Anda di halaman 1dari 19

Paham Kesetaraan Gender daIam Studi

IsIam:(1)
1antangan 1erhadap konsep Wahyu dan 1afs|r

Penrl Shalahuddln MA*

9endahu|uan
lrlwayaLkan bahwa seorang lakllakl mendaLangl umar lbn alkhaLLab ra hendak
mengadukan akhlak lsLerlnya Sesampalnya dl sana dla berdlrl menunggu dl depan plnLu 1lbaLlba
dla mendengar lsLerl umar sedang ngomelngomel memarahl bellau umar pun hanya Lerdlam Lldak
membalas omelan lsLerlnya Lelakl lLu pun pulang dan berkaLa pada dlrlnya !lka sa[a seorang
Amlrul Mukmlnln seperLl lnl lalu bagalmana dengan dlrlku? 1ldak lama berselang umar keluar dan
mellhaL lelakl lLu sedang menlnggalkan rumahnya lalu memanggllnya Apa keperluanmu?! la
men[awab Wahal Amlrul Mukmlnln saya daLang bermaksud unLuk mengadukan akhlak lsLerlku
yang suka memarahlku kepadamu Lalu aku mendengar lsLerlmu Lengah memarahlmu Maka aku
berkaLa pada dlrlku sendlrl !lka Amlrul Mukmlnln sa[a sabar menghadapl omelan lsLerlnya lalu
kenapa saya harus mengeluh? Maka umar berkaLa Wahal saudaraku sesungguhnya saya
bersabar karena memang lsLerlku mempunyal hak aLasku lalah yang Lelah memasak makanan
buaLku mencucl pakalanku dan menyusul anakku padahal kesemuanya lLu Lldak dlwa[lbkan
aLasnya l samplng lLu dla Lelah mendamalkan haLlku unLuk Lldak Ler[erumus kedalam perbuaLan
yang dlharamkan Cleh karena lLu aku bersabar aLas segala pengorbanannya Wahal Amlrul
Mukmlnln lsLerlku pun demlklan kaLa lelakl Ladl Maka umar pun menasehaLlnya 8ersabarlah
wahal saudaraku karena omelan lsLrlmu lLu hanyalah sebenLar emlklanlah kedudukan
perempuan dalam lslam sehlngga sang khallfah pun memberlkan surl Lauladan yang balk dalam
berlnLeraksl dengan mereka
namun LernyaLa Lldak sedlklL umaL lslam yang Lldak perdull dengan Leladan yang dlberlkan
LokohLokoh Lerkemuka umaL lslam dan [usLru Lerkeslma dengan pahampaham yang berasal darl
8araL aham femlnlsme dan keseLaraan gender mlsalnya yang merupakan respon aLas kondlsl lokal
LerkalL dengan masalah pollLlk budaya ekonoml dan soslal yang dlhadapl masyarakaL 8araL dalam
menempaLkan perempuan dl ruang publlk [usLru marak dldengungdengungkan dl dunla lslam
adahal umaL lslam memlllkl Lradlsl khazanah kellmuan dan laLar belakang permasalahan yang
berbeda dengan 8araL lnl LenLu Lldak Lerlepas darl hegemonl 8araL yang memang pada zaman lnl
men[adl sebuah kawasan yang sedang ma[u dalam bldang Leknologl persen[aLaan dan
pembangunan flslkemplrlk lalnnya sehlnga mempengaruhl kawasankawasan yang belum ma[u Pal
lnl sudah men[adl sunnaLullah bahwa plhak yang kalah akan menlru yang menang sebagalmana
dlslndlr oleh lbnu khaldun (13321406M) dalam pernyaLaannya Sl ecundang akan selalu menlru
plhak yang mengalahkannya balk dalam slogan cara berpakalan cara beragama gaya hldup serLa
adaL lsLladaLnya
erasnya arus globallsasl budaya menyebabkan gerakan femlnlsme dl 8araL menyebar cepaL
ke seluruh pelosok dunla lemlnlsme aLau paham keseLaraan gender semakln kuaL pengaruhnya
Lerleblh seLelah dlgelarnya konferensl 88 lv LenLang perempuan dl 8el[lng Lahun 1993 l
lndonesla hasll konferensl LersebuL dllaksanakan oleh para femlnls balk melalul lembaga
pemerlnLah seperLl Llm engarusuLamaan Cender AC eparLemen emberdayaan erempuan
maupun melalul LSMLSM yang klan men[amur l ranah pendldlkan Llnggl Lelah dldlrlkan lnsLlLusl
lnsLlLusl usaL SLudl WanlLa (SW/SC) kemenLerlan negara emberdayaan erempuan dalam
wwwmennegppgold melaporkan [umlah SW hlngga Lahun 2003 Lelah mencapal 132 dl seluruh
unlverslLas dl lndonesla lemlnlsme pun seolaholah Lelah men[adl qlobol tbeoloqy dan semakln
mengakar pengaruhnya dl lndonesla seLelah masuk dalam 10 program kk dan dlresmlkannya uu
emllu 2003 asal 63 AyaL 1 yang menyaLakan baLas mlnlmal keLerwakllan perempuan sebagal
anggoLa 8/8 darl seLlap parLal adalah 30
l lndonesla femlnlsme bak sebuah oocblse yang Lelah merasuk [auh kedalam llngkungan
lnsLlLusllnsLlLusl pendldlkan Llnggl kurlkulum pendldlkan dlkLaLdlkLaL perkullahan beragam
semlnar dan pelaLlhan serLa Lugas akhlr akademls balk yang berupa skrlpsl Lesls maupun dlserLasl
dlsusun unLuk mendukung paham lnl kuaLnya pengaruh femlnlsme dalam pendldlkan dl anLaranya
blsa dlllhaL darl fesLlval Aooool cooeeoce oo lslomlc 5toJles (AClS) vll dl ekanbaru 2124
nopember 2007 yang dlprakarsal oleh lrekLoraL endldlkan 1lnggl lslam eparLemen Agama 8l dan
uln SulLan Syarlf kaslm 8lau Acara lnl dllkuLl oleh uLusan unlverslLasunlverslLas lslam dl lndonesla
8anyak makalah LenLang lsu keseLaraan gender dlbenLangkan unLuk mengka[l ulang hukum lslam
yang berkenaan dengan hakhak perempuan
ArLlkel lnl secara rlngkas akan dlfokuskan pada pembahasan keseLaraan gender dalam sLudl
lslam seperLl meLode mendudukkan alCuran dalam kerangka [ender beberapa conLoh hasll
penafslran femlnls Lerhadap ayaLayaL alCuran serLa dlskrlpsl rlngkas LenLang perkembangan
gerakan gender dl perguruan Llnggl namun demlklan ka[lan lnl Lldak menylnggung kasuskasus yang
bukan merupakan subsLansl paham keseLaraan gender seperLl pelanggaran hukum dan krlmlnal
Lerhadap perempuan serLa pembelaan Lerhadap naslb buruh perempuan

ef|n|s|
lemlnlsme adalah paham yang beragam bersalng dan bahkan berLenLangan dengan Leorl
Leorl soslal gerakan pollLlk dan falsafah moral kebanyakan paham lnl dlmoLlvasl dan dlfokuskan
perhaLlannya pada pengalaman perempuan khususnya dalam lsLllahlsLllah keLldakadllan soslal
pollLlk dan ekonoml Salah saLu Llpe uLama darl femlnlsme secara lnsLlLuslonal dlfokuskan pada
pembaLasan aLau pemberanLasan keLldakadllan gender unLuk mempromoslkan berbagal hak
kepenLlngan dan lsulsu kaum perempuan dalam masyarakaL 1lpe lalnnya yang berlawanan dengan
femlnlsme modern dengan akar se[arahnya yang mendalam memfokuskan pada pencapalan dan
penegakan hak keadllan oleh dan unLuk perempuan dengan dlhadaphadapkan dengan lakllakl
unLuk mempromoslkan kesamaan hak kepenLlngan dan lsulsu menuruL perLlmbangan gender !adl
seperLl halnya suaLu ldeologl gerakan pollLlk aLau fllsafaL manapun Lldak pernah dldapaLl benLuk
femlnls yang Lunggal dan unlversal yang mewaklll semua akLlvls femlnls
alam menggemakan femlnls anarkhls seperLl mma Coldman Lelah berasumsl bahwa
hlrarkhl dalam blsnls pemerlnLahan dan semua organlsasl perlu dlrombak dengan desenLrallsasl
ulLrademokrasl Sebaglan femlnls lalnnya berpendapaL bahwa pemlmpln pusaL (ceotol leoJe)
dalam organlsasl apapun berasal darl sLrukLur kekeluargaan yang andosenLrlk Maka sLrukLur seperLl
lnl perlu dlrombak Cleh sebab lLu para sar[ana LersebuL mellhaL bahwa esensl femlnlsme
sebenarnya adalah lsu seks dan gender
ara akLlvls pollLlk femlnls pada umumnya mengkampanyekan lsulsu seperLl hak reproduksl
(Lermasuk hak yang Lldak LerbaLas unLuk memlllh aborsl menghapus undangundang yang
membaLasl aborsl dan mendapaLkan akses konLrasepsl) kekerasan dalam rumah Langga
menlnggalkan halhal yang berkalLan dengan kelbuan (moteolty leove) keseLaraan ga[l pelecehan
seksual (sexool boossmeot) pelecehan dl [alan dlskrlmlnasl dan kekerasan seksual (sexool vloleoce)
lsulsu lnl dlka[l dalam suduL pandang femlnlsme Lermasuk lsulsu paLrlarkhl dan penlndasan
SeklLar Lahun 1960an dan 1970an kebanyakan darl femlnlsme dan Leorl femlnls Lelah dlsusun
dan dlfokuskan pada permasalahan yang dlhadapl oleh wanlLawanlLa 8araL ras kullL puLlh dan kelas
menengah kemudlan permasalahanpermasalahan LersebuL dlklalm sebagal persoalan unlversal
mewaklll seluruh wanlLa Se[ak lLu banyak LeorlLeorl femlnls yang menanLang asumsl bahwa
perempuan merupakan kelompok lndlvldulndlvldu yang serba sama dengan kepenLlngan yang
serupa ara akLlvls femlnls muncul darl beragam komunlLas dan LeorlLeorlnya mulal merambah
kepada llnLas gender dengan berbagal ldenLlLas soslal lalnnya seperLl ras dan kelas (kasLa) 8anyak
kalangan femlnls saaL lnl berargumen bahwa femlnlsme adalah gerakan yang muncul darl laplsan
bawah yang berusaha melampaul baLasanbaLasan yang dldasarkan pada kelas soslal ras budaya
dan agama yang secara kulLural dlkhususkan dan berblcara LenLang lsulsu yang relevan dengan
wanlLa dalam sebuah masyarakaL
Sedangkan pengerLlan paham keseLaraan [ender seperLl yang dlkuLlp nasaruddln umar darl
Jomeos 5toJles ocyclopeJlo adalah konsep kulLural yang berupaya membuaL pembedaan
(Jlstloctloo) dalam hal peran perllaku menLallLas dan karakLerlsLlk emoslonal anLara lakllakl dan
perempuan yang berkembang dalam masyarakaL Ada beberapa deflnlsl [ender lalnnya yang dla
kuLlp namun mempunyal pengerLlan yang Lldak [auh berbeda yang pada lnLlnya Lldak Lerlepas darl
Llga kaLa kuncl lakllakl perempuan dan kebudayaan

