PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek
yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut
merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan
seseorang, anak secara Iisik maupun psikososial. Namun sebagian orang tua
belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang relatiI rendah. Mereka menganggap
bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah
kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para
orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai pengertian yang sama. (Nursalam, 2005 : 31-32)
Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita
perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang
pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam
merawat dan membesarkan buah hati kita. (Kania, 2010)
Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suatu hal yang
sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di
lapangan. Biasanya penanganan lebih banyak diIokuskan pada mengatasi
penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabakan. Sering terjadi setelah
anak sembuh dari sakitnya, justru timbul masalah berkaitan dengan tumbuh
kembangnya, misalnya anak mengalami kemunduran dalam kemampuan
otonominya. (Nursalam, 2005 : 45 )
Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.
Karenanya, hal itu menjadi kegiatan prioritas Departemen Kesehatan pada
periode 2005-2009. Menurut Survei DemograIi Kesehatan Indonesia 2002-
2003, Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000 kelahiran hidup.
Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran
hidup. Gizi kurang Pada tahun yang sama prevalensi gizi kurang pada anak
balita akan diturunkan dari 25,8 persen menjadi 20 persen dan umur harapan
hidup dinaikkan dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun. (Depkes, 2007)
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang adalah salah satu
Kecamatan yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah
kawasan industri yang mayoritas pekerjaannya sebagai buruh pabrik. Desa
Bener adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Tengaran-Semarang dan
untuk bisa sampai ke pusat kota dan Puskesmas perlu waktu tempuh kurang
lebih 15 menit. Di Desa Bener merupakan salah satu desa yang mempunyai
jumlah balita terbanyak. Untuk itu Puskesmas Tengaran-Semarang
mengadakan posyandu tiap bulannya untuk memantau tumbuh kembang dan
kesehatan balita yang ada di wilayah tersebut.
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah di
Kecamatan Tengaran-Semarang tahun 2007 mencapai 61. Dan Puskesmas
Tengaran-Semarang pada tahun 2009 sudah mencapai 79,5. Kenyataan ini
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mencari gambaran karakteristik tumbuh kembang balita (0-
5 tahun) di posyandu Desa Bener Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pertumbuhan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan TB
b. Menggambarkan pertumbuhan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan BB
c. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan
Motorik Kasar
d. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan
Motorik Halus
e. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan Bahasa
I. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan
Personal Sosial.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Instansi Kesehatan
Diharapkan memberikan stimulasi pada balita yang datang pada pelayanan
kesehatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.
2. Untuk Instansi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
deteksi dini tumbuh kembang balita.
3. Untuk Masyarakat
Dapat mengetahui adanya tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang
balita pada kelompok masyarakat di sekitarnya.
4. Untuk Peneliti
Diharapkan dapat melakukan stimulasi dan intervensi dini pertumbuhan
dan perkembangan balita.
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Pengertian dari tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/
dimensi akibat penambahan jumlah atau ukuran sel dan jaringan
interseluler (Mansjoer, 2000 : 580). Pertumbuhan adalah suatu
peningkatan ukuran Iisik keseluruhan atau sebagian yang dapat diukur,
dimana graIik pertumbuhan meliputi tinggi, berat badan dan diameter pada
lipatan kulit (Suriadi, 2001 : 1). Pertumbuhan adalah bertambah besar
dalam aspek Iisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat
interseluler (Hassan, 2007 : 387).
Pengertian dari kembang (berkembang) adalah proses pematangan/
maturasi Iungsi organ tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental
intelegensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000 : 580). Perkembangan
adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk
berIungsi (Suriadi, 2001 : 1). Perkembangan adalah digunakan untuk
menunjukkan bertambahnya ketrampilan dan Iungsi yang kompleks dalam
pengaturan neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan
kanannya dan berbentuk pula kepribadiannya (Hassan, 2007 : 387).
Pengertian balita (bayi dibawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5
tahun (BKKBN, 2010).
