bersama doi, wuih
kelihatan romantis tis..tis..tis...(yg ini pasti perasaan kamu).

Memangnya, ada apa dengan bulan Februari sih, kok banyak terpampang gambar hati merah
jambu?, Di antara meriahnya warna merah jambu terpampang tulisan besar-besar “Happy
Valentine Day”, di TV dan Radio, majalah maupun Koran pun seolah tidak ingin ketinggalan
menampilkan iklan Hari Valentine, memanfaatkan isu valentine day dengan menyelenggarakan
acara-acara wah, apalagi hal ini juga dimeriahkan dengan remaja putra-putri yang sedang asyik
gaul.

Ya itulah…hari valentine, or hari dimana kita berkasih sayang, dulu pas SMA sih Cuma denger

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 26


aja apa hari valentine day itu, tapi waktu itu nggak tahu apa sih sebenarnya valentine day, apa
lagi ikut merayakannya…

imagePemandangan perayaan valentine day agaknya tidak lah telalu asing di Kota kota besar di
Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dll. Dimana Remaja putra dan putri,
cewek cowok, walaupun masih SMP kelas I sudah kenal yang namanya budaya setan ini, mereka
biasanya menghabiskan perayaan ini dengan mengadakan lomba saling merayu antara lawan
jenis, saling memberikan bunga, permen kepada pacarnya, ngadain pesta musik tdk peduli
disitu terjadi percampuran pria dan wanita non-mahram, disertai dengan minuman keras,
sampek ajang buka-bukaan baju, membuang-buang uang ortunya sekena perutnya, bahkan
acara ini dijadikan justifikasi para cowok dan cewek untuk mengekspresikan hawa nafsunya
kepada lawan jenis, misalnya mencium pipi, memegang tangan, sampai adegan syetan,
nauudzu billahi min dzaliki. Lucunya perayaan ini pun rupanya tdk dimonopoli oleh anak muda,
para bapak-bapak dan Ibu-ibu, tante-tante pun tidak ketinggalan ‘bertaklid’ merayakan budaya
sampah ini, seolah-oleh bertameng merayakan hari kasih sayang, mereka menjustifikasi hal ini
dengan merayakan bersama-sama dengan lawan jenisnya, saling membagikan bunga, berpesta
bahkan mencontoh seperti apa yg dilakukan “anak-anaknya”.

imageYang miris yaitu, aktivitas ini telah menjarah remaja islam, remaja yang diwanti-wanti
oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw, untuk tidak taqlid kepada cara hidup orang kafir. Untuk
selalu mengikatkan perilakunya agar merujuk pada islam, menjadikan halal haram sebagai
patokan dalam seluruh perbuatannya, malah larut dalam perayaan jahiliah ini dengan
meninggalkan akidah islam.

Lalu Mengapa sih remaja islam terprovokasi acara bejat ini?, bagaimana pula asal-usul
Valentine day?, dan bagaimana Pandangan Islam terhadap perayaan valentine day, serta sikap
yang harus kita ambil seperti apa?, berikut ini jawaban pertanyaan diatas.

Asal-Usul Valentine Day

imageValentine Day biasa dirayakan tiap tanggal 14 Februari, Mengapa sampai ada valentine
day ?, Setidak-tidaknya ada beberapa legenda diantaranya; adalah Kerajaan Romawi, yang
dipimpin Kaisar Claudius II sekitar Abad III masehi, pada saat itu Kerajaan Romawi sering
terlibat dalam kampanye perang berdarah-darah dengan kerajaan lain. Saat itu banyak orang
laki-laki yang enggap bergabung dengan kesatuan militer yang dia kerahkan, alasannya adalah
bahwa mereka lebih mencintai istri dan keluarganya dan tdk mau meninggalkan mereka untuk
berperang apalagi perang yg memakan berbulan-bulan, bahkan tahunan. Kaisar yang kejam
tersebut mencari jalan dengan melarang perkawinan dan tidak mengijinkan perkawinan para
pemuda, diharapkan pemuda tersebut menjadi prajurit/tentara dlm kesatuan militer, menurut
Kaisar prajurit yang bagus itu pemuda yg tidak menikah.

Melihat bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan Penguasa Romawi tersebut, Seorang


pemuda yg bernama Valentinos atau orang yg bernama Valentine mempertahankan
percintaannya diwilayah kekuasaan Kaisar II, bahkan dia melaksanakan perkawinannya dengan
sembunyi-sembunyi kendati Sang Kaisar melarang hal ini. Akhirnya berita tentang
perkawinannya tercium juga oleh Sang Kaisar, Seketika itu Ia menangkap dan memenjarakan
Valentine hingga ia meninggal tanggal 14 Pebruari 270 Masehi.

Beberapa ratus tahun kemudian acara Valentine Day berkembang pesat seperti yg kita kenal
dewasa ini, pada waktu itu Agama Kristen lagi pesat-pesatnya berkembang di Eropa.

Sedangkan legenda yang lain menyatakan bahwa Ketika Valentine dipenjara di Romawi, Ia
tertarik dengan seorang gadis dan jatuh cinta kepadanya, gadis yang pernah mengunjunginya
selama masa penahananya, dimana gadis itu sendiri saudara dari orang yg memenjarakan
Valentine. Diduga Ia menulisi surat kepada gadis tersebut dan menandatanganinya “from your

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 27


valentine”. Paus Gelasius kemudian mendeklarasikan tanggal 14 Pebruari sebagai Valentine Day
sekitar abad 498 M.Demikianlah beberapa legenda seputar valentine day, namun yang jelas
bahwa masih terjadi kesamaran, dan bias seputar valentine day dan legenda versi lain
mengatakan bahwa valentine merupakan figur yang simpatik dan romantis dan heroik.

