Anda di halaman 1dari 5

1

Bab 2
Aspek Produksi Pertanian

Dalam menunjang keberhasilan agribisnis, maka tersedianya bahan baku pertanian
secara kontinu dalam jumlah yang tepat sangat diperlukan. Tersedianya produksi ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain macam komoditi (X

), luas lahan (X
2
), tenaga
kerja (X
3
); modal (X
4
), manajemen (X
5
), iklim (X
6
) dan faktor sosial-ekonomi produsen (X
7
).
Secara matematis, pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = f (X
i
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
, X
6
, X
7
) (1)

Berdasarkan persamaan (1) maka dapat dilihat bahwa besar-kecilnya produksi sangat
tergantung dari peranan X
i
sampai dengan X
7
dan faktor-faktor lain yang tidak terdapat
dalam persamaan (1). Namun patut diperhitungkan bahwa besar-kecilnya Y juga sangat
dipengaruhi oleh kondisi setempat mengingat sifat pertanian yang adaptasinya tergantung
pada kondisi setempat (local spesific).
!ada uraian berikut ini akan dijelaskan secara singkat peranan variabel X tersebut.

1. FAKTOR !RODUKS
Yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan
pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik.
Di berbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah input, production
factor dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan
besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman menunjukkan
bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obatobatan, tenaga
kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting di antara faktor
produksi yang lain. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output)
biasanya disebut dengan fungsi produksi atau juga disebut dengan factor
relationship.
Namun demikian seringkali pula ditemui adanya berbagai kendala dalam
proses peningkatan produksi pertanian. Menurut Gomez (dalam Soekartawi, 1980),
maka beberapa kendala yang sering mempengaruhi produksi pertanian diklasifikasi
menjadi:
a. Kendala yang mempengaruhi yield gap I yang terdiri dari variabel di luar kemampuan
2

manusia, sehingga is sulit melakukan transfer teknologi yang disebabkan karena


perbedaan agroklimat dan teknologi yang sulit diadopsi.
b. Kendala yang mempengaruhi yield gap II yang terdiri dari variabel teknis-biologis
(bibit, pupuk, obat-obatan, lahan dan lain-lain) dan variabel sosial-ekonomi (harga,
risiko, ketidakpastian, kredit, adat dan lain-lainnya).

!eranan faktor produksi secara lebih terinci dapat dibaca antara lain Heady dan
Dillon (1963); dan Soekartawi (1990, Bab 1).

2. O!TMALSAS !NGGUNAAN FAKTOR !RODUKS
!rinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana
menggunakan faktor produksi tersebut digunakan secara seefisien mungkin. Dalam
terminologi ilmu ekonomi, maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 3 macam,
yaitu:
a. efisiensi teknis;
b. efisiensi alokatif (efisiensi harga); dan
c. efisiensi ekonomi.

Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis)
kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum. Dikatakan
efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga
faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian
tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga.
Model pengukuran efisiensi juga berbeda tergantung dari model yang dipakai.
Umumnya ada dua model yang umum dipakai, yaitu:
a. model fungsi produksi; dan
b. model linear programming.

Bila model fungsi produksi yang dipakai, maka kondisi efisiensi harga yang sering
dipakai sebagai patokan, yaitu bagaimana mengatur penggunaan faktor produksi
sedemikian rupa, sehingga nilai produk marginal suatu input X, sama dengan harga faktor
produksi (input) tersebut. Bila fungsi produksi tersebut digunakan model fungsi produksi
Cobb-Douglas, maka:

3

Y = AX
b
(2)

atau
log Y = log A + b log X
atau
Y* = A* + bX*

di mana tanda star (*) menunjukkan logaritma variabel yang bersangkutan.
maka kondisi produk marginal adalah:
oY
oX
=b
Dalam fungsi produksi Cobb-Douglas, maka b disebut dengan koefisien regresi yang
sekaligus menggambarkan elastisitas produksi. Dengan demikian, maka nilai produk
marginal (N!M) faktor produksi X, dapat dituliskan sebagai berikut:
N!M=
b.Y.!
y
X


di mana:
b = elastisitas produksi
Y = produksi
!
y
= harga produksi
X = jumlah faktor produksi X.

