BRAWIJAYA
ga
16 NOPEMBER 2010
PERWAKILAN SMAN 1 BLITAR IMAM MUSTOFA (16556) PRAKUTA WIJAYA (16638) WIDYA HERDIANTI (17054)
. 102
(0342) 801414
pemerintah yang bergulir dan gencar-gencarnya dikenalkan kepada masyarakat sejak kisaran tahun 2009. KUR memungkinkan para pengusaha kecil untuk mengembangkan produksinya melalui suntikan dana dari bank atau lembaga lainnya secara kredit. Dalam pengajuan kredit usaha rakyat sendiri, prosedurnya dibuat mudah dan juga bunga kredit yang dibuat tidak tinggi. Hal ini berkaitan dengan peranan pemerintah untuk menumbuh kembangkan usaha kecil dan mikro agar bisa menghasilkan produk yang bisa bersaing di tengah gencarnya gempuran produk lain di era pasar bebas. Lembaga legal non pemerintah yang bisa ikut serta mengembangkan produk local dan mendukung perkembangan perekonomian adalah koperasi. Koperasi, tujuan awalnya untuk membantu mensejahterakan anggotanya. Baik jenis koperasi simpan pinjam maupun koperasi serba usaha, keduanya bisa
menjadi sarana positif yang tepat dalam membantu mengembangkan potensi produk local. Melalui koperasi simpan-pinjam, para produsen bisa meminjam maupun menyimpan uang. Melalui koperasi serba usaha , produk local bisa diangkat sebagai suatu komodity yang menguntungkan untuk diperdagangkan. selain mendatangkan keuntungan bagi produsen dan pihak terkait dalam proses produksi, keikutsertaan koperasi juga berdampak baik bagi para anggota koperasi lainnya, karena kontribusi yang masing masing anggota berikan akan dibagikan bersama dalam pembagian sisa hasil usaha dan sebagian digunakan dalam pos pos dana yang sudah dipikirkan pengalokasiannya dan tertuang pada ADRT. Dalam hal pendistribusian, dalam suatu wilayah aglomerasi industry untuk produk local suatu daerah bisa mendatangkan keuntungan yang ditinjau dari sisi pengangkutan barang barang produksi , termasuk efisiensi transportasi. Jika suatu daerah memiliki industry yang memiliki potensi lebih lanjut, usaha ini perlu didukung dengan dibentuknya suatu kawasan industry atau kawasan aglomerasi industry. Meskipun tidak berbentuk industrial estate, namun terbentuknya suatu kawasan berikat yang didukung oleh pemerintah bisa membantu pemerintah daerah untuk ikut serta menaikkan taraf hidup masyarakat. Bagaimanakah hubungan antara kawasan aglomerasi dengan pemerintah daerah sehingga bisa menghasilkan suatu keuntungan. Hal inilah yang sedang diterapkan pada beberapa daerah di Jawa Timur khususnya. Seperti contohnya aglomerasi industry daerah Sentul, Blitar yang bisa mendatangkan sumber sumber pendapatan daerah atau yang selanjutnya disebut sumber APBD. Sumber sumber pendapatan daerah ini termasuk pajak yang disetorkan oleh perusahaan ke kantor pajak. Diantaranya ada pajak reklame atau pajak iklan produk, pajak kendaraan bermontor (pajak parker) yang mengenai area parker pusat perbelanjaan hasil produksi , pajak berjualan, pajak penghasilan yang disetorkan oleh segenap karyawan dan pemimpin industry yang sudah memenuhi nilai minimum wajib pajak, dan juga tak lupa pajak pertambahan nilai. Semenjak tahun 2004, pemerintah Indonesia telah membuka peluang daerah untuk mengelola sumberdaya yang ada di daerahnya sendiri atau yang biasa dikenal dengan otonomi daerah. Melalui otonomi daerah ini pula, sumber
sumber pemasukan APBD digunakan dan dikelola untuk membiayai keperluan daerah termasuk memberikan subsidi kepada rakyat dan pembiayaan yang lainnya. Selain berkontribusi secara langsung melalui pajak, kontribusi yang bisa diberikan usaha yang telah berkembang kepada daerah , usaha yang dikembangkan juga telah mengurangi pengangguran yang ada di kota blitar. Karena, pegawai yang direkrut dalam proses produksi Kendang Sentul ini
(sebagai bahan kajian dalam artikel kali ini) adalah orang orang yang berasal dan berdomisili di daerah kota blitar. Wirausaha yang sudah merambah kancah internasional ini, akan terus menguntungkan daerahnya karena usaha ini semakin lama semakin berkembang. Pemerintah melaui kewenangan otodanya juga bergerak untuk mengatasi kemiskinan yang masih menjadi sisi kelam daerah yang menjadi kuasanya ini. Melalui APBD , dan pos pos belanjanya, pemerintah bergerak untuk mengatasi kemiskinan yang ada. Antara lain melalui pos dana pembangunan social dan bantuan keuangan kepada kelurahan / desa. Produk local yang semakin berkembang mendatangkan pajak yang semakin besar pula yang bisa digunakna untuk pembiayaan pembiayaan yang berguna bagi rakyat banyak. Pendapatan daerah Blitar kota misalnya dari pendapatan pajak menurut APBD tahun 2009 adalah senilai 3.223.342.000,00. Jumlah ini bisa ditingkatkan lagi melalui berbagai program bersama pemerintah dan produsen seperti yang telah disebutkan di atas. Pengembangan produk local bisa mempengaruhi berkurangnya angka kemiskinan. Seperti yang telah dijelaskan, kawasan berikat maupun industrial estate dalam aglomerasi Industri menyerap tanaga kerja yang tidak sedikit jumlahnya. Penyerapan tenaga kerja ini mengurangi angka pengangguran, memberi penghasilan bagi masyarakat sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan. Pajak yang disetorkan oleh wajib pajak juga membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan melalui program program pemerintah daerah sesuai dengan APBD tahun terkait.
DAFTAR REFERENSI
Adji , Wahyu, dkk. 2007. Ekonomi SMA kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga Merdiyatmo. 2010. Economics 3 for Senior High School Year XII. Jakarta : Yushistira Prabowo, Hendro, dkk.2006. Ekonomi. Jakarta : Universitas Indonesia. http://www.blitarkota.go.id