Anda di halaman 1dari 32

Hukum Islam Tentang Nikah Siri

Berkenaan dengan nikah siri, dalam RUU yang baru sampai di meja Setneg,
pernikahan siri dianggap perbuatan ilegal, sehingga pelakunya akan
dipidanakan dengan sanksi penjara maksimal 3 bulan dan denda 5 juta rupiah.
Tidak hanya itu saja, sanksi juga berlaku bagi pihak yang mengawinkan atau
yang dikawinkan secara nikah siri, poligami, maupun nikah kontrak. Setiap
penghulu yang menikahkan seseorang yang bermasalah, misalnya masih terikat
dalam perkawinan sebelumnya, akan dikenai sanksi pidana 1 tahun penjara.
Pegawai Kantor Urusan Agama yang menikahkan mempelai tanpa syarat
lengkap juga diancam denda Rp 6 juta dan 1 tahun penjara. |Surya Online,
Sabtu, 28 Februari, 1009|
Sebagian orang juga berpendapat bahwa orang yang melakukan pernikahan siri,
maka suami isteri tersebut tidak memiliki hubungan pewarisan. Artinya, jika
suami meninggal dunia, maka isteri atau anak-anak keturunannya tidak
memiliki hak untuk mewarisi harta suaminya. Ketentuan ini juga berlaku jika
isteri yang meninggal dunia.
Lalu, bagaimana pandangan Islam terhadap nikah siri? Bolehkah orang yang
melakukan nikah siri dipidanakan? Benarkah orang yang melakukan pernikahan
siri tidak memiliki hubungan pewarisan?
Definisi dan Alasan Melakukan Pernikahan Siri
Pernikahan siri sering diartikan oleh masyarakat umum dengan;
Pertama; pernikahan tanpa wali. Pernikahan semacam ini dilakukan secara
rahasia (siri) dikarenakan pihak wali perempuan tidak setuju; atau karena
menganggap absah pernikahan tanpa wali; atau hanya karena ingin memuaskan
naIsu syahwat belaka tanpa mengindahkan lagi ketentuan-ketentuan syariat;
kedua, pernikahan yang sah secara agama namun tidak dicatatkan dalam
lembaga pencatatan negara. Banyak Iaktor yang menyebabkan seseorang tidak
mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan sipil negara. Ada yang
karena Iaktor biaya, alias tidak mampu membayar administrasi pencatatan; ada
pula yang disebabkan karena takut ketahuan melanggar aturan yang melarang
pegawai negeri nikah lebih dari satu; dan lain sebagainya.
Ketiga, pernikahan yang dirahasiakan karena pertimbangan-pertimbangan
tertentu; misalnya karena takut mendapatkan stigma negatiI dari masyarakat
yang terlanjur menganggap tabu pernikahan siri; atau karena pertimbangan-
pertimbangan rumit yang memaksa seseorang untuk merahasiakan
pernikahannya.
Adapun hukum syariat atas ketiga Iakta tersebut adalah sebagai berikut.
Hukum Pernikahan Tanpa Wali
Adapun mengenai fakta pertama, yakni pernikahan tanpa wali; sesungguhnya
Islam telah melarang seorang wanita menikah tanpa wali. Ketentuan semacam
ini didasarkan pada sebuah hadits yang dituturkan dari sahabat Abu Musa ra;
bahwasanya Rasulullah saw bersabda;
` _'- `
'Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali.` |HR yang lima kecuali
Imam An Nasaaiy, lihat, Imam Asy Syaukani, Nailul Authar VI: 230 hadits ke
2648|.
Berdasarkan dalalah al-iqtidla, kata laa pada hadits menunjukkan pengertian
tidak sah`, bukan sekedar `tidak sempurna` sebagaimana pendapat sebagian
ahli Iikih. Makna semacam ini dipertegas dan diperkuat oleh hadits yang
diriwayatkan oleh Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw pernah bersabda:
.=' '+='- '+- ~ - =- ~' '~- , .=' '+='- , .=' '+='-
'Wanita mana pun yang menikah tanpa mendapat i:in walinya, maka
pernikahannya batil, pernikahannya batil, pernikahannya batil`. |HR yang
lima kecuali Imam An Nasaaiy. Lihat, Imam Asy Syaukaniy, Nailul Authar VI:
230 hadits ke 2649|.
Abu Hurayrah ra juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:
'+~-- _ ' - --'' '+~-- _ ` ~' ~' _ `
`Seorang wanita tidak boleh menikahkan wanita lainnya. Seorang wanita fuga
tidak berhak menikahkan dirinya sendiri. Sebab, sesungguhnya wanita pe:ina
itu adalah (seorang wanita) yang menikahkan dirinya sendiri`. (HR Ibn Majah
dan Ad Daruquthniy. Lihat, Imam Asy Syaukaniy, Nailul Authar VI: 231 hadits
ke 2649)
Berdasarkan hadits-hadits di atas dapatlah disimpulkan bahwa pernikahan tanpa
wali adalah pernikahan batil. Pelakunya telah melakukan maksiyat kepada Allah
swt, dan berhak mendapatkan sanksi di dunia. Hanya saja, syariat belum
menetapkan bentuk dan kadar sanksi bagi orang-orang yang terlibat dalam
pernikahan tanpa wali. Oleh karena itu, kasus pernikahan tanpa wali
dimasukkan ke dalam bab ta`zir, dan keputusan mengenai bentuk dan kadar
sanksinya diserahkan sepenuhnya kepada seorang qadliy (hakim). Seorang
hakim boleh menetapkan sanksi penjara, pengasingan, dan lain sebagainya
kepada pelaku pernikahan tanpa wali.
Nikah Tanpa Dicatatkan Pada Lembaga Pencatatan Sipil
Adapun Iakta pernikahan siri kedua, yakni pernikahan yang sah menurut
ketentuan syariat namun tidak dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil;
sesungguhnya ada dua hukum yang harus dikaji secara berbeda; yakni (1)
hukum pernikahannya; dan (2) hukum tidak mencatatkan pernikahan di
lembaga pencatatan negara
Dari aspek pernikahannya, nikah siri tetap sah menurut ketentuan syariat, dan
pelakunya tidak boleh dianggap melakukan tindak kemaksiyatan, sehingga
berhak dijatuhi sanksi hukum. Pasalnya, suatu perbuatan baru dianggap
kemaksiyatan dan berhak dijatuhi sanksi di dunia dan di akherat, ketika
perbuatan tersebut terkategori mengerjakan yang haram dan meninggalkan
yang wajib. Seseorang baru absah dinyatakan melakukan kemaksiyatan ketika
ia telah mengerjakan perbuatan yang haram, atau meninggalkan kewajiban yang
telah ditetapkan oleh syariat.
Begitu pula orang yang meninggalkan atau mengerjakan perbuatan-perbuatan
yang berhukum sunnah, mubah, dan makruh, maka orang tersebut tidak boleh
dinyatakan telah melakukan kemaksiyatan; sehingga berhak mendapatkan
sanksi di dunia maupun di akherat. Untuk itu, seorang qadliy tidak boleh
menjatuhkan sanksi kepada orang-orang yang meninggalkan perbuatan sunnah,
dan mubah; atau mengerjakan perbuatan mubah atau makruh.
Seseorang baru berhak dijatuhi sanksi hukum di dunia ketika orang tersebut;
pertama, meninggalkan kewajiban, seperti meninggalkan sholat, jihad, dan lain
sebagainya;
kedua, mengerjakan tindak haram, seperti minum khamer dan mencaci Rasul
saw, dan lain sebagainya;
ketiga, melanggar aturan-aturan administrasi negara, seperti melanggar
peraturan lalu lintas, perijinan mendirikan bangunan, dan aturan-aturan lain
yang telah ditetapkan oleh negara.
Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan; pernikahan yang tidak dicatatkan di
lembaga pencatatan negara tidak boleh dianggap sebagai tindakan kriminal
sehingga pelakunya berhak mendapatkan dosa dan sanksi di dunia. Pasalnya,
pernikahan yang ia lakukan telah memenuhi rukun-rukun pernikahan yang
digariskan oleh Allah swt. Adapun rukun-rukun pernikahan adalah sebagai
berikut; (1) wali, (2) dua orang saksi, dan (3) ijab qabul. Jika tiga hal ini telah
dipenuhi, maka pernikahan seseorang dianggap sah secara syariat walaupun
tidak dicatatkan dalam pencatatan sipil.
Adapun berkaitan hukum tidak mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan
negara, maka kasus ini dapat dirinci sebagai berikut.
Pertama, pada dasarnya, Iungsi pencatatan pernikahan pada lembaga
pencatatan sipil syar`iyyah) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
negara. Ketika pernikahan dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil, tentunya
seseorang telah memiliki sebuah dokumen resmi yang bisa ia dijadikan sebagai
alat bukti (bayyinah) di hadapan majelis peradilan, ketika ada sengketa yang
berkaitan dengan pernikahan, maupun sengketa yang lahir akibat pernikahan,
seperti waris, hak asuh anak, perceraian, naIkah, dan lain sebagainya. Hanya
saja, dokumen resmi yang dikeluarkan oleh negara, bukanlah satu-satunya alat
bukti syar`iy. Kesaksian dari saksi-saksi pernikahan atau orang-orang yang
menyaksikan pernikahan, juga absah dan harus diakui oleh negara sebagai alat
bukti syar`iy. Negara tidak boleh menetapkan bahwa satu-satunya alat bukti
untuk membuktikan keabsahan pernikahan seseorang adalah dokumen tertulis.
Pasalnya, syariat telah menetapkan keabsahan alat bukti lain selain dokumen
tertulis, seperti kesaksian saksi, sumpah, pengakuan (iqrar), dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan ini dapatlah disimpulkan bahwa, orang yang menikah
siri tetap memiliki hubungan pewarisan yang sah, dan hubungan-hubungan lain
yang lahir dari pernikahan. Selain itu, kesaksian dari saksi-saksi yang
menghadiri pernikahan siri tersebut sah dan harus diakui sebagai alat bukti
syar`iy. Negara tidak boleh menolak kesaksian mereka hanya karena pernikahan
tersebut tidak dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil; atau tidak mengakui
hubungan pewarisan, nasab, dan hubungan-hubungan lain yang lahir dari
pernikahan siri tersebut.
Kedua, pada era keemasan Islam, di mana sistem pencatatan telah berkembang
dengan pesat dan maju, tidak pernah kita jumpai satupun pemerintahan Islam
yang mempidanakan orang-orang yang melakukan pernikahan yang tidak
dicatatkan pada lembaga pencatatan resmi negara. Lebih dari itu, kebanyakan
masyarakat pada saat itu, melakukan pernikahan tanpa dicatat di lembaga
pencatatan sipil. Tidak bisa dinyatakan bahwa pada saat itu lembaga pencatatan
belum berkembang, dan keadaan masyarakat saat itu belumnya sekompleks
keadaan masyarakat sekarang. Pasalnya, para penguasa dan ulama-ulama kaum
Muslim saat itu memahami bahwa hukum asal pencatatan pernikahan bukanlah
wajib, akan tetapi mubah. Mereka juga memahami bahwa pembuktian syar`iy
bukan hanya dokumen tertulis.
Nabi saw sendiri melakukan pernikahan, namun kita tidak pernah menemukan
riwayat bahwa melakukan pencatatan atas pernikahan beliau, atau beliau
mewajibkan para shahabat untuk mencatatkan pernikahan mereka; walaupun
perintah untuk menulis (mencatat) beberapa muamalah telah disebutkan di
dalam al-Quran, misalnya Iirman Allah swt;
' -- - - ' _ ~ ~ ~ , . = _ , - ~ - -' ~ ' ~ ' - ~' - - ~ ' ' + - ' - ' - - ' .~ '
~ = ' ~ - ' -- ~ - ~ = - ' ' - =' - = ~ ' . ~ - - ' - = ~ ' '
.~ ' - . ~ - - . ~ - _- = ~ - ' ' -- - ' +- - ~ =' ' = ~ - ~- + ~ ' ~ +~~'
~= ~ ' ~ -' ~= . - -' ~ +~' ~ - ~ ~ ' ~' . = - = ' - - - - ' , = ' ' ~ -'
~ ~ ' ' = ~ ' ~ ' ~ -' ~ + ~' ~' + ~ ' ~- = = ~ ~ = _ ' - ' - - - '
- -- ' + - - ~ -- ' + - - ~ -' = ' = ' ' ' ' _ -~ = - = ' - ' _' -
' ' - ' ~ - ' - ~- + ~ ' ' ' - - ' -' ' ~ ' ~ +~ . ' ' ~ -
- = , - ~
ai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
fanganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengafarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan fanganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan fufur. Dan persaksikanlah dengan
dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu). Jika tak ada dua orang
lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya fika seorang lupa maka seorang lagi
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil, dan fanganlah kamu femu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih
adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah mu`amalahmu itu), kecuali
fika mu`amalah itu perdagangan tunai yang kamu falankan di antara kamu,
maka tak ada dosa bagi kamu, (fika) kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikanlah apabila kamu berfual beli, dan fanganlah penulis dan saksi
saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kepada Allah, Allah mengafarmu, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.|TQS AL Baqarah (2):