2)Pengaruh Hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal, yaitu
saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang
cepat.
b. Faktor Luar/ Eksternal (Lingkungan)
Menurut Supariasa (2002 : 28-30) Iaktor lingkungan yang
dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1)Faktor Pranatal (selama kehamilan), meliputi:
a) Gizi ibu pada saat hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama
kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR),
terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru
lahir, bayi baru lahir mudah terinIeksi, abortus dan sebagainya.
b)Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan
cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang
tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi
yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhannya
terlambat.
c) Toksin/ zat Kimia
Bagi ibu hamil yang kecanduan alkohol dan perokok berat, dapat
melahirkan bayi dengan BBLR, lahir mati, cacat atau retardasi
mental.
d)Endokrin
Jenis hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin
adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan
peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin.
e) Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat
mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikroseIali, atau cacat
bawaan lainnya.
I) InIeksi
Cacat bawaan bisa juga disebabkan oleh inIeksi intrauterin, dan
jenis inIeksi lain menyebabkan penyakit pada janin adalah
varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus inIluenza.
g)Stres
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.
h)Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta
atau tali pusat, dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.
2)Faktor Kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau Iorceps
dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko
terjadinya kerusakan jaringan otak (Nursalam, 2005 : 41).
3)Faktor Pascanatal
Menurut Supariasa (2002 : 30-33) Iaktor pascanatal yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu:
a) Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, Iungsi metabolisme
yang saling terkait satu dengan yang lain.
b)Lingkungan Iisik
Lingkungan Iisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah
cuaca, keadaan geograIis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan
radiasi.
c) Faktor psikososial
Faktor psikososial yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
adalah stimulasi (rangsangan), motivasi, ganjaran atau hukuman,
kelompok sebaya, stres, lingkungan sekolah, cinta dan kasih
sayang serta kualitas interaksi antara anak dan orang tua.
d)Faktor keluarga dan adat-istiadat
Faktor keluarga dan adat-istiadat yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak antara lain: pekerjaan atau pendapatan
keluarga, stabilitas rumah tangga, adat-istiadat, norma dan tabu
serta urbanisasi.
4) Dukungan / dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh
dukungan dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang
aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat
menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya.
Selain itu, orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat
mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.
5) Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal
anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada
lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus
menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak.
6) Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki
terhadap barang-barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut
akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara
barangnya.
7) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan
pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang
sesuai dengan kemampuan dan siIat-siIat bawaannya. Tidak pada
tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk
dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.
perut, tangan, dan kaki. Berat badan bayi yang rendah sejak lahir
menunjukkan kondisi bayi yang kurang sehat. Sebaliknya, jika berat
badan bayi menunjukkan kisaran pola standar, dapat dipastikan bayi
dalam keadaan sehat. Jika berat badan bayi kurang dari kisaran pola
standar, makanan yang diberikan harus ditambah, baik jumlah maupun
kandungan gizinya (untuk anak 6 bulan keatas). Selain itu, orang tua
harus waspada terhadap kondisi kesehatan buah hatinya. Dengan
memantau perkembangan berat badan, diharapkan orang tua dapat
mendeteksi sedini mungkin gangguan-gangguan yang mungkin diderita
anak. (Widyani, 2001 : 15)
Pada hari-hari pertama masa neonatal, berat badan yang turun
kurang dari 10 masih merupakan keadaan yang normal. lni
disebabkan karena keluarnya mekonium dan urin, disamping pemberian
susu pada masa tersebut masih belum cukup. Berat badan lahir dicapai
lagi pada hari ke-10 sampai hari ke-14. Selanjutnya bayi yang normal
dan sehat, berat badannya akan bertambah terus dengan teratur.
Berat badan pada waktu lahir berkisar antara 2,7-4,1 kg.
Anak pertama biasanya lebih ringan dibandingkan dengan berat badan
anak berikutnya. Dalam 3 bulan pertama kenaikan berat badan kira-kira
1kg/ bulan. Pada umur 5 bulan berat badan bayi mencapai 2 kali berat
badan lahirnya. Pada umur 6 bulan kenaikan berat badan kg/ bulan.
Berat badan anak pada umur 1 tahun ialah 3 kali berat badan pada
waktu lahir dan pada umur 2 tahun kira-kira 4 kali berat badan lahir.
