Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI
MENGUKUR CURAH HU1AN DENGAN MENGGUNAKAN
OMBROMETER`



OLEH:
KELOMPOK II
1.BAYU ISKANDAR (0910212034)
2.SULASTRI (0910212059)
3.HARIANTO (0910212067)
4.YESRI GIRSANG (0910212069)
5.INSANI CICI ILONA S (0910212070)
6.DEFIRMAN (0910212080)




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan akhir
praktikum mengenai pengukuran curah hujan menggunakan Ombrometer di kampus
Limau Manis Universitas Andalas.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
praktikum ini yang telah memberi materi pembelajaran terkait pelaksanaan praktikum
ini.
Tidak lupa juga Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang
ikut berperan dalam pelaksanaan praktikum ini dalam pengambilan data di lapangan
sehingga mendukung pelesaian laporan akhir ini.
Dengan rendah hati penulis mengakui bahwa laporan ini masih memiliki
berbagai kekurangan.Oleh karena itu Penulis mohon kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk Penulis lebih baik lagi.Terimakasih.




Padang,11 Januari 2011

Penulis


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan
berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan
akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah . Beberapa anasir iklim yang
penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin, sinar matahari, curah hujan dan
evaporasi. Untuk mengukur nilai dari beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu
alat-alat pengukur meteorologis.
Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan dengan
cara melakukan pengamatan langsung. Tentu saja dibantu dengan beberapa alat
meteorologi yang mempunyai Iungsi dan tugas tertentu. Dalam pelaksanaan
pengambilan data dengan menggunakan alat khusus tentunya dibutuhkan suatu
keahlian menggunakan alat gara data yang diambil lebih akurat dan valid.
Alat-alat ini ditempatkan di suatu tempat tertentu yang memenuhi setiap
persyaratan yang wajib dipenuhi dari alat-alat tersebut yang selanjutnya dapat kita
istilahkan sebagai stasiun agroklimat. Selanjutnya alat-alat ini akan bekerja mencatat
setiap data yang diperlukan seperti sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik dalam
suatu periode tertentu .
Pengenalan terhadap peralatan meteorologi yang digunakan dalam
pengumpulan data iklim dan hidrologi sangat diperlukan sebelum mengenal lebih
jauh tentang peralatan tersebut. Sebagai dasar dalam pengenalan peralatan perlu
diketahui cara penempatan alat pada suatu stasiun meteorologi. Penempatan peralatan
alatalat pada suatu stasiun agroklimat merupakan suatu Iaktor penting yang harus
diperhatikan agar mewakili kondisi Iisik lingkungan.
Dalam acara pertama praktikum agroklimatologi akan dititikbertatkan pada
pengenalan peralatan meteorologi pertanian dengan harapan alat-alat tersebut dapat
digunakan secara benar agar data yang diperoleh menjadi lebih akurat dan valid

%::an
1. Mengenal tata letak penempatan alat pengukur curah hujan(Ombrometer)
2. Mengenal cara kerja Ombrometer
3. Mengenal cara pengamatan Ombrometer














TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan pokok stasiun agroklimat agar mendapatkan data yang benar
diperlukan (Sudira, 1999) :
1. Letak stasiun harus mewakili hubungan tanah, air dan ikum dimana data
tersebut diperoleh.
2. Masing-masing instrumen harus menghasilkan data-data meteorologi yang
bedar dan alat-alat tersebut tidak mudali rusak dan mudah dipelihara.
3. Pembacaan alat mudah dilaksanakan dan mudah di catat.
4. Pengamat cukup tersedia dan terlatih dengan balk serta bertempat tinggal
tidak jauh dan stasiun agrokilmat demi kelancaran pengamatan.
Dalam pengamatan dan pengambilan data meteorologi yang perlu diperhatikan
kecuali peralatan, cara pengamatan/pencatatan, waktu pengamatan juga tata
letak/layout alat-alat tersebut sehingga dapat mewakili kondisi Iisik lingkungan.
Sebuah stasiun agroklimat membutuhkan letak yang cukup luas, terbuka dengan
taman alat di tengahnya. Syarat dasar taman alat yaitu (Anonim, 2008):
1. Berada pada permukaan tanah yang datar dan rata serta tertutup rumput
pendek yang sepenuhnya dipelihara.
2. Tidak boleh ditempatkan di atas permukaan tanah yang berbatu atau berpasir
atau di tempat dengan kelerengan yang terjal.
3. Areal di sekitar stasiun agrolimat bebas dari rintangan, pohon-pohon tinggi,
gedung-gedung dan jauh dari jalan raya yang akan mempengaruhi hasil
pengamatan.
4. Dekat dengan tepat tinggal pengamatan.
5. Tempatnya cukup luas dan masing-masing alat tersusun dengan baik sehingga
tidak saling menghalangi.
6. Bila ukuran taman alat 10x10 m maka harus di tempatkan di tengah- tengah
ruang terbuka dengan ukuran 50x50 m yang ditanami rumput pendek.
. Dipagari kawat setinggi 1,52 m, hasil pengamatan dapat mewakili keadaan
iklim seluas mungkin sehingga pangaruh iklim lokal dapat dihindarkan.
Tujuan stasiun agroklimat adalah mendapatkan data klimatologis yang
pengukurannya dilakukan secara kontinu dan meliputi periode waktu yang lama
paling sedikit sepuluh tahun. Bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yang
dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin, kelembaban,
macam dan tinggi dasar awan, banglas horisontal, durasi penyinaran matahari dan
suhu tanah. Oleh karena itu persyaratan stasiun klimatologi ialah lokasi, keadaan
stasiun, dan lingkungan sekitar yang tidak mengalami perubahan agar pemasangan
dan perletakan alat tetap memenuhi persyaratan untuk menghasilkan pengukuran
yang dapat mewakili (Prawirowardoyo, 1996).
Permasalahan yang sering timbul adalah bahwa pengukuran data agroklimat tidak
akurat, sebelum alat dipasang maka perlu ditera terlebih dahulu. Setiap alat serendah
rendahnya harus mempunyai nilai baku nasional sehingga ketelitian pengukuran
dapat dijamin dan data dapat diandalkan . Ketelitian dan pengamatan mudah berubah
karena berbagai sebab, antara lain ketidakteraturan perputaran silinder jam, pena
kering, pemasangan kertas pias tidak tepat, pena erlalu keras menekan silinder, lupa
menempelkan pena pada kertas, kerusakan sensor (Tri, 1999).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat
dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer,
pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograI,
barograI, pluviograI, hidrograI dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya
dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias
harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan
pias yang pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan
pena. (Tjasyono, 2004)
Peranan air dalam kehidupan sangat besar. Mekanisme kompleks kehidupan
tidak mungkin berIungsi tanpa kehadiran cairan yang berupa air. Bagian besar bumi
dan makhluk hidup juga terdiri atas air.Air yang berasal dari hujan merupakan
Ienomena alam yang paling penting bagi terjadinya kehidupan di bumi. Butiran hujan
selain membawa molekul air juga membawa banyak materi yang penting bagi
kehidupan, seperti material pupuk yang lengkap bagi tumbuhan. Dengan adanya air
hujan diperkirakan sekitar 150 ton pupuk jatuh ke bumi setiap tahunnya. Tanpa
adanya mekanisme seperti itu, maka mungkin saat ini jumlah jenis tanaman tidak
akan sebanyak yang kita ketahui.Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa manIaat
air hujan sangatlah penting bagi kehidupan. Namun, di lain pihak kita belum mampu
mengamati Ienomena banyaknya curah hujan yang terjadi pada suatu tempat secara
otomatis dan tercatat dalam sebuah database sehingga data curah hujan belum bisa
dimanIaatkan secara optimal.
Ombrometer mempunyai beberapa keunggulan,yaitu memudahkan BMG
dalam mengamati curah hujan pada suatu daerah,mengukur curah hujan secara
otomatis,database curah hujan di setiap daerah dapat diakses secara online dan setiap
saat sehingga dapat memprediksi terjadinya banjir di suatu daerah,memberikan data
hidrologi untuk kepentingan depertemen-departemen yang terkait,soItware aplikasi
dapat dikembangkan menjadi Sistim InIormasi Monitoring banjir, kelembaban udara,
temperatur, dan sebagainya,pencatatan waktu dalam data curah hujan menggunakan
waktu yang tertelusur ke time server ntp.kim.lipi.go.id.
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi
sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti
embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari
awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap
ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari
laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun
kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk
mengulangi daur ulang itu semula.


Pengukur hujan (ombrometer) standar
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia
dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur
kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang
merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan
menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang
besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar
berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan
yang lebih kecil.
Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah
menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga
lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan..

Anda mungkin juga menyukai