Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Posyandu pada masa orde baru, yang berIungsi sebagai pelayanan inIormasi
kesehatan ibu dan anak, dinilai sangat eIektiI dalam menurunkan Angka Kematian Bayi
di Indonesia. Angka Kematian Bayi turun dari 73/1000 kelahiran hidup pada tahun 1985
menjadi 58/1000 pada tahun 19901. Pada awal tahun 1990, peran dan Iungsi posyandu
sangat terlihat dan bergerak. Posyandu bukan sekedar tempat menimbang berat badan
balita, namun juga pelayanan gizi dan pemeriksaan ibuhamil. Pada tahun 1997 ketika
krisis ekonomi mulai dirasakan oleh masyarakat, kader posyandu yang biasa aktiI, lebih
memilih memanIaatkan waktunya untuk kegiatan ekonomi yang menjanjikan tambahan
penghasilan. Hasil survey dari 327 posyandu yang tersebar di Propinsi Sumatra Barat,
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, diketahui hanya 30 kader yang masuk kategori
terlatih. Kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan, menyebabkan kader
kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada petugas kesehatan dan puskesmas.
Penanggulangan balita dengan gizi buruk memerlukan upaya yang tepat, cepat dan
menyeluruh. Sejalan dengan sasaran rencana Program Kesehatan Jangka Menengah
Nasional 2005-2009, pemerintah telah menyusun rencana aksi nasional pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk, dengan tujuan utama menurunkan prevalensi gizi kurang
menjadi setinggi-tingginya 20 dan gizi buruk setinggi-tingginya 5 pada tahun 2009.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, masih banyak hal yang belum terungkap
tentang bagaimana memberdayakan keluarga agar mampu memanIaatkan sumberdaya
yang ada untuk menanggulangi masalah gizi seluruh anggota keluarga.
( ZulkiIli, 2003 )
Selama ini kader posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja bukan
pengelola posyandu. Pengelola posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan
posyandu saja, tetapi juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya. Kader posyandu
sebaiknya mampu menjadi pengelola menjadi pengelola posyandu, karena merekalah
yang paling memahami kebutuhan masyarakat di wilayahnya.
Maka menurut temuan di lapangan dari berbagai pihak terkait maka perlunya
merekrut kader-kader posyandu yang baru dan menyelenggarakan pelatihan pelayanan
masyarakat di posyandu bagi kader-kader yang lama sebagai reIreshing dan tambahan
pengetahuan serta keterampilan baru bagi pengetahuan dan keretampilan baru bagi
perkembangan dan kemajuan kader posyandu.

1.2.%::an
1) Tujuan umum
Setelah pembuatan makalah ini, diharapkan mahasiswa mengerti dan memahami
tentang pembinaan kader.
2) Tujuan khusus
O Mengetahui deIinisi dari kader kesehatan
O Mengetahui tujuan pembentukan kader
O Mengetahui tentang pelatihan kader
O Mengetahui tentang peran dan Iungsi kader
O Mengetahui tentang criteria kader
O Mengetahui pembentukan kader
O Mengetahui strategi cara meningkatkan eksistensi kader

1.3.anfaat
1) Menambah pengetahuan tentang deIinisi dari kader kesehatan
2) Menambah pengetahuan tentang tujuan pembentukan kader
3) Menambah pengetahuan tentang pelatihan kader
4) Menambah pengetahuan tentang peran dan Iungsi kader
5) Menambah pengetahuan tentang criteria kader
6) Menambah pengetahuan tentang pembentukan kader
7) Menambah pengetahuan tentang strategi cara meningkatkan eksistensi kader