4) Mengamati manik-manik
5) Mencari benang
6) Menggaruk manik-manik
7) Menoleh ke bunyi icik-icik
8) Menumpu badan pada kaki
9) Dada terangkat menumpu pada lengan
10)Membalik
11)Bangkit kepala tegak
c. Dari 6 sampai 9 bulan:
1) Makan sendiri
2) Memindahkan kubus
3) Mengambil dua kubus
4) Menoleh ke arah suara
5) Satu silabel
6) Meniru bunyi kata-kata
7) Papa / mama tidak spesiIik
8) Kombinasi silabel
9) Mengoceh
10)Duduk tanpa pegangan
11)Berdiri dengan pegangan
d. Dari 9 sampai 12 bulan:
1) Tepuk tangan
2) Menyatakan keinginan
2)Memakai T-shirt
3)Menara dari 8 kubus
4)Menyebut 4 gambar
5)Mengetahui dua kegiatan
6)Mengerti dua kata siIat
7)Berdiri satu kaki satu detik
i. Dari 3 sampai 4 tahun:
1)Berpakaian tanpa bantuan
2)Meniru garis vertikal
3)Menggoyangkan ibu jari
4)Mencontoh huruI o
5)Menyebut satu warna
6)Kegunaan dua benda
7)Menghitung satu kubus
8)Kegunaan tiga benda
9)Mengetahui empat kegiatan
10)Bicara semua dimengerti
11)Mengerti empat kata depan
12)Mengetahui tiga kata siIat
13)Loncat jauh
14)Berdiri satu kaki dua sampai tiga detik
15)Melompat dengan satu kaki
B. Kerangka Teori
Berdasarkan teori dan konsep yang dikemukakan diperoleh
gambaran bahwa pertumbuhan dan perkembangan balita dapat dilihat dari
beberapa Iaktor yang ada.
Ket :
: Variabel yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
: Variabel yang akan diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Teori Tumbuh Kembang Balita di Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Sumber : Widyani, 2001 : 19-46, Nursalam, 2005 : 39-40, Hassan, 2007 :
393-398
Kebutuhan Dasar
- Asuh
- Asih
- Asah
Karakteristik
Pertumbuhan
- BB
- TB / PB
Karakteristik
Perkembangan
- Motorik
Kasar
- Motorik
Halus
- Bahasa
- Personal
Sosial
Faktor-Iaktor yang
mempengaruhi
- Internal
- Eksternal
TUMBUH
KEMBANG
BALITA
Hasil
- Sesuai
- Tidak sesuai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagan 2.2 Kerangka Konsep Tumbuh Kembang Balita di Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
B. 1enis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatiI
dengan mengunakan teknik deskriptiI yaitu penelitian dengan tujuan
menggambarkan secara sistemik dan akurat Iakta dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2009 : 5-7).
Rancangan Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan ross Sectional (Seksional Lintang), variabel sebab atau risiko
Status Gizi
- BB
- TB / PB
Bahasa
Motorik Halus
Motorik Kasar
Tumbuh Kembang
Balita
Personal Sosial
dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau
dikumpulkan secara stimultan atau dalam waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2005).
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup disini menjelaskan bahasan penelitian yang
dilakukan:
1. Ruang Lingkup Keilmuan.
Ruang lingkup didalam penelitian ini adalah ilmu kebidanan tentang
karakteristik tumbuh kembang balita (0-5 tahun).
2. Ruang Lingkup Populasi
Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah balita di Posyandu
Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab. Semarang.
3. Ruang lingkup tempat
Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec.
Tengaran Kab.Semarang.
4. Ruang lingkup waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juni 2010.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Variabel dalam penelitian
ini adalah karakteristik tumbuh kembang balita (0-5 tahun).
E. Definisi Operasional
DeIinisi operasional adalah batasan untuk membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo,
2005 : 46).
Tabel 3.1
DeIinisi Operasional Tumbuh Kembang Balita (0-5 tahun)
No Variable Pengertian KlasiIikasi/Kategori
Alat
ukur/Unit
Pengukuran
Skala
1 Berat badan Ukuran berat
seseorang yang
diukur dalam
keadaan
berbaring/ duduk
dengan
menggunakan alat
ukur berat badan
yaitu timbangan
dacin
BB anak dinyatakan:
a. Naik: jika BB
sekarang naik satu
kolom atau lebih
pada KMSnya
b. Tetap: jika BB
sekarang sejajar
dengan kolom BB
yang sebelumnya
pada KMSnya
c. Turun: jika BB
sekarang turun satu
atau lebih dari kolom
BB yang sebelumnya
pada KMSnya
KMS/ gr, kg Ordinal
2 Tinggi badan Ukuran panjang
badan seseorang
yang diukur dari
ujung jari sampai
ujung dengan
bagian kepala
dalam keadaan
berbaring atau
berdiri tegak
dengan
menggunakan alat
ukur meteran
kayu atau
mikrotoa.
TB anak dinyatakan:
a. Naik: jika TB
sekarang naik satu
kolom atau lebih
pada KMSnya
b. Tetap: jika TB
sekarang sejajar
dengan kolom TB
yang sebelumnya
pada KMSnya
KMS / cm Ordinal
suara, berbicara,
berkomunikasi,
mengikuti
perintah dan
sebagainya.
dan atau paling
banyak satu
peringatan
b. Di duga: Bila di
dapatkan _ 2
peringatan dan / _ 1
keterlambatan
c. Tidak dapat diuji:
bila ada skor
menolak pada _ 1 uji
coba terletak
disebelah kiri garis
umur atau menolak
pada ~ 1 uji coba
yang ditembus garis
umur pada daerah
75-90
6 Personal
Sosial
aspek yang
berhubungan
dengan
kemampuan
mandiri anak
(makan sendiri,
membereskan
mainan selesai
bermain),
berpisah dengan
ibu/pengasuh
anak,
bersosialisasi dan
berinteraksi
dengan
lingkungannya,
dan sebagainya.
Kemampuan anak
dinyatakan:
a. Normal: bila tidak
ada keterlambatan
dan atau paling
banyak satu
peringatan
b. Di duga: Bila di
dapatkan _ 2
peringatan dan / _ 1
keterlambatan
c. Tidak dapat diuji:
bila ada skor
menolak pada _ 1 uji
coba terletak
disebelah kiri garis
umur atau menolak
pada ~ 1 uji coba
yang ditembus garis
umur pada daerah
75-90
DDST Ordinal
Sumber : (Widyani, 2001 : 20-44), (Mukarromah, 2009)
F. Subyek Penelitian
1. Populasi
+ (
2
)
n =
+ (,)
2
n =
+ (,)
n = 8,9
n = 8
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 185 balita.
Keterangan :
N besar populasi
n besar sampel
d tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini diambil dengan cara
Purposive Sampling yaitu penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karateristik populasi yang telah
dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008 : 93-94). Terdapat 2 kriteria yaitu:
a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian :
1)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang
2)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat
dimasukkan atau tidak layak untuk diteliti.
Kriteria eksklusi dalam penelitian:
1)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang yang sedang sakit
2)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang yang tidak bersedia menjadi responden
Keterangan :
r 11 : koeIisien reliabilitas internal seluruh item
r b : korelasi product moment antar belahan
I. Pengolahan Data
Sebelum dianalisis, data diolah terlebih dahulu. Kegiatan dalam
mengolah data menurut Narkubo dan Achmadi (2002) meliputi:
diting (penyuntingan data)
Editing adalah memeriksa daItar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi
kesalahan atau kekurangan yang ada di daItar pertanyaan.
2 oding (pengkodean data)
Coding adalah mengklasiIikasikan jawaban dari para responden
ke dalam kategori.
3 Scoring (penilaian)
Scoring adalah memberikan penilaiaan terhadap item-item yang
perlu diberi penilaian atau skor.
4 Tabulating (tabulasi data)
Tabulating adalah pekerjaan membuat Tabel. Jawaban-jawaban
yang telah diberi kode kemudiaan dimasukkan ke dalam Tabel
(Setiawan, 2003 : 127).
1. Analisa Data
Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik
tertentu, untuk pengolahan data kuantitatiI dapat dilakukan dengan tangan
atau melalui proses komputerisasi. Analisa data secara deskriptiI ini
disajikan dalam bentuk analisis univariate yang dilakukan tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005 : 188).
Menurut Boy S (2008 : 61) analisa univariate untuk
mendeskripsikan nilai jumlah masing-masing variable dengan ukuran
presentase. Dengan perhitungan rumus besarnya presentase sebagai berikut :
=
f
n
x%
Keterangan :
P : prosentase
I : Irekwensi tiap kategori
n : jumlah sampel
Dan hasil pengukurannya dikategorikan menjadi 3 kriteria :
a. Baik : 71 100
b. Cukup baik : 41 - 70
c. Kurang baik : 40
K. Etika Penelitian