Itulah sedikit tentang asal-usul hari valentine day dimana kemunculannya dari Kerajaan
Romawi, kendati berdasarkan ceritanya hanya seorang pemuda yg memberikan surat cinta
kepada seorang gadis namun sekarang tradisi merayakan valentine day telah berubah, valentine
day dirayakan dengan berbagai kemaksiatan, pelanggaran hukum syara’, dan diisi berbagai
aktivitas menghambur-hamburkan uang. Sangat jelas aktivitas yang sangat bertentangan
dengan hukum syara’ ini patut dijelaskan kepada umat islam, sehingga mereka memahami
keharaman perayaan valentine day ini, meninggalkannya.

Pandangan Islam terhadap Perayaan Valentine Day

Telah dijelaskan diatas mengenai aktivitas para remaja yang ikut-ikutan merayakan valentine
day dengan membabi buta, disertai dengan aktivitas campur baur antara lawan jenis, dan
perbuatan maksiat lain, lalu bagaimana sebenarnya hukum ikut merayakan valentine itu,
berikut akan saya paparkan.

Islam adalah akidah dan syariah, didalamnya mengatur seluruh kehidupan manusia tidak ada
satupun kehidupan yang tidak diatur oleh islam, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh
perbuatannya dengan hukum syara’, diharamkan ia melakukan perbuatan tanpa mengetahui
status hukumnya, sebagaimana kaedah fikih, mengatakan “al aslu fi al af’al ataqiyudu li al
hukmi syar’i yang artinya “Asal (pokok/hukum) perbuatan itu terikat dengan hukum-hukum
syara”.

Allah swt berfirman dalam Quran dalam surah An Nisa : 65 :


“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya”

Dalam Surah Al Maidah : 49 Allah berfirman :


“dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka
disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah
orang-orang yang fasik”.

Jelaslah dari ayat-ayat diatas, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan
apa yang Allah turunkan Al Quran dan As Sunnah, dan dilarang keras kita mengambil hukum
selain dari hal tersebut. Tidak dijadikan akidah islam sebagai ikatan pemutus seluruh perbuatan
manusia dewasa ini merupakan faktor kenapa banyak remaja sekarang terperosok dalam
perbuatan haram, disamping itu ketidakpahaman mereka terhadap hal tersebut, dan budaya
ikut-ikutan memainkan peranan ini.

'Berkasih-sayang' versi 'Valentine'an ini, haruslah diketahui terlebih dahulu hukumnya, lalu
diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan melihat dan memahami asal-
usul serta fakta pelaksanaan Valentine's Day, sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut
pautnya sedikitpun dengan corak hidup seorang Muslim. Tradisi tanpa dasar ini lahir dan
berkembang dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang sangat jauh
berbeza dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang agung. Jika kita fahami nas-nas

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 28


syara' dengan lebih mendalam, akan kita dapati aturan yang tegas terhadap masalah ini, antara
lain firman Allah SWT:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban (TTQ Al Isra'
: 36)”
Disini sangat jelas Valentine day adalah budaya orang kafir, yang nyata-nyata kita dilarang
untuk mengambilnya, dalam hal ini kita dilarang menyerupai budaya yang lahir dari peradaban
kaum kafir, yg jelas-jelas bertentangan dengan akidah islam, sementara yang boleh diambil
dari semua orang(termasuk kafir) adalah dalam masalah terknologi, budaya yang tdk lahir dari
pandangan hidup mereka; seperti bahasa asing, menanam padi yang baik, membuat pesawat
terbang, komputer, sepeda motor, mobil dll bahkan kita dituntut untuk mendalami hal ini.

Hali ini diperkuat dengan hadist Rasulullah saw :


"Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka"( HR Abu Daud
dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).

"Tidak termasuk golongan ku orang-orang yang menyerupai selain golongan umat ku (umat
Islam)" (HR Tirmidzi dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari datuknya).

Maka sangat jelas kita tidak diperbolehkan “tashabuh”, menyerupai, meniru-niru cara hidup
orang kafir yang lahir dari pandangan hidupnya, sudah seharusnya kita tinggalkan semua
budaya kufur tersebut jauh-jauh.

Aktivitas muda-mudi ketika merayakan valentine juga banyak yg melanggar syara’, mereka
melakukan kadang dengan berduaan/khalwat, antara lawan jenis, saling berciuman,
berpegangan tangan, kadang dilakukan dengan ramai-ramai campur baur laki dan wanita non
mahram, disertai dengan alunan musik, saling merayu. Padahal sudah sangat jelas bahwa
hukum asal kaum wanita dan laki-laki adalah terpisah sebelum ada dalil/keperluan syar’i yang
menuntut bertemunya keduanya misalnya berdagang, bekerja, beribadah, haji, sholat,
menikah dll. Itupun mereka harus memperhatikan syarat-syarat pergaulan / akhlak wanita
berhubungan dengan laki-laki, menutup aurat dengan menegenakan kerudung dan jilbab, tidak
berdandan berlebihan, dll. Nabi sendiri mengatakan bahwa,”barangsiapa melakukan amal yang
tiada didasari perintahku (Quran dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak (HR. Ahmad).
Sungguh ikut merayakan hari valentine adalah tindakan tercela, dan haram bagi kaum muslimin
untuk merayakan, Valentine sendiri akar kemunculannya dari orang kafir, barat, apalagi
kemunculannya berasal dari budaya lokal, maka sudah sepatutnya kaum muslimin meninggalkan
hal tersebut.

