PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS 2005
SISTEM KROMOSOM SEK 1. X --- O : pd serangga XO individu jantan XX individu betina 2. X --- Y : pd drosopila, manusia, tanaman XY individu jantan XX individu betina 3. Z --- W ; pd kupu-kupu, ngengat ZZ individu jantan ZW individu betina 4. Z---O : pd unggas ZZ individu jantan ZO individu betina
ISTILAH KROMOSOM KELAMIN Heterogametik: Jenis kelamin yg hslkan gamet dgn dua tipe kromosom Homogametik: Jenis kelamin yg hslkan gamet dgn tipe kromosom yg sama Tipe-tipe tanaman berbunga 1. uniseksual : Dioecious, satu individu tanaman hanya memiliki organ reproduksi jantan atau betina saja : mis asparagus, salak
2. Biseksual :monoecious,hermaprodit; satu individu tanaman memiliki organ reproduksi jantan dan betina baik pada satu bunga ataupun terpisah: mis jagung, padi, tomat dll
TANAMAN JANTAN DAN BETINA PADA JAGUNG Siklus hidup pd kebanyakan tanaman berganti-ganti antara fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Proses-proses meiosis dan fertilisasi terkait pada dua fase tsb selama siklus hidup. Jumlah wkt yg dihabiskan pada dua fase tsb bervariasi antara tanaman Tan non biji fase gametofit lebih dominan (lama) dan sebaliknya pada tan berbiji Tan jagung merupakan tan monoecious yang membawa struktur jantan dan betina pada fase sporofit
Mekanisme penentuan kelamin dan perbedaan dlm satu tan monoecious spt jagung dimana jaringan yg membentuk gamet jantan dan betina tersusun dr genetik yg sama shg pd awalnya sulit dipahami Namun penemuan sejumlah besar gengen mutan yg mengganggu pembentukan tassel dan pistil normal mensupport konsep bhw gen memainkan suatu peran penting dlm penentuan dan perbedaan kelamin
SK = terbtk rambut tongkol, tan normal sk = mutant, tak terbtk rambut tongkol, tan jantan TS2= terbtk malai, tan normal ts2 = mutant; malai berbiji, terbtk bunga betina danbiji pd malai; tan betina Mutant lainnya pd Tabel 1
lokus
24 119 156 56
fenotip
betina betina betina
3 3 4 6
55 72 56 4
idem
17
ms1
mandul jantan
anther -
layu
8 14 ms8 mandul jantan 9 67 ms2 mandul jantan tidak ada anter tdk adaanter
Persilangan antara tan tak berambut tongkol (jantan) Dengan tan malai berbiji (betina) : Betina: Sk Sk ts2 ts2 F1 Sk sk X Jantan: sk sk Ts2 Ts2 Ts2 ts2
selfing
F2
tan normal tongkol tak berambut, tan jantan malai berbiji, tan betina tongkol tak b erambut, malai berbiji tan betina
Dgn memanipulasi mutant-mutant tsb ke dlm strainstrain jagung tertentu, maka ahli genetika dpt menghsl kan tan jagung dioecious (berumah dua atau tan uniseksual Kelamin jantan dan betina ditentukan oleh segregasi Ts2 dan ts1 sk sk ts2 ts2 betina F1: sk sk ts2 ts2 sk sk Ts2 ts2 X sk sk Ts2 ts2 jantan
Jadi: jika tan jagung berumah dua disilangkan akan tetap menghasilkan tan berumah dua
Satu set kromosom dicirikan oleh X dan Y menentukan jantan atau betina
Jantan mengandung 4 psg autosom plus Kromosom X dan Y Kromosom Y lebih besar dr kromosom X Tan betina jg mengandung 4 psg autosom naum memiliki 2 kromosom X Thn 1953, Morgens Westergaard mengaitkan ketdknormalan komposisi kromosom tan dgn kelamin tan. Westergaard menympulkan bhw kromosom Y mrpkan penentu yg sangat kuat thdp kelamin jantan, mis XXY dan XXXY adalah jantan walaupun ada 2 atau 3 kromosom X
Tabel 2. Perbandingan Komposisi Kromosom dan Jenis Kelamin pada Melandrium Komposisi Kromosom
Jumlah Setiap autosom Kromosom Kelamin
Kelamin
2 2 2 3 4 2 2 3 3 4
Betina, normal jantan, normal Betina Betina Betina Jantan Jantan Jantan Jantan Jantan
I
II V III
IV
Krom X Y
IV
Kromosom X dan Y pd Melandrium Wilayah I dan IV menekan perKembangan betina Wilayah II memicu perkbngan Jantan Wilayah III jantan fertil Wilayah V memicu perkmbngan Betina
Persilangan tan betina homozigot berdaun lebar dengan tan jantan berdaun sempit pd melandrium B = tan dgn bentuk daun lebar b = tan dgn bentuk daun sempit Tetua: XBXB (betina) X XbY (jantan)
Keturunan: XBY = jantan berdaun lebar XBXb = tdk tbtk zigot (Xb mati) Persilangan tan betina heterozigot berdaun lebar Dgn tan jantan berdaun sempit: Tetua: XBXb (betina) X XbY (jantan)
Persilangan tan betina heterozigot bdaun lbr dgn tan jantan bdaun lbr : Tetua : XBXb (betina) X (jantan) XBY
Keturunan : 1 XBXB = Betina bdaun lebar 1 XBY = Jantan bdaun lebar 1 XBXb = Betina bdaun lebar 1 XbY = Jantan bdaun sempit
The influence of the ratio of sex chromosomes to autosomes in Melandrium album and Drosophila melanogaster (M. WESTERGAARD, 1953) Number of Combination 1 2
Karyotype
2 A + XX 2 A + XXX
Melandrium
female female
Drosophila
female superfemale
3
4. 5 6
3A+ X
3 A + XX 3 A + XXX 4 A + XX
?
female female female
male / sterile
hermaphrodite female male
7
8 9
4 A + XXX
4 A + XXXX 4 A + XXXXX
female
female female
hermaphrodite
female ?
10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
2 A + XY
2 A + XYY 2 A + XXY 2 A + XXYY 3 A + XY 3 A + XXY 3 A + XXXY 4 A + XY 4 A + XXY 4 A + XXYY 4 A + XXXY 4 A + XXXYY 4 A + XXXXY 4 A + XXXXYY
male
male male ? male male male male male male male male hermaphrodite male
male
male female female supermale hermaphrodite female ? ? ? ? ? ? ?