BAB II
%IN1AUAN %EORI
2.1Definisi
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat
untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan. ( SaiIudin, 2002)
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat,
yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa
dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya
dalam program pelayanan kesehatan.
http://www.puskel.com/9-macam-kader-kesehatan-dalam-pelayanan-puskesmas/
kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas
mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak /
promoter kesehatan. ( Rita YuliIah,2010 )
Direktorat Bina Serta Masyarakat Departmen Kesehatan Republik Indonesia (1992)
memberikan batasan kader sebagai warga masyarakat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Kader secara sukarela bersedia berperan
melaksanakan dan mengelola kegiatan Keluarga berencana di desa.
Sedangkan menurut WHO (1995), kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau
wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader
kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup
sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sedarhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan
yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan
petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara Iullteng atau
partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau
bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader
kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan
secukupnya oleh masyarakat setempat.
2.2 %:gas Kader
Sesuai dengan pengertiannya, kader bekerja di tempat pemberian pelayanan kesehatan
yang terdekat di masyarakat, seperti pos pelayanan terpadu ( posyandu ). Tugas-tugas kader
dalam rangka menyelenggarakan posyandu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai
berikut :
1. Tugas kader pada saat persiapan hari buka posyandu, meliputi beberapa hal berikut ini.
a. Menyiapkan alat penimbangan bayi, Kartu Menuju Sehat (KMS), alat peraga, alat
pengukur lingkar lengan atas untuk ibu hamil dan bayi/anak, obat-obatan yang
dibutuhkan (misalnya, tablet tambah darah / zat besi, vitamin A, oralit ), bahan
atau materi penyuluhan.
b. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu dengan memberitahu ibu-ibu
untuk datang ke posyandu, serta melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh
masyarakat yang dapat memotivasi masyarakat untuk datang ke posyandu.
c. Menghubungi kelompok kerja (pokja) posyandu, yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta untuk memastikan apakah petugas
sector dapat hadir pada hari buka posyandu.
d. Melaksanakan pembagian tugas di antara kader posyandu baik untuk persiapan
maupun pelaksanaan kegiatan.
2. Tugas kader pada hari buka posyandu.
Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan pada 5 meja.
a. Meja 1
MendaItar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dan secarik
kertas yang di selipkan pada KMS, dan mendaItar ibu hamil dengan manuliskan
nama ibu hamil pada Iormulir atau register ibu hamil.
b. Meja 2 ( penimbangan )
Menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangna pada kertas.
c. Meja 3 ( pengisian KMS )
Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari kertas ke
dalam KMS.
d. Meja 4 ( penyuluhan )
O Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan
berat badan yang digambarkan dalam graIik KMS pada ibu.
O Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data
KMS atau dari hasil pengamatan masalah yang di alami sasaran.
O Memberikan rujukan ke puskesmas apabila di perlukan.
O Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu,
misalnya pemberian tablet tambah darah, vitamin A, dan oralit.
e. Meja 5
Meja 5 merupakan kegiatan pelayanan sector yang dilakukan oleh petugas
kesehatan. Pelayanan yang di berikan antara lain pelayanan imunisasi, keluarga
berencana, pengobatan, pemberian tablet tambah darah, dan kapsul yodium.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan kader agar kegiatan kelima
meja dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut.
O Selama menunggu, berikan makanan tambahan ( PMT ) atau mainan
kepada balita agar tidak tenang.
O &ntuk menghindari rasa takut pada anak, usahakan kegiatan penimbangan
menggunakan teknik bermain.
O Dalam melakukan penyuluhan didasarkan kepada kebutuhan, lakukan
penyuluhan secara kelompok sebelum pendaItaran.
O akukan kegiatan membuka posyandu dengan disiplin waktu.
3. Tugas kader setelah membuka posyandu.
a) Memindahkan catatan-catatan pada KMS ke dalam buku register atau buku bantu
kader.
b) Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu bulan
berikutnya.
c) Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu.
d) Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus memberikan tindak lanjut dan mengajak
ibu-ibu datang ke posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
2.3 %::an Pembent:kan kader
Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan,
bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai
objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya
kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktiI dan bertanggung jawab.
Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatkan eIisiensi pelayanan adalah atas dasar
terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan
memanIaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang
semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.
Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa
teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi
masyarakat sekelompoknya meliputi:
a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatan terhadap diare dan
pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain.
b. Penimbangan dan penyuluhan gizi.
c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian
distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS.
d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya
menamakan NKKBS.
e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan
jamban keluarga da sarana air sederhana.
I. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain
( Heru, 2007)
2.3 Pelatihan kader
Pelatihan kader merupakan salah satu kegiatan untuk mempersiapkan kader agar mampu
berperan serta dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam
melakukan pelatihan kader, pengetahuan dan keterampilan yang dilatihkan harus disesuaikan
dengan tugas kader dalam mengambangkan program kesehatan di desa kader. Pelatihan
kader dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan kader
dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan.
Penyelenggaraan pelatihan kader dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri yang
berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan melibatkan sector lain dibawah bimbingan dan
pengawasan dari puskesmas setempat. Materi yang diberikan dalam pembinaan dukun dan
pelaksanaan desa siaga. Sedangkan metode yang digunakan di sesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan, misalnya ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi, studi
kasus, pemecahan masalah, bermain peran, brain storming, atau stimulasi.
Setelah melakukan pelatihan kader, rencana tindak lanjut yang harus dilakukan adalah
dengan melakukan evaluasi baik proses selama pelatihan, penyelenggaraan, serta aplikasi
atau penerapan hasil penelitian di masyarakat.

Pelatihan kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sekaligus
dedikasi kader agar timbul kepercayaan diri untuk dapat melaksanakan tugas sebagai kader
dalam melayani masyarakat, baik di Posyandu maupun saat melakukan kunjungan rumah.
Materi dalam pelatihan kader dititik beratkan pada ketrampilan teknis menyusun
rencana kerja kegiatan di Posyandu, cara menghitung kelompok sasaran yang menjadi
tanggung jawab Posyandu, cara menimbang, menilai pertumbuhan anak, cara menyiapkan
kegiatan pelayanan sesuai kebutuhan anak dan ibu, menyiapkan peragaan cara pemberian
makanan pendamping ASI dan PMT untuk anak yang pertumbuhannya tidak cukup
sebagaimana pertambahan umurnya dan anak yang berat badannya tidak naik, memantau
perkembangan ibu hamil dan ibu menyusui, dan sebagainya.
Agar pelatihan kader dapat berjalan eIektiI, maka diperlukan unsure pelatih kader
yang mampu dan berdedikasi dalam memberikan materi pelatihan secara eIektiI dan
berkesinambungan, yakni melalui pendampingan dan bimbingan.
Pelatihan kader diberikan secara berkelanjutan berupa pelatihan dasar dan berjenjang
yang berpedoman pada modul pelatihan kader.
(Azwar, 2002)
2.4 Peran F:ngsi Kader
Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kader juga
berperan dalam pembinaan masyarakat di bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan
di posyandu. Selain dalam kegiatan posyandu, kader juga mempunyai peran di luar kegiatan
posyandu, yaitu sebagai berikut.
a. Merencanakan kegiatan, antara lain menyiapkan dan melaksanakan survey mawas
diri, membahas hasil survey, menentukan maslah dan kebutuhan kesehatan
masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan maslah kesehatan
bersama masyarakat, serta membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
b. Melakukan komunikasi, memberikan inIormasi, dan motivasi tatap muka
(kunjungan) dengan menggunakan alat peraga, serta melakukan demonstrasi
(memberikan contoh).
c. Menggerakkan masyarakat, mendorong masyarakat untuk bergotongroyong
memberikan inIormasi, serta mengadakan kesepakatan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
d. Memberikan pelayanan, yaitu membagi obat, membantu mengumpulkan bahan
pemeriksaan, mengawasi pendatang di desanya dan melaporkannya, memberikan
pertolongan pemantauan penyakit, serta memberikan pertolongan pada
kecelakaan.
e. Melakukan pencatatan .
I. Melakukan pembinaan mengenai lama program keterpaduan KB-kesehatan dan
upaya kesehatan lainnya.
g. Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.
h. Melakukan pertemuan kelompok.
Peran Iungsi mereka meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi
hanya terbatas pada bidang-bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan pada mereka.
Mereka harus menyadari tentang keterbatsan yang mereka miliki. Mereka tidak diharapkan
bisa menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya, namun mereka diharapkan mampu
menyelesaikan masalah yang umum terjadi di masyarakat dan mendesak untuk di selesaikan.
Perlu ditekankan bahwa kader kesehatan tidak bekerja dalam system yang tertutup, tetapi
mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku system kesehatan. Oleh karena itu
mereka harus di bina, dituntun serta di dukung oleh pembimbing yang terampil dan
berpengalaman. Peran Kader antara lain :
a. Peran &tama sebagai Pelaku penggerakan masyarakat dalam hal ;
O Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
O Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa
O &paya penyehatan lingkungan
O Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak Balita
O Pemasyarakatan kadarzi
O Penyiapan masyarakat menghadapi bencana
b. Peran Tambahan dalam hal ;
O Penanggulangan Kegawatdaruratan Kesehatan sehari-hari
O Kesiapsiagaan Bencana
O Membantu pengelolaan obat
O Pencatatan dan pelaporan
&ntuk menjalankan perannya sebagai pengembang Desa Siaga, maka Fungsi Kader yaitu ;
1. Membantu tenaga kesehatan dalam pengelolaan Desa Siaga melalui kegiatan &KBM
termasuk Poskesdes secara umum
2. Membantu memantau kegiatan dan evaluasi Desa Siaga seperti mengisi register ibu dan
anak, mengisi KMS, dll
3. Membantu mengembangkan dan mengelola &KBM lain serta hal-hal terkait lainnya,
seperti :
O Kesehatan Ibu dan Anak
O Keluarga sadar gizi
O PHBS
O Kegawatdaruratan
O Pengamatan kesehatan berbasis masyarakat
O Penyehatan lingkungan
O JPKM
4. Membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan yang sederhana di
masyarakat
http://desasiaga-pasirnanjung.blogspot.com/2011/06/peran-Iungsi-kader-dan-tokoh-
masyarakat.html

