Anda di halaman 1dari 3

Anastesi Blok

Anastesi blok adalah teknik inIiltrasi obat anestesi di sekeliling saraI tunggal untuk
memblokade bagian distal yang dipersaaIi oleh saraI tersebut. Bermacam-macam tehnik
digunakan untuk mempengaruhi konduksi saraI otonom maupun somatis dengan anastesia
lokal. Hal ini bervariasi dari blokade saraI tunggal, misalnya saraI oksipital, plexus brachialis,
plexus coeliacus dan lain lain sampai ke anestesia epidural dan anestesia spinal. Cara ini
dilakukan untuk tindakan pembedahan maupun tujuan diagnostik dan terapi. Larutan obat
disuntikkan subkutan mengelilingi daerah yang akan dioperas, terjadi blokade saraI sensoris
secara eIektiI di daerah yang akan dioperasi.
Mekanisme kerja anestesi lokal adalah mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraI.
Tempat terjadinya terutama di membran sel, eIeknya pada aksoplasme hanya sedikit saja.
Potensial aksi saraI terjadi karena adanya peningkatan sesaat permeabilitas membran
terhadap ion Na

akibat depolarisasi ringan pada membran. Proses ini dihambat oleh
anestesi lokal, hal ini terjadi akibat adanya interaksi langsung antara zat anestesi lokal dengan
kanal Na

yang peka terhadap perubahan voltase muatan listrik. Dengan semakin
bertambahnya eIek anestesi lokal di dalam saraI, maka ambang rangsang membran akan
meningkat secara bertahap, kecepatan potensial aksi akan menurun, konduksi impuls
melambat dan Iaktor pengaman konduksi saraI juga berkurang mengakibatkan kegagalan
konduksi saraI.
Kerugian anastesi blok saraI membutuhkan waktu induksi lebih lama. Ada kemungkinan
menimbulkan komplikasi neurologis, atau apabila mengenai vaskuler tertentu bisa
menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik. Tidak aman bagi orang tua, atherosklerosis.
(David C. Sabisto. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta EGC)







Anestesi spinal
Anastesi spinal (blokade subarachnoid atau intratechal) merupakan anestesi blok yang luas.
Anestesi spinal. Sesudah penyuntikan intratekal, yang dipengaruhi lebih dulu yaitu saraI
simpatis dan parasimpatis, dan diikuti dengan saraI rasa dingin, panas, raba, dan tekanan
dalam, yang mengalami blokade terakhir yaitu serabut motoris, rasa getar dan prioreseptiI.
Setelah anestesi selesai, pemulihan terjadi dengan urutan sebaliknya. (Farmakologi KF UI)
Kelebihan utama tehnik ini adalah kemudahan dalam tindakan, peralatan yang minimal, eIek
samping yang minimal pada biokimia darah, menjaga level optimal dari analisa gas darah,
pasien tetap sadar selama operasi dan menjaga jalan naIas, serta membutuhkan penanganan
post operatiI dan analgesia yang minimal.
Untuk mencapai cairan serebrospinal maka jarum suntik akan menembus kutis-subkutis-lig.
Supraspinosum-lig. Interpinosum-lig. Flavum-ruang epidural-duramater-ruang subarachnoid.
Medulla spinalis berada didalam kanalis spinalis dikelilingi oleh cairan serebrospinal
dibungkus oleh meningens (duramater, lemak dan pleksus venosus). Pada dewasa berahir
setinggi L1, pada anak L2 dan pada bayi L3. Medulla spinalis berada didalam kanalis spinalis
dikelilingi oleh cairan serebrospinal,dibungkus oleh meningens (duramater, lemak dan
pleksus venosus). Pada dewasa berakhir setinggi L1, pada anak L2 dan pada bayi L3.
Teknik analgesia spinal dilakukan dengan posisi duduk atau tidur lateral dekubitus dengan
tusukan pada garis tengah adalah posisi yang paling sering dikerjakan. Perubahan posisi
berlebihan dalam 30 menit pertama akan menyebabkan menyebarnya obat.
1. Setelah dimonitor posisikan pasien. Buat pasien membungkuk maksimal agar procesus
spinosus mudah teraba.
2. Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua crista iliaka dengan tulang
punggung ialah L2-3, L3-4 atau L4-5. Tusukkan pada L1-2 diatas berisiko trauma
medula spinalis.
3. Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alkohol.
4. Beri anestesik lokal pada tempat tusukan misalnya dengan lidokain 1-2 2-3 ml.
5. Cara tusukkan median atau paramedian. Untuk jarum spinal besar 22 G, 23 G atau 25 G
dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk jarum 27 G dan 29 G dianjurkan
penuntun jarum. Tusukkan introduser sedalam kira 2 cm agak sedikit kearah seIal,
kemudian masukkan jarum spinal berikut mandrinnya kelubang jarum tersebut. Jika
menggunakan jarum tajam irisan jarum harus sejajar dengan serat duramater. Kalau
LCS tidak keluar putar jarum 90
o
.
Said, Kartini (2001). Petunjuk Praktis Anestesiologi

Anda mungkin juga menyukai