Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit Hepatitis A sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien dan
semakin luas penyebarannya. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia adalah
keempat terbesar di Dunia. Jumlah penduduk yang besar membawa konsekuensi
yang besar juga, mengingat beragamnya tingkatan sosial, ekonomi, pendidikan
dan budaya.
Menurut hasil penelitian, setiap tahun kira-kira 10 juta orang terserang
virus hepatitis A, termasuk warga dan komunitas di wilayah relatiI bersih, seperti
di Eropa Barat dan Amerika Utara. Di Amerika Serikat juga dilaporkan hampir
30.000 orang terinIeksi hepatitis A setiap tahunnya dan kasusnya diperkirakan
belum banyak berkurang hingga saat ini.
Kasus hepatitis A di Indonesia disebabkan karena masih rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat kita tentang budaya hidup bersih dan sehat, kondisi
lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah dan
budaya masyarakat kita yang sulit berubah. Untuk memberantas penyakit
Hepatitis A diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus
dalam memutuskan mata rantai penyebaran virus Hepatitis A dengan
meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Upaya memotivasi masyarakat
dilakukan pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral
termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian, penyakit ini masih


terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh
karena itu, upaya untuk membatasi angka kesakitan penyakit ini sangatlah
penting.
Menurut data yang didapatkan peneliti dari mahasiswa Universitas
Sriwijaya Indaralaya, wabah penyakit hepatitis A menjadi wabah penyakit
tahunan yang diduga penyebarannya berasal dari kantin Fakultas Teknik. Empat
dari sepuluh mahasiswa yang mengonsumsi makanan dan minuman di kantin
Fakultas Teknik divonis mengidap penyakit Hepatitis A. Hal ini membuktikan
bahwa masalah penyakit hepatitis A di Universitas Sriwijaya Indralaya cukup
serius dan membutuhkan perhatian lebih dari seluruh pihak sehingga masalah ini
tidak terulang lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Penyakit hepatitis A dapat disebabkan oleh sanitasi yang buruk dan
kondisi hygiene perorangan yang buruk. Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan
makanan dan minuman terkontaminasi, sehingga dengan mudah virus hepatitis A
menjalar. Akan tetapi hal itu dapat dicegah jika kita menerapkan pola hidup sehat,
karena dengan pola hidup sehat maka kita akan memiki kondisi hygiene yang
baik. Namun sampai saat ini, belum diketahui secara pasti bahwa terdapat
hubungan antara sanitasi lingkungan dan kondisi hygiene perorangan dengan
kejadian hepatitis A di Universitas Sriwijaya Indralaya.
Inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul
~Hubungan antara Sanitasi Lingkungan dan Kondisi Hygiene Perorangan
dengan Kejadian Hepatitis A pada Mahasiswa di Universitas Sriwijaya
Indralaya



1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, peneliti merumuskan bahwa
masalah dalam penelitian ini adalah 'Apakah ada hubungan antara sanitasi
lingkungan dan kondisi perorangan dengan kejadian hepatitis A pada Mahasiswa
di Universitas Sriwijaya Indralaya?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
sanitasi lingkungan dan kondisi hygiene perorangan terhadap kejadian hepatitis A
pada Mahasiswa di Universitas Sriwijaya Indralaya

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanIaat bagi :
1.4.1 Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gejala/tanda-tanda
penyebab serta penyebaran hepatitis A.
b. Meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya sanitasi
lingkungan



1.4.2 Instansi Terkait
a. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit Hepatitits A di Universitas
Sriwijaya Indralaya
b. Sebagai bahan evaluasi bagi Universitas Sriwijaya Indralaya
c. Sebagai suatu strategi terhadap upaya penanggulangan penyakit Hepatitis A
di Universitas Sriwijaya Indralaya

















BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

2.1 Hepatitis
2.1.1 Definisi
Hepatitis A adalah inIeksi (iritasi dan pembengkakan) pada
hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (MedlinePlus Medical
Encyclopedia Hepatitis)

2.1.2 Penyebab
Hepatitis A terjadi karena serangan virus yang diberi nama
Virus Hepatitis A (HAV) yang merupakan virus RNA
positiI.(Harrison, 2000, p.1638).

From: Centers Ior Disease Control and Prevention (CDC), Atlanta, USA:10
http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis/slideset/hep06.giI
Electron microscopy picture oI human hepatitis A virus.