Menentukan Sikap

Sungguh sangat jelas sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin, bahwa merayakan valentine
berarti meniru adat/budaya kufur kaum lain, padahal kita dilarang untuk mengekor, mengambil
cara hidup yg lahir dari akidah selain islam, seperti valentine day, juga pemahaman hak asasi
manusia, demokrasi, dialog antar agama, kapitalisme, sosialisme. Sudah cukup kita hanya
mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah islam karena sudah jelas bahwa islam
adalah agama yang sempurna sebagiamna diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al – Maidah
: 3, ]
…….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu……

Begitu pula Allah swt menyuruh umatnya untuk mengikuti standar halal-haram, menjadikan
Muhammad Rasulullah sebagai panutan, mengambila apa yang dicontohkannya dan
meninggalkan dari perkara yang dilarangnya, sebagimana firman Allah dalam surah al Hasyr :7
“. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 29


berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. “

Maka apalagi yang kita tunggu selain meninggalkan bentuk pengekoran acara valentine day itu,
marilah serkarang kita mulai meninggalkan sesuatu yang memang wajib diingkari, dan memulai
untuk berusaha menerapkan ajaran-ajaran islam, memilih-milih mana perkara yg tdk
bertentangan dengan islam kita ambil, sementara perkara yg bertentangan dengan islam kita
tolak dan tinggalkan.

Hendaknyalah kita renungkan perkataan sosiolog Ibnu Khaldun yang menyatakan


"Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata
yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk di sini adalah mengikuti
adat istiadat mereka ........".

Hal itu selaras dengan apa yang telah di sabdakan Nabi :


"Tidak akan kiamat sebelum umatku mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa
terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta". .............. Diantara para sahabat
ada yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah bangsa-bangsa Yahudi
dan Nasrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhori)

Akhirnya tinggalkan budaya kufur yang mengumbar hawa nafsu kesenangan duniawi itu, budaya
menyesatkan yang dijadikan senjata orang-orang kafir untuk mengekspor peradabannya kepada
kaum muslimin, sehingga tercapai target yang diinginkan orang-orang kafir yang memang
sangat membenci Islam dan umatnya. Orang-orang kafir ini tidak akan segan-segan
mengeluarkan umat islam dari akidah yg dipegangnya yakni akidah islam dan selanjutnya
mengikuti akidah jahiliah, sekulerisme kapitalisme.

Maka itu wahai saudaraku-saudaraku renungkanlah, Allah swt berfirman dalam surah al Baqarah
:120
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”(al Baqarah :120)

Wa Allahu a’lam/Hidayatullah

http://www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/msg02450.html

[Ar-Royyan-3438] MERAYAKAN VALENTINE'S DAY (2/2)

IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi


Wed, 01 Feb 2006 19:31:29 -0800

MERAYAKAN VALENTINE'S DAY (2/2)

Bismillah, Walhamdulillah Wassalatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Wasahbihie


Waman Walaah

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 30


Apa pandangan Islam?

VALENTINE'S Day atau 'Hari Kekasih' sebagaimana yang difahami ialah hari di mana dua orang
yang berkasih sayang atau sepasang kekasih yang bercinta meraikan percintaan dan kasih
sayang. Budaya ini disambut setiap tahun pada 14 Februari.

Tidak dinafikan manusia suka dikasihi dan mengasihi di antara satu sama lain. Golongan remaja
adalah golongan yang sering kali dikaitkan dengan soal percintaan. Cuma lumrahnya mereka
mudah terikut-ikut serta taksub dengan pengaruh yang dibawa oleh orang-orang barat.

Ruangan Irsyad hukum kali ini akan membicarakan sama ada Valentine's Day munasabah
disambut sebagai hari kekasih atau tidak.

Mengikut beberapa sumber, Valentine adalah nama bagi seorang paderi Kristian yang giat
menyebarkan agama tersebut di Rom ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II.
Pada masa pemerintahannya, Claudius II telah memenjarakan orang-orang Kristian kerana
mengamalkan agama yang bertentangan dengan agamanya. Oleh kerana Valentine seorang
penyebar agama Kristian, beliau juga telah ditangkap dan diseksa di dalam penjara.

Walaupun berada dalam penjara, Valentine tetap berusaha mengajar dan menyebarkan agama
tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan
penjara melepaskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Raja Rom dan beliau
diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari.

Orang-orang Kristian menganggap bahawa Valentine merupakan seorang yang mulia kerana
sanggup berkorban dan mati demi kasih sayangnya terhadap agama Kristian dan penganut-
penganutnya. Beliau disamakan dengan Jesus yang kononnya mati kerana menebus dosa yang
dilakukan oleh kaumnya.

Valentine bagi penganut agama Kristian adalah lambang kasih sayang sejati di antara seorang
hamba dengan tuhannya dan dengan sesama manusia. Dikatakan juga bahawa ketika di dalam
penjara, beliau telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir
hayatnya sebelum dibunuh, beliau sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut
yang bertandatangan 'From your Valentine' (Daripada Valentinemu).

Maka orang-orang Kristian mengambil sempena 14 Februari itu untuk meraikan hari kasih
sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka Valentine.

Berdasarkan penerangan di atas, adalah jelas bahawa tidak ada istilah Hari Kekasih atau
Valentine's Day dalam Islam. Hakikatnya, adalah tidak boleh orang-orang Islam menyertainya
kerana hari tersebut adalah hari perayaan bagi orang-orang Kristian.

Memang Islam sangat menggalakkan umatnya supaya berkasih sayang di antara satu sama lain
akan tetapi untuk meluahkan kasih sayang di antara seorang lelaki dan perempuan perlu
melalui saluran yang dibenarkan oleh syarak bukan yang menggalakkan kepada perkara-perkara
yang mendorong atau merangsang kepada yang dilarang dan maksiat.

