Anda di halaman 1dari 4

Faktor Gaya Hidup dan Pengaruhnya pada Karies

Karies merupakan penyakit infeksi bakteri yang dipengaruhi diet karbohidrat dan saliva. Proses karies merupakan interaksi dari beberapa faktor dalam waktu tertentu. Faktor tersebut antara lain : Faktor saliva - aliran, pH, kandungan bikarbonat. Jumlah aliran saliva yang berkurang menyebabkan turunnya pH saliva dan kapasitas buffernya. Faktor gigi - lokasi, level fluoride, hipoplasia, dll. Faktor plague - jumlah, komposisi, banyaknya S. mutans dan mikroorganisme aciduric lainnya. Faktor diet - bentuk, frekuensi, konsumsi asam dari luar. Oral Hygiene penggunaan bahan yang mengandung fluoride akan meningkatkan reservoir fluoride intra oral. Gaya hidup dan Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan mulut : Perlindungan pada kasus berkurangnya aliran saliva. Disfungsi saliva sangat penting untuk diatasi karena dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri aciduric, seperti S. mutans dan laktobaksilus. Paparan fluoride Paparan fluoride yang sering dapat membantu tercapainya level reservoir fluoride yang sesuai untuk mencegah terbentuknya karies. Konsentrasi fluoride rendah : fluoride mencegah demineralisasi dan merangsang remineralisasi melalui presipitasi kalsium fosfat dan pembentukan fluorapatit. Konsentrasi fluoride tinggi : mencegah penghasilan enzim oleh bakteri dan

mengurangi penggunaan substrat yang dapat difermentasi oleh S. mutans. Contoh perilaku : penggunaan pasta gigi berfluoride, air minum berfluoride. Substrat yang dapat difermentasi Kebiasaan mengonsumsi substrat yang dapat difermentasi (fermentasi menghasilkan asam) dalam frekuensi tinggi akan meningkatkan resiko karies. Pencegahan : Mengganti substrat yang dapat difermentasi dengan yang tidak dapat, misalnya xylitol, sorbitol, atau isomalt.

Transmisi S. mutans melalui beberapa perilaku seperti, berciuman, berbagi makanan, dan penggunaan alat makan secara bersama-sama. Selain itu transmisi ini juga dapat tejadi dari ibu ke anaknya (mother-child behaviours) , misalnya melalui transfer saliva, pemberian ASI, dan peningkatan konsumsi sukrosa.

Konsumsi asam yang sering Konsumsi asam dalam bentuk soft drinks, sport drinks, dan jus buah dapat berakibatnya turunnya pH dalam mulut sehingga jumlah mikroorganisme acidic meningkat, sementara species yang sensitif terhadap asam akan berkurang.

Asam endogen Kondisi asam dalam mulut tercipta dari eating disorders dan masalah pencernaan. Asam kuat yang berasl dari lambung dapat menyebabkan erosi, sehingga mineral pada permukaan gigi akan hilang. Selain itu, kondisi asam ini juga disukai oleh S. mutans , sehingga jumlahnya menjadi bertambah.

Hidrasi dan Kafein Keseimbangan cairan yang negatif dan dehidrasi akan mengurangi aliran resting saliva dan pH. Hal ini menyebabkan erosi, mempercepat penggunaan gigi, dan meningkatkan risiko karies. Aliran resting saliva dan meningkatnya viskositas pada lantai mulut anterior berperan dalam timbulnya sensasi haus.

Sementara itu, konsumsi kafein dalam jumlah besar akan menimbulkan efek diuretik. Cairan tubuh akan banyak yang hilang dan dapat mempengaruhi perubahan lingkungan saliva, terutama resting saliva. Penggunaan Chlorhexidine Chlorhexidine bermanfaat dalam pencegahan karies karena mampu menekan bakteri S. mutans. Tidak seperti fluoride yang berperan langsung dalam remineralisasi, CHX efektif bekerja terhadap bakteri kariogenik. Masalah yang dapat timbul dalam penggunaan CHX mouth rinse: Alterasi rasa Noda pada gigi, lidah, dan restoration margin Meningkatkan pembentukan kalkulus Iritasi mukosa akibat bahan dasar alkohol.

Keuntungan CHX gel : Tidak menyebabkan iritasi mukosa Kemungkinan mempengaruhi persepsi rasa lebih kecil. Kemungkinan noda lebih kecil. Agent phenolic dalam produk Oral Health Agent phenolic (misal : triclosan) memiliki efek antimikrobial pada S. mutans pada supragingival plague dan saliva. Merokok Efek vasokonstriksi dari nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran saliva , sehingga pH dan kapasitas buffer juga akan menurun. Selain itu, merokok juga mengakibatkan terganggunya ekologi flora mulut karena meningkatkan

pertumbuhan bakteri fakultatif anaerob pada plague subgingival dan supragingival. Perokok memiliki level plague dan karies yang lebih tinggi daripada non perokok. Merokok juga menekan proses penyembuhan luka dalam mulut dan

mengakibatkan meningkatnya kerusakan periodontitis. Selain itu, resiko tumor dalam rongga mulut juga akan meningkat. Konsumsi alkohol Konsumsi alkohol dalam jumlah besar secara rutin dapat mempengaruhi kesehatan mulut, termasuk disfungsi saliva sebagai akibat dari efek diuretik ethanol dan keseimbangan cairan yang negatif. Hal ini berkontribusi dalam terjadinya erosi dan karies. Selain itu, terdapat pula efek reflux gastrik dan sirosis hati. Sirosis akan mempengaruhi produksi protein yang berikatan dengan air (misal : albumin) yang dapat mengganggu keseimbangan cairan. Pengunaan obat-obatan Substansi dalam obat-obatan dapat mengakibatkan disfungsi saliva, yang terjadi baik karena gangguan sistem saraf pusat, maupun sekunder, seperti pelepasan ADH. Contoh substansi : cannabis, opium, kokain. Disfungsi saliva ini dapat meningkatkan resiko karies, menghambat perbaikan jaringan keras gigi akibat terganggunya remineralisasi, dan menurunnya mekanisme antimikrobial saliva. Diabetes mellitus

Pada penyakit diabetes mellitus yang tidak dikontrol, akan terjadi reduksi aliran saliva dan pH.

Sumber : Preservation and Restoration of Tooth Structure ( GJ Mount & WR Hume )

Anda mungkin juga menyukai