Ketiga, dalam khazanah peradilan Islam, memang benar, negara berhak
menjatuhkan sanksi mukhalaIat kepada orang yang melakukan tindakan
mukhalafat. Pasalnya, negara (dalam hal ini seorang KhaliIah dan orang yang
diangkatnya) mempunyai hak untuk menetapkan aturan-aturan tertentu untuk
mengatur urusan-urusan rakyat yang belum ditetapkan ketentuan dan tata cara
pengaturannya oleh syariat; seperti urusan lalu lintas, pembangunan rumah,
eksplorasi, dan lain sebagainya. KhaliIah memiliki hak dan berwenang
mengatur urusan-urusan semacam ini berdasarkan ijtihadnya. Aturan yang
ditetapkan oleh khaliIah atau qadliy dalam perkara-perkara semacam ini wajib
ditaati dan dilaksanakan oleh rakyat. Siapa saja yang melanggar ketetapan
khaliIah dalam urusan-urusan tersebut, maka ia telah terjatuh dalam tindakan
mukhalaIat dan berhak mendapatkan sanksi mukhalaIat. Misalnya, seorang
khaliIah berhak menetapkan jarak halaman rumah dan jalan-jalan umum, dan
melarang masyarakat untuk membangun atau menanam di sampingnya pada
jarak sekian meter. Jika seseorang melanggar ketentuan tersebut, khaliIah boleh
memberi sanksi kepadanya dengan denda, cambuk, penjara, dan lain
sebagainya.
KhaliIah juga memiliki kewenangan untuk menetapkan takaran, timbangan,
serta ukuran-ukuran khusus untuk pengaturan urusan jual beli dan perdagangan.
Ia berhak untuk menjatuhkan sanksi bagi orang yang melanggar perintahnya
dalam hal tersebut. KhaliIah juga memiliki kewenangan untuk menetapkan
aturan-aturan tertentu untuk kaIe-kaIe, hotel-hotel, tempat penyewaan
permainan, dan tempat-tempat umum lainnya; dan ia berhak memberi sanksi
bagi orang yang melanggar aturan-aturan tersebut.
Demikian juga dalam hal pengaturan urusan pernikahan. KhaliIah boleh saja
menetapkan aturan-aturan administrasi tertentu untuk mengatur urusan
pernikahan; misalnya, aturan yang mengharuskan orang-orang yang menikah
untuk mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan resmi negara, dan lain
sebagainya. Aturan semacam ini wajib ditaati dan dilaksanakan oleh rakyat.
Untuk itu, negara berhak memberikan sanksi bagi orang yang tidak mencatatkan
pernikahannya ke lembaga pencatatan negara. Pasalnya, orang yang tidak
mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan negara -- padahal negara
telah menetapkan aturan tersebuttelah terjatuh pada tindakan mukhalafat.
Bentuk dan kadar sanksi mukhalaIat diserahkan sepenuhnya kepada khaliIah
dan orang yang diberinya kewenangan.
Yang menjadi catatan di sini adalah, pihak yang secara syar`iy absah
menjatuhkan sanksi mukhalafat hanyalah seorang khaliIah yang dibai`at oleh
kaum Muslim, dan orang yang ditunjuk oleh khaliIah. Selain khaliIah, atau
orang-orang yang ditunjuknya, tidak memiliki hak dan kewenangan untuk
menjatuhkan sanksi mukhalaIat. Atas dasar itu, kepala negara yang tidak
memiliki aqad bai`at dengan rakyat, maka kepala negara semacam ini tidak
absah menjatuhkan sanksi mukhalaIat kepada rakyatnya. Sebab, seseorang baru
berhak ditaati dan dianggap sebagai kepala negara jika rakyat telah
membai`atnya dengan bai`at iniqad dan taat. Adapun orang yang menjadi
kepala negara tanpa melalui proses bai`at dari rakyat (in`iqad dan taat), maka ia
bukanlah penguasa yang sah, dan rakyat tidak memiliki kewajiban untuk
mentaati dan mendengarkan perintahnya. Lebih-lebih lagi jika para penguasa itu
adalah para penguasa yang menerapkan sistem kuIur alas demokrasi dan
sekulerisme, maka rakyat justru tidak diperkenankan memberikan ketaatan
kepada mereka.
Keempat, jika pernikahan siri dilakukan karena Iaktor biaya; maka pada kasus
semacam ini negara tidak boleh mempidanakan dan menjatuhkan sanksi
mukhalaIat kepada pelakunya. Pasalnya, orang tersebut tidak mencatatkan
pernikahannya dikarenakan ketidakmampuannya; sedangkan syariat tidak
membebani seseorang di luar batas kemampuannya. Oleh karena itu, Negara
tidak boleh mempidanakan orang tersebut, bahkan wajib memberikan pelayanan
pencatatan gratis kepada orang-orang yang tidak mampu mencatatkan
pernikahannya di lembaga pencatatan Negara.
Kelima, pada dasarnya, Nabi saw telah mendorong umatnya untuk
menyebarluaskan pernikahan dengan menyelenggarakan walimatul ursy.
Anjuran untuk melakukan walimah, walaupun tidak sampai berhukum wajib
akan tetapi nabi sangat menganjurkan (sunnah muakkadah). Nabi saw bersabda;
, ' ~ ' - ` ~ =
'Adakah walimah walaupun dengan seekor kambing`.|HR. Imam Bukhari dan
Muslim|
Banyak hal-hal positiI yang dapat diraih seseorang dari penyiaran pernikahan;
di antaranya adalah ; (1) untuk mencegah munculnya Iitnah di tengah-tengah
masyarakat; (2) memudahkan masyarakat untuk memberikan kesaksiannya, jika
kelak ada persoalan-persoalan yang menyangkut kedua mempelai; (3)
memudahkan untuk mengidentiIikasi apakah seseorang sudah menikah atau
belum.
Hal semacam ini tentunya berbeda dengan pernikahan yang tidak disiarkan, atau
dirahasiakan (siri). Selain akan menyebabkan munculnya Iitnah; misalnya jika
perempuan yang dinikahi siri hamil, maka akan muncul dugaan-dugaan negatiI
dari masyarakat terhadap perempuan tersebut; pernikahan siri juga akan
menyulitkan pelakunya ketika dimintai persaksian mengenai pernikahannya.
Jika ia tidak memiliki dokumen resmi, maka dalam semua kasus yang
membutuhkan persaksian, ia harus menghadirkan saksi-saksi pernikahan
sirinya; dan hal ini tentunya akan sangat menyulitkan dirinya. Atas dasar itu,
anjuran untuk mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan negara menjadi
relevan, demi mewujudkan kemudahan-kemudahan bagi suami isteri dan
masyarakat serta untuk mencegah adanya Iitnah.
Bahaya Terselubung Surat Nikah
Walaupun pencatatan pernikahan bisa memberikan implikasi-implikasi positiI
bagi masyarakat, hanya saja keberadaan surat nikah acapkali juga membuka
ruang bagi munculnya praktek-praktek menyimpang di tengah masyarakat.
Lebih-lebih lagi, pengetahuan masyarakat tentang aturan-aturan Islam dalam hal
pernikahan, talak, dan hukum-hukum ijtimaa`iy sangatlah rendah, bahwa
mayoritas tidak mengetahui sama sekali. Diantara praktek-praktek menyimpang
dengan mengatasnamakan surat nikah adalah;
Pertama, ada seorang suami mentalak isterinya sebanyak tiga kali, namun tidak
melaporkan kasus perceraiannya kepada pengadilan agama, sehingga keduanya
masih memegang surat nikah. Ketika terjadi sengketa waris atau anak, atau
sengketa-sengketa lain, salah satu pihak mengklaim masih memiliki ikatan
pernikahan yang sah, dengan menyodorkan bukti surat nikah. Padahal,
keduanya secara syar`iy benar-benar sudah tidak lagi menjadi suami isteri.
Kedua, surat nikah kadang-kadang dijadikan alat untuk melegalkan perzinaan
atau hubungan tidak syar`iy antara suami isteri yang sudah bercerai. Kasus ini
terjadi ketika suami isteri telah bercerai, namun tidak melaporkan perceraiannya
kepada pengadilan agama, sehingga masih memegang surat nikah. Ketika suami
isteri itu merajut kembali hubungan suami isteri padahal mereka sudah
bercerai, maka mereka akan terus merasa aman dengan perbuatan keji mereka
dengan berlindung kepada surat nikah. Sewaktu-waktu jika ia tertangkap tangan
sedang melakukan perbuatan keji, keduanya bisa berdalih bahwa mereka masih
memiliki hubungan suami isteri dengan menunjukkan surat nikah.
Inilah beberapa bahaya terselubung di balik surat nikah. Oleh karena itu,
penguasa tidak cukup menghimbau masyarakat untuk mencatatkan
pernikahannya pada lembaga pencatatan sipil negara, akan tetapi juga
berkewajiban mendidik masyarakat dengan hukum syariat agar masyarakat
semakin memahami hukum syariat, dan mengawasi dengan ketat penggunaan
dan peredaran surat nikah di tengah-tengah masyarakat, agar surat nikah tidak
justru disalahgunakan.
Selain itu, penguasa juga harus memecahkan persoalan perceraian yang tidak
dilaporkan di pengadilan agama, agar status hubungan suami isteri yang telah
bercerai menjadi jelas. Wallahu alam bi al-shawab. (Syamsuddin Ramadhan
AUn Nawiy).





