9erkembangan Wacana kesetaraan Gender da|am Stud| Is|am d| Indones|a
l aLas Lelah dlslnggung sekllas LenLang usahausaha membumlkan paham keseLaraan gender
dl llngkungan pendldlkan Llnggl seperLl penyusunan kurlkulum dlkLaL perkullahan Lugas akhlr
akademls balk yang berupa skrlpsl Lesls maupun dlserLasl serLa penyelenggaraan semlnar dan
pelaLlhan ada sub bab lnl penulls akan menguralkan sebaglan kecll conLoh darl gerakan femlnlsasl
pendldlkan khususnya dalam penerblLan buku
1) 9eoqooto kojloo CeoJe yang dlLulls oleh 1lm enulls usaL SLudl WanlLa (SW) uln Syarlf
PldayaLullah !akarLa 8uku yang dlLerblLkan aLas ker[asama dengan McCllllClP lnl merupakan
kumpulan makalah yang men[adl bahan penga[aran maLa kullah gender dl LlngkaL unlverslLas 8uku
lnl menguralkan se[arah konsep dan perkembangan fahaman femlnlsme se[arah pergerakan
perempuan dl lndonesla meLode penellLlan berasaskan gender anallsls gender dan ka[lan gender
dalam lslam
2) 9eoqoosotomooo CeoJe Jolom uolvesltos lslom Neqel 5oooo kolljoqo dlLulls oleh
Andayanl dkk dan dlLerblLkan oleh usaL SLudl WanlLa uln Sunan kall[aga ?ogyakarLa yang
beker[asama dengan McClll llS 8uku lnl menguralkan panduan (qolJooce) unLuk melaksanakan
kaedah pengarusuLamaan gender dalam sLraLegl pembela[aran dan slsLem mana[emen dl uln Sunan
kall[aga
3) ,eoqqoqot Oteotlsltos Jobyo 1oboo kltlk Atos Nolo 1osl CeoJe dlLulls oleh Aksln
Wl[aya 8uku lnl asalnya merupakan Lesls masLer dl lAln Sunan kall[aga ?ogyakarLa la menguralkan
perlunya memandang alCur'an secara Lerplsah anLara kedudukannya yang sakralabsoluL dl saLu
slsl dan yang profanflekslbel/relaLlf dl slsl laln MenuruL Aksln bahwa yang sakral dalam alCuran
hanyalah pesan 1uhan yang ada dl dalamnya dan lLu pun maslh belum [elas karena maslh dalam
Lahap pencarlan Cleh sebab lLu Lldak salah [lka manusla bermalnmaln dengan mushaf alCur'an
4) rof r SlLl Musdah Mulla menulls beberapa elemen dasar a[aran lslam yang mengukuhkan
landasan Leorl gender melalul bukunya yang ber[udul CeoJe uolom 9espektl lslom l dalam
bukunya yang dlLerblLkan oleh kemenLerlan negara emberdayaan erempuan lnl dla menguralkan
prlnslpprlnslp Lauhld dan a[aran lslam yang Lldak membedakan [enls kelamln dan pengakuan
Lerhadap hakhak perempuan sebagal plnLu masuk unLuk men[usLlflkasl keseLaraan gender l
samplng lLu dla [uga men[elaskan perlunya penafslran ulang Lerhadap alCuran dan alPadlLh lnl
karena Lafslran yang ada merupakan rekayasa dan konsplrasl ulama unLuk menempaLkan
perempuan sebagal korban balk dl dalam rumah Langga maupun dl ranah publlk enolakan
Lerhadap formallsasl sharlah dl beberapa kawasan dl lndonesla [uga dlblncangkan unLuk men[amln
adanya keadllan Lerhadap hakhak perempuan
3) ra P[ Srl Suhand[aLl Sukrl (edlLor) mengedlL kumpulan makalah yang dlLerblLkan dalam
buku ber[udul los IeoJe uolom 9emobomoo lslom (!llld l) dan 9emobomoo lslom Joo 1ootooqoo
keoJlloo IeoJe (!llld ll) 8uku lnl menguralkan adanya keLldakadllan [ender dalam memahaml Leks
Leks keagamaan kedua buku lnl dlLulls oleh para dosen lAln Wallsongo Semarang dan uln Syarlf
PldayaLullah !akarLa yang merupakan akLlvls dl dalam usaL SLudl !ender (S!) engan
menggunakan meLode krlLlk se[arah dan hermeneuLlka pemahaman Lerhadap alCuran dan al
PadlLh yang dlpandang meruglkan perempuan dlpermasalahkan kemball lsulsu berkenaan dengan
hak perempuan sebagal wall kawln lmam shalaL pemlmpln negara dan rumah Langga relaLlvlLas
baLasan auraL perempuan kebolehan perempuan pergl Lanpa mahram kesakslan perempuan
seLengah lakllakl menolak perbedaan lelakl dan perempuan dl dalam aqLqah alr kenclng bayl dan
hak warls dlbahas dalam perspekLlf gender
6) lsolso CeoJe uolom kolkolom 9eoJlJlkoo uoso ,eoeoqob dledlL oleh Waryono Abdul
Chafur MAg dan rs Muh lsnanLo MSl 8uku lnl mengkrlLlsl bukubuku pela[aran agama
khususnya llqh 1afslr dan PadlLh yang dla[arkan dl berbagal sekolah dasar hlngga menengah yang
dlanggapnya menlndas perempuan 8uku yang dlLerblLkan aLas ker[asama anLara SW uln Sunan
kall[aga ?ogyakarLa dan McClll llS !akarLa lnl merupakan salah sebuah upaya unLuk
menghllangkan unsurunsur paLrlarkhlsme dalam kurlkulum pendldlkan lsulsu yang dlangkaL
sebagal benLuk benlhbenlh penlndasan Lerhadap perempuan dl anLaranya yalLu adanya llusLrasl
gambar anakanak yang sedang menger[akan lobob shalaL ber[amaah adhLn lqLmah puasa
Ladarrus alCuran lmam akLlvlLas membangun mas[ld memoLong hewan kurban dan lalnlaln
dldomlnasl lakllakl l samplng lLu buku lnl [uga memaparkan krlLlk Lerhadap pembedaan lelakl dan
perempuan dalam gerakan shalaL pakalan llrLm kurangnya dlLampllkan perawl hadlLh darl kalangan
perempuan dsL MeLode pembahasan yang dlgunakan dalam buku lnl adalah anallsls gender dan
Lafslr hermeneuLlka
7) M nuruzzaman menulls buku ber[udul kyol noselo ,embelo 9eempooo ka[lan buku lnl
awalnya merupakan Lesls masLernya dl unlverslLas lndonesla dl fakulLas soslologl alam bukunya
lnl dla menguralkan pandanganpandangan kyal Puseln Muhammad seorang kyal femlnls dl
Clrebon LenLang paham keseLaraan gender embahasan buku lnl hanya LerbaLas kepada ka[lan
kasus dl kalangan pondok pesanLren sebagal lnsLlLusl pendldlkan lslam klaslk yang berwawasan
gender dan menghargal keseLaraan anLara lelakl dan perempuan
) Zunly nadla dalam bukunya yang ber[udul Jolo lokoot otoo koJot!? menguralkan
pembelaan Lerhadap ekslsLensl warla (mokbooootb) yang Leraslng darl ruang soslal budaya dan
pollLlk 8uku lnl pada awalnya adalah hasll skrlpsl (Lesls) sar[ana S1 dl fakulLas ushuluddln baglan
1afslr PadlLh Argumen dan dukungan Lerhadap kaum warla dalam buku lnl dllengkapl dengan Leks
Leks alCuran dan alPadlLh kemudlan dlpahaml berdasarkan konLeks reallLas soslal masyarakaL
seLempaL
9) S dy SanLosa (d) mengedlL kumpulan makalah dalam buku yang ber[udul lslom Joo
koostoksl 5eksoolltos 8uku lnl awalnya merupakan hlmpunan kerLas ker[a dalam semlnar naslonal
yang ber[udul lslam SeksuallLas dan kekerasan Lerhadap erempuan yang dlprakarsal oleh SW
lAln Sunan kall[aga ?ogyakarLa yang beker[a sama dengan lord loundaLlon 2629 !ull 2000 8uku lnl
menguralkan berbagal reallLas soslal dan Lafslran agama berkenaan dengan wu[udnya dlskrlmlnasl
mar[lnallsasl dan kekerasan Lerhadap perempuan
10) lorum ka[lan klLab kunlng (lk3) menerblLkan buku ber[udul Jojob oo kelosl 5oomllstl
1eloob kltob upoJ ollojjoyo melalul ker[asamanya dengan 1he lord loundaLlon 8uku lnl
mengkrlLlk klLab upoJ ollojjoyo yang dlLulls oleh Syalkh nawawl al8anLanl yang membahas
hubungan suamllsLerl masalahmasalah rumah Langga kewa[lban dan hak suamllsLerl lbadah dan
Llngkah laku perempuan ka[lan buku lnl hanya LerbaLas pada krlLlk dan ulasan Lerhadap hadlLh
hadlLh yang dlpandang LuruL mengekalkan domlnasl lakllakl Lerhadap perempuan kemudlan
membahasnya dengan pendekaLan konLeksLual melalul meLode krlLlk se[arah
11) r nasaruddln umar MA menulls buku ber[udul Aqomeo kesetoooo IeoJe 9espektl
olOooo 8uku lnl awalnya adalah Lesls hnya dl lAln Syarlf PldayaLullah !akarLa (sekarang uln)
la menguralkan krlLlk Lerhadap berbagal meLode dan pendekaLan dalam memahaml Leks
keagamaan seperLl Lafslr ulLm alCurLn dan flqh yang dlnllalnya bercorak paLrlarkhls MeLode
pemahaman nas alCuran dan alPadlLh yang ada se[ak zaman SahabaL dlklalm LuruL memberl
dukungan aLas munculnya keLldakadllan [ender seperLl pembakuan Landa huruf Landa baca dan
Olot pengerLlan kosa kaLa peneLapan ru[ukan kaLa ganLl (loml) peneLapan baLasan
pengecuallan peneLapan arLl huruf ol pengaruh rlwayaL lsolllyyot keLldakadllan [ender dalam
sLrukLur bahasa Arab kamus bahasa Arab meLode Lafslr dan pembukuan dan pembakuan klLab
klLab llqh kemudlan dla mengusulkan perlunya meLode dan pendekaLan baru dalam memahaml
LeksLeks wahyu seperLl meLode krlLlk se[arah dan Lafslr hermeneuLls
12) 5lotbll ,eJlo 9eempooo ,oltlkoltool merupakan [urnal yang membahas masalah
masalah perempuan dan hubungannya dengan agama dan reallLas soslal dlsl lv [urnal lnl mlsalnya
mengangkaL Lema keLlka AuraL lkuasal SuraL l slnl dluralkan LenLang hak dan kebebasan
perempuan yang dlrampas oleh aLuranaLuran agama dan perundangundangan negara Lermasuk
hak perempuan berekspresl dalam bldang senl hak memlllkl suaml leblh darl seorang hak
melakukan kawln konLrak (kawln motob) dan lsulsu lalnnya LerkalL dengan keLldakadllan gender
dalam perkawlnan
13) Ioool 9eempooo merupakan medla akademlk yang LerblL seLlap 3 bulan unLuk
mendukung per[uangan keseLaraan gender ka[lan [urnal lnl mencakup lsulsu gender yang
dlpandang meruglkan perempuan balk berkenaan dengan reallLas soslal pemlklran keagamaan
budaya ekonoml aLau pollLlk Sebagal medla unLuk menolak hegemonl paLrlarkhl maka lsulsu yang
dlka[l berasaskan anallsls dan perspekLlf gender Lermasuk ka[lan LenLang pemlklran lslam seperLl
meLode penafslran flqh llmu hadlLh dan seumpamanya
14) lah Arlanl Arlmbl menulls Lesls h dl lakulLl ArL and Soclal Sclences unlverslLy of new
SouLh Wales ber[udul keoJloq tbe Jltloqs cootempooy loJooesloo ,osllm Jomeo Jltes
kepeseototloo lJeotlty ooJ kellqloo o ,osllm Jomeo lo loJooesloo llctloos 1esls lnl menguralkan
lsulsu perempuan LenLang keseLaraan gender dl lndonesla yang dldasarkan pada LullsanLullsan
empaL Lokohnya embahasan dalam Lesls lnl dlLlLlkberaLkan pada masalah bagalmana
permasalahan gender dlkonsLruksl dan bagalmana konsepslkonsepsl LenLang ldenLlLas peranan
(ole) dan sLaLus perempuan lndonesla dlbenLuk balk sebelum aLau sesudah zaman kemerdekaan
Selaln penerblLan bukubuku karya pengusung femlnlsme lokal [uga dllakukan penLer[emahan
buku femlnlsme manca negara l anLaranya adalah sebagal berlkuL
13) 8uku Women and Cender ln lslam PlsLorlcal 8ooLs of a Modern ebaLe karya Lella
Ahmed Lelah dlLer[emahkan dengan [udul Joolto Joo CeoJe Jolom lslom Akooko nlstols
9eJebotoo ,oJeo alam bukunya lnl Lella menguralkan LenLang akarakar se[arah yang men[adl
perdebaLan hlngga klnl LenLang pandangan lslam Lerhadap perempuan embahasan buku lnl
dlmulal darl kondlsl kawasan 1lmur 1engah sebelum lslam zaman kedaLangan lslam dan
penghargaannya Lerhadap perempuan Selaln lLu [uga dlbahas masalah penafslran dan ke[umudan
lslam abad perLengahan sehlngga munculnya wacana perubahan soslal dan lnLelekLual berkenaan
dengan hak dan kebebasan perempuan
16) Womens 8ebelllon lslamlc Memory karya laLlma Mernlssl Lelah dlLer[emahkan
dengan [udul 9embeootokoo Joolto! 9eoo lotelektool koom Joolto uolom 5ejoob ,osllm 8uku
lnl menguralkan fenomena keLldakadllan soslal dan budaya yang dlhadapl perempuan dl negara
negara musllm Mernlssl leblh banyak mengka[l lsulsu flqh masalah kesehaLan pollLlk dan peranan
soslal yang dlpandang meruglkan perempuan Sebagal [usLlflkasl aLas ldenya LenLang keseLaraan
gender dla memaparkan klsahklsah kepahlawanan para perempuan se[ak masa SahabaL dan peran
soslal mereka
17) lslam and emocracy lear of Lhe Modern World karya laLlma Mernlssl lnl Lelah
dlLerblLkan dalam edlsl lndonesla ber[udul lslom Joo uemokosl Aotoloql ketokotoo Mernlssl
menguralkan se[arah hlLam peradaban lslam yang dlpenuhl dengan pembunuhan pollLlk karena
keLakuLan para penguasa Lerhadap kebebasan berflklr 8uku lnl [uga menganallsls keLakuLan dl
kalangan umaL saaL lnl unLuk membahas wacana demokrasl dan hak asasl manusla yang dlsebabkan
adanya Lrauma se[arah dalam menempaLkan perempuan dl ballk [llbab dan LembokLembok
pergundlkan
1) karya laLlma Mernlsl lalnnya [uga Lelah dlLer[emahkan kedalam bahasa lndonesla ber[udul
,eoeoqok kootovesl 9eoo Joolto uolom 9olltlk l buku lnl dla men[elaskan masalah peran
pollLlk kaum perempuan dan reallLas keLldakadllan Lerhadapnya embahasan lsu perempuan dalam
berpollLlk dalam buku lnl leblh Lerfokus kepada [llbab yang merupakan lndlkasl perampasan hak dan
kebebasan perempuan dl ruang publlk
19) Paldeh Moghlssl menulls buku ber[udul lemlolsme Joo looJomeotollsme lslom 8uku lnl
adalah Ler[emahan darl [udul asllnya lemlnlsm and lslamlc lundamenLallsm 1he LlmlLs of
osLmodern Analysls Paldeh memamparkan reallLas soslal dl kawasan lran dan 1lmur 1engah
LenLang masalah hak dan kebebasan perempuan ka[lan buku lnl dldasarkan pada anallsls
posLmodernls dan menempaLkan fundamenLallsme dalam lslam sebagal rlval anLagonls
pembahasan unLuk mengekalkan adanya kekecewaan musllm femlnls dan seruan kepada perubahan
soslal
20) 8udhl Munawar 8achman dkk menulls buku kekoostoksl llpb 9eempooo yang dlLerblLkan
aLas an[uran usaL SLudl lslam unlverslLas lslam lndonesla (ull) 8uku lnl adalah kumpulan kerLas
ker[a yang dlbenLangkan dalam semlnar naslonal ber[udul 8ekonsLruksl llqh erempuan dalam
eradaban MasyarakaL Modern dl ull ?ogyakarLa 8lngkasnya buku lnl menguralkan perlunya
perubahan flqh konvenslonal yang dlanggap membelenggu kaum perempuan dalam
mengembangkan perannya dl berbagal sekLor kehldupan secara makro Pal lnl dlkarenakan
bangunan flqh yang saraL dengan norma dan dokLrln dl saLu slsl dan dl slsl lalnnya bernuansa
permasalahan zaman klaslk sehlngga flqh klaslk dlpandang Lldak relevan dan menghambaL
akLuallsasl poLensl kaum perempuan dalam Lransformasl soslal