2.5 Kriteria kader posyand:
Bahwa pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktiIan
masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader yang akan
dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan
pilihan masyarakat dan memdapat dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak
gampang. Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui
musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga
mendukung.
Dibawah ini salah satu persaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk
pemilihan calon kader. Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia.
1. Secara Iisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader
2. Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan.
3. AktiI dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya
4. Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya
dan berwibawa
5. Sanggup membina paling sedikit 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan
lingkungan
6. Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunyai keterampilan
Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persaratan bagi seorang kader
antara lain:
1.Berasal dari masyarakat setempat.
2.Tinggal di desa tersebut.
3.Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama.
4.Diterima oleh masyarakat setempat.
5.Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari naIkah lain.
Sebaiknya yang bisa baca tulis.
Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli diatas dapatlah
disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara
sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat.
2.6 Pembent:kan kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan
karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan
kader ini diberikan kepada para calon kader didesa yang telah ditetapkan. Sebelumnya telah
dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan
adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut. Calon kader berdasarkan
kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan
kader ini adalah:
a. calon kader yang akan dilatih
b. waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
c. tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
d. adanya perlengkapan yang memadai
e. pendanaan yang cukup
I. adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis bertanggung
jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksanaan
harian pelatihan ini adalah staI puskesmas yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihannya
adalah tenaga kesehatan, petugas KB (PKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakan
adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran, penugasan, dan praktik
lapangan. Jenis materi yang disampaikan adalah:
a. pengantar tentang posyandu
b. persiapan posyandu
c. kesehatan ibu dan anak
d. keluarga berencana
e. imunisasi
I. gizi
g. penangulangan diare
h. pencatatan dan pelaporan
2.7 Strategi menaga Eksistensi Kader
Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar mereka dapat selalu
eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
a. reIresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan desa
maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu
b. adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin tiap bulan
secara bergilir disetiap posyandu
c. revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua kader di
undang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards.
d. Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes untuk kader dan
keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun
Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan atau pelatihan
dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya. Pembinaan atau
pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih lama lagi. Salah
satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan
pembinaan kader.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga).
b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan niIas serta rujukannya.
c. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
d. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas gerakan saying
ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang perran kader adalah
dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai berikut :
a. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau
dokter
b. Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c. Ibu dan suami menanyakan kebidan atau kedokter kapan perkiraan tanggal persalinan
d. Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang, tempat tidur
dengan alas kain yang bersih, air bersih dan sabun untuk cuci tangan, handuk kain,
pakaian kain yang bersih dan kering dan pakaian ganti ibu.
Kader perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan, persalinan dan niIas yaitu tanda dan
gejala yang menunjukkan ibu dan bayi yang di kandungnya dalam keadaan bahaya.
10 tanda bahaya kehamilan, persalinan dan niIas
O Ibu tidak mau makan dan muntah terus
O Berat badan ibu hamil tidak bertambah
O Perdarahan
O Bengkak di tangan dan wajah, pusing serta kejang
O erakan janin berkurang atau tidak ada
O Kelainan letak janin dalam rahim
O Ketuban pecah sebelum waktunya
O Persalinan lama
O Penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan
O Demam tinggi pada masa niIas

