Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek
yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut
merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan
seseorang, anak secara Iisik maupun psikososial. Namun sebagian orang tua
belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang relatiI rendah. Mereka menganggap
bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah
kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para
orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai pengertian yang sama. (Nursalam, 2005 : 31-32)
Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita
perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang
pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam
merawat dan membesarkan buah hati kita. (Kania, 2010)
Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suatu hal yang
sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di
lapangan. Biasanya penanganan lebih banyak diIokuskan pada mengatasi
penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabakan. Sering terjadi setelah

anak sembuh dari sakitnya, justru timbul masalah berkaitan dengan tumbuh
kembangnya, misalnya anak mengalami kemunduran dalam kemampuan
otonominya. (Nursalam, 2005 : 45 )
Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.
Karenanya, hal itu menjadi kegiatan prioritas Departemen Kesehatan pada
periode 2005-2009. Menurut Survei DemograIi Kesehatan Indonesia 2002-
2003, Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000 kelahiran hidup.
Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran
hidup. Gizi kurang Pada tahun yang sama prevalensi gizi kurang pada anak
balita akan diturunkan dari 25,8 persen menjadi 20 persen dan umur harapan
hidup dinaikkan dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun. (Depkes, 2007)
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang adalah salah satu
Kecamatan yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah
kawasan industri yang mayoritas pekerjaannya sebagai buruh pabrik. Desa
Bener adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Tengaran-Semarang dan
untuk bisa sampai ke pusat kota dan Puskesmas perlu waktu tempuh kurang
lebih 15 menit. Di Desa Bener merupakan salah satu desa yang mempunyai
jumlah balita terbanyak. Untuk itu Puskesmas Tengaran-Semarang
mengadakan posyandu tiap bulannya untuk memantau tumbuh kembang dan
kesehatan balita yang ada di wilayah tersebut.
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah di
Kecamatan Tengaran-Semarang tahun 2007 mencapai 61. Dan Puskesmas
Tengaran-Semarang pada tahun 2009 sudah mencapai 79,5. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa masyarakat di desa tersebut sangat antusias terhadap


tumbuh kembang balita dan kesehatannya.
Berdasarkan data di Posyandu Desa Bener Kecamatan Tengaran-
Semarang diperoleh jumlah balita 344 anak. Dengan presentase balita yang
mempunyai tumbuh kembang baik sebanyak 67 anak (19,5), cukup 275
anak (80), dan yang mengalami gangguan tumbuh kembang 2 anak (0,5).
Hal tersebut menunjukkan bahwa masih belum memenuhi standar pelayanan
minimal Provinsi Jawa Tengah dan juga termasuk salah satu prioritas masalah
yang harus di selesaikan. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil tema
tumbuh kembang balita (0-5 tahun). Oleh sebab itulah penelitian ini
dilakukan di Desa Bener yang di harapkan dapat dijadikan sebagai gambaran
tentang cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita yang cukup berhasil dan
dijadikan sebagai pembelajaran untuk meningkatkan cakupan deteksi dini
tumbuh kembang balita yang terdapat di wilayah terpencil sehingga cakupan
tumbuh kembang balita di kota Semarang dan Kecamatan Tengaran-
Semarang dapat memenuhi standar pelayanan minimal Provinsi Jawa Tengah.

B. Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran karakteristik tumbuh kembang balita (0-5 tahun)
di posyandu Desa Bener Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mencari gambaran karakteristik tumbuh kembang balita (0-
5 tahun) di posyandu Desa Bener Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pertumbuhan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan TB
b. Menggambarkan pertumbuhan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan BB
c. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan
Motorik Kasar
d. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan
Motorik Halus
e. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan Bahasa
I. Menggambarkan perkembangan Iisik balita di posyandu Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran-Semarang berdasarkan
Personal Sosial.

D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Instansi Kesehatan
Diharapkan memberikan stimulasi pada balita yang datang pada pelayanan
kesehatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.
2. Untuk Instansi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
deteksi dini tumbuh kembang balita.
3. Untuk Masyarakat
Dapat mengetahui adanya tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang
balita pada kelompok masyarakat di sekitarnya.
4. Untuk Peneliti
Diharapkan dapat melakukan stimulasi dan intervensi dini pertumbuhan
dan perkembangan balita.

BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Pengertian dari tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/
dimensi akibat penambahan jumlah atau ukuran sel dan jaringan
interseluler (Mansjoer, 2000 : 580). Pertumbuhan adalah suatu
peningkatan ukuran Iisik keseluruhan atau sebagian yang dapat diukur,
dimana graIik pertumbuhan meliputi tinggi, berat badan dan diameter pada
lipatan kulit (Suriadi, 2001 : 1). Pertumbuhan adalah bertambah besar
dalam aspek Iisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat
interseluler (Hassan, 2007 : 387).
Pengertian dari kembang (berkembang) adalah proses pematangan/
maturasi Iungsi organ tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental
intelegensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000 : 580). Perkembangan
adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk
berIungsi (Suriadi, 2001 : 1). Perkembangan adalah digunakan untuk
menunjukkan bertambahnya ketrampilan dan Iungsi yang kompleks dalam
pengaturan neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan
kanannya dan berbentuk pula kepribadiannya (Hassan, 2007 : 387).
Pengertian balita (bayi dibawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5
tahun (BKKBN, 2010).