* Penulis adalah peneliti INSISTS dan pengajar di STID M. Natsir, DDII Jakarta serta dosen
tamu di program Pascasarjana PKTTI-UI Salemba dan UIK Bogor. Tulisan ini berasal dari
Makalah yang disampaikan pada acara Diskusi Ilmiah Reguler InPAS ke-5 di Surabaya, pada
21 Maret 2009 dan diedit ulang oleh tim editor inpasonline.
Sheikh Muhammad Nawawi ibn 'Umar, SharI Uqd al-Luffayni fi BayEn uqq al-
Zawfayni, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, Jakarta, 1428H/2007M, hal. 9
bn Khaldn, al-'AllEmah 'Abdurrahman ibn Muhammad, 2004, :6addimah Ibn
Khaldn, editor Dr. Muhammad al-skandarEni, DEr al-KitEb al-'Arabi, Beirut, hal.
146. Teks aslinya: "l-aghlb mla':n abadan bi l-i69idE' bi l-ghElib fi shi'Erihi wa
ziyyihi wa niIla9ihi wa sE'iri aIwElihi wa 'awE'idihi
Ninuk Mardiana, Kompas, 16/4/07
Di antara tema-tema makalah dalam Iestival ACIS VII ini ialah: "Mengubah Wajah Fikih Islam", "Syahrur,
Poligami dan Perlindungan Anak di Indonesia", "Pelanggaran Hak-hak Perempuan dan Anak dalam Praktek
Poligami. Studi Kasus di Jawa Indonesia", "HAM (Hak Asasi Manusia) dan Hak Perempuan", "Praktik Sunat
Perempuan (02al0 Circu2ission): Sebuah Dilema Islam Kontekstual dan Hak Asasi Perempuan", dan
seumpamanya.
Wikipedia, the free encyclopedia
Helen Tierney (ed.), Women's Studies Encyclopedia, vol. 1, New York: Green Wood Press,
h. 153 dalam Dr. Nasaruddin Umar, MA, rgu20n K0s09araan J0nd0r. P0rsp09if al-Quran,
Paramadina, Jakarta: 2001, hal. 33-34, selanjutnya disingkat rgu20n