Kondisi efisien harga menghendaki N!M
X
sama dengan harga faktor produksi X, atau
dapat dituliskan sebagai berikut:
b.Y.!
y
X
= !


Atau
b.Y.!
y
X.!

= 1
di mana:
!
X
= harga faktor produksi dan simbol yang lain sama seperti keterangan
sebelumnya.
Dalam praktek nilai Y, !
y
, X dan !
X
adalah diambil nilai rata-ratanya (disimbolkan
oleh garis datar di atas huruf yang bersangkutan), sehingga persamaan (3) dapat dituliskan
sebagai berikut:
4

b.Y

. !
y
X

. !

1 (4)
Yang sering terjadi di lapangan adalah kondisi persamaan (4) yang tidak atau sulit dicapai
karena berbagai hal, antara lain:
a. pengetahuan petani dalam menggunakan faktor produksi adalah terbatas;
b. kesulitan petani dalam memperoleh faktor produksi dalam jumlah yang tepat waktu;
c. adanya faktor luar yang menyebabkan petani tidak berusahatani secara efisien.

Karena hal-hal tersebut maka kemungkinan kondisi persamaan (4) dapat ditemui seperti
berikut:
b. Y. !
Y
a.
b.Y

.P
y
X

.P
x
> 1; yang dapat diartikan bahwa penggunaan faktor produksi X dianggap tidak
efisien.
b.
b.Y

.P
y
X

.P
x
< 1; yang dapat diartikan bahwa penggunaan faktor produksi X dianggap
-elum efisien.
Bila model yang dipakai pads linear programming (LP); maka dapat dituliskan model
matematis L! sebagai berikut: (Contoh untuk tiga macam kegiatan):
Maksimumkan: Total penerimaan

C
1
X
1
+ C
2
X
2
+ C
3
X
3
dengan syarat:
a
11
X
11
+ A
21
X
21
+ A
31
X
31
> b
1

a
12
X
12
+ A
22
X
22
+ A
32
X
32
> b
2





a
1n
X
1n
+ A
2n
X
2n
+ A
3n
X
3n
> b
n


danX
1
...X
n
>0
Dalam persamaan L! ini, maka C
1
...3 = cost coefficients,
X
1
...3 = kegiatan a
1
... 3 = input-output coefficients
b
1
... n = resources yang tersedia.
5

Dari rumus matematis L! tersebut, maka dapat dikelompokkan menjadi 3


komponen, yaitu:
a. Ada fungsi tujuan yang dapat dinyatakan dengan fungsi linear C
1
X
1
+ C
2
X
2
+ C
3
X
3
di
mana C
1
...3 adalah cost coefficients. Bila programnya memaksimumkan, maka yang
dimaksimumkan dapat berupa:
total penerimaan kotor;
total penerimaan bersih; atau
total keuntungan.
Di samping fungsi tujuan tersebut memaksimumkan dapat pula disusun program
meminimumkan; yaitu meminimumkan biaya. Untuk contoh tiga kegiatan, maka
secara matematis, cara L! tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
Minimumkan Z = C
1
X
1
+ C
2
X
2
+ C
3
X
3

dengan syarat:
a
11
X
11
+ A
21
X
21
+ A
31
X
31
< b
1

a
12
X
12
+ A
22
X
22
+ A
32
X
32
< b
2





a
1n
X
1n
+ A
2n
X
2n
+ A
3n
X
3n
< b
n


!erbedaan program memaksimumkan terletak pada tanda > (memaksimumkan) atau
tanda < (meminimumkan).
b. Ada faktor pembatas yang juga dinyatakan dengan fungsi linear:
a
11
X
11

+ a
21
X
21
+ a
31
X
31
> b
1

dan seterusnya. Dalam fungsi tersebut a
ij
adalah disebut dengan koefisien teknis
input-output; sedangkan b
i
adalah koefisien tersedianya sumberdaya dan X
1
adalah
macam variabel.
c. Ada faktor non-negativity, yaitu nilai koefisien a
ij
pada X
ij
tidak boleh negatif sebab bila
nilainya negatif, maka solusi L! tidak akan tercapai.

Bila solusi L! ini sudah memungkinkan maka akan didapatkan basil akhir penggunaan
input yang optimal untuk memperoleh output yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai