Anda di halaman 1dari 3

Nama : AIina Kussarwanti

NIM : 0811240035
Mata Kuliah : Perbandingan Politik
Review 1urnal :Authoritarian Regimes' by Paul Brooker (Caramani)

Jaman modern saat ini, rezim otoritaian dan monarki masih tetap ada. Diktaktor oleh
organisasi maupun pemimpin tunggal muncul pertama kali saat adanya diktaktor militer
perseorangan. Sejarah munculnya rezim otoritarian diawalai saat Napoleon Bonaparte
menjali diktator militer di tahun 1799 yang kemudian diteruskan kekuasaannya oleh
keponakannya Louise Napoleon (munculnya tipe baru diktator populis). Napolen menjadi
seorang pionir dalan sebuah tipe baru diktator, yaitu personal diktator oleh pemempin
organisasi. Kemudian penguasaan personal presiden Wargas di Brazil. Dan pada abad ke 19
Amerika Latin merupakan tempat paling subur dalam munculnya personal diktator militer.
Tahun 1917 muncul Tsarist monarki di Rusia yang kemudian membentuk kekaisaran Rusia.
Namun saat pecah perang dunia pertama, revolusi Bolshevik oleh Lenin membawa perubahan
besar di Rusia yaitu brubah menjadi sistem satu partai seperti yang diungkapakan Karl Marx.
Setelah Lenin waIat, kekuasaan diteruskan oleh Stalin.
Ditahun 1930 barulah muncul demokrasi yang lahir dari Iasisme. Berakhirnya perang
dunia II membawa penyebarab idiologi komunisme dan liberalismemenyabar pada negara-
negara jajahan mereka. Di negara dunia ke tiga maupun Latin Amerika bentuk rezim
otoritarian sangat mudah ditemukan. Barulah pada perempat terakhir abad 20 membawa
perubahan besar pada sejarah dunia yaitu persebaran demokrasi sampai wilayah AIrika.
Menurut Paul Brooker membagi jenis-jenis rezim otoritarian menjadi beberapa
Rule`. Yaitu Personal Rule dan Military rule (Paul Brooker, 2008). Personal Rule adalah
bentuk dasar dari rezim otoritarian yaitu monarki dan diktator. Moarki yang telah ada sejak
lama (kerajaan) berbeda sekali dengan diktator di jaman modrn yang biasanya seorang
prajurit proIesional atau seorang politisi. Dalam peronal rule Brooker membaginya lagi
menjadi 3 yaitu diktator monarki, monarki diktator dan presidensial poluslis. Dalam ditator
monarki dapat dipahami monarki adalah sebuah institusi yang mengatur seluruh jalannnya
pemerintahan (Kerajaan Arab Saudi. Sedangkan diktator monarki adalah menonjolkan
seorang personal yang merupakan pemimpin organisasi. Konsep yang sangat cocok untuk
menggambarkan monarki adalah konsep Sultanisme yang diungkapkan oleh Linz. Biasanya
diktator monarki menguasai seluruh privat sektor dan mempekerjakan keluarganya sendiri.
Hal seperti ini mudah dijumpai di Amerika Latin. Sedangakan Presidensial monarki adalah
tipe diktator yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial, yang kemudian
munculnya populis. Suharto juga merupakan tipe presidensial monarki, hal seperti ini sering
dijumpai di AIrika dan negara-negara dunia ketiga lainnya.
Tipe rzim otoriter yang kedua adalah military rule, yang kemudian dibagi dua yaitu
militer dan sistem satu partai. Dalam sistem militer, diktator militer merupakan sebuah kasus
diktator yang memiliki peraturan organisasi, seragam, dan hierarki secara jelas. Military rule
dibagi menjadi dua lagi yaitu terbuka dan disamarkan. Diktator militer yang terbuka seperti
pada Junta militer kemudian sistem yang tertutup yaitu berupa diktator yang mengendalikan
sistem namun berada dibalik layar.
Diktator yang berada pada tipe satu partai, dibentuk agar kekuasaan yang telah
dimiliki dapat bertahan lebih lama. Sistem satiu partai berikutnya dibagi menjadi dua kembali
yaitu komusnisme dan dunia ketiga. Sistem satu partai pertamakali diterapkan di Rusia yang
terinspirasi pemikiran Marxis dan kemudian diterapkan oleh Lenin kemudaian Stalin. Dalam
dunia ketiga sistem satu partai ditemui di hampir seluruh AIrika. Diktator pada sistem satu
partai di AIrika merupakan ketua partai mayoritas.
Mengapa para diktator membentuk suatu peraturan?. Brooker membaginya menjadi 2
alasan yaitu agama dan Idiologi. Agama dalam negara-negara tertentu merupakan suatu hal
yang sangat penting untuk dilakukan. Dan juga ada orang atau kelompok tertentu yang setiap
ucapannya akan diakui oleh masyarakat (Ayatollah Khomeini dalam revolusi Iran). Idiologi
selama ambad 20 seelalu mengklaim pengakuan yang menggantikan agama. Selain agama
dan idiologi yang berikutnya ada Demokratic yang kemudian mengklai sebuah pengakuan.
Seorang diktator pada akhirnya selalu ingin terlihat tetap demokratis meskipun sebenarnya
pemilu yang diadakan sangat tidak demokratis.
Bagaimanakah para diktator tersebut melakukannya dibagi menjadi 3 yaitu totalitarian
yang merupakan bentuk sangat ekstrim dari diktator dan otoritarianisme yang merupakan
bentuk modern dari diktator. Dalam sistem yang dilakukan diktator. Terdapat bebrapa
kontrok yang harus dilakukan agar tetap diakui. Selain itu harus ada suatu pembuatan
kebijakan yang dapat mengimplementasikan rezim otoritarian.
Menurut Steven Levitsky (Levitsky,2010) Rezim otoritarian yang saat ini terjadi
paska perang dingin yang dipengaruhi oleh demokrasi yang disebarkan pemikir Barat
memmbuat banyak pengeluaran besar-besaran dalam pengadaan pemilu. Selain itu demokrasi
hybrid` yag mendadak membuat banyak kerusuhan dan tingkat kekersan semakin tinggi.




Sumber :
Authoritarian Regimes, Paul Broker, Caramani
Steven Levitsky and Lucan A. Cambridge University Press, New York Way 2010

Anda mungkin juga menyukai