Realitinya, Islam adalah agama yang praktikal, bukan mengongkong. Islam agama yang
mengatur kehidupan dengan lebih sempurna. Islam tidak pernah menyekat hubungan kasih
sayang di antara umatnya.

Dalam Islam ada tiga kategori kasih; pertama, kasih Pencipta (Allah Subhanahu wataala) kepada
hamba-Nya; kedua, kasih hamba kepada Pencipta dan ketiga, kasih makhluk sesama makhluk.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 31


Banyak ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyatakan mengenai
hikmat dan besarnya faedah berkasih sayang.

Allah Subhanahu wataala menjelaskan tentang keagungan nikmat-Nya kepada ma-khluk-Nya


melalui nikmat kasih sayang; yang tafsirnya:

"Dan (Dialah) yang menyatupadukan di antara hati mereka (yang beriman itu). Kalaulah engkau
belanjakan segala (harta benda) yang ada di muka bumi, nescaya engkau tidak dapat juga
menyatupadukan di antara hati mereka, akan tetapi Allah telah menyatupadukan di antara
(hati) mereka." (Surah Al-Anfaal: 63).

Dan tafsirnya lagi:

"Lalu Allah menyatukan di antara hati (sehingga kamu bersatu padu dengan nikmat Islam),
maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara." (Surah Ali
Imran: 103).

Dengan penjelasan ayat di atas bahawa Allah Subhanahu wata'ala sangat mencela dan
mengingatkan dengan keras tentang perpecahan sesama makhluk. Allah Subhanahu Wataala
juga memerintahkan umat Islam supaya sentiasa berpegang teguh dengan agama Allah dan
dilarang berpecah belah dan bermusuhan.

Kasih sesama makhluk pada sifatnya adalah tidak kekal, ia bergantung kepada keadaan, tetapi
kasih hamba kepada pencipta-nya dengan iman dan takwa, manakala kasih Pencipta kepada
hamba berkekalan. Hal in jelas sebagaimana firman Allah subhanahu wataala yang tafsirnya

"Katakanlah (Wahai Muhammad): "jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah aku, nescaya
Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mengetahui." (Surah Ali Imran: 31).

Oleh itu sebaik-baiknya hendaklah setiap orang Islam khasnya golongan remaja tidak terikut-
ikut dengan budaya 'Hari Kekasih' yang dicipta oleh orang-orang Kristian, sebaliknya hendaklah
menumpukan masa dan waktu kepada Allah Subhanahu Wataala dengan melakukan apa jua
pekara yang mendatangkan manfaat yang matlamat akhirnya menghidupkan cinta kepada Allah
Subhanahu Wataala. ***

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=94

Say No to Valentine (Harus!)

Bulan Februari sepertinya menjadi istimewa bagi sebagian orang. Kalau ada yang nanya, apa
istimewanya, jawabannya pasti karena angka 14. Ya, tanggal 14 disebut-sebut sebagai hari
Valentine. Sebenarnya apa sih Valentine? Kenapa hampir semua orang sibuk “berkasih sayang”
pada hari itu? Kenapa juga ada cokelat, surat cinta, dan ucapan “Be My Valentine?” dari
seseorang kepada orang lain yang mungkin dianggap spesial? Apakah memang hal tersebut ada
dasarnya? Atau cuma ikut-ikutan dan ngga tau makna sebenarnya? Kalau kamu penasaran, coba
simak baik-baik uraian berikut.

Sejarah Valentine

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 32


Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah
kisah Pendeta St.Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II.
Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.Valentine yang telah menentang
beberapa perintahnya.
Claudius II melihat St.Valentine mengajak manusia kepada agama Nashrani lalu dia
memerintahkan untuk menangkapnya.

Dalam versi kedua, Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang
daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka
dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine menentang perintah
ini dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya
diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga
penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya.
Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya,
Valentine.” Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nashrani bersama 46
kerabatnya.

Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat
sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda
desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis
desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu
nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang
tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan ” dengan nama tuhan Ibu, saya
kirimkan kepadamu kartu ini.” Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta
memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu” dengan kalimat ” dengan nama
Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani.

Versi lain mengatakan St.Valentine ditanya tentang Atharid, tuhan perdagangan, kefasihan,
makar dan pencurian, dan Jupiter, tuhan orang Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab
tuhan-tuhan tersebut buatan manusia dan bahwasanya tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al
Masih, oleh karenanya ia dihukum mati. Maha Tinggi Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-
orang yang dzalim tersebut.

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan St.
Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London pada perayaan
hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis.
Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung
dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book
Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical
Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang
berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada
Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika
kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang
dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya
pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, yang artinya menyekutukan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan
gambar anak kecil yang disebut cupid (berarti: the desire), yaitu si bayi bersayap putra Nimrod
“the hunter” dewa Matahari dengan dua sayap terbang sambil mengarahkan anak panah ke
gambar hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi.
Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan
ibunya sendiri!!

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 33


Hukum Valentine

Tidak selayaknya bagi kita kaum muslimin meniru ritual agama lain yang tidak ada dasarnya
dalam Islam. Allah telah menjelaskan dalam Al Qur’an, “Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra’ : 36). Lalu dalam Al Maidah, “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang
itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga mengingatkan, “Barang siapa meniru suatu kaum,
maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).

Kalau Allah dan RasulNya sudah berkata tidak untuk sesuatu, maka haram bagi kita untuk
mengikuti sesuatu itu. Jangankan mengikuti, mendekatinya pun tidak boleh. Kalau memberi
ucapan selamat? Itu sama aja tidak boleh. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
“Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati
bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka,
dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau
pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti
ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan
tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas
perbuatan minum khamar atau membunuh.”

Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menyatakan dalam fatwanya bahwa merayakan hari
Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama, ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar
hukumnya di dalam syari’at Islam. Kedua, ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-
perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih
(pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya,
baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun
lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang
tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari
segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita
semua dengan bimbingan-Nya.

Sumber: Bahaya Valentine http://van.9f.com/valentine.htm


Ada Apa dengan Valentine’s Day? http://swaramuslim.net

Ditulis oleh:
admin

Kategori:
Gaul Islami

http://anick.wordpress.com/2006/02/14/islam-simbol-dan-valentine%e2%80%99s-day/

Islam, Simbol, dan Valentine’s Day

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 34


Posted by anick under Islam

Adalah seorang Valentine, pastor di jaman Kaisar Claudius II di Roma, abad III. Secara diam-
diam, ia menentang sang Kaisar yang dengan otoritasnya menghapuskan sebuah tradisi yang
sudah berlangsung sejak jaman Romawi Kuno. Seperti kebanyakan tradisi kuno lainnya,
perayaan untuk menghormati Dewa Lupercus itu diawali dengan upacara yang disebut dengan
Lupercilia setiap tanggal 15 Februari. Upacara ini awalnya diadakan untuk mengusir serigala
ganas yang sering muncul di sekitar kota Roma.

Salah satu persembahan mereka adalah mengadakan sebuah festival yang salah satu acaranya
adalah tradisi bernama name drawing, terutama diperuntukkan oleh anak-anak muda yang
masih lajang.

Festival diawali dengan menulis semua nama gadis di kota Roma pada kertas kecil dan
dimasukkan ke dalam wadah kaca besar. Setelah itu, setiap lelaki lajang di Roma mengambil
lembaran kertas tersebut secara acak. Nama gadis yang tertera di kertas pilihan mereka
otomatis akan menjadi kekasih mereka.

Ketika Kaisar Claudius II memerintah, sang kaisar kesulitan mencari pemuda untuk dijadikan
pasukan karena para lelaki di Roma lebih memilih tinggal dan berkumpul bersama orang-orang
yang mereka cintai. Karena itu, sang kaisar kemudian melarang pemuda-pemuda Roma untuk
menikah atau bertunangan, dan menghapus tradisi name drawing itu.

Pastor Valentine, dengan prinsip cinta kasih yang dianutnya, secara diam-diam tetap
menikahkan pasangan-pasangan muda yang ingin menikah. Baginya, kasih sayang antar-manusia
harus dilindungi. Cinta harus dirayakan. Baginya, kebijakan Sang Kaisar melarang pernikahan
adalah melawan manusia dan kemanusiaan. Apalagi kepentingan Kaisar adalah kepentingan
perang yang penuh kebencian dan pertumpahan darah.

Ulahnya itulah yang kemudian menyeretnya ke altar eksekusi mati. Ia mati 14 Februari 269 M
dengan meninggalkan sepucuk surat cinta kepada seorang anak sipir penjara. Untaian cinta
pada surat itulah yang membuat orang belakangan menahbiskan tanggal matinya sebagai Hari
Kasih Sayang (Valentine’s Day).

Belakangan valentine’s day menjadi momentum yang mendunia. Hampir di seluruh negara, hari
itu menjadi saat di mana berbagi kasih dengan sesama dirayakan. Di Mesir atau sebagian negara
Arab, misalnya, meski sebagian ulama melarangnya, masyarakat merayakan apa yang disebut
mereka sebagai iedul hubb dan syamm al-nasim itu.

Islam dan Cinta

Cerita asal muasal valentine’s day ini menarik. Bukan hanya karena ia mengenalkan kita pada
satu masa yang bagi kita sekarang ini hanya bisa dibayangkan layaknya dongeng. Bukan hanya
karena cerita ini seheroik dan sedramatis Romeo and Juliet. Ia juga menarik karena justru kisah
itulah yang kemudian menjadi dasar dan amunisi penyikapan terhadap perayaan Valentine.
Sebagian kalangan Islam dengan tegas mengharamkan umatnya turut merayakan Hari Kasih
Sayang itu, karena merayakannya berarti mengamini ajaran Romawi Kuno, sekaligus ajaran
Kristen. Merayakannya berarti mengiyakan akidah lain di luar Islam.

Bagi mereka, valentine’s day adalah simbol kekristenan. Dan simbol merepresentasikan
substansi. Karena itu merayakannya berarti merayakan kekristenan. Di samping menganggap
bahwa valentine’s day adalah bid’ah yang tidak ada dasar legitimasinya dalam Islam, argumen
pengharaman ini terutama mendasarkan pada hadis riwayat Attirmidzi: “Barang siapa meniru

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 35


suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” Bagi sebagian ulama lain, hadis larangan
meniru atau tasyabbuh ini adalah hadis yang menjustifikasi larangan taqlid (meniru sesuatu
tanpa tahu esensinya). Sangat tidak produktif jika kita memakai hadis ini untuk melarang
segala hal yang dating dari luar. Padahal juga, Nabi menyuruh kita untuk “mencari ilmu sampai
ke China”, yang notabene bukan negara Islam. Bukankah dengan demikian Nabi menyuruh kita
untuk “meniru” orang China?

Mereka lupa, Islam tidak lahir di ruang kosong. Islam tidak berawal dari titik nol. Di samping
melahirkan orisinalitas dan otentisitasnya sendiri, Islam juga merebut simbol-simbol yang sudah
ada sebelumnya, lalu mengisinya dengan esensi Islam, untuk tidak mengatakan
“mengislamisasi” simbol-simbol itu.

Mereka lupa bahwa Islam merebut Ka’bah yang tadinya adalah simbol pemujaan berhala.
Mereka lupa bahwa menara masjid berasal dari manarah (tempat menyalakan api), simbol
pemujaan kaum Majusi. Mereka lupa bahwa sebelum Islam datang, puasa adalah tradisi
kekristenan.

Mereka juga lupa bahwa Islam simbolik dan formalis seperti itulah yang justru membuah
Muhammad Abduh dengan terpaksa harus berkata: “Saya menemukan Islam di Paris, meski tidak
ada orang Islam di sana. Dan saya tidak menemukan Islam di Mesir, meski banyak orang Islam di
sini.”

Lebih jauh dari itu, mereka lupa bahwa prinsip cinta, kasih dan sayang (rahman dan rahim)
yang menjadi semangat valentine’s day, juga adalah prinsip Islam yang harus selalu
diprioritaskan, ketimbang prinsip kebencian dan permusuhan.

Islam sendiri adalah agama kasih dan menjunjung cinta pada sesama. Dalam Islam cinta
demikian dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus dan sakral.
Islam memandang cinta kasih sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tidak dianggap beriman
sebelum dia berhasil mencintai sesamanya laksana dia mencintai dirinya sendiri (HR. Muslim).
Bahkan, “sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna buat kehidupan sesamanya”, dan
cinta sering kali menjadikan seorang mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya
sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr:9).

Di mata Islam, mencinta dan dicinta itu adalah “risalah” suci yang harus ditumbuhsuburkan
dalam dada setiap pemeluknya. Dalam konteks ini, tidak ada salahnya merayakan valentine’s
day.

Fakta bahwa valentine’s day identik dengan hura-hura dan pergaulan bebas, itu adalah soal lain
yang merupakan konstruksi sosial belakangan, yang bagi sebagian kalangan justru mengaburkan
esensi sesungguhnya. Ia sama sekali tidak bisa menjadi alasan pengharaman. Justru jika kita
mampu menangkap semangat asali valentine’s day, cinta kasih antar sesama, wajib bagi kita
untuk menggunakan momentum ini menjadi bagian dari misi sosial Islam.

Rasanya, Islam akan lebih berharga jika semangat mencintai dan berbagi ditebarkan,
sementara semangat membenci dan memusuhi dimusnahkan. Rasanya, kemajuan peradaban
Islam justru terjadi ketika Islam menjadi korpus terbuka yang siap berkompromi dengan
kebaruan. Rasanya, Islam akan mampu mewujudkan misi rahmatan lil’alamin jika setiap
umatnya menjadi bagian dari laskar cinta ala Ahmad Dhani:

Wahai, jiwa-jiwa yang tenang/Berhati-hati lah dirimu/Kepada hati hati yang penuh
dengan/Kebencian yang dalam.
Karena, sesungguhnya iblis/ada dan bersemayam/Di hati yang penuh dengan benci/di hati yang
penuh dengan prasangka.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 36


Laskar Cinta/Sebarkanlah benih-benih cinta/Musnahkanlah virus-virus benci/Virus yang bisa
rusakkan hati/Dan busukkan hati
Laskar Cinta/Ajarkanlah ilmu tentang cinta/Karena cinta adalah hakikat/Dan jalan yang terang
bari semua umat manusia
Jika kebencian meracunimu kepada/kaum umat yang lainnya/Maka sesungguhnya iblis/sudah
berkuasa atas dirimu
Maka jangan pernah berharap/Aku akan mengasihi menyayangi/Manusia-manusia yang penuh
benci/seperti kamu.

artikel ini dimuat di uinjkt.ac.id tanggal 14 Februari 2005

http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=546&cat=4

Buletin Studia 05 Februari 2004 - 17:56


Be My Valentine? Nggak, Deh!
Edisi 181/Tahun ke-5 (9 Februari 2004)

Bulan Pebruari ini nuansa cinta dan romantisme terasa banget. Banget terasa. Kalo nggak
percaya, berarti kamu nggak merasakan (hehe sori ye, kita bukan nuduh api cinta kamu telah
padam). Kita-kita yang udah �bangkotan' aja jadi serasa baru usia 17 (ehm� maunya!).
Apalagi kamu yang emang ABG. Jujur saja, kalo ngomongin urusan cintrong serasa berbunga-
bunga hati ini. Duh, kayaknya seluruh ruangan dalam sudut hati ini berwarna pink. Sambil
sesekali membayangkan sosok yang kita bisa angankan dan impikan setiap hari. Sosok yang
mampu menyita perhatian dan tenaga kita. Duilee.. sampe segitunya ya�

Sobat muda muslim, di bulan ini sebagian dari kita kayaknya ngedadak jadi lebih sentimentil,
lebih romantis (asal jangan roman manis hati iblis aja yee), lebih peka, dan ujug-ujug jadi
pujangga karbitan yang bisa melahir-kan puisi cinta. Ibarat grafik pada seismograf , bulan ini
mencapai peak (puncak) tertinggi. Walah, gempa bumi bisa kalah dahsyat tuh dengan gelora di
hati ini. Hati yang tengah dilanda goncangan tektonik bernama cinta (weh, ini kok jadi sok
ilmiah begini neh. Hehehe).

Ssstt.. jangan-jangan banyak di antara teman kamu (atau kamu sendiri?) yang udah nyiapin big
deal neh dengan kekasih hatimu? Tambah berbunga-bunga deh menjelang perayaan Valentine
Day's. Wah, bisa-bisa banyak cowok yang nawarin diri jadi �pangeran'. Itu sebabnya, sekarang
udah berseliweran tuh rayuan gombal: �Be My Valentine?� Sok pasti tuh cowok minta
jawaban dari kamu yang cewek untuk menganggukkan kepala sebagai bentuk persetujuan.

Eh, mungkin banyak di antara kamu udah merancang surat atau puisi cinta; entah bernada
sedih atau berirama riang gembira. Kamu yang jagoan fisika, biar lebih spesial di hari kasih
sayang ini, bikin puisi cinta yang kental dengan istilah-istilah fisika. Begitu pun dengan yang
jagoan kimia.

Sekadar contoh dikit neh, puisi cinta mahasiswa jurusan fisika en teknik kimia, juga ada neh
dari mahasiswa kedokteran. Mau tahu? Simak deh: Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus
hatiku. Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum. Bagai tetes minyak
milikan jatuh di ruang hampa. Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro...� (walah, ini
penggalan puisi mahasiswa jurusan fisika).

�Waktu kutulis surat ini, aku sedang me-nyelesaikan run -ku yang keduapuluhdua. Entahlah..
kala memandang kukus jenuh yang mengepul manja hingga terbirit malu mening-galkan boiler,

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 37


aku lihat bayanganmu di sana. Bayangan syahdu, gemulai, sendu yang dihiasi dengan senyum
continuous yang meneduhkan, namun di balik keteduhan itu terdapat cahaya yang sanggup
memancarkan berjoule-joule energi untuk menggerakkan turbin hatiku.� (ini contoh surat
cinta anak teknik kimia, bro!)

Mau yang lain? Ada juga neh puisi mahasiswa fakultas kedokteran (tapi peng-galannya aja ya..
sebab kalo semuanya ditulis, nanti buletin edisi ini jadi bertabur puisi dan surat cinta dong
hehehe) Simak neh:

Gambaran radiografi inginmu non-visualized. Harapanmu tak terdeteksi dengan USG. CT Scan
kemauanmu tak bisa diinterpretasi. Anganmu tak terbaca di lembaran elektrokar-diogram.
Jelaskan,�dengan apa harus kutegak-kan diagnosa cintamu?

Sobat muda muslim, rasanya makhluk bernama cinta bisa dipoles sedemikian rupa bergantung
latar belakang yang se-dang jatuh cinta. Itu sebabnya, cinta itu me-mang universal banget. Kita
bisa menumpahkan energi cinta kita kepada orang yang kita sayangi dan kasihi. Tapi hati-hati
lho, cinta juga butuh aturan. Nggak sembarangan main tubruk atau main pukul aja dalam
meng-epresikannya (emangnya tinju?). Yup, cinta butuh aturan, bro!

Jangan tergesa ungkapkan cinta...

Rasa cinta bakalan bikin kamu punya gejala-gejala aneh. Kadang ketawa sendiri (kalo ini jangan
ketawa dekat petugas RSJ, bisa dijaring dan dikaratina di RSJ lho), adakalanya panas-dingin
kalo nggak jumpa sehari sama sang pujaan hati, bisa uring-uringan kalo nge- date batal, bisa
juga sumringah nggak karu-karuan pas berhasil jalan bareng.

Wuih, cinta emang bisa bikin derita terasa nikmat (moga tidak sedang ngimpi), gula jawa rasa
coklat (jangan-jangan indera penge-capnya udah rada error neh?), jauh terasa dekat (ini mah
jauh di hati dekat di SMS), dan dihantam terasa dipijat (moga bukan lagi latihan smackdown).
Pokoknya deket terus sama yayangnya deh. Duile.. sampe segitunya yee...

Itu sebabnya, dua orang yang saling jatuh cinta itu digambarkan bahwa mereka sebetulnya
sedang mencintai dirinya sendiri. Ibnu Qayyim mengutip pernyataan Muhammad Daud adzh-
Dzhahiri dalam karyanya, az-Zahra, �Cinta merupakan cermin bagi seseorang yang sedang
jatuh cinta untuk mengetahui watak dan kelemahlembutan dirinya dalam citra kekasihnya.
Karena, sebenarnya, ia tidak jatuh cinta kecuali terhadap dirinya sendiri.�

Sobat muda muslim, jika kamu sedang dilanda rasa cinta, jangan tergesa untuk ungkapkan
cinta. Lebih baik dipikirkan dan dirasakan dengan penuh penghayatan. Sebab, kita nggak mau
dong kecemplung abis di lembah cinta yang bernoda.

Itu sebabnya, jangan keburu seneng kalo menjelang 14 Pebruari ini ada cowok di hadapan kamu
bilang, �Be my Valentine?�. Sebab, siapa tahu tuh cowok tengil lagi nyari mangsa cewek yang
HBL (haus belaian laki-laki). Ih, jangan nekatz ah. Jangan sampe kamu reflek ngasih respon,
meski cuma dengan anggukan kepala tanda setuju jadi pacarnya. Ati-ati, meski tuh cowok
punya wajah hasil kolaborasi Brad Pitt, David Beckham, dan Nicholas Saputra. Iya, soalnya
percume deh ganteng juga tapi lemah iman mah . Tul nggak?

Mungkin kamu kudu jujur sama diri kamu sendiri, bahwa yang bergerak meronta di dasar
hatimu itu pasti cinta sehat atau cinta yang sakit? Pasti cinta suci atau justru cinta berbalut
nafsu jelek? Sebab yang merasakan gejolak di hatimu, ya cuma kamu sendiri. Orang lain cuma
bisa melihat gelagat yang nampak dalam perbuatanmu.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 38


So, kalo kamu, para akhwat ngebet banget sama ikhwan, jangan asal tergesa ungkapkan cinta.
Lihat dulu bener nggak ikhwan �beneran'. Jangan cuma lihat jenggotnya doang (terutama kalo
ketemu di angkot), sebab bisa aja doi adalah penggemar berat grup musik SOAD (System of A
Down, yang personelnya rata-rata berjenggot itu). Hehehe..