Hukum Perdagangan dalam
Islam

Pengertian Transaksi 1ual Beli



Menjual adalah memindahkan hak milik kepada orang lain dengan harga, sedangkan
membeli yaitu menerimanya.
Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya yang mulia demikian pula Nabi shalallahu
'alaihi wasallam dalam sunnahnya yang suci beberapa hukum muamalah, karena
butuhnya manusia akan hal itu, dan karena butuhnya manusia kepada makanan yang
dengannya akan menguatkan tubuh, demikian pula butuhnya kepada pakaian,
tempat tinggal, kendaraan dan sebagainya dari berbagai kepentingan hidup serta
kesempurnaanya.

Hukum Transaksi 1ual Beli

Jual beli adalah perkara yang diperbolehkan berdasarkan al Kitab, as Sunnah, ijma
serta qiyas :

Allah Ta'ala berIirman : " Dan Allah menghalalkan jual beli Al Baqarah"
Allah Ta'ala berIirman : " tidaklah dosa bagi kalian untuk mencari keutaman (rizki)
dari Rabbmu "
(Al Baqarah : 198, ayat ini berkaitan dengan jual beli di musim haji)

Dan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda "Dua orang yang saling berjual beli
punya hak untuk saling memilih selama mereka tidak saling berpisah, maka jika
keduianya saling jujur dalam jual beli dan menerangkan keadaan barang-barangnya
(dari aib dan cacat), maka akan diberikan barokah jual beli bagi keduanya, dan
apabila keduanya saling berdusta dan saling menyembunyikan aibnya maka akan
dicabut barokah jual beli dari keduanya"
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i, dan shahihkan oleh Syaikh Al Bany
dalam shahih Jami no. 2886)

Dan para ulama telah ijma (sepakat) atas perkara (bolehnya) jual beli, adapun qiyas
yaitu dari satu sisi bahwa kebutuhan manusia mendorong kepada perkara jual beli,
karena kebutuhan manusia berkaitan dengan apa yang ada pada orang lain baik
berupa harga atau sesuaitu yang dihargai (barang dan jasa) dan dia tidak dapat
mendapatkannya kecuali dengan menggantinya dengan sesuatu yang lain, maka
jelaslah hikmah itu menuntut dibolehkannya jual beli untuik sampai kepada tujuan
yang dikehendaki. .

Akad 1ual Beli :
Akad jual beli bisa dengan bentuk perkataan maupun perbuatan :
Bentuk perkataan terdiri dari Ijab yaitu kata yang keluar dari penjual seperti
ucapan " saya jual" dan Qobul yaitu ucapan yang keluar dari pembeli dengan
ucapan "saya beli "
Bentuk perbuatan yaitu muaathoh (saling memberi) yang terdiri dari perbuatan
mengambil dan memberi seperti penjual memberikan barang dagangan kepadanya
(pembeli) dan (pembeli) memberikan harga yang wajar (telah ditentukan).


Dan kadang bentuk akad terdiri dari ucapan dan perbuatan sekaligus :
Berkata Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah rahimahullah : jual beli Muathoh ada
beberapa gambaran
1. Penjual hanya melakukan ijab laIadz saja, dan pembeli mengambilnya seperti
ucapan " ambilah baju ini dengan satu dinar, maka kemudian diambil, demikian
pula kalau harga itu dengan sesuatu tertentu seperti mengucapkan "ambilah baju ini
dengan bajumu", maka kemudian dia mengambilnya.
2. Pembeli mengucapkan suatu laIadz sedang dari penjual hanya memberi, sama
saja apakah harga barang tersebut sudah pasti atau dalam bentuk suatu jaminan
dalam perjanjian.(dihutangkan)
3. Keduanya tidak mengucapkan lapadz apapun, bahkan ada kebiasaan yaitu
meletakkan uang (suatu harga) dan mengambil sesuatu yang telah dihargai.

Syarat Sah 1ual Beli
Sahnya suatu jual beli bila ada dua unsur pokok yaitu bagi yang beraqad dan
(barang) yang diaqadi, apabila salah satu dari syarat tersebut hilang atau gugur maka
tidak sah jual belinya. Adapun syarat tersebut adalah sbb :

Bagi yang beraqad :
1. Adanya saling ridha keduanya (penjual dan pembeli), tidak sah bagi suatu jual
beli apabila salah satu dari keduanya ada unsur terpaksa tanpa haq (sesuatu yang
diperbolehkan) berdasarkan Iirman Allah Ta'ala " kecuali jika jual beli yang saling
ridha diantara kalian ", dan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda "hanya saja
jual beli itu terjadi dengan asas keridhan" (HR. Ibnu Hiban, Ibnu Majah, dan selain
keduanya), adapun apabila keterpaksaan itu adalah perkara yang haq (dibanarkan
syariah), maka sah jual belinya. Sebagaimana seandainya seorang hakim memaksa
seseorang untuk menjual barangnya guna membayar hutangnya, maka meskipun itu
terpaksa maka sah jual belinya.
2. Yang beraqad adalah orang yang diperkenankan (secara syariat) untuk melakukan
transaksi, yaitu orang yang merdeka, mukallaI dan orang yang sehat akalnya, maka
tidak sah jual beli dari anak kecil, bodoh, gila, hamba sahaya dengan tanpa izin
tuannya.
(catatan : jual beli yang tidak boleh anak kecil melakukannya transaksi adalah jual
beli yang biasa dilakukan oleh orang dewasa seperti jual beli rumah, kendaraan dsb,
bukan jual beli yang siIatnya sepele seperti jual beli jajanan anak kecil, ini
berdasarkan pendapat sebagian dari para ulama pent)
3. Yang beraqad memiliki penuh atas barang yang diaqadkan atau menempati posisi
sebagai orang yang memiliki (mewakili), berdasarkan sabda Nabi kepada Hakim bin
Hazam " Janganlah kau jual apa yang bukan milikmu" (diriwayatkan oleh Ibnu
Majah, Tirmidzi dan dishahihkan olehnya). Artinya jangan engkau menjual seseuatu
yang tidak ada dalam kepemilikanmu.

Berkata Al Wazir Ibnu Mughirah Mereka (para ulama) telah sepakat bahwa tidak
boleh menjual sesuatu yang bukan miliknya, dan tidak juga dalam kekuasaanya,
kemudian setelah dijual dia beli barang yang lain lagi (yang semisal) dan diberikan
kepada pemiliknya, maka jual beli ini bathil

Bagi (Barang) yang diaqadi
Barang tersebut adalah sesuatu yang boleh diambil manIaatnya secara mutlaq,
maka tidak sah menjual sesuatu yang diharamkan mengambil manIaatnya seperti
khomer, alat-alat musik, bangkai berdasarkan sabda Nabi shalallahu 'alaihi
wasallam " Sesungguhnya Allah mengharamkan menjual bangkai, khomer, dan
patung (MutaIaq alaihi). Dalam riwayat Abu Dawud dikatakan " mengharamkan
khomer dan harganya, mengharamkan bangkai dan harganya, mengharamkan babi
dan harganya", Tidak sah pula menjual minyak najis atau yang terkena najis,
berdasarkan sabda Nabi " Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu (barang)
mengharamkan juga harganya ", dan di dalam hadits mutaIaq alaihi: disebutkan "
bagaimana pendapat engkau tentang lemak bangkai, sesungguhnya lemak itu
dipakai untuk memoles perahu, meminyaki (menyamak kulit) dan untuk dijadikan
penerangan", maka beliau berata, " tidak karena sesungggnya itu adalah haram.".
Yang diaqadi baik berupa harga atau sesuatu yang dihargai mampu untuk
didapatkan (dikuasai), karena sesuatu yang tidak dapat didapatkan (dikuasai)
menyerupai sesuatu yang tidak ada, maka tidak sah jual belinya, seperti tidak sah
membeli seorang hamba yang melarikan diri, seekor unta yang kabur, dan seekor
burung yang terbang di udara, dan tidak sah juga membeli barang curian dari orang
yang bukan pencurinya, atau tidak mampu untuk mengambilnya dari pencuri karena
yang menguasai barang curian adalah pencurinya sendiri..
Barang yang diaqadi tersebut diketahui ketika terjadi aqad oleh yang beraqad,
karena ketidaktahuan terhadap barang tersebut merupakan suatu bentuk penipuan,
sedangkan penipuan terlarang, maka tidak sah membeli sesuatu yang dia tidak
melihatnya, atau dia melihatnya akan tetapi dia tidak mengetahui (hakikat) nya.
Dengan demikian tidak boleh membeli unta yang masih dalam perut, susu dalam
kantonggnya. Dan tidak sah juga membeli sesuatu yang hanya sebab menyentuh
seperti mengatakan "pakaian mana yang telah engkau pegang, maka itu harus
engkau beli dengan (harga) sekian " Dan tidak boleh juga membeli dengam
melempar seperti mengatakan "pakaian mana yang engaku lemparkan kepadaku,
maka itu (harganya0 sekian. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah radiallahu
anhu bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam melarang jual beli dengan hasil
memegang dan melempar" (mutaIaq alaihi). Dan tidak sah menjual dengan
mengundi (dengan krikil) seperti ucapan " lemparkan (kerikil) undian ini, maka
apabila mengenai suatu baju, maka bagimu harganya adalah sekian "

Sumber : Mulakhos Fiqhy Syaikh Sholeh bin Fauzan AL Fauzan Penerbit Dar Ibnul
Jauzi - Saudi Arabia


Khiyar (memilih) dalam Jual Beli
Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Abdullah Alu Fauzan

Sesungguhnya agama Islam adalah agama yang penuh kemudahan dan syamil
(menyeluruh) meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai
maslahat dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat.
Termasuk dalam maslahat tersebut adalah sesuatu yang Allah syariatkan dalam jual
beli berupa hak memilih bagi orang yang bertransaksi, supaya dia puas dalam
urusannya dan dia bisa melihat maslahat dan madharat yang ada dari sebab akad
tersebut sehingga dia bisa mendapatkan yang diharapkan dari pilihannya atau
membatalkan jual belinya apabila dia melihat tidak ada maslahat padanya.

Pengertian Khiyar

Khiyar (memilih) dalam jual beli maknanya adalah memilih yang terbaik dari dua
perkara untuk melangsungkan atau membatalkan akad jual beli. Khiyar terdiri dari
delapan macam :




1. Khiyar Masjlis (pilihan majelis)

Yaitu tempat berlangsungnya jual beli. Maksudnya bagi yang berjual beli
mempunyai hak untuk memilih selama keduanya ada di dalam majelis. Dalilnya
adalah sabda Rasulullah shlallalahu alalihi wasaallam. 'Jika dua orang saling
berjual beli, maka masing-masing punya hak untuk memilih selama belum berpisah
dan keduanya ada di dalam majelis (Shahih, dalam shahihul Jami : 422)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata : Dalam penetapan adanya khiyar majelis dalam
jual beli oleh Allah dan Rasul-Nya ada hikmah dan maslahat bagi keduanya, yaitu
agar terwujud kesempurnaan ridha yang disyaratkan oleh Allah ta`ala dalam jual
beli melalui Iirman-Nya 'Kecuali saling keridhaan di atara kalian (An Nisa :29)
karena sesungguhnya akad jual beli itu sering terjadi dengan tiba-tiba tanpa berIikir
panjang dan melihat harga. Maka kebaikan-kebaikan syariat yang sempurna ini
mengharuskan adanya sebuah aturan berupa khiyar supaya masing-masing penjual
dan pembeli melakukannya dalam keadaan puas dan melihat kembali trasnsksi itu
(maslahat dan mandaratnya). Maka masing-masing punya hak untuk memilh sesuai
dengan hadits 'selama keduanya tidak berpisah dari tempat jual beli.