Paham Kesetaraan Gender daIam Studi
IsIam: (2)
Henri Shalahuddin, M.A

Mendudukkan al-Qur'an dalam Kerangka 1ender
Gerakan Ieminisme dan kesetaraan gender yang merambah ke dalam studi Islam tidak hanya terbatas
pada masalah Iiqh dan hadith saja, tetapi ia juga masuk dalam studi al-Qur'an, sebuah jantung ilmu-ilmu
keislaman. Feminisme yang terlanjur dianggap sebagai solusi terhadap problem perempuan di dunia Islam, tidak
berarti apa-apa jika hanya membatasi kajiannya di luar jantung studi Islam. Inilah konsekwensi dari pemujaan
ideologi Barat secara berlebihan yang dikiranya akan membawa pada kemajuan. Bahkan, karena silaunya
terhadap Barat, UEhE Husein, seorang pakar sastera Arab asal Mesir (1889-1976), dalam bukunya us9aqbal
al-ThaqEfah fi iIr, menyatakan: "Kita harus meniru (gaya hidup) orang-orang Eropa agar dapat sejajar dengan
mereka dalam peradaban; (tidak perduli) apakah itu baik atau buruk, manis atau pahit, dan yang disukai atau
yang dibenci dari mereka". (1982:54).
Bagi kalangan Ieminis-liberal, usaha menundukkan al-Qur'an dalam paham kesetaraan jender ala Barat,
biasanya tidak menolak ayat-ayat al-Qur'an secara langsung. Tetapi dilakukan dengan memberikan penaIsiran
ayat-ayat melalui metode kritik sejarah. Metode kritik sejarah (his9orical cri9icis2) adalah kritik sastera yang
mengacu pada bukti sejarah atau berdasarkan konteks di mana sebuah karya ditulis, termasuk Iakta-Iakta tentang
kehidupan pengarang/penulis serta kondisi-kondisi sejarah dan sosial saat itu.
Ide mendudukkan al-Qur'an dalam persepsi jender tidak dilontarkan secara sederhana dan serampangan,
tapi ide ini dikaji melalui riset khusus dalam jenjang kesarjanaan tertinggi di perguruan tinggi Islam negeri yang
dibimbing oleh para proIesor dari lintas agama dan negara, serta menghabiskan waktu 6 tahun, dan kononnya-
dengan kajian kepustakaan di 27 negara, yang bahan-bahan pustakanya tidak hanya berbahasa Arab dan Inggris,
tapi juga Ibrani, seperti yang dilakukan oleh Nasaruddin Umar.
Dalam kasus Nasaruddin Umar, misalnya seperti yang dijelaskan dalam disertasi S3-nya yang telah
dipublikasikan dengan tema "Argumentasi Kesetaraan Jender: PerspektiI al-Qur'an", ketika hendak memaparkan
adanya bias jender dalam pemahaman teks, Nasaruddin melakukan beberapa langkah metodologis, seperti
berikut:
Mendudukkan teks al-Qur'an setara dengan teks naskah-naskah lainnya yang tidak memiliki makna
kesucian, Nasaruddin menulis:
"Dalam menganalisa sebuah teks, bai 90s al-Quran 2aupun 90s nasah-nasah lainnya, ada beberapa
pertanyaan Iilologis yang perlu diperhatikan, antara lain: Dari mana teks itu diperoleh? Bagaimana
autentitas dan orisinalitas teks itu? Teks aslinya dari bahasa apa? Siapa yang menterjemahkannya?
Terjemahan dari bahasa asli atau bahasa lain? Jarak waktu penerjemah dengan teks-teks terjemahan? Atas
sponsor siapa teks dan penerjemahan itu? Setiap bahasa mempunyai latar belakang budaya; bagaimana latar
belakang budaya teks itu?"
Melakukan kritik terhadap metode-metode khazanah taIsir dan 'Ulum al-Qur'an yang telah digali sejak zaman
Sahabat dalam berinteraksi dengan al-Qur'an. Tentang kritiknya ini, Nasaruddin menganalisa beberapa
Iaktor yang menurutnya- turut memberi peran bias jender dalam pemahaman teks al-Qur'an, seperti
pembakuan tanda huruI, tanda baca dan QiraE9; pengertian kosa kata; penetapan rujukan kata ganti;
penetapan batas pengecualian; penetapan arti huruI aIf; bias dalam struktur bahasa Arab; bias dalam kamus
bahasa Arab; bias dalam metode taIsir; pengaruh riwayat israiliyya9, dan bias dalam pembukuan dan
pembakuan kitab-kitab Fiqh. Tentunya dengan terbatasnya ruang di sini, penulis hanya akan menjelaskan
atau mengomentari sebagian Iaktor-Iaktor tersebut. Sebagai contoh, tentang adanya Bias dalam Struktur
Bahasa Arab yang digunakan Nasaruddin untuk mengungkap bias jender dalam pemahaman teks, ia
menulis:
"Bahasa Arab yang "dipinjam" Tuhan dalam menyampaikan ide-Nya sejak awal mengalami bias jender,
baik dalam kosa kata (2ufrada9) maupun dalam strukturnya".
Kemudian dia memaparkan contoh bahwa dalam tradisi bahasa Arab, jika yang menjadi sasaran
pembicaraan laki-laki atau perempuan digunakan bentuk maskulin, misalnya kewajiban mendirikan shalat
cukup dikatakan aq2 l-IalEh, tidak perlu lagi dikatakan aqi2na l-IalEh, karena ada kaedah mengatakan
bahwa laki-laki dan perempuan jika berkumpul di suatu tempat cukup dengan menggunakan bentuk
maskulin dan secara otomatis perempuan termasuk di dalamnya, kecuali ada hal lain mengecualikannya.
Sehingga tidak berlebihan jika pernyataan tersebut dipahami bahwa Tuhan salah memilih bahasa Arab yang
bias jender itu, untuk dijadikan sebagai media Iirman-Nya.
Paham relativisme. Hal ini bisa dilihat dari pandangannya setelah menyatakan bahwa seolah-olah Tuhan dia
vonis bersalah karena menjadikan bahasa Arab sebagai media Firman-Nya, kemudian Nasaruddin menolak
disimpulkan bahwa Tuhan lebih memihak laki-laki. Nampak seperti kebingungan, di satu sisi mengklaim
bahwa bahasa Arab yang digunakan sebagai media Iirman-Nya adalah bias jender, namun di sisi lain
menyatakan Tuhan tidak memihak laki-laki. Tulisnya:
"Bias jender dalam teks, tidak berarti Tuhan memihak dan mengidealkan laki-laki, atau Tuhan itu laki-laki
karena selalu menggunakan kata ganti 2udhaar, -misalnya Qul HuwallEhu Iad, kata huwa adalah kata
ganti maskulin, tidak pernah menggunakan kata ganti Ieminin (hiya)-, tetapi demikianlah struktur bahasa
Arab, yang digunakan sebagai bahasa al-Qur'an".
Metode kritik sejarah, yaitu dengan mengkaji latar belakang budaya yang dimiliki suatu bahasa dan
membedakan antara unsur normatiI dan kontekstual. Tentang metode ini, dia menulis di bab pendahuluan:
"Hal ini (kajian mendalam terhadap kondisi objektiI di kawasan jazirah Arab) dinilai penting karena al-
Qur'an pertama kali dialamatkan di kawasan ini. Seperti diketahui, kawasan ini bukanlah suatu
kawasan yang hampa budaya, melainkan sudah sarat dengan berbagai nilai". Selanjutnya, dalam
kesimpulan kajiannya, dia menyatakan: "Dalam kenyataan sejarah, kondisi obyektiI sosial-budaya
tempat kitab suci itu diturunkan menjadi reIerensi penting di dalam memahami teks tersebut". Di
samping itu, dia menjelaskan: "Memahami kondisi obyektiI Jazirah Arab tidak dapat ditinggalkan bagi
siapa saja yang ingin memahami lebih mendalam ayat-ayat al-Qur'an, karena tidak sedikit ayat-ayat al-
Qur'an diturunkan untuk menanggapi atau mendukung budaya lokal masyarakat Arab".
Penggunaan teori huII al-sabab yang minor dan ganjil di kalangan ulama taIsir sebagai justiIikasi untuk
menguatkan metode kritik sejarah. Dalam memahami ayat, teori huII al-sabab mengharuskan penaIsir
untuk mengutamakan sebab khusus (peristiwa, kejadian dan pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya
ayat. Sehingga dengan pendekatan ini, ayat-ayat yang dia pandang merugikan perempuan, tidak dapat
dipaksakan untuk diterapkan saat ini, walaupun redaksi ayat tersebut bersiIat umum. Dalam meniscayakan
penggunaan teori huII al-sabab, Nasaruddin menulis: "Hampir semua ayat jender turun dalam suatu
sebab khusus, tetapi hampir semua ayat-ayat tersebut menggunakan bentuk (Ighah) laIadh umum".
Kemudian dia simpulkan bahwa jumhur ulama yang menggunakan laIadh umum lebih tekstual dan
minoritas ulama yang menggunakan huII al-sabab lebih kontekstual.
Dialektika antara tekstual dan kontekstual. Kata tekstual (literal, harIiyah) selalu digambarkan sebagai hal
yang negatiI, kolot, radikal, konservatiI, Iundamentalis, dsb. Sebaliknya kontekstual selalu digambarkan
sebagai hal yang moderat, terbuka dan representatiI untuk ruang kekinian.
Metode kritik sejarah yang diadopsi tokoh-tokoh liberal semisal Nasaruddin untuk memperkuat teori
jendernya mengharuskan pembaca al-Qur'an untuk menganalisa budaya yang melatarbelakangi bahasa Arab
sebagai media wahyu. Dengan metode ini, akan disimpulkan bahwa budaya Timur Tengah yang memposisikan
laki-laki lebih dominan daripada perempuan, telah menghegemoni pemahaman ulama taIsir dalam menaIsirkan
ayat-ayat al-Qur'an. Dengan kata lain, karena al-Qur'an menggunakan bahasa Arab, maka ia juga terpengaruh
oleh budaya Arab pra-Islam.
Metode yang digunakan Nasaruddin ini dalam tradisi Kristen, biasa dikenal dengan metode kritik sejarah
atau kritik Bibel (Biblical cri9icis2). Kritik Bibel adalah disiplin ilmu yang mengkaji pertanyaan-pertanyaan
teks, komposisi dan sejarah seputar Perjanjian Lama dan Baru. Kritik Bibel memberikan dasar untuk penaIsiran
yang penuh arti atas Bibel. Dengan demikian dapat dipahami bahwa tanpa metode ini, pemahaman terhadap
teks-teks Bibel menjadi tidak atau kurang bermakna.