Ikut pesta Valentine? Nggak ah!

Sobat muda muslim, sudah saatnya kita mengetahui asal-usul pesta ini. Meski pada tanggal 14
Pebruari seluruh dunia pesta cinta, tapi bukan berarti pesta itu layak juga kamu lakuin. Bener
lho. Karena yang jelas, pesta ini nggak ada sangkut pautnya dengan ajaran Islam, bahkan ada
juga kalangan Nasrani yang nggak suka dengan pesta ini.

Mau tahu pendapat mereka? Menurut mereka, V Day nggak ada hubungannya dengan keimanan
kaum Nasrani. Menurut Ken Sweiger yang menulis artikel �Should Biblical Christians Observe
It?� (www.korrnet.org) kata �Valentine� berasal dari Latin yang berarti: �Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa�. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan
Lupercus, tuhan orang Romawi. Jadi, sama sekali nggak ada hubungan dengan agama Nasrani.
(Permata, Edisi 21/VIII Pebruari 2004)

Sobat, Islam juga nggak mengajarkan masalah ini. Coba deh kamu buka al-Quran en kitab-kitab
hadis, dan juga fikih. Nggak ada an-juran untuk ngerayain V Day. Sebaliknya, malah dilarang
abis. Misalnya dalam firman Allah Swt.:

�Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan
mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).� (QS al-An'am [6]: 116)

Rasulullah saw. bersabda: �Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat
istia-datnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.� (HR Abu Daud dan Imam Ahmad
dari Ibnu Umar)

Jadi, kalo sampe ada remaja muslim dan muslimah yang ikutan latah ngasih kado berupa
permen, coklat, atau ngirim e-mail bergambar Cupid en hati, kirim SMS, EMS, or MMS yang
bernuansa VD kepada seseorang yang kamu sukai, apalagi terus ngerayain pesta VD, aduh,
mohon untuk segera minta ampunan sama Allah deh. Istighfar yang banyak yee...

Bubarkan pacaran!

Walah, ini bukan belaga kejam en sok jagoan sobat. Kita sih jujur aja neh. Pacaran ibarat
kompor yang menyala terus. Ia bakal manas-manasin kamu untuk terus merasa aman dalam HTI
(hubungan tanpa ikatan) itu.

Tanpa ikatan? Lha iya, emangnya pacaran tuh ada ijinnya? Terus dikasih buku khusus seperti
waktu bapak or ibu kita nikah? Nggak lha yauw. Itu sebabnya kita ngasih label HTI alias
hubungan tanpa ikatan untuk mereka yang pacaran (meski mungkin ada yang nggak setuju).
Tapi yang jelas, �Pacarmu, bukan istrimu�, kata Kang Iwan Januar dalam buku Surga Juga
Buat Remaja, Lho�

Lagian saat kamu pacaran, apakah kamu bisa menikmati segala hal yang kamu inginkan? Belum
tentu bro . Kalo pun kamu nekat mau menikmati, tetep aja kamu was-was. Misalnya aja, kamu
lagi mojok di bawah pohon pisang, malem-malem lagi. Begitu denger suara kentongan yang
dipukul oleh hansip or petugas ronda, kamu langsung pasang kuda-kuda untuk menggunakan
ilmu mustika...bur! Memang begitulah kondisi orang yang merasa bersalah. Serba was-was.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 39


Nggak nikmat deh. En, tentunya kagak tenang. Makin jelas, itu namanya hubungan tanpa
ikatan! Jadi, bubarkan pacaran!

Sobat muda muslim, kita ngasih wanti-wanti begini karena emang udah banyak �penampakan'
dari rusaknya budaya ini. Bagi mereka yang pacarannya ampe angot-angotan ngikutin gaya
�Surti-Terjo�-nya Jamrud, rasanya bakal menuai hasil, kalo nggak si cewek hamil, ya dua-
duanya bisa aja kena PMS (Penyakit Menular Seksual). Tapi yang pasti�kalo kebetulan dua
kondisi tadi nggak dialami�tapi mereka berdua udah menabung dosa tuh! Naudzubillahi min
dzalik! Firman Allah Swt:

�Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.� (QS al-Israa [17]: 32)

Nah, apalagi gelaran VD itu sering berubah jadi ajang seks bebas yang sepertinya dilegalkan.
Awalnya cinta-cintaan, mulanya sayang-sayangan, eh ujungnya langsung �banting-bantingan...'

Seorang pakar kesehatan di Inggris menganjurkan seks di hari Valentine. Seperti yang ditulis
Kantor Berita Reuter bahwa Direktur Kesehatan British Heart Foundation , Prof. Charles George
mengatakan bahwa seks tidak saja membakar 100 kalori tapi juga baik untuk kesehatan. Maka
ia berharap agar masyarakat Inggris, tua dan muda, mengisi V Day dengan aktivitas seksual.
Pernyataan itu disampaikannya dalam sebuah pesan Valentine-nya. (Permata, 21/VIII Pebruari
2004)

Inget, jangan nodai cinta kamu dengan aktivitas pacaran dan seks bebas (termasuk di pesta
Valentine).Lagian udah jelas tuh, kalo Valentine ternyata acapkali dijadiin simbol kebebasan
seks juga. Gaswat euy!

So, kalo kamu yang cewek ditanya sama cowok, �Be My Valentine?� Jawab saja dengan
santai: �Nggak Deh!� [solihin]

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com 40

Anda mungkin juga menyukai