Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran Iisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan Iungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran
dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki
masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70
tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan
seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam,
sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak
datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri ciri dari lansia ?
3. Bagaimana perkembangan lansia ?
4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri ciri lansia
3. Untuk mengetahui perkembangan lansia
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia

D. Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau
inIormasi dari buku buku dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten
(1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old)
75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang
berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai
penghasilan dan tidak berdaya mencari naIkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-
hari.
Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok
umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya
tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul
perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di
mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah
menunjukan kemunduran Iungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari
usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai
masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang
yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.

B. Ciri - ciri lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari Iaktor Iisik dan Iaktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang
rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek
terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala
hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.

C. Perkembangan lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia
tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap
akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran Iisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan,
yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan
merupakan perubahan kumulatiI pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang
mengalami penurunan kapasitas Iungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan
perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraI dan
jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratiIe yang terbatas, mereka lebih rentan
terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain.
Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para
pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh Iaktor gen. Penelitian
telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut
telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika
telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.

D. Perubahan yang terjadi pada lansia
Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut perkembangan atau
perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu :
1. Perkembangan jasmani
Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary
aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah.
Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena Iaktor-Iaktor eksteren,
seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat dapat mempengaruhi
proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan
katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api sehingga dapat
menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah disebutkan di atas
perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses penuaan, seperti merokok
yang dapat mengurangi Iungsi organ pernapasan.
Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat
berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi telihat
pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga
terjadi osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan
kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga merupakan
salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih
terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektiI ini
dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk
terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar.
Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan minyak yang lebih sedikit
sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal-
gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih
rentan untuk mengalami cedera kulit.
Penuaan juga mengubah sistim saraI. Masa sel saraI berkurang yang menyebabkan atropy
pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki lebih sedikit
cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah
saraI membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tiidak
dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan
produksi buangan dari sel saraI yang mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan
lapisan plak atau noda.
Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraI, mislanya berbagai jenis
inIeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berIikir ataupun
perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berIikir dan perilaku
adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi
tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan berIikr. Perubahan signiIikan dalam ingatan,
berIikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi
degenerasi saraI, alat-alat indra dapat terpengaruh. ReIleks dapat berkurang atau hilang.
Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat
indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu
yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini
akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca
berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup
sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktiIitas, atau bahkan
interaksi sosial.
Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan,
sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal
sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman
pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubhan saraI audiotorik. Kerusakan indara
pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring
bertambahnya usia.
Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata,
sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60
tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi
lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning,
kurang Ileksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak
pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata
kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang
paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik Iocus mata
pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas.
Perubahan Iisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraI mereka.
Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberIungsian alat
indera tersebut. Sedangkan pada sistem saraInya adalah mulai menurunnya pemberian respon
dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan
keberIungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-
perubahan Iisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri
jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas
dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri Iisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur
tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3)
daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada
seorang lansia.
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran
tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang
memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual
sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori
atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran
memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-macam strategi
penghaIalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran
intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat
dihindarkan, disebabkan berbagai Iaktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi
kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu Iaktor
untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan
lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat
mengantisipasi terjadinya kepikunan.
3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa
tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan
memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung
sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak
enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Hal hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan dalam melakukan
penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan penyesuaian diri yang buruk. Sejalan
dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan Iungsional, keadaan depresi dan ketakuatan
akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga
lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit
penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang
berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan Iisik, maupun sosial
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan
mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dirinya tanpa
menimbulkan masalah baru.
Pada orang orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun dikatakan
memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang sehat, memiliki pendapatan
yang layak, aktiI, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk diantaranya
teman teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun
(Palmore, dkk, 1985). Orang orang dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan
kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring
dengan pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan Iase pensiun (Stull & Hatch, 1984).
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi
emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang berkembang
baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai
kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun
kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin yang merampas
kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.
Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem
emosi mempercepat sistem kognitiI untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi.
Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi.
Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak
menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi
hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki Iase lanjut
usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah 'perasaan takut menjadi
tua. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada dalam dirinya.
Kemunduran mental terkait dengan penurunan Iisik sehingga mempengaruhi kemampuan
memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri sendiri.
Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesiIik, kurang
bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang muda. Bukan hal
yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda-tanda kemunduran
dalam berperilaku emosional; seperti siIat-siIat yang negatiI, mudah marah, serta siIat-siIat
buruk yang biasa terdapat pada anak-anak.
Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kehangatan
dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir dalam kasih sayang.
Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positiI kepada orang lain karena melalui
pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan positiI yang dilontarkan jarang
memperoleh respon yang memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positiI itu.
Akibatnya mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin orang
berusia lanjut menutup diri, semakin pasiI pula perilaku emosional mereka.
4. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan
tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual
(keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia.
Rasulullah bersabda 'semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua. Sehingga religiusitas
atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraI kesehatan Iisik maupun
kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997),
bahwa :
1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang
religius.
2. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non
religius.
3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup
lainnya.
4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius,
sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian)
daripada yang nonreligius.
5. Perubahan Sosial
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu
dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya
akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial
yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi Iisik dan sosial lansia.
(J.W.Santrock, 2002, h.239).
6. Perubahan Kehidupan Keluarga
Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh
berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap
orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa
terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia
tersebut berusia 50 sampai 55 tahun.
Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka
secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya
ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki
kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat
menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi.
7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia
Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada
individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada
juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut
ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan
datang.
Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan
kontribusi positiI bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika
lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang
interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatiI bagi kelangsungan hidup
lansia.

E. Masalah yang dihadapi oleh lansia
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :
1. Masalah Iisik
Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan Iisik yang mulai
melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang
cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang
berIungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami sakit
(masuk angin, Ilu)
2. Masalah kognitiI ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitiI, ini
dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun)
dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar
3. Masalah emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional,
adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau
menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktiI dalam melakukan pekerjaanya,
maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut
agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak
pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
4. Perkembangan Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual,
adalah kesulitan untuk menghaIal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa
kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa
gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
F. Solusi Permasalahan
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di tempuh
melalui hal-hal sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( Iisik) :
Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau
macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian
asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada
buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
Minum air putih 1.5 2 liter, secara teratur
Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
Istirahat, tidur yang cukup
Minum suplemen gizi yang diperlukan
Memeriksa kesehatan secara teratur
2. Berhubungan dengan masalah intelektual
Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu
dengan cara :
Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.
Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.
Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.
Segera obati depresi Anda.
Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat.
Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak
Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memIokuskan pikiran.
Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda.
3. Berhubungan dengan Emosi :
Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya
kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan
wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai
penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan Iisik secara
alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa
membantu memandang hidup dengan positiI dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga
untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta
kemampuan.
Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga
dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus
sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat
membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati
kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
4. Berhubungan dengan Spiritual
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya
kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah
Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang
terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.
Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia
3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran Iisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap
di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya.
4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/Iisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial,
perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa
masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah Iisik, intelektual, emosi, dan spiritual.
Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk
mengingat.
6. Masalah masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami masa
masa ini.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana
Iungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan
dengan sebaik sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanIaat
agar tidak menyesal di masa tua.

Anda mungkin juga menyukai