!engaruh Woman's Bible
Kajian bias bahasa yang dilakukan oleh Nasaruddin ini bukan hal baru, bahkan memiliki banyak
kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh aktivis Ieminis Barat yang tidak puas dengan teks Bibelnya. Dalam
segi bahasa, mereka menuntut penggunaan bahasa g0nd0r-inclusiv0, seperti mengganti kata 2anind dengan
hu2ani9y, mengusulkan penggunaan kata chairwo2an untuk mengimbangi kata chair2an, dsb. Dalam agama,
mereka menuntut taIsir Ieminis terhadap kitab suci. Sedangkan dalam strata sosial, mereka menuntut hak
reproduksi atau meninggalkannya, melegalkan undang-undang aborsi, kesamaan gaji, hak meninggalkan
pengasuhan anak, sterilisasi kandungan, dsb.
Dalam masyarakat Barat telah terjadi perdebatan sengit yang menuntut penaIsiran ulang terhadap Alkitab
yang dipandang turut memberi andil sebagai penyebab utama dalam merendahkan martabat wanita. Pada tahun
1837, Sarah Grimke menyatakan bahwa penaIsiran biblis secara sengaja dibiaskan terhadap kaum perempuan
guna mempertahankan posisi subordinatiI (sekunder) mereka. Hal ini didukung dengan publikasi Wo2ans Bibl0
pada tahun 1895. Pada tahun 1960 perjuangan hak-hak kaum perempuan diIokuskan pada masalah status dan
peran perempuan dalam tradisi agama Kristiani dan Yahudi serta bagian yang dimainkan oleh Alkitab dalam
mempertahankan s9a9us quo yang tidak adil.
Phyllis Trible dalam artikelnya "Eve and Miriam: From the Margins to the Center" menjelaskan bahwa
Bibel terlahir dan terpelihara dalam suasana patriarkhi, ia dipenuhi dengan tamsil, perumpamaan dan bahasa
laki-laki. (Th0 Bibl0 was born and br0d in a land of pa9riarchy, i9 abounds in 2al0 i2ag0ry and languag0).
Sedangkan Pamela J. Milne dalam artikelnya "No Promised Land: Rejecting the Authoriy oI the Bible" bahwa
dalam kultur Barat Bibel dijadikan justiIikasi dasar pemikiran untuk menindas perempuan. (n W0s90rn cul9ur0,
9h0 Bibl0 has provid0d 9h0 singl0 2os9 i2por9an9 sus9aining ra9ional0 for 9h0 oppr0ssion of wo20n).
Penelitian terhadap peran negatiI Alkitab ini, juga dilakukan oleh Michael Keene. Keene memusatkan
penelitiannya pada 5 bidang: a). Kebutuhan untuk mengetahui lebih jauh mengenai status dan peran perempuan
dalam budaya biblis. b). Pencarian gambaran yang lebih lengkap dan seimbang tentang pengajaran aktual
tentang Alkitab atas isu-isu yang berkaitan dengan gender. c). Tumbuhnya penaIsiran alternatiI atas teks-teks
biblis yang menindas perempuan, seperti teks Alkitab yang mengharuskan perempuan tutup mulut di gereja
(1Korintus 14:34-35). Ayat ini kemudian ditaIsirkan sebagai tanggapan terhadap masalah lokal khusus dan
bukan sebagai sarana penundukan perempuan pada umumnya. d). Mengembangkan gambaran tentang Tuhan
yang lebih lengkap dalam Alkitab dengan menerapkan gambar-gambar Ieminin, misalnya gambar tentang
seorang perempuan dan ibu ke dalam konsep ketuhanan. e). Membuat terjemahan yang segar tentang Alkitab
yang mencoba mengurangi sejumlah bahasa eksklusiI gender di dalam teks.
Buku "PenaIsiran Alkitab dalam Gereja: Komisi Kitab Suci Kepausan", yang edisi aslinya berjudul Th0
n90rpr09a9ion of 9h0 Bibl0 in 9h0 Church, 9h0 Pon9ifical Biblical Co22ision, menjelaskan bahwa asal-usul
sejarah penaIsiran kitab suci ala Ieminis dapat dijumpai di Amerika Serikat di akhir abad 19. Dalam konteks
perjuangan sosio-budaya bagi hak-hak perempuan, dewan editor komisi yang bertanggung jawab atas revisi
(9ahrif) Alkitab menghasilkan Th0 Wo2ans Bibl0 dalam dua jilid. Gerakan Ieminisme di lingkungan Kristen ini
kemudian berkembang pesat, khususnya di Amerika Utara.
Dalam perkembangannya, gerakan Ieminis ini memiliki 3 bentuk pandangan terhadap Alkitab, P0r9a2a,
yaitu bentuk radikal yang menolak seluruh wibawa Alkitab, karena Alkitab dihasilkan oleh kaum laki-laki untuk
meneguhkan dominasinya terhadap kaum wanita. K0dua, berbentuk neo-ortodoks yang menerima Alkitab
sebatas sebagai wahyu (proIetis) dan Iungsinya sebagai pelayanan, paling tidak, sejauh Alkitab berpihak pada
kaum tertindas dan wanita. K09iga, berbentuk kritis yang berusaha mengungkap kesetaraan posisi dan peran
murid-murid perempuan dalam kehidupan Yesus dan jemaat-jemaat Paulinis. Kesetaraan status wanita banyak
tersembunyi dalam teks Perjanjian Baru dan semakin kabur dengan budaya patriarki.
Lebih lanjut, Letty M. Russel dalam bukunya 02inis9 n90rpr09a9ion of Th0 Bibl0 yang telah
diindonesiakan dengan tema "Perempuan & TaIsir Kitab Suci", menjelaskan lebih rinci 3 metode taIsir Ieminis
terhadap Alkitab. Ketiga metode ini adalah: a) Mencari teks yang memihak perempuan untuk menentang teks-
teks terkenal yang digunakan untuk menindas perempuan. b) Menyelidiki Kitab Suci secara umum untuk
menemukan perspektiI teologis yang mengkritik patriarki. c) Menyelidiki teks tentang perempuan untuk belajar
dari sejarah dan kisah perempuan kuno dan modern yang hidup dalam kebudayaan patriarkal.
Ringkasnya, gerakan Ieminisme di Barat yang muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap teks-teks
biblis, -seperti yang diungkapkan oleh Nicola Slee, teolog Ieminis dan penulis asal Inggris--, agar menolak
untuk terus-menerus membaca teks-teks kitab suci dan tradisi patriarkal kuno, yakni cara-cara yang sudah
mapan. Kemudian mereka berusaha menemukan penaIsiran segar dengan menggunakan metode hermeneutika.

andasan Bibel !erlakuan Barat Reformasi Feminisme
Kutukan Tuhan terhadap perempuan:
"Susah payahmu waktu mengandung
akan Kubuat sangat banyak; dengan
kesakitan engkau akan melahirkan
anakmu; namun engkau akan berahi
kepada suamimu dan ia akan berkuasa
atasmu."
Kejadian 3:16
Perempuan adalah sumber dosa.
(Tertullian (150M), Bapak Gereja
I.
Wanita adalah setan, kejahatan
dan bencana yang abadi dan
menarik. (St John Chrysostom
|345-407M|, Bapak Gereja
Yunani)
Perempuan adalah laki-laki yang
cacat (Thomas Aquinas)
Hak yang tidak terbatas
melakukan aborsi, menghapus
undang-undang yang membatasi
aborsi dan kebebasan
melakukan lesbian sehingga
tidak tergantung pada laki-laki.
Sama seperti dalam semua Jemaat
orang-orang kudus, perempuan-
perempuan harus berdiam diri dalam
pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab
mereka tidak diperbolehkan untuk
berbicara. Mereka harus menundukkan
diri, seperti yang dikatakan juga oleh
hukum Taurat. Jika mereka ingin
mengetahui sesuatu, baiklah mereka
menanyakannya kepada suaminya di
rumah. Sebab tidak sopan bagi
perempuan untuk berbicara dalam
pertemuan Jemaat (I Korintus 14:34-35)
J.J. Rousseau menggambarkan
perempuan sebagai makhluk
yang tolol dan sembrono (silly
and frivolous cr0a9ur0s) dan
dilahirkan untuk melengkapi
laki-laki.
Kaum perempuan di Inggris dan
Amerika Serikat baru
mendapatkan hak-haknya yang
memadai, terutama dalam
berpolitik setelah tahun 1832.
Sebelum tahun ini, mereka sama
sekali tidak mempunyai hak
suara dan hak pilih.
Larangan mengajar:
Aku tidak mengizinkan perempuan
mengajar dan juga tidak
mengizinkannya memerintah laki-laki;
hendaklah ia berdiam diri (I Timotius
2:12)
Pendidikan yang cocok untuk
perempuan adalah ajaran agama
yang sederhana tentang emosi.
Sebab pendidikan intelektual
bagi perempuan bukanlah hal
pokok dan harus dibatasi pada
pembelajaran tentang masalah-
masalah praktis saja.
Mary WollstonecraIt menulis
Jindica9ion of 9h0 Righ9s of
Wo2an, yang menantang
anggapan keberadaan
perempuan hanya untuk
menyenangkan pria. Dia
mengusulkan perempuan dan
laki-laki diberi peluang sama
dalam pendidikan, pekerjaan
dan politik.
Larangan bercerai:
Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu. Karena itu, apa yang
telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia."Matius 19:6
Perempuan di Barat pada abad
pertengahan tidak memiliki hak
untuk bercerai dari suaminya
dengan alasan apapun
Perempuan baru memperoleh
hak untuk bisa bercerai di tahun
1792
Seorang janda atau perempuan yang
telah diceraikan atau yang dirusak
kesuciannya atau perempuan sundal,
janganlah diambil, melainkan harus
seorang perawan dari antara orang-
orang sebangsanya. Imamat 21:14

Beberapa Contoh Hasil Tafsir Feminis
Batasan aurat:
Dalam menaIsirkan kata aurat pada QS. 24:31. "9au ana-ana yang b0lu2 20ng0r9i 90n9ang aura9
wani9a.", Dr. MuIammad ShaIrr (tokoh liberal asal Syiria) mengartikan bahwa aurat itu adalah "apa yang
membuat seseorang malu bila diperlihatkannya". Kemudian dia menjelaskan bahwa "aurat itu tidak berkaitan
dengan halal-haram, baik dari dekat maupun dari jauh". Dalam merelatiIkan batasan aurat, ShaIrr memberikan
contoh: "Apabila ada seorang yang botak (aIla) yang tidak suka orang lain melihat kepalanya yang botak itu,
maka dia memakai rambut palsu. Sebab dia menganggap bahwa botak di kepalanya adalah aurat". Makna aurat
kemudian dirancukan oleh ShaIrr dengan mengutip Hadith Nabi: "Barang siapa menutupi aura9 mukmin,
niscaya Allah akan menutupi auratnya". Lalu dia berkomentar: "Menutupi aurat mukmin di sini (dalam hadith
itu) bukan berarti meletakkan baju padanya agar tidak terlihat". Berangkat dari sini, ShaIrr menyimpulkan
bahwa: "Aurat datang dari rasa malu, yakni ketidaksukaan seseorang dalam menampakkan sesuatu baik dari
tubuhnya maupun perilakunya. Dan rasa malu ini relatiI - tidak mutlak, sesuai dengan adat istiadat. Maka dada
(al-fuyb) adalah tetap sedangkan aurat berubah-ubah menurut zaman dan tempat".
Di samping itu, ShaIrr juga menaIsirkan QS. Al-Ahzab:59 Hai Nabi, a9aanlah 0pada is90ri-is90ri2u,
ana-ana p0r02puan2u dan is90ri-is90ri orang 2u2in. "H0ndalah 20r0a 20nguluran filbabnya 0
s0luruh 9ubuh 20r0a." Yang d02iian i9u supaya 20r0a l0bih 2udah un9u di0nal, ar0na i9u 20r0a 9ida
di ganggu. Dan llah adalah aha P0nga2pun lagi aha P0nyayang. Menurutnya: "Ayat ini didahului dengan
laIadz 'Hai Nabi' (yE ayyuha l-nab), yang berarti bahwa di satu sisi, ayat ini adalah ayat pengajaran (Eya9 al-
9al2) dan bukan ayat pemberlakuan syariat (Eya9 al-9ashr). Di sisi lain, ayat yang turun di Madinah ini
harus dipahami dengan pemahaman temporal (fah2an 2arIaliyyan), karena terkait dengan tujuan keamanan
dari gangguan orang-orang iseng, yaitu ketika para wanita tengah bepergian untuk suatu keperluan. Namun,
syarat-syarat ini (yaitu alasan keamanan) sekarang telah hilang semuanya". Oleh sebab itu, mengingat ayat di
atas adalah ayat al-9al2 yang bersiIat anjuran, maka menurut ShaIrr, hendaknya bagi wanita mukminah, -
dianjurkan bukan diwajibkan-, untuk menutup bagian-bagian tubuhnya yang bila terlihat menyebabkannya dapat
gangguan (al-adhE). Ada dua jenis gangguan: alam (Iabi) dan sosial (if9i2E). Gangguan alam adalah yang
berkenaan dengan cuaca seperti suhu panas dan dingin. Maka wanita mukminah hendaknya berpakaian menurut
standar cuaca, sehingga ia terhindar dari gangguan alam. Sedangkan gangguan sosial (al-adhE al-if9i2E)
adalah berkaitan dengan kondisi dan adat istiadat suatu masyarakat. Oleh karena itu, pakaian mukminah untuk
keluar harus disesuaikan dengan lingkungan masyarakat, sehingga tidak mengundang cemoohan dan gangguan
mereka.
Pada akhirnya ShaIrr menyimpulkan bahwa batasan pakaian wanita dibagi dua: batasan maksimal yang
ditetapkan Rasulullah SAW (al-Iadd al-alE) yang meliputi seluruh anggota tubuh selain wajah dan dua telapak
tangan. Batasan minimal yaitu batasan yang ditetapkan oleh Allah SWT (al-Iadd al-adnE) yang hanya menutup
fuyb. Menurut ShaIrr fuyb tidak hanya dada saja, tapi meliputi belahan dada, bagian tubuh di bawah ketiak,
kemaluan dan pantat. Sedangkan semua anggota tubuh selain fuyb, diperkenankan terlihat sesuai dengan kultur
masyarakat setempat, termasuk pusar (surrah). Penutup kepala untuk laki-laki dan perempuan hanyalah kultur
masyarakat, tidak terkait dengan iman dan Islam.
ShaIrr menilai banyak ulama Fiqih (fuqahE) yang salah paham saat mendudukkan Hadith Rasulullah
SAW bahwa semua anggota tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangannya sebagai
penjelas QS. Al-Ahzab:59 dan QS. Al-Nur:31, inilah contoh kesalahan ulama Fiqih dalam metode berIikir.