Kalau keduanya meniadakan khiyar (hanya asas kepercayaan) yaitu saling berjual
beli dengan syarat tidak ada khiyar, atau salah seorang keduanya merelakan tidak
ingin khiyar maka ketika itu harus terjadi jual beli pada keduanya atau terhadap
orang yang mengugurkan hak khiyarnya hanya dengan sebatas akad saja. (karena
khiyar itu merupakan hak dari orang yang bertransaksi maka hak itu hilang jika
yang punya hak membatalkannya-pent). Sebagaimana sabda rasulullah 'Selama
keduana belum berpisah atau pilihan salah seorang dari keduanya terhadap yang
lain(Shahih, dalam Shahih Al Jami`: 422).

Dan diharamkan bagi salah satu dari kedunya untuk memisahkan saudaranya
dengan tujuan untuk menggugurkan hak khiyarnya berdasarkan hadits Amr bin
Syu`aib yang padanya terdapat perkataan Nabi :'Tidak halal baginya untuk
memisahkannya karena khawatir dia akan menerima hak khiyar (menggagalkan jual
belinya). (Hasan, dalam Irwaul Ghalil : 1211)


2. Khiyar Syarat

Yaitu masing-masing dari keduanya mensyaratkan adanya khiyar ketika melakukan
akad atau setelahnya selama khiyar majelis dalam waktu tertenu, berdasarkan sabda
Nabi Shallallahu alaihi Wasallam 'orang-orang muslim itu berada di atas syarat-
syarat mereka dan juga karena keumuman Iirman Allah Ta`ala 'Hai orang-orang
yang beriman tunaikanlah janji-janji itu (Al Maidah :1.). Dua orang yang
bertransaksi sah untuk mensyaratkan khiyar terhadap salah seorang dari keduanya
karena khiyar merupakan hak dari keduanya, maka selama keduanya ridho berarti
hal itu boleh.


. Khiyar Ghobn,
Yaitu jika seorang tertipu dalam jual beli dengan penipuan yang keluar dari
kebiasaan, maka seorang yang tertipu dia diberi pilihan apakah akan melangsungkan
transsaksinya atau membatalkannya. Dalilnya sabda rasul 'Tidak ada madharat dan
tidak ada memadharati (Silsilah As Shahihah : 250) dan sabdanya 'Tidaklah halal
harta seorang muslim kecuali dengan kelapangan darinya (dalam menjualnya)
(Irwaul Ghalil : 1761) .
Dan orang yang tertipu tidak akan lapang jiwanya denga penipuan, kecuali kalau
penipuan tersebut adalah penipuan ringan yang sudah biasa terjadi, maka tidak ada
khiyar baginya.


Gambaran Khiyar Ghabn

1. Orang-orang kota menyambut orang-orang yang datang dari pelosok yang datang
untuk mengambil (memeberikan) barang dagangan mereka di kota, jika orang-orang
kota menyambutnya kemudian membeli dari mereka dalam keadaan jelas orang-
orang yang datang dari pelosok itu tertipu dengan penipuan yang besar, maka
mereka berhak untuk memilih (khiyar) karena sabda Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam 'Jangan kalian sambut orang-orang yang datang itu, maka barang siapa
yang menyambutnya dan membeli barangnya, jika kemudian mereka datang ke
pasar (ternyata dia mengetahui harganya) maka dia berhak untuk khiyar" (HR.
Muslim).

Maka Nabi Shallallahu alaihi Wasalam merlarang untuk menyambut merkea di luar
pasar yang didalamnya terdapat jual beli barang, dan beliau memerintahkan jika
penjual itu datang ke pasar sehingga dia mengetahui harga-harga barang maka
penjual tersebut berhak untuk melanjutkan jual beli atau membatalkannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata ' Nabi Shallallahu alaihi Wasalam
menetapkan khiyar bagi pendatang jika dia bertemu dengan pembeli (dari kota),
karena padanya ada unsur penipuan.

Ibnul Qoyim menjelaskan 'Nabi Shallallahu alaihi Wasalam melarang darinya
(melakukan penyambutan untuik membeli, -pent) karena adanya penipuan terhadap
penjual yaitu penjual tidak tahu harga, sehingga orang-orang di kota membeli
darinya dengan harga minim, oleh karena itu Nabi Shallallahu alaihi Wasalam
menetapkan hak khiyar bagi penjual setelah dia memasuki pasar. Adapun tentnag
adanya khiyar dalam kodisi tertipu tidak ada pertentangan di kalangan para ulama
karena penjual yang datang ke kota jika dia tidak tahu harga, maka dia teranggap
tidak tahu terhadap harga-harga yagg semestinya sehingga dengan demikian
pembeli telah menipunya. Demikian pula jika penjual menjual sesuatu kepada
pembeli maka bagi pembeli berhak untuk khiyar jika dia masuk pasar dan merasa
tertipu dengan penipuan yang keluar dari kebiasaan.

2. Penipuan yang disebabkan oleh adanya tambahan harga oleh najasy, Najasy yaitu
orang yag memberikan tambahan terhadap barang dagangan sedangkan dia sendiri
tidak berniat untuk membelinya melainkan hanya sekedar untuk menaikan harga
barang terhadap pembeli. Maka ini adalah amalan yang diharamkan, Nabi
Shallahllahu alaihi Wasallam telah melarang dengan sabdanya 'Janganlah kalian
saling nerbuatan nasjasy (Shahih dalam Shahih Abu Dawud No 2922, Shahih Ibnu
Majah 1767, Shahih Tirmidzi No 1050 dll), karena pada perbuatan ini ada unsur
penipuan terhadap pembeli dan ini termasuk ke dalam makna Ghisy.
Termasuk ke dalam Najasy yang diharamkan adalah yaitu pemilik barang
mengatakan 'aku berikan kepada orang lain dengan harga sekian padahal dia
dusta, atau mengatakan' aku tidak akan menjualnya kecuali dnegan harga sekian
padahal dia dusta.
Gambaran lain dari najasy yang diharamkan adalah pemilik barang mengatakan
'Tidaklah aku menjual barang ini kecuali dengan harga sekian atau seharga sekian,
dengan tujuan supaya pembeli membelinya dengan harga minimal yang dia
sebutkan seperti mengatakan terhadap suatu barang 'harga barang ini lima ribu saya
jual dengan harga sepuluh ribu dengan tujuan pembeli membelinya dengan harga
yang mendekati nilai sepuluh ribu (padahal dia dusta, -pent)

. Ghabn Mustarsil. Ibnul Qoyim berkata dalam hadits disebutkan 'Menipu orang
yang mustasrsil adalah riba (Hadits Bathil dalam Silsilah Ad DhaiIah : 668, dan
lemah dalam DhaiIul Jami : 2908, Al Albany) . Mustarsil adalah orang yang tidak
tahu harga dan tidak bisa menawar bahkan dia percaya sepenuhnya kepada penjual,
jika ternyata dia ditipu dengan penipuan yang besar maka dia punya hak untuk
khiyar
Ghabn adalah diharamkan karena padanya mengandung unsur penipuan terhadap
pembeli. Dan beberapa perkara yang diharamkan dan sering terjadi di pasar-pasar
kaum muslimin seperti sebagian orang ketika membawa barang dagangan ke pasar.
Orang-orang pasar sepkat untuk tidak menawar barang (dengan harga tinggi),
apabila pembeli tidak ada yang bersedia menambah harta pembelian, maka akhirnya
penjual terpaksa menjualnya dengan harta murah. Maka ini adalah Ghabn
(penipuan) yang dzalim dan diharamkan. Apabila pemilik barang mengetahui
bahwa dia telah ditipu maka boleh baginya untuk khiyar dan mengambil kembali
barangnya. Maka wajib bagi yang melakukan penipuan seperti ini untuk
meninggalkan perbuatan ini dan bertaubat darinya. Dan bagi yang mengetahui hal
ini wajib baginya untuk mengingkari orang yang berbuat seperti ini dan
menyampaikan kepada pihak yang berwenang untuk ditindak.

. Khiyar Tadlis,
Yaitu khiyar yang disebabkan oleh adanya tadlis. Tadlis yaitu menampakan barang
yang aib (cacat) dalam bentuk yang bagus seakan-akan tidak ada cacat. Kata tadlis
diambil dari kata addalah dengan makna ad dzulmah (gelap) yaitu seolah-olah
penjual menunjukan barang kepada pembeli yang bagus di kegelapan sehingga
barang tersebut tidak terlihat secara sempurna. Dan ini ada dua macam
Pertama : menyembunyian cacat barang
Kedua : Menghiasi dan memperindahnya dengan sesuatu yang menyebabkan
harganya bertambah.
Tadlis ini haram, karena dia merasa tertipu dengan membelanjakan hartanya
terhadap barang yang ditunjukan oleh penjual dan kalau dia tahu barang yang dibeli
itu tidak sesuai dengan harga yang dia berikan maka syariat memperbolehkan bagi
pembeli untuk mengembalikan barang pembeliannya.
Diantara contoh-contoh tadlis yang ada adalah menahan air susu kambing, sapi dan
unta ketika hendak dipajang untuk dijual, sehingga pembeli mengira ternak itu
selalu banyak air susunya. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda 'janganlah
kalian membiarkan air susu unta dan kambing (sehingga tampak banyak air
susunya), maka apabila dia tetap menjualnya maka bagi pembeli berhak untuk
khiyar dari dua pilihan apakah dia akan melangsungkan membeli atau
mengembalikannya dengan satu sha kurma. (Shahih dalam Shahihul Jami :7347,
Al Albany)
Contoh lain adalah menghiasi rumah yang cacat untuk menipu pembeli atau
penyewa, menghiasi mobil-mobil sampai nampak seperti belum pernah dipakai
dengan maksud untuk menipu pembeli serta contoh-contoh lainnya dari bentuk
penipuan..
Maka wajib bagi seorang muslim untuk berlaku jujur serta menjelaskan hakikat dari
barang-barang yang akan dijual, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi
wasallam 'Dua orang penjual dan pembeli berhak untuk khiyar selama keduanya
tidak berpisah. Apabila keduanya jujur dan menjelaskan (hakikat dari barang-
barangnya), maka berkah bagi keduanya dalam jual beli.. Akan tetapi apabila
keduanya dusta dan menyembunyikan aib barangnya, maka terhapuslah berkah jual
belinya." (Shahihdalam Shahihul Jami` :2897, Al Albany) Nabi shallallahu alaihi
wasallam pun mengabarkan bahwa 'Jujur dalam menjual dan membeli adalah dari
sebab berkah, dan sesungguhnya dusta adalah penyebab hilangnya berkah. Maka
harga (nilai uang) meskipun sedikit apabila disertai dengan kejujuran maka Allah
akan memberikan berkah padanya, dan sebaliknya banyak akan tetapi disertai
dengan kedustaan maka hal itu akan mengapuskan berkah dan tidak ada kebaikan
padanya.