2. Ciri-Ciri Pertumbuhan Balita


Menurut Nursalam (2005 : 32-33) menjelaskan bahwa pada
umumnya pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan
dewasa. Sebagaimana pada usia 2 tahun besar kepala hampir
seperempat dari panjang badan keseluruhan, kemudian secara
berangsur-angsur proporsinya berkurang.
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai
dengan lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya
reIlex primitiI pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan
perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya
masa-masa tertentu yaitu masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana
terjadi pertumbuhan cepat. Dan masa prasekolah dan masa sekolah
dimana pertumbuhan berlangsung lambat.
3. lndikator Tumbuh Kembang Balita
Menurut Widyani (2001 : 10-12) indikator tersebut antara lain:
a. Kondisi Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam mendukung pertumbuhan
dan perkembangan anak. Anak akan mewarisi siIat-siIat khusus dari
orang tuanya. Anak yang dilahirkan dalam keuarga seniman akan
memiliki bakat seni, anak yang dilahirkan dalam keluarga teknokrat

akan handal di bidang teknologi, anak yang dilahirkan dalam keluarga


berjiwa politik cenderung akan memliki jiwa politik yang tinggi.
b. Nutrisi (gizi)
Anak yang memperoleh asupan makanan yang bergizi, proses
pertumbuhan dan perkembangannya lebih baik dibandingkan dengan
anak yang kekurangan gizi.
c. Perubahan emosional
Pertumbuhan anak yang cenderung serius dengan emosi yang
labil akan terlambat dibandingkan dengan anak-anak yang penuh
dengan keceriaan.
d. Jenis Kelamin
Jenis kelamin bagi anak 0-1 tahun belum menunjukkan
perbedaan yang nyata karena sistem hormonnya belum tumbuh dengan
baik.
e. Suku bangsa
Suku bangsa akan mempengaruhi variasi ukuran tubuh
individu. Anak-anak Amerika lebih besar dan tinggi dibandingkan
dengan anak-anak lndonesa. Fisik anak kulit hitam lebih kuat
dibandingkan dengan anak-anak kulit putih.
I. lntelegensi
Anak-anak dengan intelegensi tinggi cenderung memiliki
tubuh lebih tinggi dan berat badan yang lebih besar dibandingkan
dengan anak-anak yang memiliki intelegensi rendah.

g. Status sosial ekonomi


Tubuh anak yang dibesarkan dalam kondisi sosial ekonomi
yang kurang, cenderung akan lebih kecil dibandingkan dengan anak-
anak yang kondisi sosial ekonominya cukup terjamin.
h. Tingkat kesehatan
Anak yang dibesarkan dengan tingkat kesehatan yang baik dan
jarang sakit akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan anak yang
sering sakit-sakitan.
i. Fungsi kelenjar hormon thyroxin
Jika Iungsi kelenjar hormon normal, pertumbuhan pun akan
normal. Jika individu mengalami kekurangan hormon thyroxin akan
menyebabkan kekerdilan. Sebaliknya jika kelebihan hormon akan
bertubuh raksasa.
j. Keadaan dalam kandungan ibu
Jika ibu hamil merokok, selalu stres, atau asupan gizi janin
kurang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan anak, khususnya
pada tahun-tahun pertama pertumbuhannya.
k. Postur badan
Postur tubuh manusia berdasarkan berat dan tingginya
diklasiIikasikan ke dalam 3 kelompok, yaitu tinggi besar (contoh
bangsa Eropa), sedang-sedang saja (contoh bangsa lndonesia), dan
pendek kecil (contoh bangsa Jepang).

4. Tahapan Tumbuh Kembang Balita


Menurut Nursalam (2005 : 34-39) tahapan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Masa pranatal (konsepsi-lahir)
Kehidupan bayi pada masa pranatal dikelompokkan menjadi
dua periode, yaitu:
1) Masa embrio (mudigah): masa konsepsi-8 minggu
Ovum yang telah dibuahi akan dengan cepat menjadi suatu
organisme yang berdeIerensiasi secara pesat untuk membentuk
berbagai sistem organ tubuh.
2) Masa janin (Ietus): 9 minggu-kelahiran
Masa Ietus ini terbagi menjadi dua yaitu:
a) Masa Ietus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua)
Dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan
manusia sempurna, serta alat tubuh mulai berIungsi.
b)Masa Ietus lanjut (trimester akhir)
Ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat
disertai dengan perkembangan Iungsi-Iungsi.
b. Masa pascanatal, terbagi atas:
1) Masa neonatal usia 0-28 hari
Pada masa neonatal terjadi adaptasi terhadap lingkungan,
perubahan sirkulasi darah, serta mulai berIungsinya organ-organ
tubuh.

Masa ini terbagi menjadi:


a) neonatal dini (perinatal): 0-7 hari
b) neonatal lanjut: 8-28 hari
2) Masa bayi
Pada masa bayi pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
cepat. Oleh karena itu diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu
dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang. Masa ini
terbagi menjadi:
a) masa bayi dini: 1-12 bulan
b) masa bayi akhir: 1-2 tahun
c. Masa prasekolah (usia 2-6 tahun), terbagi atas:
1) Prasekolah awal (masa balita): mulai 2-3 tahun
Pada masa ini pertumbuhan Iisik anak relatiI lebih lambat
dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya
berjalan lebih cepat.
2) prasekolah akhir: mulai 4-6 tahun
Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada Iase
inisiatiI vs rasa bersalah. Pada masa ini anak berkembang rasa
ingin tahu dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya
mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya.
5. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita
Menurut Nursalam (2005 : 39-40) Iaktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor Dalam (Internal)


1)Genetika
Faktor genetis akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraI, sehingga merupakan
modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang,
yaitu:
a) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesia
atau bangsa lainnya, dengan demikian dengan postur tubuh tiap
bangsa berlainan.
b)Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek.
c) Umur
Masa pranatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap
yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa
lainnya.
d)Jenis Kelamin
Wanita akan mengalami masa prapubertas lebih dahulu
dibandingkan dengan laki-laki.
e) Kelainan Kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindroma
Down.

2)Pengaruh Hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal, yaitu
saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang
cepat.
b. Faktor Luar/ Eksternal (Lingkungan)
Menurut Supariasa (2002 : 28-30) Iaktor lingkungan yang
dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1)Faktor Pranatal (selama kehamilan), meliputi:
a) Gizi ibu pada saat hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama
kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR),
terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru
lahir, bayi baru lahir mudah terinIeksi, abortus dan sebagainya.
b)Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan
cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang
tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi
yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhannya
terlambat.
c) Toksin/ zat Kimia
Bagi ibu hamil yang kecanduan alkohol dan perokok berat, dapat
melahirkan bayi dengan BBLR, lahir mati, cacat atau retardasi
mental.

d)Endokrin
Jenis hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin
adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan
peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin.
e) Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat
mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikroseIali, atau cacat
bawaan lainnya.
I) InIeksi
Cacat bawaan bisa juga disebabkan oleh inIeksi intrauterin, dan
jenis inIeksi lain menyebabkan penyakit pada janin adalah
varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus inIluenza.
g)Stres
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.
h)Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta
atau tali pusat, dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.
2)Faktor Kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau Iorceps
dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko
terjadinya kerusakan jaringan otak (Nursalam, 2005 : 41).

3)Faktor Pascanatal
Menurut Supariasa (2002 : 30-33) Iaktor pascanatal yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu:
a) Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, Iungsi metabolisme
yang saling terkait satu dengan yang lain.
b)Lingkungan Iisik
Lingkungan Iisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah
cuaca, keadaan geograIis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan
radiasi.
c) Faktor psikososial
Faktor psikososial yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
adalah stimulasi (rangsangan), motivasi, ganjaran atau hukuman,
kelompok sebaya, stres, lingkungan sekolah, cinta dan kasih
sayang serta kualitas interaksi antara anak dan orang tua.
d)Faktor keluarga dan adat-istiadat
Faktor keluarga dan adat-istiadat yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak antara lain: pekerjaan atau pendapatan
keluarga, stabilitas rumah tangga, adat-istiadat, norma dan tabu
serta urbanisasi.

e) Faktor sosial ekonomi


Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain: pendidikan, pekerjaan,
teknologi, budaya dan pendapatan keluarga.
6. Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh Kembang
Menurut Nursalam (2005 : 41-43) kebutuhan dasar ini dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan
sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan
aman , perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan
intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit. (Suriviana, 2007)
Yang termasuk kebutuhan asuh adalah:
1)Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah
dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi
yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir harus diupayakan
pemberian ASI secara eksklusiI, yaitu pemberian ASI saja sampai
anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya
anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan
makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai
meningkat pada masa bayi dan prasekolah, karena pada masa ini

pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat


terutama pertumbuhan otak.
2)Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal
diperlukan beberapa upaya misalnya imunisasi, kontrol ke
Puskesmas/ Posyandu, secara berkala, diperiksakan segera bila sakit.
3)Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman
dipakai. Karena aktiIitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian
terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.
4)Perumahan
Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal
tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang
secara optimal.
5)Higiene diri dari lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti
sudah mengurangi risiko tertularnya berbagai penyakit inIeksi.
Selain itu, lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan
kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.
6)Kesegaran jasmani (olahraga dan rekreasi)
Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih
kekuatan otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu

juga membantu meningkatkan motorik anak, dan aspek


perkembangan lainnya.
b. Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak
Iisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih
sayang, diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung
jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak
mengutamakan hukuman dengan kemarahan, tetapi lebih banyak
memberikan contohcontoh penuh kasih sayang adalah salah satunya
(Suriviana, 2007).
Kebutuhan asih ini meliputi:
1) Kasih sayang orang tua
Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah
memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang
hangat dengan anak, sehingga anak merasa aman dan senang.
2) Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak
akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas
sehari-harinya.
3) Harga diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.
Apabila anak diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan Irustasi.

4) Dukungan / dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh
dukungan dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang
aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat
menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya.
Selain itu, orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat
mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.
5) Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal
anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada
lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus
menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak.
6) Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki
terhadap barang-barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut
akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara
barangnya.
7) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan
pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang
sesuai dengan kemampuan dan siIat-siIat bawaannya. Tidak pada
tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk
dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

c. Asah (kebutuhan stimulasi)


Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar
anak, yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan
kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan
cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
mendapatkan stimulasi.
7. Karakteristik Pertumbuhan
Menurut Hassan (2007 : 393-398) karakteristik pertumbuhan meliputi:
a. Bentuk Tubuh Umum
Pada masa bayi pertumbuhan kepala relatiI cepat, sehingga
pada tahun pertama lingkaran kepala bayi lebih besar daripada
lingkaran dada. Tetapi sesudah umur 1 tahun lingkaran dada menjadi
lebih besar karena pertumbuhan kepala berkurang. Pada waktu lahir
anggota gerak lebih pendek dari tubuh, tetap kemudian tumbuh lebih
cepat. Pada masa adolesensi pertambahan tinggi badan terutama
disebabkan pertumbuhan segmen bawah tubuh, namun pertumbuhan
tungkai bawah berkurang lebih cepat dari tubuh sendiri.
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu tolok ukur untuk
menentukan tingkat kesehatan anak. Oleh karena itu, setiap bayi yang
lahir pasti akan ditimbang. Berat badan akan menggambarkan
komposisi tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari kepala, leher, dada,

perut, tangan, dan kaki. Berat badan bayi yang rendah sejak lahir
menunjukkan kondisi bayi yang kurang sehat. Sebaliknya, jika berat
badan bayi menunjukkan kisaran pola standar, dapat dipastikan bayi
dalam keadaan sehat. Jika berat badan bayi kurang dari kisaran pola
standar, makanan yang diberikan harus ditambah, baik jumlah maupun
kandungan gizinya (untuk anak 6 bulan keatas). Selain itu, orang tua
harus waspada terhadap kondisi kesehatan buah hatinya. Dengan
memantau perkembangan berat badan, diharapkan orang tua dapat
mendeteksi sedini mungkin gangguan-gangguan yang mungkin diderita
anak. (Widyani, 2001 : 15)
Pada hari-hari pertama masa neonatal, berat badan yang turun
kurang dari 10 masih merupakan keadaan yang normal. lni
disebabkan karena keluarnya mekonium dan urin, disamping pemberian
susu pada masa tersebut masih belum cukup. Berat badan lahir dicapai
lagi pada hari ke-10 sampai hari ke-14. Selanjutnya bayi yang normal
dan sehat, berat badannya akan bertambah terus dengan teratur.
Berat badan pada waktu lahir berkisar antara 2,7-4,1 kg.
Anak pertama biasanya lebih ringan dibandingkan dengan berat badan
anak berikutnya. Dalam 3 bulan pertama kenaikan berat badan kira-kira
1kg/ bulan. Pada umur 5 bulan berat badan bayi mencapai 2 kali berat
badan lahirnya. Pada umur 6 bulan kenaikan berat badan kg/ bulan.
Berat badan anak pada umur 1 tahun ialah 3 kali berat badan pada
waktu lahir dan pada umur 2 tahun kira-kira 4 kali berat badan lahir.

Sesudah umur 2 tahun kecepatan pertambahan berat badan menurun


dan dengan makin bertambahnya umur anak, kenaikan berat badannya
makin tidak teratur.
c. Tinggi Badan
Tubuh manusia meliputi kepala, badan, tangan, dan kaki.
Proporsi organ tubuh akan berkembang sejak dari lahir sampai dewasa.
Saat lahir, kepala menempati posisi / bagian dari panjang badan dan
lebarnya hampir sebahu. Panjang kaki bagian dari panjang badan.
Panjang kaki akan bertambah seiring dengan meningkatnya usia bayi.
Pada tahun-tahun pertama, belum nampak adanya perbedaan
perkembangan organ tubuh antara laki-laki denagn perempuan.
(Widyani, 2001 : 16)
Panjang badan pada waktu lahir rata-rata 50 cm. Pada umur 1
tahun panjang badan bertambah kira-kira 50. Tinggi badan mencapai
2 kali panjang badan lahir pada umur 4 tahun. Selanjutnya kenaikan
tinggi merupakan garis rata dengan kenaikan rata-rata 5cm/ tahun.
d. Kepala
Pengukuran lingkar kepala penting karena berhubungan
dengan isi intrakranial dan dapat digunakan untuk menilai kecepatan
tumbuhnya otak. Gangguan pertumbuhan otak dapat dilihat dari
kelainan klinis seperti mikroseIal dan hidroseIal.
Lingkaran kepala diukur dengan melilitkan pita ukur
melalui tulang kepala belakang yang paling menonjol dan bagian atas

supraorbital. Lingkaran kepala pada waktu lahir 33,0-35,6 cm. Dalam 4


bulan pertama bertambah 5 cm dan 8 bulan berikutnya bertambah 5 cm
lagi, sehingga pada umur 1 tahun bertambah 10 cm menjadi 43,2-45,7
cm. Pada umur 2 tahun kenaikan 2 cm/ tahun sehingga menjadi 49,5-
52,1 cm. Umur 5 tahun sampai masa pubertas bertambah 1/ cm/ 5
tahun, sehingga pada dewasa mencapai 52,1-55,1 cm.
e. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas sebagaimana dengan berat badan
merupakan parameter yang labil, dapat berubah-ubah dengan cepat.
Oleh karena itu, lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi saat
kini. Perkembangan lingkar lengan atas yang besarnya hanya terlihat
pada tahun pertama kehidupan (5,4 cm), sedangkan pada umur 2 tahun
sampai 5 tahun sangat kecil yaitu kurang lebih 1,5 cm per tahun dan
kurang sensitiI untuk usia selanjutnya. (Supariasa, 2001 : 59)
8. Karakteristik Perkembangan
Menurut Rusmil (2008) perkembangan itu sendiri terbagi menjadi :
a. Kemampuan Motorik
Kemapuan Motorik adalah adalah kemampan untuk
melakukan gerakan. Kemampuan motorik diawali dengan
koordinasi tubuh, duduk, merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan
berjalan. Kemampuan gerak ditentukan oleh perkembangan
kekuatan otot, tulang, dan koordinasi otak untuk menjaga
keseimbangan tubuh. Perkembangan kemampuan motorik

merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang


terkoordinasi antara pusat syaraI, urat syaraI, dan otot.
Perkembangan tersebut diawali dengan gerakan reIlek sesaat
setelah lahir yang akan berubah menjadi gerakan yang disadari.
Gerak reIlek setelah lahir diperlukan untuk bertahan hidup seperti
menghisap, menelan, berkedip, merenggutkan lutut, menggenggam
ibu jari kaki dan reIlek menggenggam tangan. Gerak reIlek yang
kurang berguna seperti reIlek menggenggam ibu jari kaki dan
reIlek menggenggam tangan secara bertahap akan berkurang dan
menghilang sebelum usia 1 tahun karena otak kecil (cerebellum)
yang mengendalikan keseimbangan berkembang dengan cepat
selama setahun awal kehidupan bayi.
Beberapa Iaktor yang menunjang perkembangan motorik
meliputi kecerdasan., keaktiIan janin dalam kandungan, kondisi ibu
yang menyenangkan selama kehamilan, gizi yang cukup setelah
lahir, adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan menggerakkan
semua bagian tubuh, akan berpengaruh positiI terhadap laju
perkembangan motorik.
Beberapa Iaktor yang menghambat perkembangan motorik
meliputi kondisi ibu yang kurang menyenangkan selam kehamilan,
proses kelahiran yang sukar, IQ di bawah normal, perlindungan
yang berlebihan, kelahiran sebelum waktunya, dan cacat Iisik akan
memperlambat perkembangan motorik. (Widyani, 2001 : 20)

Kemampuan Motorik terbagi menjadi :


1) Motorik kasar
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2) Motorik halus
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya
b. Bahasa
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah dan sebagainya. Kemampuan berbahasa
merupakan hasil kombinasi seluruh sistem perkembangan anak,
karena kemampuan bahasa sensitiI terhadap keterlambatan atau
kerusakan pada sistem yang lain. Kemampuan berbahasa
melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional, dan sosial.
c. Personal Sosial
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah

dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan


lingkungannya, dan sebagainya.
Anak akan merasa senang berada di lingkungan yang
mencintainya, sehingga ia akan mencoba untuk memberikan reaksi
kembali. Jika sejak usia dini, anak memperoleh perhatian dan
dirawat dengan penuh kasih sayang, ia akan tumbuh menjadi
individu yang ramah dan menyenangkan. Anak akan merasa aman
dengan orang-orang yang sudah dikenalnya daripada yang belum,
anak akan merasa lebih aman di rumah sendiri jika dibandingkan
saat diajak bertamu di rumah orang. Namun, apabila anak sejak
usia dini sudah sering diajak untuk mengenal oramg lain dan
lingkungan yang berbeda, maka anak akan lebih mudah menerima
dan beradaptasi dengan hal-hal diluar lingkungannya dengan lebih
baik, sehingga secara psikososial akan lebih matang dibandingkan
dengan anak yang kurang dilatih bergaul. (Widyani, 2001 : 35-42)
9. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita
DDST (enver evelopmental Screening Test) adalah salah satu
dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan
yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan
cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkkan validitas yang
tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST
secara eIektiI dapat mengidentiIikasikan antara 85-100 bayi dan anak-

anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada


1ollow up selanjutnya ternyata 89 dari kelompok DDST abnormal
mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian (Kuliahbidan, 2009).
10. Parameter Pertumbuhan
Pertumbuhan anak dapat diketahui dengan melihat ukuran
antropometrinya untuk kemudian menilai status gizinya. Ada beberapa
cara pengukurannya, diantaranya adalah pengukuran berat badan
menurut tinggi badan anak. Pengukuran ini dilakukan untuk
menggambarkan keadaan gizi anak.
Tabel berikut merupakan tabel pengukuran berat badan
menurut tinggi badan sebagai pedoman penilaian status gizi balita dari
umur 0-5 tahun tanpa membedakan jenis kelaminnya.
Tabel 2.1
Berat badan menurut tinggi badan
(umur 0-5 tahun, jenis kelamin tidak dibedakan)
Tinggi (cm)
Berat (kg)
Normal Kurang Buruk
Standar 100 90 80
52 3,8 3,4 3,0
53 4,0 3,6 3,2
54 4,3 3,9 3,4
55 4,6 4,1 3,7
56 4,8 4,3 3,8
57 5,0 4,5 4,0
58 5,2 4,7 4,2
59 5,5 4,9 4,4

60 5,7 5,1 4,6


61 6,0 5,4 4,8
62 6,3 5,7 5,0
63 6,6 5,9 5,3
64 6,9 6,2 5,5
65 7,2 6,5 5,8
66 7,5 6,8 6,0
67 7,8 7,0 6,4
68 8,1 7,3 6,5
69 8,4 7,6 6,7
70 8,7 7,8 7,0
71 9,0 8,1 7,2
72 9,2 8,3 7,4
73 9,5 8,5 7,6
74 9,7 8,7 7,8
75 9,9 9,0 7,9
76 10,2 9,2 8,2
77 12,4 9,4 8,3
78 10,6 9,5 8,5
79 10,8 9,7 8,6
80 11,0 9,9 8,8
81 11,2 10,1 9,0
82 11,4 10,3 9,1
83 11,6 10,4 9,3
84 11,8 10,6 9,4
85 12,0 10,7 9,6
86 12,2 11,0 9,8
87 12,4 11,1 9,9
88 12,6 11,3 10,1
89 12,8 11,5 10,2
90 13,1 11,8 10,5
91 13,4 11,9 10,7
92 13,6 12,2 10,9
93 13,8 12,4 11,0
94 14,0 12,6 11,2
95 14,3 12,8 11,4

96 14,5 13,1 11,6


97 14,7 13,3 11,8
98 15,0 13,5 12,0
99 15,3 13,7 12,2
100 15,6 14,0 12,5
101 15,8 14,2 12,6
102 16,1 14,5 12,9
103 16,4 14,7 13,1
104 16,7 15,0 13,4
105 17,0 15,3 13,6
106 17,3 15,6 13,9
107 17,6 15,9 14,1
108 18,0 16,2 14,4

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI

Untuk menentukan status gizi anak dengan cara
membandingkan tinggi badan dengan berat badan anak pada tabel,
apabila berat badan anak:
a. 90 - 100 berat badan standar dikategorikan normal, apabila
diterapkan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS), diatas garis titik-titik
b. 80 - 90 berat badan standar dikategorikan kurang, apabila
diterapkan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS), dibawah garis titik-titik
(BGT)
c. 80 atau kurang dari berat standar, dikategorikan buruk, apabila
diterapkan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS), dibawah garis merah
(BMG)

11. Parameter Perkembangan


Perkembangan yang dinilai melputi gerakan-gerakan kasar dan
halus, emosi, sosial, perilaku, dan bicara. Antara lain:
a. Dari 0 sampai 3 bulan:
1) Menatap muka
2) Membalas senyum pemeriksa
3) Tersenyum spontan
4) Mengikuti ke garis tengah
5) Mengikuti lewat garis tengah
6) Memegang icik-icik
7) Tangan bersentuhan
8) Bereaksi terhadap bel
9) Bersuara
10)Ooo / ahh
11)Berteriak
12)Tertawa
13)Gerakan seimbang
14)Mengangkat kepala
15)Kepala terangkat 45
b. Dari 3 sampai 6 bulan:
1) Mengamati tangannya
2) Berusaha mencapai mainan
3) Mengikuti 180

4) Mengamati manik-manik
5) Mencari benang
6) Menggaruk manik-manik
7) Menoleh ke bunyi icik-icik
8) Menumpu badan pada kaki
9) Dada terangkat menumpu pada lengan
10)Membalik
11)Bangkit kepala tegak
c. Dari 6 sampai 9 bulan:
1) Makan sendiri
2) Memindahkan kubus
3) Mengambil dua kubus
4) Menoleh ke arah suara
5) Satu silabel
6) Meniru bunyi kata-kata
7) Papa / mama tidak spesiIik
8) Kombinasi silabel
9) Mengoceh
10)Duduk tanpa pegangan
11)Berdiri dengan pegangan
d. Dari 9 sampai 12 bulan:
1) Tepuk tangan
2) Menyatakan keinginan

3) Daag-daag dengan tangan


4) Memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk
5) Membentukkan dua kubus
6) Papa / mama spesiIik
7) Bangkit untuk berdiri
8) Bangkit terus duduk
9) Berdiri dua detik
e. Dari 1 tahun sampai 1,5 tahun:
1) Main bola dengan pemeriksa
2) Menirukan kegiatan
3) Minum dari cangkir
4) Membantu di rumah
5) Menggunakan sendok / garpu
6) Menaruh kubus di cangkir
7) Mencoret-coret
8) Ambil manik-manik ditunjukkan
9) Menara dari dua kubus
10)Mengatakan satu sampai tiga kata
11)Berdiri sendiri
12)Membungkuk kemudian berdiri
13)Berjalan dengan baik
14)Berjalan mundur

I. Dari 1,5 tahun sampai 2 tahun:


1) Membuka pakaian
2) Menyuapi boneka
3) Menara dari empat kubus
4) Mengatakan enam kata
5) Menunjuk dua gambar
6) Kombinasi kata
7) Mengetahui bagian badan enam
8) Lari
9) Berjalan naik tangga
10)Menendang bola ke depan
g. Dari 2 tahun sampai 2,5 tahun:
1)Memakai baju
2)Gosok gigi dengan bantuan
3)Cuci dan mengeringkan tangan
4)Manara dari enam kubus
5)Menyebut satu gambar
6)Menunjuk empat gambar
7)Bicara sebagian dimengerti
8)Melompat
9)Melempar bola tangan keatas
h. Dari 2,5 tahun sampai 3 tahun:
1)Menyebut nama teman

2)Memakai T-shirt
3)Menara dari 8 kubus
4)Menyebut 4 gambar
5)Mengetahui dua kegiatan
6)Mengerti dua kata siIat
7)Berdiri satu kaki satu detik
i. Dari 3 sampai 4 tahun:
1)Berpakaian tanpa bantuan
2)Meniru garis vertikal
3)Menggoyangkan ibu jari
4)Mencontoh huruI o
5)Menyebut satu warna
6)Kegunaan dua benda
7)Menghitung satu kubus
8)Kegunaan tiga benda
9)Mengetahui empat kegiatan
10)Bicara semua dimengerti
11)Mengerti empat kata depan
12)Mengetahui tiga kata siIat
13)Loncat jauh
14)Berdiri satu kaki dua sampai tiga detik
15)Melompat dengan satu kaki

j. Dari 4 sampai 5 tahun:


1) Bermain ular tangga atau kartu
2) Gosok gigi tanpa bantuan
3) Mengambil makan
4) Menggambar orang tiga bagian
5) Mencontoh garis menyilang ()
6) Memilih garis yang lebih panjang
7) Menyebut empat warna
8) Mengartikan lima kata
9) Berdiri satu kaki empat sampai lima detik
(DDST)
12. Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan Tumbuh Kembang
Menurut Narendra (2005 : 63-65) hal-hal yang mempengaruhi
penyimpangan tumbuh kembang pada anak sebagai berikut:
a. Riwayat alamiah dari kondisi anak
1)Beratnya kelainan dan patoIisiologi
Lama sakit pada kondisi kesehatan kronik yaitu 3 bulan
atau lebih. Sedangkan beratnya penyakit akan berdampak pada
perkembangan Iisik, intelektual, dan psikososial.
2)Prognosis
Pada penyakit yang prognosisnya buruk, walaupun anak
mempunyai kesempatan untuk tumbuh kembang tetap gagal

mendapatkannya karena kondisi sakitnya yang menyebabkan anak


sudah keburu meninggal.
3)Akibat iatrogenik
Akibat dari pengobatan kondisi kesehatan kronik dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak baik yang bersiIat sementara
maupun yang bersiIat menetap dan melalui proses yang langsung
maupun yang tidak langsung.
b. Karakteristik lndividiu
1)Umur
Pada umumnnya anak dengan kelainan bawaan
mempunyai plastilitas perkembangan yang lebih baik, sebab
mereka sejak awal telah melakukan adaptasi terhadap
keterbatasannya.
2)Kepribadian anak
Temperamen anak sudah dibawa sejak lahir, sedangkan
yang lain seperti konsep diri, berkembang sesuai umur anak.
c. Besarnya dukungan dari lingkungan
Lingkungan yang paling dekat dengan anak dan sangat
penting adalah keluarganya.
d. Nutrisi
Untuk mengetahui masalah nutrisi dapat dilakukan dengan
cara memantau ukuran antropometri, asupan makanan, evaluasi cara
makan, dan kondisi keluarga/ masalah sosial lainnya.

B. Kerangka Teori
Berdasarkan teori dan konsep yang dikemukakan diperoleh
gambaran bahwa pertumbuhan dan perkembangan balita dapat dilihat dari
beberapa Iaktor yang ada.












Ket :
: Variabel yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
: Variabel yang akan diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Teori Tumbuh Kembang Balita di Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Sumber : Widyani, 2001 : 19-46, Nursalam, 2005 : 39-40, Hassan, 2007 :
393-398

Kebutuhan Dasar
- Asuh
- Asih
- Asah
Karakteristik
Pertumbuhan
- BB
- TB / PB
Karakteristik
Perkembangan
- Motorik
Kasar
- Motorik
Halus
- Bahasa
- Personal
Sosial
Faktor-Iaktor yang
mempengaruhi
- Internal
- Eksternal
TUMBUH
KEMBANG
BALITA
Hasil
- Sesuai
- Tidak sesuai

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut










Bagan 2.2 Kerangka Konsep Tumbuh Kembang Balita di Desa Bener
Kelurahan Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

B. 1enis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatiI
dengan mengunakan teknik deskriptiI yaitu penelitian dengan tujuan
menggambarkan secara sistemik dan akurat Iakta dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2009 : 5-7).
Rancangan Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan ross Sectional (Seksional Lintang), variabel sebab atau risiko
Status Gizi
- BB
- TB / PB
Bahasa
Motorik Halus
Motorik Kasar
Tumbuh Kembang
Balita
Personal Sosial

dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau
dikumpulkan secara stimultan atau dalam waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2005).

C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup disini menjelaskan bahasan penelitian yang
dilakukan:
1. Ruang Lingkup Keilmuan.
Ruang lingkup didalam penelitian ini adalah ilmu kebidanan tentang
karakteristik tumbuh kembang balita (0-5 tahun).
2. Ruang Lingkup Populasi
Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah balita di Posyandu
Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab. Semarang.
3. Ruang lingkup tempat
Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec.
Tengaran Kab.Semarang.
4. Ruang lingkup waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juni 2010.

D. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Variabel dalam penelitian
ini adalah karakteristik tumbuh kembang balita (0-5 tahun).


E. Definisi Operasional
DeIinisi operasional adalah batasan untuk membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo,
2005 : 46).
Tabel 3.1
DeIinisi Operasional Tumbuh Kembang Balita (0-5 tahun)
No Variable Pengertian KlasiIikasi/Kategori
Alat
ukur/Unit
Pengukuran
Skala
1 Berat badan Ukuran berat
seseorang yang
diukur dalam
keadaan
berbaring/ duduk
dengan
menggunakan alat
ukur berat badan
yaitu timbangan
dacin
BB anak dinyatakan:
a. Naik: jika BB
sekarang naik satu
kolom atau lebih
pada KMSnya
b. Tetap: jika BB
sekarang sejajar
dengan kolom BB
yang sebelumnya
pada KMSnya
c. Turun: jika BB
sekarang turun satu
atau lebih dari kolom
BB yang sebelumnya
pada KMSnya
KMS/ gr, kg Ordinal
2 Tinggi badan Ukuran panjang
badan seseorang
yang diukur dari
ujung jari sampai
ujung dengan
bagian kepala
dalam keadaan
berbaring atau
berdiri tegak
dengan
menggunakan alat
ukur meteran
kayu atau
mikrotoa.
TB anak dinyatakan:
a. Naik: jika TB
sekarang naik satu
kolom atau lebih
pada KMSnya
b. Tetap: jika TB
sekarang sejajar
dengan kolom TB
yang sebelumnya
pada KMSnya
KMS / cm Ordinal

3 Motorik Kasar Kemampuan anak


melakukan
pergerakan dan
sikap tubuh yang
melibatkan otot-
otot besar seperti
duduk, berdiri,
dan sebagainya.
Kemampuan anak
dinyatakan:
a. Normal: bila tidak
ada keterlambatan
dan atau paling
banyak satu
peringatan
b. Di duga: Bila di
dapatkan _ 2
peringatan dan / _ 1
keterlambatan
c. Tidak dapat diuji:
bila ada skor
menolak pada _ 1 uji
coba terletak
disebelah kiri garis
umur atau menolak
pada ~ 1 uji coba
yang ditembus garis
umur pada daerah
75-90
DDST Ordinal
4 Motorik Halus kemampuan anak
melakukan
gerakan yang
melibatkan
bagian-bagian
tubuh tertentu dan
dilakukan oleh
otot-otot kecil,
tetapi
memerlukan
koordinasi yang
cermat seperti
mengamati
sesuatu,
menjimpit,
menulis, dan
sebagainya.
Kemampuan anak
dinyatakan:
a. Normal: bila tidak
ada keterlambatan
dan atau paling
banyak satu
peringatan
b. Di duga: Bila di
dapatkan _ 2
peringatan dan / _ 1
keterlambatan
c. Tidak dapat diuji:
bila ada skor
menolak pada _ 1
uji coba terletak
disebelah kiri garis
umur atau menolak
pada ~ 1 uji coba
yang ditembus garis
umur pada daerah
75-90
DDST Ordinal
5 Kemampuan
Bahasa
kemampuan
untuk
memberikan
respons terhadap
Kemampuan anak
dinyatakan:
a. Normal: bila tidak
ada keterlambatan
DST Ordinal

suara, berbicara,
berkomunikasi,
mengikuti
perintah dan
sebagainya.
dan atau paling
banyak satu
peringatan
b. Di duga: Bila di
dapatkan _ 2
peringatan dan / _ 1
keterlambatan
c. Tidak dapat diuji:
bila ada skor
menolak pada _ 1 uji
coba terletak
disebelah kiri garis
umur atau menolak
pada ~ 1 uji coba
yang ditembus garis
umur pada daerah
75-90
6 Personal
Sosial
aspek yang
berhubungan
dengan
kemampuan
mandiri anak
(makan sendiri,
membereskan
mainan selesai
bermain),
berpisah dengan
ibu/pengasuh
anak,
bersosialisasi dan
berinteraksi
dengan
lingkungannya,
dan sebagainya.
Kemampuan anak
dinyatakan:
a. Normal: bila tidak
ada keterlambatan
dan atau paling
banyak satu
peringatan
b. Di duga: Bila di
dapatkan _ 2
peringatan dan / _ 1
keterlambatan
c. Tidak dapat diuji:
bila ada skor
menolak pada _ 1 uji
coba terletak
disebelah kiri garis
umur atau menolak
pada ~ 1 uji coba
yang ditembus garis
umur pada daerah
75-90
DDST Ordinal

Sumber : (Widyani, 2001 : 20-44), (Mukarromah, 2009)