Seorang kader diharapkan mampu memberikan inIormasi, ibu dan keluarga perlu
didorong untuk segera meminta pertolongan bidan terdekat untuk di bawa ke puskesmas atau
ke rumah sakit agar kehamilannya bisa di selamatkan.
Kader juga harus memberikan inIormasi tentang tanda-tanda kegawatan masa niIas pada
bayi. Pada bayi sebagian besar penyebab kematian adalah karena inIeksi, asIiksia dan trauma
pada bayi. Pengenalan tanda-tanda kegawatan pada bayi perlu untuk dilakukan
penatalaksanaan lebih dini yang sesuai yang dapat menurunkan kematian tersebut.
Kegawatan bayi dapat terjadi hari-hari pertama masa niIas dan perlu pertolongan segera
ataupun dalam 7 hari pertama masa niIas yang juga memerlukan pertolongan disarana
pelayanan kesehatan.
Kegawatan bayi beberapa hari setelah persalinan harus segera dibawah kesarana
pelayanan kesehatan / hubungi bidan :
a. bayi sulit bernaIas
b. warna kulit dan mata kuning
c. pernaIasan lebih dari 60 x / menit
d. kejang
e. pendarahan
I. demam
g. bayi tidur sepanjang malam dan tidak mau menetek sepanjang hari.
h. tidak dapat menetek (mulut kaku)
http://www.scribd.com/doc/25886294/thm.




BAB III
PENU%UP
3.1 Kesimp:lan
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat
untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan. ( SaiIudin, 2002)
Tujuan dari pembentukan kader adalah dalam rangka mensukseskan pembangunan
nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip
bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan
itu sendiri. Pelatihan kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
sekaligus dedikasi kader agar timbul kepercayaan diri untuk dapat melaksanakan tugas
sebagai kader dalam melayani masyarakat, baik di Posyandu maupun saat melakukan
kunjungan rumah.
&ntuk menjalankan perannya sebagai pengembang Desa Siaga, maka Fungsi Kader
yaitu ; Membantu tenaga kesehatan dalam pengelolaan Desa Siaga melalui kegiatan &KBM
termausk Poskesdes secara umum, memantau kegiatan dan evaluasi Desa Siaga seperti
mengisi register ibu dan anak, mengisi KMS, dll, Membantu mengembangkan dan mengelola
&KBM lain serta hal-hal terkait lainnya, seperti : Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga sadar
gizi, PHBS, Kegawatdaruratan, Pengamatan kesehatan berbasis masyarakat, Penyehatan
lingkungan, dll.
Kriteria kader posyandu meliputi : secara Iisik dapat melaksanakan tugas-tugas
sebagai kader, mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan,
aktiI dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya, dikenal masyarakat dan
dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa, serta sanggup
membina paling sedikit 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan. Adapun
strategi untuk menjaga Eksistensi Kader bisa dilakukan dengan reIresing kader posyandu
pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan desa maupun petugas lintas sector
yang mengikuti kegiatan posyandu, adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan
dilaksanakan pertemuan rutin tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu, revitalisasi kader
posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua kader di undang dan
diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards., Pemberian
rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes untuk kader dan keluarganya
dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun.
3.2 Saran
O Bagi mahasiswa
senantiasa menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmunya terutama mengenai
pembinaan kader, agar nantinya bila sudah terjun di masyarakat bisa memainkan
perannya sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membina
dan melatih kader-kader kesehatan masyarakat.
O Bagi petugas kesehatan
agar selalu mengembangkan pengetahuan dalam menjalankan tugasnya sebagai pelatih
kader, karena pembinaan kader penting artinya dalam pelaksananaan posyandu di suatu
tempat
O Bagi masyarakat
agar ikut serta dalam membantu menjaga eksistensi kader-kader kesehatan.







DAF%AR PUS%AKA
Bari saiIudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
ProI. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim revisi edisi 2007.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
Heru, Adi. 2007. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EC
ZulkiIli, 2003.Posyandu Dan Kader Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Jurnal Kesehatan, (online),
http://www.scribd.com/doc/25886294/thm.
http://www.puskel.com/9-macam-kader-kesehatan-dalam-pelayanan-puskesmas/

Anda mungkin juga menyukai