. Khiyar Aib
Yaitu khiyar bagi pembeli yang disebabkan adanya aib dalam suatu barang yang
tidak disebutkan oleh penjual atau tidak diketahui olehnya, akan tetapi jelas aib itu
ada dalam barang dagangan sebelum dijual. Adapun ketentuan aib yang
memperbolehkan adanya khiyar adalah dengan adanya aib itu biasanya
menyebabkan nilai barang berkurang, atau mengurangi harga barang itu sendri..
Adapun landasan untuk mengetahui hal ini kembali kepada bentuk perniagaan yang
sudah terpandang, kalau mereka menganggapnya sebagai aib maka boleh adanya
khiyar, dan kalau mereka tidak menganggapnya sebagai suatu aib yang dengannya
dapat mengurangi nilai barang atau harga barang itu sendiri maka tidak teranggap
adanya khiyar. Apabila pembeli mengetahui aib setelah akad, maka baginya berhak
khiyar untuk melanjutkan membeli dan mengambil ganti rugi seukuran perbedaan
antara harga barang yang baik dengan yang terdapat aib. Atau boleh baginya untuk
membatalkan pembelian dengan mengembalikan barang dan meminta kembali uang
yang telah dia berikan..

6. Khiyar Takhbir Bitsaman
Menjual barang dengan harga pembelian, kemudian dia mengkhabarkan kadar
barang tersebut yang ternyata tidak sesuai dengan hakikat dari barang
tersebut.seperti harga itu lebih banyak atau lebih sedikit dari yang dia sebutkan, atau
dia berkata 'Aku sertakan engkau dengan modalku di dalam barang ini atau dia
mengatkaan 'Aku jual kepadamu barang ini dengan laba sekian dari modalku atau
dia mengatkaan 'Aku jual barang ini kepadamu kurang sekian dari harga yang aku
beli. Dari keempat gambaran ini jika ternyata modalnya lebih dari yang dia
khabarkan , maka bagi pembeli boleh untuk memilih antara tetap membeli atau
mengembalikannya menurut pendapat suatu madzhab. Menurut pendapat yang
kedua dalam kodisi seperti ini tidak ada khiyar bagi pembeli, dan hukum berlaku
bagi harga yang hakiki, sedang tambahan itu akan jatuh darinya (tidak bermakna).
Wallahu a`lam

7. Khiyar bisababi takhaluI
Khiyar yang terjadi apabila penjual dan pembeli berselisih dalam sebagian perkara,
seperti berselisih dalam kadar harga atau dalam barang itu sendiri, atau ukurannya,
atau berselisih dalam keadaan tidak ada kejelasan dari keduanya, maka ketika itu
terjadi perselisihan. Ketika kedunya saling berbeda terhadap apa yang diinginkan
maka keduanya boleh untuk membatalkan jika dia tidak ridha dengan perkataan
yang lainnya

8. Khiyar ru`yah
Khiyar bagi pembeli jika dia membeli sesuatu barang berdasarkan penglihatan
sebelumnya, kemudian ternyata dia mendapati adanya perubahan siIat barang
tersebut, maka ketika itu baginya berhak untuk memilih antara melanjutkan
pembelian atau membatalkannya.

Wallahu a`lam

Sumber : Mulakhos Fiqhy Juz II Oleh Syaikh Sholeh Fauzan Al Fauzan




1UAL BELI YANG TERLARANG


Oleh : Syaikh Shaleh bin Fauzan Abdullah Alu Fauzan

Allah Ta`ala membolehkan jual beli bagi hamba-Nya selama tidak melalaikan dari
perkara yang lebih penting dan bermanIaat. Seperti melalaikannya dari ibadah yang
wajib atau membuat madharat terhadap kewajiban lainnya.

Jual Beli Ketika Panggilan Adzan
Jual beli tidak sah dilakukan bila telah masuk kewajiban untuk melakukan shalat
Jum`at. Yaitu setelah terdengar panggilan adzan yang kedua, berdasarkan Firman
Allah Ta`ala :'Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui." (QS. Al Jumu`ah : 9).

Allah melarang jual beli agar tidak menjadikannya sebagai kesibukan yang
menghalanginya untuk melakukan Shalat Jum`at. Allah mengkhususkan melarang
jual beli karena ini adalah perkara terpenting yang (sering) menyebabkan kesibukan
seseorang. Larangan ini menunjukan makna pengharaman dan tidak sahnya jual
beli. Kemudian Allah mengatakan 'dzalikum (yang demikian itu), yakni yang Aku
telah sebutkan kepadamu dari perkara meninggalkan jual beli dan menghadiri Shalat
Jum`at adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui akan maslahatnya. Maka,
melakukan kesibukan dengan perkara selain jual beli sehingga mengabaikan shalat
Jumat adalah juga perkara yang diharamkan.

Demikian juga shalat Iardhu lainnya, tidak boleh disibukkan dengan aktivitas jual
beli ataupun yang lainnya setelah ada panggilan untuk menghadirinya. Allah Ta`ala
berIirman 'Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk
dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.
laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat. Mereka takut pada
suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka
mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka
(dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya
Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada
siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (QS. 24:36-37-38).

1ual Beli Untuk Kejahatan
Demikian juga Allah melarang kita menjual sesuatu yang dapat membantu
terwujudnya kemaksiatan dan dipergunakan kepada yang diharamkan Allah. Karena
itu, tidak boleh menjual sirup yang dijadikan untuk membuat khamer karena hal
tersebut akan membantu terwujudnya permusuhan. Hal ini berdasarkan Iirman
Allah ta`ala 'Janganlah kalian tolong-menolong dalam perbuatuan dosa dan
permusuhan (Ai Maidah : 2)
Demikian juga tidak boleh menjual persenjataan serta peralatan perang lainnya di
waktu terjadi Iitnah (peperangan) antar kaum muslimin supaya tidak menjadi
penyebab adanya pembunuhan. Allah dan Rasul-Nya telah melarang dari yang
demikian.

Ibnul Qoyim berkata
"Telah jelas dari dalil-dalil syara` bahwa maksud dari akad jual beli akan
menentukan sah atau rusaknya akad tersebut. Maka persenjataan yang dijual
seseorang akan bernilai haram atau batil manakala diketahui maksud pembeliaan
tersebut adalah untuk membunuh seorang Muslim. Karena hal tesebut berarti telah
membantu terwujudnya dosa dan permusuhan. Apabila menjualnya kepada orang
yang dikenal bahwa dia adalah Mujahid Ii sabilillah maka ini adalah keta`atan dan
qurbah. Demikian pula bagi yang menjualnya untuk memerangi kaum muslimin
atau memutuskan jalan perjuangan kaum muslimin maka dia telah tolong menolong
untuk kemaksiatan."

Menjual Budak Muslim kepada Non Muslim
Allah melarang menjual hamba sahaya muslim kepada seorang kaIir jika dia tidak
membebaskannya. Karena hal tersebut akan menjadikan budak tersebut hina dan
rendah di hadapan orang kaIir. Allah ta`ala telah berIirman 'Allah sekali-kali tidak
akan memberi jalan kepada orang-orang kaIir untuk memusnahkan orang-orang
yang beriman." (QS. 4:141).
Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda : 'Islam itu tinggi dan tidak akan pernah
ditinggikan atasnya" (shahih dalam Al Irwa` : 1268, Shahih Al Jami` : 2778)

1ual Beli di atas 1ual Beli Saudaranya
Diharamkan menjual barang di atas penjualan saudaranya, seperti seseorang berkata
kepada orang yang hendak membeli barang seharga sepuluh, 'Aku akan
memberimu barang yang seperti itu dengan harga sembilan.. Atau perkataan 'Aku
akan memberimu lebih baik dari itu dengan harga yang lebih baik pula. Nabi
shalallahu alaihi wasallam bersabda:
'Tidaklah sebagian diatara kalian diperkenankan untuk menjual (barang) atas
(penjualan) sebagian lainnya.(MutaIaq alaihi). Juga sabdanya: 'Tidaklah seorang
menjual di atas jualan saudaranya (MutIaq alaih).
Demikian juga diharamkan membeli barang di atas pembelian saudaranya. Seperti
mengatakan terhadap orang yang menjual dengan harga sembilan : 'Saya beli
dengan harga sepuluh
Kini betapa banyak contoh-contoh muamalah yang diharamkan seperti ini terjadi di
pasar-pasar kaum muslimin. Maka wajib bagi kita untuk menjauhinya dan melarang
manusia dari pebuatan seperti tersebut serta mengingkari segenap pelakunya.

Samsaran
Termasuk jual beli yang diharamkan adalah jual belinya orang yang bertindak
sebagai samsaran, (yaitu seorang penduduk kota menghadang orang yang datang
dari tempat lain (luar kota), kemudian orang itu meminta kepadanya untuk menjadi
perantara dalam jual belinya, begitupun sebaliknya, pent). Hal ini berdasarkan sabda
Nabi shalallahu alaihi wasallam :'Tidak boleh seorang yang hadir (tinggal di kota)
menjualkan barang terhadap orang yang baadi (orang kampung lain yang dating ke
kota)

Ibnu Abbas Radhiallahu anhu berkata: 'Tidak boleh menjadi Samsar baginya(yaitu
penunjuk jalan yang jadi perantara penjual dan pemberi). Nabi Shalallahu alaihi
wasallam bersabda 'Biarkanlah manusia berusaha sebagian mereka terhadap
sebagian yang lain untuk mendapatkan rizki Allah, (Shahih Tirmidzi, 977, Shahih
Al Jami` 8603

Begitu pula tidak boleh bagi orang yang mukim untuk untuk membelikan barang
bagi seorang pendatang. Seperti seorang penduduk kota (mukim) pergi menemui
penduduk kampung (pendatang) dan berkata 'Saya akan membelikan barang
untukmu atau menjualkan'. Kecuali bila pendatang itu meminta kepada penduduk
kota (yang mukim) untuk membelikan atau menjualkan barang miliknya, maka ini
tidak dilarang

1ual Beli dengan Inah
Diantara jual beli yang juga terlarang adalah jual beli dengan cara inah, yaitu
menjual sebuah barang kepada seseorang dengan harga kredit, kemudian dia
membelinya lagi dengan harga kontan akan tetapi lebih rendah dari harga kredit.
Misalnya, seseorang menjual barang seharga Rp 20.000 dengan cara kredit.
Kemudian (setelah dijual) dia membelinya lagi dengan harga Rp 15.000 kontan.
Adapun harga Rp 20.000 tetap dalam hitungan hutang si pembeli sampai batas
waktu yang ditentukan. Maka ini adalah perbuatan yang diharamkan karena
termasuk bentuk tipu daya yang bisa mengantarkan kepada riba. Seolah-olah dia
menjual dirham-dirham yang dikreditkan dengan dirham-dirham yang kontan
bersamaan dengan adanya perbedaan (selisih). Sedangkan harga barang itu hanya
sekedar tipu daya saja (hilah), padahal intinya adalah riba.

Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: 'Jika kalian telah berjual beli dengan
cara inah` dan telah sibuk dengan ekor-ekor sapi (sibuk denngan bercocok tanam),
sehingga kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan timpakan kepada kalian
kehinaan, dan (Dia) tidak akan mengangkat kehinaan dari kalian, sampai kalian
kembail kepada agama kalian. (Silsilah As Shahihah : 11, Shahih Abu Dawud :
2956) dan juga sabdanya ' Akan datang pada manusia suatu masa yang mereka
menghalalkan riba dengan jual beli ' (Hadits Dha`iI , dilemahkan oleh Al Albany
dalam Ghayatul Maram : 13)
Wallahu a`lam

(Dikutip dari situs Zisonline, tulisan al Ustadz Qomar Su'aidi, Lc. Diarsipkan al akh
Fikri Thalib. Sumber : Diambil dari Mulakhos Fiqhy Juz II Hal 11-13)

Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel











PERGANTIAN KEDUDUKAN AHLI
WARIS MENURUT HUKUM ISLAM


ALAH salu |orsep peroararuar lu|ur KeWar|sar ls|ar da|ar Korp||as| lu|ur ls|ar (Kll)
ada|ar d|oer||arrya ra| seorarg ar|| War|s yarg le|ar rer|rgga| dur|a |epada |elururarrya yarg
ras|r r|dup. Alurar |r| lercarlur da|ar Pasa| 185 Kll yarg oury| |erg|aprya ada|ar seoaga| oer||ul:
(1) Ar|| War|s yarg rer|rgga| dur|a |eo|r daru|u dar| pada s| peWar|s, ra|a |edudu|arrya dapal
d|garl||ar o|er ara|rya, |ecua|| rere|a yarg lerseoul da|ar Pasa| 1Z3.
(2) 8ag|ar ar|| War|s perggarl| l|da| oo|er re|eo|r| dar| oag|ar ar|| War|s yarg sederajad dergar yarg
d|garl|. 0|||ral dar| lujuarrya, peroararuar ru|ur
|eWar|sar lerseoul d|ra|sud|ar urlu| rerye|esa||ar rasa|ar dar rergr|rdar| serg|ela. 0a|ar
|a|larrya dergar ra| |r|, 3oeporo da|ar ou|urya oar|ar rergala|ar oarWa rurcu|rya |rsl|lus|
pergarl|ar lerpal d|dasar|ar pada a||rar per|||rar oarWa rarla oerda da|ar |e|uarga seja| seru|a
rerarg d|sed|a|ar
seoaga| dasar raler|a| |e|uarga dar lururarrya. J||a seorarg ara| rer|rgga| sedarg orargluarya
ras|r r|dup, ara|-ara| dar| orarg yarg rer|rgga| dur|a lerseoul a|ar rerggarl||ar |edudu|ar
oapa|rya seoaga| ar|| War|s rarla oerda |a|e|rya.
Narur der|||ar, Kll juga reroer| oalasar oarWa rarla yarg d|dapal o|er sarg cucu ou|ar|ar
|ese|ururar dar| rarla yarg serarusrya d|dapal sarg
ayar, re|a|r|ar rarya 1/3 oag|arrya saja. wa|aupur der|||ar, da|ar peroararuar yarg lerjad| d|
oeoerapa Negara rus||r |a|rrya seperl| Ves|r, Tur|s|a dar Pa||slar, da|ar |orle|s |r| sarg cucu o|sa
oer|a|u rergrao|s|ar se|urur War|sar ayarrya yarg oera||r |epadarya |arera sarg ayar sudar
rer|rgga|
dur|a ler|eo|r daru|u. 3eoa|||rya, d| da|ar ||lao-||lao F|q|r VaWar|s (Fara|dr), |rususrya ||lao-||lao
l|q|r ||as||, |elerluar ar|| War|s perggarl| seperl| der|||ar l|da| d|jurpa|, |ecua|| rarya da|ar
rererlu|ar oesarrya oag|ar ar|| War |s dzaW|| arrar oag| radzrao Ar|ul Tarz|| apao||a l|da|
d|jurpa| ar|| War|s dzaW|| lurud dar
ar|| War|s asraoar. 3eoe|ur d||a|u|ar peroarasar |eo|r jaur, lu||sar
|r| a|ar re||ral ra|ra dar| perggarl|ar lerpal ar|| War|s dar| oeroaga| sudul. lsl||ar perggarl|ar
lerpal da|ar oarasa 8e|arda d|seoul dergar p|aalsvervu|||rg.
Perggarl|ar lerpal da|ar ru|ur War|s d|seoul dergar perggarl|ar ar|| War|s, ya|lu rer|rgga|
dur|arya seseorarg dergar rer|rgga||ar cucu yarg
orargluarya le|ar rer|rgga| ler|eo|r daru|u. Cucu |r| rerggarl||ar pos|s| orargluarya yarg le|ar
rer|rgga| urlu| rerdapal|ar War|sar dar| |a|e| alau rere|rya. 8esarrya oag|ar yarg serarusrya
d|ler|ra o|er cucu
ada|ar sejur|ar oag|ar yarg serarusrya d|ler|ra orargluarya j||a rere|a ras|r r|dup. Verurul
A|yasa' Aouoa|ar, doser pascasarjara
lrsl|lul Agara ls|ar Neger| (lAlN) Ar-Rar|ry 8arda Acer, |sl||ar perggarl|ar lerpal |r| rarya d||era|
da|ar ru|ur oaral (8w) dar ru|ur adal rarur l|da| d||era| da|ar ru|ur ls|ar. wa|aupur
der|||ar, dergar adarya peroararuar perals|rar ru|ur War|s |r|, |sl||ar perggarl|ar lerpal pur
||r| sudar d|ou|u|ar da|ar Korp||as| lu|ur ls|ar, yarg ||r| d|gura|ar da|ar sel|ap
perye|esa|ar serg|ela d| Var|arar 3yar'|yar. 3yarr|za|, 0oser Fa|u|las 3yar|ar lAlN Ar-Rar|ry,
da|ar d|serlas|rya rergera| Perggarl|ar Ar|| war|s da|ar lu|ur ls|ar rergala|ar oarWa j||a
d||aj| secara rerda|ar, ||lao l|q|r ||as|| seoerarrya juga reroer| pe|uarg adarya peroer|ar sarar
War|s |epada cucu Wa|aupur |orle|srya l|da| sara dergar |orle|s ru|ur adal. 0a|ar d|serlas|rya
3yarr|za| juga reryala|ar perdapal Prolessor d| o|darg ru|ur, lsrura, yarg rerje|as|ar
oarWa da|ar ||lao l|q|r lerdapal |sl||ar perggarl|ar lerpal ar|| War|s rarur dergar oerlu| ANDA
DAN HUKUM DALAM KESEHARIAN
Rubrik ini dipublikasikan atas kerjasama Harian Serambi NDONESA dengan IDLO
Semua artikel dalam seri ini dapat ditemukan pada website DLO
di http://www.idlo.int/bandaacehawareness.HTM
perggarl|ar yarg oeroeda dergar apa yarg lerdapal da|ar ru|ur adal. 3e|a|r |lu,
ras|r rerurul lsrura seperl| d||ul|p 3yarr|za|, ra| ar|| War|s perggarl| pur
l | d a | l e r l u s a r a d e r g a r y a r g d | g a r l | . 0 | a rercorlor|arrya da|ar Kru|asar l|ru
Fara|dr |arya Ar|r a|-Asy| dar N|rayal a|-Vurlaj |arya ar-Rar|y.
0a|ar ||lao N|rayal a|-Vurlaj, ar-Rar|y reru||s|ar oarWa cucu |a||-|a|| dar| ara| |a||-|a|| dapal
rerggarl||ar ayarrya yarg le|ar rer|rgga| dur|a ler|eo|r daru|u, sedarg|ar cucu dar| ara|
pererpuar l|da| rurg||r. Cucu dar| ara| |a||-|a|| oaru dapal rerggarl||ar orargluarya apao||a
peWar|s l|da| rer|rgga||ar ara| |a||-|a|| |a|r yarg ras|r r|dup. Narur der|||ar, j||a ara| |a||-|a||
|a|r ras|r ada, cucu lerseoul l|da| rerdapal|ar apa-apa. 3e|a|r |lu, seoul 3yarr|za|, salu-salurya
perdapal yarg rergala|ar adarya perggarl|ar lerpal da|ar ru|ur ls|ar ada|ar laza|r|r.
Perdapalrya rarya|ar se|edar urlu| rerggugar para ar|| ru|ur oa|| ar|| ru|ur ls|ar raupur ar||-
ar|| ru|ur |a|r agar rau rerg|aj| dar rere||l| |eo|r |arjul persoa|ar perggarl|ar lerpal |r|. laza|r|r
reroer||ar perals|rar lerlarg adarya perggarl|ar ar|| War|s da|ar ru|ur ls|ar dergar rergaro||
da||| Ayal 33 3urar ar-N|sa lerseoul, yarg rerurul lerjerarar 0eparlerer Agara Rl oeroury|:
'8ag| l|ap-l|ap rarla per|rgga|ar dar| rarla yarg d|l|rgga||ar |ou oapa| dar |ar|o |eraoal, Kar|
jad||ar peWar|s-peWar|srya (ar|| War|s). 0ar (j||a ada) orargorarg
yarg |aru le|ar surpar sel|a dergar rere|a, ra|a oer||ar |epada rere|a oarag|arrya.
3esurggurrya A||ar rerya|s||ar sega|a sesualu.
3ecara oeoas laza|r|r rererarg|ar oarWa le|s Ayal 33 3urar ar-N|sa rergardurg ra|ra oarWa
A||ar rergada|ar raWa|| urlu| s| lu|ar dar| rarla
per|rgga|ar orarglua dar |e|uarga de|al (serla a||az|ra 'aqadal ayraru|ur) dar oarWa urlu| |lu
oer||ar|ar |epada raWa|| |lu (ra| yarg rerjad|) oag|arrya.
Fu|ar d|arggap seoaga| ar|| War|s, |arera d||r|rg|ar dergar |ala Wa||dar dar aqraour yarg rerjad|
peWar|s. Apao||a yarg rerjad| peWar|s ada|ar
orarglua (ayar alau |ou), ar|| War|s ada|ar ara| dar alau raWa|| ara|, der|||ar rerurul laza|r|r..
J||a ara|ara| |lu ras|r r|dup, lerlu rere|a|ar yarg secara
serla rerla rergaro|| War|sar oerdasar|ar Ayal 11 3urar ar-N|sa.
0| lrdores|a, |rususrya d| Acer, yarg |er|dupar ru|ur adalrya sargal |erla| dergar ru|ur ls|ar,
|ord|s| |r| rerarg rerjad| persoa|ar yarg ras|r
d|perdeoal|ar. 3eoag|ar u|ara, lerrasu| d| Acer, ras|r rero|a| adarya peroararuar seperl| yarg
lerlera da|ar Kll dergar a|asar oarWa |sl||ar
perggarl|ar lerpal |r| l|da| d|leru|ar secara legas da|ar ayal-ayal A|-0urar dar rad|sl Nao| yarg
rererarg|ar lerlarg ru|ur lara|dr (ru|ur |eWar|sar). Narur der|||ar, rere|a yarg rerer|ra
|eoeradaar peroaruar perals|rar |r| rerdasar|ar pada oarWa ls|ar juga reroaWa r||a| |ead||ar,
u|ruWar,
persaraar, rerjurjurg l|rgg| ara| yal|r. Karera a|asar |r||ar rere|a rergarggaprya seoaga|
sualu yarg perl|rg urlu| d|pra|le||ar d| lrdores|a.
Ves|| der|||ar, seoul 3yarr|za|, Wa|au d| da|ar ru|ur adal d| Acer l|da| d||era| dergar
perggarl|ar ar|| War|s, pada pra|le|rya oarya| juga ar|| War|s yarg reroer||ar sed|||l alau
seoag|ar rarlarya urlu| ara|-ara| yal|r yarg d|l|rgga||ar orargluarya lad|.

Patah Titi atau Putoh Tutu

wa||| Kelua Vaje||s PerrusyaWaralar u|ara (VPu) Acer, Tg| 0aud Zarzar|, rererarg|ar oarWa
l|da| ada a|asar urlu| reroer| lals|rar |eo|r jaur lerlarg
perggarl|ar |edudu|ar ar|| War|s j||a rerarg l|da| lerdapal perje|asar yarg legas d|da|ar A|-
0urar. 3e|a|r |lu, da|ar ru|ur adal d| Acer
pur l|da| lerdapal alurar a d a r y a p e r g g a r l | a r |edudu|ar ar|| War|s. Acer reregarg ru|ur
adal yarg |erla| dergar ru|ur ls|ar. 0a|ar ru|ur adal d| Acer d|seoul|ar oarWa j||a seorarg
ara| rer|rgga| dur|a, pulus|ar ruourgar |eWar|sar yarg d|r||||| o|er orarglua s| ara| yarg sudar
rer|rgga| lad| dergar
|eoeradaar cucu (da|ar ra| |r| ruourgar |eWar|sar |a|e| dar cucu). la| War|s seorarg cucu |r|
a|ar lerr|jao o|er |eoeradaar saudara |a|| dar pererpuar s| ara|
yarg rer|rgga|. lsl||ar |r| rerurul Tg| 0aud Zarzar| d||era| dergar |sl||ar Palar T|l| alau Pulor
Tulu alau l|jao. 0| s|r|, sarg ayar oer|a|u seoaga| l|l| a||as jeroalar
pergruourg arlara |a|e| dar cucu. Kel||a sarg ayar rer|rgga|, lerpulus|ar ruourgar (|rususrya
ruourgar peryeoao |eWar|sar) arlara |a|e| dar cucu.
Kerdal| der|||ar, ls|ar lelap rerardarg |eru||aar dar |ead||ar oag| cucu alau ara| yal|r yarg
le|ar d|l|rgga||ar o|er orargluarya lad|, arlara |a|r
dergar reroer||ar alau rery|s|r|ar sed|||l oag|ar dar| rarla War|sar lerseoul |epada sarg ara|
yal|r. 3e|a|r |lu, da|ar alurar adal Acer, sarg |aur u|ara
yarg rerjad| sa|s| da|ar peroag|ar War|sar lerseoul pur a|ar rerdapal sed|||l oag|ar yarg d||era|
dergar |sl||ar ra| rareurg. Peroer|ar yarg d|oer||ar |epada
ara| yal|r lerseoul (|epada cucu ) dar u|ara |r| ou|ar|ar d|seoul War|sar, lelap| r|oar. 3ejur|ar
u|ara d| Acer ras|r rergarul ajarar
lara|dr palar l|l| dergar oerdasar|ar pada ||lao-||lao l|q|r ||as||. 0|er |arera |lu, Wajar|ar j||a ada
perserg|elaar perWar|sar ler|a|l dergar perggarl|ar
| e d u d u | a r a r | | W a r | s d | A c e r y a r g s a r g a l jararg d|se|esa||ar |eWal ja|ur ru|ur
lorra| d| Var|arar 3yar'|yar.
l|rgga saal |r| ras|r d|pra|le||ar s|sler palar l|l| |r| d| Acer. Perye|esa|ar |asus |r| o|asarya
d||a|u|ar secara adal dar agara dergar rergurpu||ar orarglua |arpurg, u|ara dar |aur
|eraoal. 0ergar der||ar rarpa| oarWa sed|||l se|a|| yarg rerye|esa||arrya d| Pergad||ar Agara
alau Var|arar 3yar'|yar. Pada |eryalaarrya, l|da| sed|||l ara| yal|r yarg ||r| d|asur o|er |a|e|
dar rere|rya
|arera orarglua rere|a rer|rgga| a||oal rus|oar gerpa dar lsurar| yarg re|arda Acer pada
larur 2001 |a|u. Ter|a|l dergar perye|esa|ar serg|ela |eWar|sar, separjarg larur 200Z Var|arar
3yar'|yar Prov|rs| Acer le|ar rerargar| 125 |asus |eWar|sar dar 292 |asus perelapar ar|| War|s
(ou|ar perelapar perggarl|ar ar|| War|s). Narur der||ar, da|ar |asus yarg oer|a|lar dergar
palar l|l| |r|, dergar serd|r|rya Var|arar 3yar'|yar a|ar rererap|ar |elerluar Pasa| 185 Kll, ya|lu
rergrapus |eroaga palar l|l| yarg
d||era| o|er rasyara|al Acer yarg se|a||gus rerga|u| cucurya seoaga| ar|| War|s perggarl| oag|
ayarrya yarg le|ar rer|rgga| dur|a |eo|r daru|u dar| pada |a|e|/
rere|rya. V|r|rrya perargarar |asus perggarl|ar ar||
War|s d| Var|arar 3yar'|yar, seoul 3yarr|za|,d||arera|ar ras|r r|r|rrya sos|a||sas| lerlarg
perggarl|ar ar|| War|s. Pada |eryalaarrya, perggarl|ar ar|| War|s rerupa|ar sualu peroararuar
ru|ur ls|ar yarg cu|up oesar d| lrdores|a. J||a alurar ru|ur |r| d|sos|a||sas||ar dergar oa||,
perararar palar l|l| l|da| |ag| rercual da|ar |er|dupar rasyara|al Acer 3e|a|r |lu, perararar
rasyara|al a|ar |asus |r| pur ras|r sargal leroalas. Tg|. 0aud Zarzar| rergala|ar oarWa
rasyara|al l|da| ler|a|u rerarar| alurar-alurar yarg ada da|ar Korp||as| lu|ur ls|ar dar juga
l|da| ler|a|u rerarar| ajarar-ajarar yarg ada da|ar ||lao l|q|r. Vasyara|al rarya a|ar oerlarya
|epada guru-guru rere|a, da|ar ra| |r| u|ara, j||a rere|a rerdapal|ar |esu||lar

PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU. NU. TH 9

A Latar 8e|akang

erkawlnan merupakan salah saLu nalurl manusla karena dengan
adanya perkawlnan Lumbuh rasa sallng memberl memlllkl dan sallng
membanLu sehlngga Lerwu[ud keluarga yang saklnah mawaddah dan
rahmah keluarga yang saklnah mawaddah dan rahmah merupakan
suaLu model aLau performance keluarga yang dlclLaclLakan oleh seLlap
orang
erkawlnan merupakan awal hldup bersama dalam suaLu lkaLan yang
dlaLur dalam peraLuran perundangundangan dengan maksud
membenLuk keluarga yang bahagla seperLl yang dlamanahkan oleh
asal 1 undangundang nomor 1 1ahun 1974 LenLang erkawlnan yang
berbunyl 1u[uan perkawlnan adalah [uga unLuk membenLuk keluarga
yang bahagla dan kekal berdasarkan keLuhanan ?ang Maha Lsa"
Cleh karena perkawlnan/pernlkahan berLu[uan membenLuk keluarga
(rumah Langga) yang bahagla dan kekal berarLl dalam rumah Langga lLu
seharusnya LerclpLa adanya hubungan yang harmonls anLara suaml lsLerl
dan anggoLa keluarganya berdasarkan adanya prlnslp sallng
menghormaLl (menghargal) dengan balk Lenang LenLeram dan sallng
menclnLal dengan Lumbuhnya rasa kaslh sayang
MenclpLakan sebuah rumah Langga yang damal berdasarkan kaslh
sayang yang men[adl performance merupakan ldaman bagl seLlap
pasangan suaml lsLerl merupakan upaya yang Lldak mudah Lldak sedlklL
pasangan suaml lsLerl yang gagal dan berakhlr dengan sebuah
perceralan


Angka perceralan darl wakLu ke wakLu semakln menlngkaL erceralan
Ler[adl apablla kedua belah plhak balk suaml maupun lsLrl sudah sama
sama merasakan keLldakcocokan dalam men[alanl rumah Langga
undangundang nomor 1 1ahun 1974 1enLang erkawlnan (selan[uLnya
dlsebuL uu erkawlnan) Lldak memberlkan deflnlsl mengenal perceralan
secara khusus asal 39 ayaL (2) uu erkawlnan serLa pen[elasannya
secara kelas menyaLakan bahwa perceralan dapaL dllakukan apablla
sesual dengan alasanalasan yang Lelah dlLenLukan ulllhaL darl puLusnya
perkawlnan dalam uu erkawlnan dl[elaskan bahwa perkawlnan dapaL
puLus karena karena kemaLlan karena perceralan dan karena puLusan
pengadllan
8erLolak darl uralan sebabsebab puLusnya perkawlnan LersebuL dl aLas
penulls berkelnglnan unLuk menelaah sebabsebab puLusnya
perkawlnan khususnya mengenal puLusnya perkawlnan karena
perceralan menuruL hukum lslam dan uu erkawlnan ke dalam benLuk
penullsan makalah yang ber[udul L8CL8AlAn MLnu8u1 PukuM
lSLAM uAn uu nC 1 1P 1974"

8 erumusan Masa|ah

Mendasarkan pada uralan laLar belakang dl aLas maka dalam penellLlan
lnl permasalahan yang akan dlbahas adalah unLuk mengeLahul
pengaLuran perceralan menuruL hukum lslam dan uu no 1 1h 1974

C embahasan

erceralan merupakan salah saLu sebab puLusnya perceralan uu
perkawlnan menyebuLkan adanya 16 hal penyebab perceralan
enyebab perceralan LersebuL leblh dlperLegas dalam ru[ukan
engadllan Agama yalLu kompllasl Pukum lslam (kPl) dlmana yang
perLama adalah melanggar hak dan kewa[lban
ualam hukum lslam hak ceral LerleLak pada suaml Cleh karena lLu dl
engadllan Agama maupun pengadllan negerl ada lsLllah Ceral 1alak
Sedangkan puLusan pengadllan sendlrl ada yang dlsebuL sebagal ceral
gugaL ulslnllah leLak perbedaannya 8ahkan ada perkawlnan yang puLus
karena ll'an khuluk faslkh dan sebagalnya uLusan pengadllan lnl akan
ada berbagal macam produknya
ada penyebab perceralan pengadllan memberlkan legal formal yalLu
pemberlan suraL sah aLas permohonan Lalak darl suaml SuraL Lalak
LersebuL dlberlkan dengan mengacu pada alasanalasan sebagalmana
dlaLur dalam pasal 39 ayaL (2) dlmana salah saLu plhak melanggar hak
dan kewa[lban Sehlngga walaupun suraL Lalak LersebuL sah secara
hukum namun Lldak ada kaLa kesepakaLan dlanLara dua plhak unLuk
berceral Sebagal conLoh apablla seorang suaml men[aLuhkan Lalak saLu
kepada lsLrlnya maka Lalak saLu yang dlucapkan LersebuL harus
dllegalkan Leleblh dahulu dl depan pengadllan karena pada dasarnya
secara syar'l Lalak Lldak boleh dlucapkan dalam keadaan emosl
Sehlngga melalul proses legallsasl dl depan pengadllan LerdapaL [en[ang
wakLu bagl suaml unLuk merenungkan kemball Lalak yang Lelah Lerucap
SaaL lnl engadllan Agama memberlkan sarana medlasl ul pengadllan
sekarang sudah dlmulal se[ak adanya SuraL Ldaran darl Mahkamah
Agung no 1 1ahun 2002 Seluruh haklm dl engadllan Agama benar
benar harus mengopLlmalkan lembaga medlasl LersebuL

Melalul medlasl LersebuL banyak permohonan Lalak yang dlLolak oleh
engadllan Agama dengan beberapa alasan erLama karena Lldak
sesual dengan keLenLuan uu kedua mungkln darl poslLanya obscuur
aLau kabur dan anLara poslLa dan peLlLumnya berLenLangan Mlsalnya
lsLrl mlnLa ceral LeLapl dla mlnLa nafkah [uga Sedangkan dalam alasan
perceralannya sl lsLrl menyebuLkan bahwa suamlnya Lldak memberl
nafkah selama beberapa bulan berLuruLLuruL
Lembaga medlasl yang mulal dlopLlmalkan se[ak Lahun 2003 membawa
banyak hasll poslLlf Lembaga medlasl lnl selalu berpulang pada syar'l Al
Cur'an selalu kemball pada lembaga hakam lLu !adl hakam darl plhak
suaml dan hakam darl plhak lsLrl !adl seLlap perkara yang blsa
dlarahkan dengan menggunakan lembaga hakam dan mengarah pada
sylqoq seblsa mungkln menggunakan lembaga medlasl
Alasanalasan ceral yang dlsebuLkan oleh uu erkawlnan yang perLama
LenLunya adalah apablla salah saLu plhak berbuaL yang Lldak sesual
dengan syarlaL ALau dalam uu dlkaLakan dlslLu bahwa salah saLu plhak
berbuaL zlna mabuk ber[udl Lerus kemudlan salah saLu plhak
menlnggalkann plhak yang laln selama dua Lahun berLuruLLuruL Apablla
suaml sudah memlnLa lzln unLuk pergl namun LeLap Lldak ada kabar
dalam [angka wakLu yang lama maka lsLrl LeLap dapaL menga[ukan
permohonan ceral melalul puLusan versLek Selaln lLu alasan ceral
lalnnya adalah apablla salah saLu plhak Lldak dapaL men[alankan
kewa[lbannya mlsalnya karena frlgld aLau lmpoLen Alasan laln adalah
apablla salah saLu plhak (blasanya suaml) melakukan keke[aman
kompllasl Pukum lslam (kPl) menambahkan saLu alasan lagl yalLu
apablla salah saLu plhak menlnggalkan agama aLau murLad ualam hal
salah sLau plhak murLad maka perkawlnan LersebuL Lldak langsung
puLus erceralan merupakan dellk aduan Sehlngga apablla salah saLu
pasangan Lldak keberaLan apablla pasangannya murLad maka
perkawlnan LersebuL dapaL Lerus berlan[uL engadllan Agama hanya
dapaL memproses perceralan apablla salah saLu plhak menga[ukan
permohonan aLaupun gugaLan ceral
1aLa cara penga[uan permohonan dan gugaLan perceralan meru[uk pada
asal 118 Pl8 yalLu blsa secara LerLulls maupun secara llsan Apablla
suaml menga[ukan permohonan Lalak maka permohonan LersebuL
dla[ukan dl LempaL Llnggal sl lsLrl Sedangkan apablla lsLrl menga[ukan
gugaLan ceral gugaLan LersebuL [uga dla[ukan ke pengadllan dlmana sl
lsLrl Llnggal ualam hal lnl kaum lsLrl memang mendapaLkan kemudahan
sebagalmana dlaLur dalam hukum lslam
SeLelah ceral maka bagl lsLrl berlaku masa Lunggu (masa lddhah) yalLu
selama Llga nulam sepuluh harl Sedangkan bagl wanlLa yang sedang
hamll maka masa lddhah nya adalah sampal dla melahlrkan Masa ldhah
LersebuL berlaku keLlka puLusan haklm berkekuaLan hukum LeLap
Sedangkan unLuk kasus ceral Lalak maka masa lddhah berlaku seLelah
permohonan Lalak suaml dllegalkan oleh engadllan Agama
Apablla masa lddhah Lelah lewaL dan manLan suaml lsLrl lngln kemball
ru[uk maka mereka pun dapaL kemball ru[uk namun harus dlllhaL [enls
Lalaknya Lerleblh dahulu Secara umum Lalak arLlnya adalah kemball
1erdapaL dua [enls Lalak yalLu Lalak 8a'ln dan Lalak 8a['l 1alak 8a['l
adalah Lalak yang dlucapkan oleh suaml dan apablla lngln ru[uk dalam
masa lddhah maka Lldak perlu ada akad nlkah baru Cukup adanya
pernyaLaan darl plhak suaml bahwa mereka sudah ru[uk Sedangkan
unLuk Lalak 8a'ln yalLu perceralan karena dla[ukan oleh sang lsLrl 1alak
8a'ln Lerdlrl aLas dua [enls yalLu 8a'ln kubro dan 8a'ln sugro 1alak 8a'ln
kubro dapaL dlupayakan ru[uk namun harus melalul penghalalan
(muhalll) Sedangkan unLuk 8a'ln Sugro Lerlepas darl adanya masa masa
lddhah aLau Lldak LeLap harus melalul akad nlkah unLuk ru[uk dan harus
melewaLl prosesl pernlkahan sebagalmana awal menlkah dulu
Secara umum masyarakaL hanya mengenal lsLllah Lalak sebaLas sebuLan
Lalak saLu Lalak dua dan Lalak Llga 1alak yang dl[aLuhkan oleh suaml
dlsebuL sebagal ceral Lalak Sedangkan Lalak yang dla[ukan oleh lsLrl
dlnamakan ceral gugaL !adl sebenarnya ada dua [enls Lalak uarl kedua
Lalak lnl akan ada beberapa produk Lalak roduk Ceral Lalak adalah
1alak 8a['l dlmana unLuk ru[uk Lldak harus melalul akad baru 8u[uk
dalam 1alak 8a['l cukup hanya dengan pernyaLaan suaml bahwa dla
Lelah ru[uk dengan sang lsLrl Sedangkan produk ceral gugaL adalah Lalak
8a'ln sebagalmana yang Lelah dluralkan dl aLas ualam 1alak 8all kubro
LerdapaL Ll'an dan dzlhar Ll'an arLlnya adalah sumpah seorang suaml
dan lsLrl bahwa saLu sama laln Lelah berzlna !adl maslngmaslng plhak
Lelah slap dengan konsekuensl dan azhab darl Allah apablla memang
benar mereka berbohong
Sedangkan dzlhar adalah Llndakan suaml yang mempersamakan lsLrlnya
dengan lbu kandungnya ualam syarlaL sama sa[a dengan mencampurl
lbunya Cleh karena lLu Ll'an merupakan perbuaLan yang harus
dlceralkan dengan Lalak 8a'ln kubro ualam hal muhalll maka sl muhalll
wa[lb kumpul dengan lsLrlnya Lanpa basa basl Muhalll Lldak boleh
dlserLal dengan muL'ah
ualam hal sang lsLrl lngln menga[ukan gugaLan maka hal uLama yang
harus dlperslapkan oleh sang lsLrl adalah suraL gugaLan Sedangkan
unLuk ceral Lalak kurang leblh sama namun yang perlu dlperslapkan
oleh sang suaml bukan gugaLan melalnkan permohonan unLuk
melegalkan Lalak yang sudah Lerucap


Alasan unLuk menga[ukan ceral Lalak dan ceral gugaL kurang leblh sama
Panya sa[a dalam ceral Lalak ada saLu perbedaan yalLu seorang lsLrl
yang nusyuz arLlnya seorang lsLrl yang Lldak LaaL kepada suaml
Apablla seLelah berceral balk suaml maupun lsLrl lngln ru[uk kemball
maka perlsLlwa ru[uk LersebuL akan LercaLaL dalam lembar Lerakhlr buku
nlkah uemlklan halnya apablla para plhak memlllkl per[an[lan pranlkah
maka per[an[lan LersebuL akan LercaLaL dalam lembar Lerakhlr buku
nlkah lLu [uga dengan sepengeLahuan lnsLansl yang berwenang yalLu
kuA
uampak darl suaLu perceralan selaln mengenal masalah harLa [uga
mengenal masalah hak wall anak yalLu blsa Lerhadap pemellharaan anak
aLau hak hadhonah Masalah laln yang [uga cukup pellk adalah masalah
pemberlan nafkah yalLu sampal kapankah suaml wa[lb memberlkan
nafkah Lerhadap manLan lsLrl seLelah mereka berceral? Apablla Lalak
LersebuL daLang darl plhak suaml maka suaml wa[lb menafkahl lsLrl
sampe masa lddhah nya selesal ualam hal Lalak maka salah saLu plhak
dapaL menga[ukan LunLuLan mengenal hak haddhonah dan [uga
mengenal harLa secara bersamaan
ermasalahan unlk lalnnya dalam engadllan Agama adalah apablla
pasangan suaml slLrl menlkah secara lslam namun dlLengah bahLera
rumah Langga mereka plndah agama 8eberapa Lahun kemudlan
mereka berceral kemball kepada uu erkawlnan uu no1 1ahun 1974
uu erkawlnan serLa meru[uk kemball pada uu nC 7 1ahun 1989
LenLang eradllan Agama Lelah dlaLur secara lex speclalls bahwa
pengadllan agama menyelesalkan menerlma menyelesalkan dan
memerlksa serLa menyelesalkan perkaraperkara khususnya LenLang
masalah berkalLan perceralan yang dllakukan pernlkahannya secara
agama lslam Sehlngga walaupun dl Lengah perkawlnan mereka Lelah
plndah agama dan memuLuskan unLuk berceral maka perkara
perceralan LersebuL dlselesalkan dl engadllan Agama sepan[ang
pernlkahan mereka dllaksanakan secara lslam
8anyak pasangan yang membuaL per[an[lan pranlkah mengenal
pemlsahan harLa 8lasanya maslngmaslng plhak balk lsLrl maupun suaml
membuaL per[an[lan pranlkah yang secara garls besar lslnya adalah Lldak
adanya percampuran harLa Sehlngga apablla mereka meuLuskan unLuk
berceral maka balk lsLrl maupun suaml LeLap berhak aLas harLa yang
mereka peroleh selama perkawlnan Lanpa mengkhawaLlrkan adanya
upaya pengambllallhan oleh plhak laln Apablla mereka berceral maka
per[an[lan pranlkah LersebuL dapaL langsung dleksekusl yalLu seLelah
perkara perceraln Lelah memlllkl puLusan yang berkekuaLan hukum
LeLap

kes|mpu|an

Mendasarkan pada hasll pembahasan LersebuL dl aLas maka penulls
menylmpulkan bahwa menuruL hukum lslam dan uu no 1 1ahun 1974
perceralan adalah salah saLu sebab puLusnya perkawlnan erceralan
Lldak hanya beraklbaL pada pasangan lLu sa[a LeLapl akan beraklbaL pula
pada pemellharaan anak harLa bersama dan masalah pemberlan
nafkah
ada saaL lnl banyak masyarakaL yang Lldak mengeLahul LaLa cara
perceralan menuruL hukum lslam MasyarakaL han[ya mengeLahul
adanya Lalak 1 Lalak 2 dan Lalak 3 sa[a Lanpa mengeLahul dengan [elas
maksud darl semuanya lLu

Anda mungkin juga menyukai