Anda di halaman 1dari 1

Ikhwani wa akhwati fil aqidah Kita hidup di zaman yang aneh, dimana saat ini jalan untuk memperbaiki

keadaan a dalah dengan memperbaiki hati dari kebencian, dengki, dan dari perpecahan dianta ra kita. Akibat dari keburukan-keburukan ini, musuh-musuh telah menguasai kita. Mengapa? Karena mereka melihat kita menjadi sangat lemah dan terpecah belah. Sal ah satu alasan kita berada dalam keadaan yang ini karena hati-hati kita telah me njadi sakit, apakah sakit karena nafsu atau karena syubhat. Penyakit hati telah menyebabkan kita meninggalkan shalat kita dan demikian juga agama kita, karena hati kita telah terobsesi dengan penumpukan harta lalu mengha biskannya untuk nafsu dunia. Inilah yang menyebabkan negara kita saat ini diland a dengan berbagai masalah dan problem-problem persaudaraan. Mulai dari korupsiny a beberapa pejabat negara, beberapa instansi negara bahkan sampai bentrok antar agama. Ini terjadi karena kita telah jauh dari agama, karena kita telah jauh dar i Allah SWT. Bukankah Allah SWT telah mengajarkan kita agar kita senantiasa berp egang teguh pada agama Allah, di dalam surah Ali Imran ayat Allah SWT berfirman : Berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai Ikhwani wa akhwati yang saya cintai Manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendirian apalagi menyendiri, kare na manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan manusia lainn ya. Tujuannya ialah agar kita bisa saling mengenal dan tolong-menolong. Oleh kar ena itu persamaanlah yang harus kita cari bukan perbedaan yang harus kita perbes ar. Untuk itu mari kita bersyukur dengan upaya pemerintah yang terus menggalakka n tri kerukunan, menjaga tiga macam kerukunan : 1. Kerukunan antar umat seagama. 2. Kerukunan antar umat beragama. 3. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Nah ketika pemerintah kita telah sibuk menggalakkan ini, maka tugas kita sebagai rakyat khususnya umat Islam, mari kita perbaiki kembali hati kita masing-masing . Karena hati adalah sentral tubuh manusia, jika baik hati kita maka baiklah sem uanya, namun jikalau buruk hati kita maka buruklah semuanya. Ketika ini semua telah kita pahami dan kita jalankan, saya jamin tidak akan terj adi yang namanya kesenjangan sosial di masyarakat dan negara kita. Yang kaya tid ak akan menyombongkan hartanya kepada si miskin, dan yang miskin juga tidak akan minder ketika berada di tengah-tengah yang kaya, karena ia yakin bahwa Allah SW T tidak memandang manusia dari hartanya, melainkan yang Allah pandang ialah hati nya. Sesuai dengan hadits yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW : Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuh kamu dan juga tidak melihat rupa ka mu. Akan tetapi yang Allah lihat adalah keadaan hati kamu. Ikhwani wa akhwati yang saya cintai karena Allah. Oleh karena itu hendaknya kita kaum muslimin Indonesia saling mengingatkan sauda ra kita seagama, agar senantiasa menjaga hati mereka membuang semua rasa benci, iri, dengki dan berburuk sangka. Maka dengan sendirinya akan terciptalah suatu t atanan masyarakat yang saling bahu membahu, saling tolong menolong bersatu padu dalam segala keadaan bak satu bangunan yang saling melengkapi dan menguatkan. Se hingga ketika kita berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dan berendam sama basa h demi satu harapan agar negara kita menjadi : Terakhir sebelum saya akhiri pidato saya ini saya ingin berpesan, bahwa umat Isl am bukanlah teroris, umat Islam bukanlah extrimis, melainkan umat Islam adalah u mat yang cinta damai dan umat yang Rahmatan lil Alamin.

Anda mungkin juga menyukai