Hukum Waris
Tentang pembagian harta waris, Abu Zayd berpendapat bahwa sebelum kedatangan Islam di jazirah Arab
pada abad ke 7M, wanita tidak mendapatkan harta waris sedikitpun, karena sistem peraturan masyarakat
menganut sistem patriarkal. Anak laki-laki tertua mewarisi semua harta peninggalan. Kemudian Islam merubah
aturan ini, seperti yang termaktub dalam al-Qur`an:
llah 20nsyaria9an bagi2u 90n9ang (p02bagian pusaa un9u ana-ana2u. Yai9u. bagian
seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan. (QS. Al-NisE`: 11)
Menurut Abu Zayd, ayat di atas menekankan terjadinya perubahan dalam hukum masyarakat, yaitu
wanita mempunyai hak bagian dalam harta warisan. Substansi arahannya adalah prinsip keadilan (fus9ic0).
Namun sebenarnya, bila dicermati secara mendalam, ayat di atas justru menekankan pembatasan terhadap hak-
hak kaum laki-laki (li2i9ing 9h0 righ9s of 20n). Sebab pada ayat di atas (QS. Al-NisE`: 11), penyebutannya jelas
mendahulukan kata li l-dhaari (bagi laki-laki), dan tidak sebaliknya, li l-un9hayayni 2i9hlu Iai l-dhaari
(bagian dua orang anak perempuan sama dengan bagian seorang anak lelaki). Penyebutan laki-laki yang
mengawali perempuan tersebut, berarti bahwa al-Qur`an menyibukkan dirinya dengan pembatasan bagian harta
waris untuk laki-laki. Sebab dalam tradisi jahiliyyah, kaum laki-laki mewarisi semua harta peninggalan, tanpa
batas. Maka Abu Zayd menyimpulkan, sebenarnya al-Qur`an secara perlahan dan pasti-- cenderung mengarah
pada kesamaan antara wanita dan laki-laki, khususnya pada kesamaan bagian harta peninggalan. Inilah yang dia
sebut sebagai 'yang tidak terkatakan (al-2as9 anhu).
Kesimpulan Abu Zayd ini tentunya adalah sebuah konsekwensi logis dari pendekatan yang dianutnya,
yaitu konteks historis (his9orical con909). Di mana dia selalu menghubungkan semua aspek hukum yang
disebutkan dalam al-Qur`an berkenaan dengan kondisi sosiokultural masyarakat Arab pada abad 7M.
Tentunya teori 'al-2as9 anhu ini sangat tidak ilmiah. Sebab teori ini menggambarkan seolah-olah
Abu Zayd lebih mengerti 'maksud Tuhan yang tidak diIirmankan-Nya. Di sisi lain teori 'al-2as9 anhu
tidak lain dari kelanjutan teori kesinambungan (gradual 209hod, al-2anhaf al-9adrf) versi al-UEhir al-
addEd, pemikir sekuler Tunisia awal abad 20M (sekitar 1929an), yang meninggal dalam usia muda. Dalam
bukunya, 'al-arah f KhiIEbi l-2ah (Wanita dalam Wacana Krisis), Abu Zayd banyak menukil
pemikiran al-UEhir dan menguatkannya. Di samping itu, manhaj tadrji juga sering digunakan untuk
mengharamkan poligami dengan asumsi dalih analogi (qiyEs) metode larangan perbudakan.

Contoh Pendekatan Manhaj Tadrji dalam Kasus Poligami

1. Pembatasan Jumlah poligami
~ - = ' _ - ' .~ - .' - , -' + ~ ' = = ' ~ = _-= - - ` ~ = -= , ~ - ~ = -~-= ~ , -- - ` ~ , . = .'
- -' ~ ' ' +- ~ = ~ ~ -- `' ~ ) `=' _~'= ='~ =~ 1071 (


2. Pembolehan poligami tapi disertai syarat bersikap adil
- = ` ' = ~- _ ~'-' ' ~ ' = -' -'= ~ -'~ -' _-` ~ ` ` _' - = ` ~=' ' ~ . -'~-' : 3


3. Manusia mustahil bisa berlaku adil di antara isteri-isterinya
'- =~ - = -'~ -' - ' ~ . -'~-' 129


4. kesimpulan Poligami diharamkan meskipun tidak termaktub al-Qur'an & Hadth

Encyclopaedia Britannica, 1994-2001, Deluxe Edition CD-ROM. Teks aslinya berbunyi: li90rary cri9icis2 in 9h0 ligh9 of his9orical 0vid0nc0
or bas0d on 9h0 con909 in which a wor was wri990n, including fac9s abou9 9h0 au9hors lif0 and 9h0 his9orical and social circu2s9anc0s of
9h0 9i20
Tekad, No. 24/Tahun I, April 1999, dalam koIer belakang rgu20n.
rgu20n, hal. 265-266, cetak miring dari penulis
ibid, hal. 277
ibid, hal. 278
Paham relativisme adalah doktrin yang menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan, kebenaran dan moralitas selalu tergantung pada budaya,
masyarakat atau konteks sejarah; dan kesemuanya itu tidak bersiIat mutlak. Kemudian, apa yang dianggap benar atau salah, baik atau buruk
tidak lagi bersiIat mutlak, tapi senantiasa berubah dan relatiI tergantung pada individu, lingkungan atau kondisi sosial. Pandangan ini sudah
ada sejak masa Protagoras, tokoh Sopis Yunani abad 5 SM. Saat ini pandangan ini digunakan sebagai pendekatan ilmiah dalam ilmu
sosiologi dan antropologi. Lihat: Th0 N0w Oford Dic9ionary of English dan Encyclopa0dia Bri9annica, 1994-2001, Deluxe Edition CD-
ROM. Contoh lain dari paham relativisme yang digunakan Nasaruddin, misalnya dalam sebuah wawancara dengan aktivis JIL yang dimuat
dalam situs islamlib dengan tema: S02ua Ki9ab Suci Bias G0nd0r' 26-4-04, dia mengatakan: "Ironisnya, yang saya temukan, bukan hanya di
dalam Al-Qur`an yang tidak memberikan tempat yang layak terhadap perempuan, tapi juga Bible dan kitab-kitab suci agama lainnya...".
Namun saat ditanya lebih lanjut tentang posisi perempuan dalam al-Qur'an, Nasaruddin menjawab: "Sejauh yang saya pelajari, al-Qur`an
memberikan kebebasan luar biasa terhadap perempuan. Makanya dalam beberapa penelitian tentang kitab suci ditegaskan, tidak ada sistem
nilai yang memberi pengakuan luar biasa terhadap perempuan selain sistim nilai yang dikandung al-Qur'an".
ibid, hal. 278
ibid, hal. 278
ibid, hal. 286. Nasaruddin Umar juga menyatakan bahwa di antara metode-metode yang terkait dengan penelitiannya ini adalah analisisi
sejarah. Metode ini dia maksudkan untuk memahami kondisi obyektiI bangsa Arab menjelang dan ketika al-Qur'an diturunkan. Lihat
rgu20n, hal. 30-31
rgu20n, hal. 8
ibid, hal. 307. Sayangnya Nasaruddin tidak memerinci lebih jauh contoh-contoh klaimnya ini, khususnya ayat-ayat yang turun untuk
mendukung budaya lokal masyarakat Arab.
rgu20n, hal. 306, transliterasi disesuaikan oleh penulis
ibid, hal. 307. Contoh lain dalam menguatkan teori ini, Nasaruddin menjelasankan: "Sebetulnya semua ayat-ayat hukum tentang perempuan,
sejauh yang saya kenal punya sebab nuzul. Artinya semua punya his9orical bacground. Dalam hal ini berlaku pertanyaan: mana yang harus
dijadikan pegangan, apakah sebuah teks atau his9orical bacground-nya? Ada yang mengatakan al-ibrah bi u22i al-laf lE bi huII al-
sabab, yang dipegang adalah universalitas teks, bukan partikularitas sebab. Tapi ada juga pendapat lain. Al-Syatibi mengatakan, al-ibrah bi
2aqEIid al-sharah, yang harus dijadikan pegangan adalah apa yang menjadi tujuan dari syari`ah". Dengan demikian pendapat al-Syatibi
itu bisa dipelintir lagi bahwa yang penting adalah substansi hukum, bukan jenis Iormalitas hukum yang termaktub dalam ayat. Lihat: S02ua
Ki9ab Suci Bias G0nd0r' 26-4-04, www.islamlib.com
Encyclopaedia Britannica, 1994-2001, Deluxe Edition CD-ROM. Teks aslinya berbunyi: disciplin0 9ha9 s9udi0s 909ual, co2posi9ional, and
his9orical qu0s9ions surrounding 9h0 Old and N0w T0s9a20n9s. Biblical cri9icis2 lays 9h0 groundwor for 20aningful in90rpr09a9ion of 9h0
Bibl0
Phyllis Trible, et. al, 02inis9 pproach0s 9o 9h0 Bibl0, Biblical Archaelogy Society, Washington, DC., 1995, hal. 7 dan 47
Ia lulus doktor dari London University dengan predikat pujian dalam Studi Teologi dan Agama. Buku-bukunya yang telah terbit di
antaranya: Th0 D0v0lop20n9 of Chris9iani9y, S000rs f90r Tru9h dan Ea2ining our R0ligions.
Michael Keene, li9ab. S0farah, Pros0s T0rb0n9u dan P0ngaruhnya, (penterj. Y. Dwi Koratno), Kanisius, Yogyakarta: 2006, hal. 146-
147. Selanjutnya disingkat li9ab
Letty M. Russel, P0r02puan & Tafsir Ki9ab Suci, (Feminist Interpretation oI The Bible), terj. Adji A. Sutama dan M. Oloan Tampubolon,
Kanisius & BPK Gunung Mulia, Yogyakarta:2003, hal. 86-90
ibid, hal. 52
Dalam Alkitab terdapat banyak sekali ayat-ayat yang secara tekstual cenderung menindas perempuan. Di antaranya: berjubelnya penyebutan
kata bersundal dalam Alkitab; larangan bagi perempuan untuk mengajar dan memerintah laki-laki (I Timotius 2:12); perempuan
dipersalahkan karena dialah yang terlebih dulu terbujuk makan buah terlarang (I Timotius 2:13-14); anak keturunan perempuan menerima
kutukan Tuhan atas rayuan Hawa kepada Adam (Kejadian 3:16, ir2an-Nya 0pada p0r02puan i9u. "Susah payah2u wa9u 20ngandung
aan Kubua9 sanga9 banya, d0ngan 0sai9an 0ngau aan 20lahiran ana2u, na2un 0ngau aan b0rahi 0pada sua2i2u dan ia aan
b0ruasa a9as2u); tidak ada hak bagi perempuan berbicara dalam gereja (I Korintus 14:34-35); dijadikan simbol kejahatan (Wahyu 17:5-6
"Dan pada dahinya 90r9ulis sua9u na2a, sua9u rahasia. "Bab0l b0sar, ibu dari wanita-wanita p0lacur dan dari 00fian bu2i. Dan au
20liha9 perempuan i9u 2abu ol0h darah orang-orang udus dan darah sasi-sasi Y0sus"); derajat perempuan di bawah laki-laki, oleh
karena itu harus tunduk kepada suaminya seperti kepada Tuhan (EIesus 5:22-23); objek seks laki-laki dari jenis manusia dan makhluk lain
(Kejadian 6:2 "2aa ana-ana llah 20liha9, bahwa ana-ana p0r02puan 2anusia i9u can9i-can9i, lalu 20r0a 20nga2bil is90ri dari
an9ara p0r02puan-p0r02puan i9u, siapa safa yang disuai 20r0a"); pencitraan buruk terhadap perempuan untuk menjadi pelacur supaya
dicintai Nabi (Hosea 3:1 B0rfir2anlah TUHN 0padau |Nabi Hosea|: "P0rgilah lagi, cin9ailah p0r02puan yang sua b0rsundal dan
b0rinah, s0p0r9i TUHN fuga 20ncin9ai orang sra0l, s0alipun 20r0a b0rpaling 0pada allah-allah lain dan 20nyuai u0 is2is".); dll
li9ab, hal. 46
Shahrur memaknai kata ini yang terdapat dalam QS. 24:31: + - = _ = -~= --
Dr. MuIammad ShaIrr, NaIwa UIlin Jadda9in li l-iqh al-slE2. iqh al-arah (al-WaIiyah al-ir9h al-QawE2ah al-
Taaddudiyah al-LibEs, al-AhEl, Damaskus, cet I, 2000, hal. 370
ibid, hal. 372-373
ibid, hal. 376-378
Sampai batas di sini, sebenarnya Abu Zayd melakukan plagiat terhadap taIsir al-KashshEf karya Zamakhshari tanpa menulis rujukannya.
Namun bedanya, Zamakhshari berhenti sampai di sini dan tidak mengatakan sebagai langkah awal menuju pada penyamaan bagian waris
antara anak laki-laki dan perempuan, apalagi mengatakan teori al-2as9 anhu. Zamakhshari sekedar berijtihad menguak hikmah di balik
perbedaan hak waris.
Joic0, hal. 178
lihat al- UEhir al-addEd, 1992, 2raa9unE fi l-Sharah wa l-uf9a2a, al-DEr al-Tnisiyyah li l-nashr, khususnya bab 2raa9unE fi l-
Sharah (wanita kita dalam syari`ah).
al-arah, hal. 52-58




Paham Kesetaraan Gender daIam Studi
IsIam: (3 habis)
Henri Shalahuddin, M.A

!embahasan Ringkas: Kenapa Tafsir Feminis Harus ditolak
Islam diturunkan sebagai rah2a9an lil ala2in, bukan untuk membanding-bandingkan antara laki-laki dan
perempuan. Ajaran Islam bukan disusun berdasarkan jenis kelamin, sehingga taIsir al-Qur'an pun tidak pernah
ditulis berdasarkan hal ini. Maka jika corak taIsir Ieminis yang mendasarkan metodenya pada kritik sejarah
sebagai tren baru dalam metode taIsir al-Qur'an, otomatis akan banyak menyisakan pertanyaan yang berjubel:
Sejauhmanakah keabsahan metode ini digunakan untuk menaIsirkan ayat-ayat al-Qur'an? Apakah terbatas pada
ayat-ayat yang dipandang merugikan perempuan, dan tidak pada laki-laki? Ataukah metode kritik sejarah ini
juga bisa digunakan untuk menaIsirkan semua ayat-ayat al-Qur'an, baik yang terkait dengan tauhid, ibadah,
hukum-hukum yang terkait dengan individu dan sosial, baik yang bersiIat hukum kriminal maupun
kekeluargaan, akhlak, kisah-kisah umat terdahulu, makanan, minuman, pakaian, serta bisakah juga diterapkan
untuk mengkaji ayat-ayat yang bersiIat 2uIa2E9 dan 2u9ashEbihE9, baik itu ayat-ayat yang laIadznya
berindikasi qaIi-anni, 2uIlaq-2uqayyad, hEs-E2 dsb?! Ataukah metode kritik sejarah baru digunakan
untuk menaIsirkan sebagian ayat dalam rangka menolak sebagian ajaran-ajaran Islam tertentu yang tidak sejalan
dengan paham humanisme dan pandangan-pandangan hidup Barat-Kristen kontemporer?
Paham liberalisme Barat pada dasarnya berpijak pada prinsip kebebasan mutlak dan tak terkendali dalam
pemikiran, agama, keyakinan, keimanan, bicara, pers dan politik (an absolu90 and unr0s9rain0d fr00do2 of
9hough9, r0ligion, consci0nc0, cr00d, sp00ch, pr0ss, and poli9ics). Sehingga pada gilirannya akan membawa
dampak yang mengikis habis peran agama dalam kehidupan pribadi dan sosial. Sebab dampak terbesar dari
liberalisme adalah (a) penghapusan hak Tuhan dan semua bentuk kekuasaan yang berasal dari Tuhan; (b)
menjauhkan agama dari kehidupan publik dan memindahkannya ke ruang privat dalam keyakinan seseorang; (c)
pengabaian mutlak terhadap agama Kristen dan gereja selaku institusi publik, legal dan sosial. (9h0 aboli9ion of
9h0 Divin0 righ9 and of 0v0ry ind of au9hori9y d0riv0d fro2 God, 9h0 r0l0ga9ion of r0ligion fro2 9h0 public lif0
in9o 9h0 priva90 do2ain of on0s individual consci0nc0, 9h0 absolu90 ignoring of Chris9iani9y and 9h0 Church as
public, l0gal, and social ins9i9u9ions).
Inilah hakekat gerakan pembaharuan intelektual di Eropa pada abad 17 dan 18 (0nligh90n20n9,
auflarung, r0naissanc0 dan Revolusi Perancis) yang membentuk pandangan hidup (worldvi0w) baru
masyarakat Barat yang sekular dan melahirkan pemikir-pemikir yang agnostik terhadap agama. Sarjana-sarjana
Barat abad 18 menganggap agama sebagai suatu ilusi dan penyimpangan intelektual.
Gerakan pembaharuan intelektual di Eropa juga memberi pengaruh kuat terhadap munculnya gerakan
Ieminisme. Para aktivis Ieminis kemudian menyuarakan bahwa R0naissanc0 tidak pernah menyatu pada IalsaIah
dan gerakan yang koheren. Enligh90n20n9 selanjutnya dijadikan momen untuk menyuarakan tuntutan wanita
tentang kebebasan, kesetaraan dan hak-hak natural lainnya. Pada awalnya para IilsuI Enligh90n20n9 hanya
memIokuskan pada masalah ketidakadilan kelas sosial dan tidak membahas masalah gender. J.J Rousseau
misalnya menggambarkan perempuan sebagai makhluk yang tolol dan sembrono (silly and frivolous cr0a9ur0s)
dan dilahirkan untuk melengkapi laki-laki. Bahkan Declaration oI the Rights oI Man and oI the Citizen, yang
menjelaskan tentang kewarganegaraan Perancis paska revolusi 1789, ditengarai gagal memberikan status yang
sah terhadap perempuan.
Para intelek perempuan di era Enlightenment langsung mengkritisi deklarasi tersebut yang tidak inklusiI
dan terbatas skupnya. Akhirnya, pada tahun 1791, Olympe de Gouges, mempublikasikan 'Declaration oI the
Rights oI Woman and oI the |Female| Citizen. Di situ dia mendeklarasikan bahwa perempuan tidak saja sejajar
dengan pria, tapi juga sebagai patnernya. Setahun kemudian (1792), Mary WollstonecraIt meluncurkan
Jindica9ion of 9h0 Righ9s of Wo2an (pemulihan hak-hak perempuan), sebuah karya Ieminis tentang
perkembangan bahasa Inggris dan dipublikasikan di Inggris. Karya ini menantang anggapan bahwa keberadaan
perempuan hanya untuk menyenangkan kaum pria. Sebaliknya, dia mengusulkan seharusnya perempuan dan
laki-laki diberi peluang sama di bidang pendidikan, pekerjaan dan politik. Menurutnya, kaum wanita secara
alami adalah makhluk yang rasional sebagaimana kaum pria. Jika mereka bodoh, ini dikarenakan masyarakat
mendidik mereka untuk menyimpang.
Meskipun gerakan pembaharuan di Eropa telah berjalan sekitar 2 abad dan karya Ieminis, Jindica9ion
of 9h0 Righ9s of Wo2an, telah dipublikasikan secara luas di Inggris pada tahun 1792, namun kaum perempuan
masih belum mendapatkan hak-haknya yang memadai, terutama dalam berpolitik. Hingga tahun 1832, hak
perempuan di Inggris untuk memberikan suaranya masih tidak diakui. Pada abad 19, akhirnya pertanyaan
tentang hak memberikan suara bagi perempuan menjadi isu dan perjuangan yang hebat di Inggris dan Amerika
Serikat.
Inilah sejarah kelam Barat dalam menempatkan posisi perempuan yang dilatarbelakangi oleh teks Bibel
sehingga membangkitkan teologi "kemarahan" di kalangan aktivis perempuan. Pengetahuan terhadap hal-hal
yang mendasar seperti ini seharusnya menjadi rujukan bagi para pemikir, sarjana dan akademisi muslim
sebelum berinteraksi dengan peradaban Barat lebih lanjut.
Isu-isu syariah yang dipropagandakan kalangan liberal, seperti masalah batasan aurat dan hak waris tidak
luput dari pemahaman yang salah tentang makna tekstual dan kontekstual. Ayat-ayat al-Qur'an tidak bisa
didekati secara dikotomis seperti ini. Sebab yang dikatakan tekstual juga mengandung kontekstual dan
memerlukan pemaknaan yang lebih luas dari sekedar keduanya. Sebagai contoh satu kata dalam bahasa Arab
bisa mencakup makna hingga puluhan, misalnya kata nairah bisa berarti melihat, menunggu, menanti,
menangguhkan dsb. Namun dalam QS. Al-Qiyamah: 23 misalnya, kenapa kata ini tidak boleh dimaknai selain
melihat? Ini berarti bahwa secara etimologis pun, laIadz dalam ayat al-Qur'an sudah tercakup pengertian
kontekstual.
Pendekatan dikhotomis antara tekstual dan kontekstual tidak pernah dijumpai dalam tradisi khazanah
Islam, kecuali sebatas suara minor yang tergerus oleh zaman. Dikhotomi ini adalah warisan intelektual Barat
dalam memahami teks-teks Bibel yang banyak bermasalah, sehingga memerlukan kontekstualisasi melalui
metode kritik sejarah. Misalnya, kata konteks dalam The New OxIord Dictionary oI English diartikan 9h0
circu2s9anc0s 9ha9 for2 9h0 s099ing for an 0v0n9, s9a9020n9, or id0a, and in 90r2s of which i9 can b0 fully
und0rs9ood and ass0ss0d. Kata ini juga berarti 9h0 par9s of so209hing wri990n or spo0n 9ha9 i220dia90ly
pr0c0d0 and follow a word or passag0 and clarify i9s 20aning. Mengkontekstualisasikan (con909uali0) berarti
menempatkan atau mengkaji masalah dalam suatu konteks. Patut dicatat dalam contoh kalimat untuk kata
con909uali0 dalam kamus ini disebutkan so20 Chris9ians fail 9o con909uali0 9h0 words of J0sus. Sehingga ada
kesan bahwa dalam pandangan Barat Kristen kata J0sus masih merupakan problem yang belum terpecahkan.
Mengingat terbatasnya ruang, penulis hanya akan membahas tentang isu batasan aurat dan hak waris
yang dikembangkan pemikir liberal dan Ieminis.

Batasan Aurat
Pendapat ShaIrr dalam memaknai aurat dan batasannya seperti diuraikan di atas sangat rancu. Bahkan,
dengan teori batasnya ini justru dia telah merendahkan martabat wanita. Padahal kedudukan wanita-wanita
mukminah dalam Islam sangat mulia. Oleh sebab itu Rasulullah SAW diperintah Allah SWT agar menyuruh istri-
istri dan putri beliau serta seluruh kaum mukminah untuk menjulurkan jilbab mereka demi menjaga kemuliaan dan
kehormatan mereka. Di samping itu, perintah ini ditujukan untuk membedakan mereka dari wanita-wanita
Jahiliyah, sahaya (i2E) dan pelacur (awEhir).
Perintah menjaga kehormatan wanita mukminah dimulai dengan menutup batas-batas aurat, terlebih lagi
saat mereka hendak keluar rumah pada malam hari, sehingga mereka mudah dikenali sebagai wanita mukminah
yang merdeka dan terhormat. Sebab kebiasaan penduduk Madinah yang Iasik kala itu, adalah suka keluar malam
untuk menggoda wanita dan berbuat iseng. Apabila mereka melihat wanita berjilbab, mereka berkata: "Ini wanita
merdeka, maka tahanlah (jangan diganggu)". Namun apabila melihat wanita yang tidak berjilbab, mereka berkata:
"Ini wanita sahaya", lalu mereka menghampirinya.
Menurut al-Als, setelah Allah SWT menjelaskan buruknya perihal orang-orang yang
menyakiti/menggoda kaum muslimin pada ayat sebelumnya, Allah memerintahkan Nabi -dengan laIadz Ya ayyuha
l-nabi, agar menyuruh umat Islam untuk melindungi diri mereka dari hal-hal yang dapat memancing kebiasaan
orang-orang iseng. Sebelumnya, banyak wanita di Madinah yang keluar malam dan tidak bisa dibedakan antara
wanita merdeka dan tidak. Sedangkan di sisi lain banyak pemuda iseng (Iasik) yang keluar malam mencari-cari
wanita untuk digoda. Kebiasaan keluar malam di kalangan pemuda iseng untuk menggoda wanita tentunya tidak
bisa dibatasi pada penduduk Madinah dan bangsa Arab abad 7M.
Umm al-Mukminn, 'Aishah RA, menjelaskan QS. 24:31: wal yaIribna bi hu2urihinna ala fuybihinna
sebagaimana dituturkan oleh Ibn Sa'd: "Aku (ibu 'Alqamah) HaIah binti 'AbdirraImEn ibn Abi Bakr (keponakan
'Aishah) masuk ke rumah 'Aishah dan memakai kerudung tipis (hi2Er raqq), sehingga dadanya terlihat secara
transparan. Lalu 'Aishah pun melepasnya dan berkata: Tidakkah kamu mengetahui sebuah ayat yang diturunkan
dalam surat al-Nur? Lalu beliau mengajaknya memakai kerudung (yang tebal), dan HaIah pun memakainya".
Imam Bukhari juga mengutip penjelasan 'Aishah ini dalam [aII-nya sebagai berikut: Dari 'Aishah RA, beliau
berkata: "Allah merahmati wanita-wanita muhajirat awal, ketika Allah menurunkan ayat; wal yadribna bi
hu2urihinna ala fuybihinna, mereka memotong sebagian kain wol dan sutera mereka dan memakainya sebagai
kerudung". 'Aishah RA juga menjelaskan QS. 33: 59, "Jikalau Rasulullah SAW mengetahui apa yang terjadi pada
diri wanita (yaitu kegemaran berhias secara berlebihan baik dengan perhiasan, busana, dan minyak wangi yang
banyak menimbulkan Iitnah), pastilah beliau akan melarang mereka pergi ke masjid (dan menyuruhnya shalat di
rumah), seperti halnya dilarangnya wanita-wanita Bani Israil". Lalu YaIyE ibn Sa'd bertanya pada 'Amrah:
Apakah wanita Bani Israil dilarang keluar ke tempat ibadah mereka? Ia menjawab: Ya". Tentunya penaIsiran
ShaIrr di atas, sangat bertentangan dengan penjelasan istri Rasulullah SAW tersebut.

Biodata Penulis:
Henri Shalahuddin, menamatkan Strata 1 (S1) di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok
Modern Gontor (1995-1999) di Iakultas Ushuluddin. Sedangkan pendidikan S2, ditempuhnya di
International Islamic University Malaysia (IIUM), Iaculty oI Islamic Revealed Knowledge and Human
Science (IRKH), Department oI Usul al-Din and Islamic Thought.
Di antara riset yang pernah ditulisnya dalam Bahasa Arab adalah: 'awqif hli l-Sunnah wa l-
Ja2Eah 2in al-UIl al-Kha2sah li l-u9ailah (Ahlussunah`s Attitude toward Five Principles oI
Mu'tazilah, 120 halaman) di bawah bimbingan Drs. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. Sebuah penelitian
untuk memenuhi persyaratan S1 di ISID Gontor Indonesia. 'Dawr al-GhaEl f TaIwr anhaf l2i
l-KalE2 2in hilEli Ki9Ebihi al-q9iIEd fi l-9iqEd (al-Ghazali`s Role in Developing oI Islamic
Theology based on his Book al-IqtiEd Ii l-I`tiqEd). Tesis Master di IIUM Gombak Kuala Lumpur, 110
halaman, November 2003, di bawah bimbingan ProI. Dr. Abu Yaarib al-Marzouqi (Tunis) dan ProI. Dr.
Ibrahim Zein (Sudan). Abstraknya telah dipublikasikan di Jurnal IIUM, 'TAJDID, 8
th
year, February 2004,
issue no. 15. Di samping itu, terdapat sebuah artikel penulis tentang al-2E2 al-GhaEl. uIawwir anhaf l2i
l-KalE2 yang dimuat dalam jurnal Pascasarjana, 'al-Risalah, an Annual Academic ReIereed Journal, Fourth Year
December 2004 Dhul al-Qi`dah 1424H Issue No. 4, Centre Ior Postgraduate Studies (CPS) IIUM dan beberapa
artikel lainnya berbahasa Indonesia dipublikasikan di Majalah Media Dakwah, Harian Republika dan Majalah
Hidayatullah. Sedangkan bukunya yang terbit adalah "al-Qur'an Dihujat" (GIP, Jakarta: Mei 2007)

Brian Morris, n9ropologi ga2a. Kri9i T0ori-90ori ga2a Kon902por0r, Imam Khori
(penterj), AK Group, Yogyakarta, cet. II, 2007, hal. 110
lihat misalnya dalam artikel ensiklopedi Britannika, 02inis2, khususnya nflu0nc0 of 9h0
Enligh90n20n9 dalam Encyclopaedia Britannica 2007 Ultimate ReIerence Suite
Encyclopaedia Britannica 2007 Ultimate ReIerence Suite
Lihat TaIsr Tabar dan TaIsr Ibnu Kathr dalam al-Maktabah al-ShEmilah untuk QS. Al-
AhzEb:59.
Lihat al-Als, Tafsr RI al-aEn f Tafsr al-QurEn al-2 wa l-Sabi l-a9hEn,
QS. Al-AhzEb:59. Nama lengkap al-Als adalah ShihEb al-Dn MaImd ibn 'AbdullEh al-
usaini al-Als (1217H/1802M 1270H/1854M), dilahirkan dan waIat di BaghdEd. Beliau
adalah seorang ulama terkemuka di bidang Iiqih, taIsir dan Hadith. Karena ketenaran ilmunya,
beliau diangkat sebagai muIti Baghdad hingga tahun 1263H. Sedangkan karya Ienomenalnya,
Tafsr RI al-aEn f Tafsr al-QurEn al-2 wa l-Sabi l-a9hEn beliau selesaikan
dalam waktu 15 tahun. Kitab taIsirnya dipandang sebagai ringkasan ilmu para ulama terdahulu di
bidang taIsir, termasuk 9afsr ishEri yang ditulis oleh ulama suIi. Lihat: al-Maws'ah al-
'Arabiyyah dan Maws'ah al-A'lam dalam al-a9abah al-ShE2ilah
Ibn Sa'd, vol. VIII, hal. 49-50 dalam Dr. 'Abdullah Abu al-Su'ud Badr, Tafsr U22 al-
u2inn ishah, (DEr 'Olam al-Kutub, Kairo:1996) cet I, hal. 217
[aII al-BuhEr, kitEb taIsr al-Qur'En, dan Sunan b DEwud, kitEb al-libEs, 3579
[aII al-BuhEr, kitEb al-adhEn, 822; [aII usli2, kitEb al-alEh, 676; Sunan b
DEwud, kitEb al-alEh, 482 dsb
Kata pengantar Dr. Muhammad 'Imarah dalam Dr. Shalahuddin Sultan, irE9h al-arah wa
QaIiyah al-usEwEh, (DEr al-NahIah Mar, Kairo: 1999), hal. 4. Selanjutnya disingkat
irE9h al-arah
irE9h al-arah, hal. 10-11
irE9h al-arah, hal. 34

Anda mungkin juga menyukai