F. Subyek Penelitian
1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang


ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006 : 130).
Dalam penelitian ini populasi adalah semua balita di Posyandu
Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab. Semarang pada bulan Mei
2010 sebanyak 344 balita.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131).
Dimana sampelnya merupakan sebagian dari balita di Posyandu Desa
Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab. Semarang pada Mei 2010.
Menurut Notoatmodjo (2005 : 92) pengambilan sampel dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :


n =

+ (
2
)

n =

+ (,)
2

n =

+ (,)

n = 8,9
n = 8
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 185 balita.
Keterangan :
N besar populasi

n besar sampel
d tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini diambil dengan cara
Purposive Sampling yaitu penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karateristik populasi yang telah
dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008 : 93-94). Terdapat 2 kriteria yaitu:
a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian :
1)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang
2)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat
dimasukkan atau tidak layak untuk diteliti.
Kriteria eksklusi dalam penelitian:
1)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang yang sedang sakit
2)Balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Tengaran Kab.
Semarang yang tidak bersedia menjadi responden

(Nursalam, 2009 : 92)



. 1enis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
ditambahkan dengan data sekunder. Dimana pengertian dari masing-
masing data itu sendiri adalah :
a. Data Primer
Merupakan data yang siIatnya baru dan dikumpulkan oleh
peneliti dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan kepada
responden yaitu balita di Posyandu Desa Bener Kel. Bener Kec. Bener
Kab. Semarang.
b. Data sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan atau sudah ada dan
peneliti memperoleh dari hasil pencatatan pengelola Posyandu Desa
Bener Kel. Bener Kec. Bener Kab. Semarang.
(Sabarguna, 2008:47).

2. Tehnik Pengumpulan Data
Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah menggunakan kuesioner yang merupakan sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh inIormasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui dan
meleluai kuesioner ini yang akan dibagikan dan diisi oleh responden

yang dilakukan sekaligus dalam satu kali pengumpulan (Arikunto, 2006 :


151).
Beberapa hal yang dilakukan peneliti dalam proses
pengumpulan data antara lain peneliti melakukan pengamatan di suatu
daerah guna mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita (0-5
tahun). Kemudian peneliti meminta surat pengantar dari STIKES guna
melakukan penelitian di daerah tersebut. Setelah mendapatkan surat
pengantar, peneliti melakukan studi penelitian di bidan yang
bersangkutan. Setelah mendapat persetujuan dari bidan maka peneliti
mengetahui banyaknya populasi balita (0-5 tahun) di desa tersebut.
Sehingga peneliti bisa membagikan kuesioner sebanyak sampel yang
sudah ditentukan dari rumus yang di pakai. Kemudian peneliti
membagikan kuesioner tersebut ke daerah yang mempunyai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang sama dengan desa tersebut.
Setelah di dapatkan hasil maka peneliti melakukan uji validitas dan
reliabilitas. Jika di dapatkan kevalidan serta kuesioner tersebut dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tesebut sudah baik, maka peneliti memberikan kuesioner
tersebut kepada responden yang asli. Kemudian peneliti melakukan
pengolahan data yang meliputi editing, coding, scoring dan tabulating.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat-


tingkat kevalidan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006 : 168).
Rumus yang dapat digunakan adalah Spearman Brown


Keterangan :
r hitung : koeIisien korelasi
_X : jumlah skor item
_Y : jumlah skor total
n : jumlah responden
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tesebut sudah baik (Arikunto, 2006 :
178).
Menurut Hidayat (2007 : 67) Setelah mengukur validitas, harus
dilakukan pengukuran reabilitas dan setelah itu dapat diketahui apakah
alat ukur dapat digunakan atau tidak. Rumus yang dapat digunakan
adalah Spearman Brown.
Rumus Spearman Brown :


Keterangan :
r 11 : koeIisien reliabilitas internal seluruh item
r b : korelasi product moment antar belahan

I. Pengolahan Data
Sebelum dianalisis, data diolah terlebih dahulu. Kegiatan dalam
mengolah data menurut Narkubo dan Achmadi (2002) meliputi:
diting (penyuntingan data)
Editing adalah memeriksa daItar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi
kesalahan atau kekurangan yang ada di daItar pertanyaan.
2 oding (pengkodean data)
Coding adalah mengklasiIikasikan jawaban dari para responden
ke dalam kategori.
3 Scoring (penilaian)
Scoring adalah memberikan penilaiaan terhadap item-item yang
perlu diberi penilaian atau skor.
4 Tabulating (tabulasi data)
Tabulating adalah pekerjaan membuat Tabel. Jawaban-jawaban
yang telah diberi kode kemudiaan dimasukkan ke dalam Tabel
(Setiawan, 2003 : 127).

1. Analisa Data
Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik
tertentu, untuk pengolahan data kuantitatiI dapat dilakukan dengan tangan
atau melalui proses komputerisasi. Analisa data secara deskriptiI ini
disajikan dalam bentuk analisis univariate yang dilakukan tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005 : 188).
Menurut Boy S (2008 : 61) analisa univariate untuk
mendeskripsikan nilai jumlah masing-masing variable dengan ukuran
presentase. Dengan perhitungan rumus besarnya presentase sebagai berikut :
=
f
n
x%

Keterangan :
P : prosentase
I : Irekwensi tiap kategori
n : jumlah sampel
Dan hasil pengukurannya dikategorikan menjadi 3 kriteria :
a. Baik : 71 100
b. Cukup baik : 41 - 70
c. Kurang baik : 40

K. Etika Penelitian

Dalam penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari institusi


peneliti dan mengajukan permohonan ijin kepada Insitusi lembaga tempat
penelitian yaitu Posyandu Desa Bener Kelurahan Bener Kecamatan
Tengaran-Semarang. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan
penelitian dengan membagikan kuesioner kepada orang tua balita dan
menekankan masalah etika yang meliputi:
1. Lembar Persetujuan (n1ormed oncent)
n1ormed concent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. n1ormed concent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. jika subyek bersedia, maka mereka harus mendatangani
lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak pasien.
2. Tanpa Nama (nonymity)
Masalah ini merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam pengguanaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (on1identility)

Semua inIormasi yang telah dikumpulkan dijamin


kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
(Hidayat, 2007 : 82-83)

Anda mungkin juga menyukai