2.1.3 Faktor Risiko
%Kebersihan diri dan lingkungan yang buruk.
Pernah atau sedang mendapat transIusi darah.
Memiliki pasangan seksual yang mengidap Hepatitis.
Kaum homoseksual.
Sering berganti-ganti pasangan seksual.
Memakai jarum suntik bergantian, khususnya pemakai narkoba.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Hepatitis.
Pemakai Tatoo

2.1.4 Patogenesa
Virus Hepatitis A disebarkan melalui kotoran atau tinja
penderita. Penyebarannya disebut Iecal-oral (tinja ke mulut) karena
biasanya tangan secara tidak sengaja menyentuh benda bekas
terkena tinja (misal di kamar mandi) dan kemudian digunakan
untuk makan, dapat juga melalui tranIusi darah, alat-alat tidak
steril, tempat tinggal yang sesak, kebersihan yang kurang, juga bisa
melalui kontak seksual dengan penderita. Virus yang masuk ke
dalam tubuh juga dapat menimbulkan penyakit Hepatitis. Kuman
ini masuk ke dalam tubuh dengan perantara makanan atau air yang
tercemar. Di dalam saluran penceranakan kuman tersebut dapat
berkembang biak dengan cepat, kemudian diangkut melalui aliran
darah ke dalam hati, dimana tinggal di dalam kapiler-kapiler darah


dan menyerang jaringan-jaringan sekitarnya sehingga
menyebabkan radang hati. (Manjsoer A, 2000, p.525-528)

2.1.5 Gejala Hepatitis
Gejala awal hepatitis yang sering tidak disadari, antara lain:
- Merasa sangat kelelahan
- Tidak nasIsu makan
- Nyeri otot
- Mual, muntah
- Demam
- Sakit Kepala
Gejala hepatitis selanjutnya :
- Kulit dan sklera mata (pelapis bola mata yang biasanya berwarna
putih) menjadi kekuning-kuningan
- Urine berwarna gelap seperti air teh

2.1.6 Komplikasi
Komplikasi akibat Hepatitits A hampir tidak ada kecuali
pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap
penyakit hati kronis atau sirosis. (http://www2.rnw.nl)



2.1.7 Pencegahan

1. Pencegahan Umum
Meliputi nasihat kepada pasien :
a. Perbaikan higien makanan-minuman.
b. Perbaikan higien sanitasi lingkungan dan pribadi
c. Isolasi pasien (anak dilarang ke sekolah atau penitipan anak sampai
dengan 2 minggu sesudah timbul gejala)

2. Pencegahan Khusus
Dengan cara :
a. PasiI dengan immunoglobulin normal manusia (NHIG : Normal
Human Immune Globulin)
b. AktiI dengan vaksin HAV yang diinaktiIasi

2.2. Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup
bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. DeIinisi lain dari sanitasi
adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sanitasi juga dideIinisikan sebagai
usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur Iaktor-
Iaktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut
(Ehlers dan Steele, 1958). Penerapan dari prinsip-prinsip sanitasi adalah untuk


memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik
pada manusia (Betty, 1988). Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23
tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan
dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut
tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantiInya yang berupa Iisik,
kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari
resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia

2.3 Hygiene Perorangan
Kata 'hygiene berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu
untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A,
1986). Ruang lingkup hygiene dibagi 2 yaitu hygien lingkungan dan
perorangan. Hygiene perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan oleh
setiap orang untuk memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan mental yang
optimal.Virus Hepatitis A menyebar melalui orang ke orang melalui
kontaminasi dengan air liur penderita. Tipe penyebaran yang demikian disebut
sebagai penyebaran 'Iecal-oral. Selain itu, tangan bisa saja secara tidak
sengaja menyentuh benda bekas terkena tinja (misal di kamar mandi) dan
kemudian digunakan untuk makan. (Manjsoer A, 2000, p.525-528). Dengan
alasan ini virus dengan mudah menyebar pada daerah dengan sanitasi yang
buruk dan kondisi higiene perorangan yang buruk. Kondisi hygiene

10


perorangan itu tergantung dari pola hidup orang itu sendiri. Contoh tindakan
yang dapat dilakukan misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah buang air besar, tidak menggunakan pipet orang lain
saat minum, selalu menjaga kebersihan diri, dll.

2.4 Kerangka Konsep

















Sanitasi yang buruk
Makanan dan
minuman
terkontaminasi
Hygiene perorangan
yang buruk

Dikonsumsi

Hepatitis A

11


2.5 Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan antara sanitasi lingkungan dan keadaan hygiene
perorangan dengan kejadian hepatitis A
H1: Ada hubungan antara sanitasi lingkungan dan keadaan hygien
perorangan dengan kejadian hepatitis A
2.6 Batasan Operasional
1. Hepatitis A adalah inIeksi (iritasi dan pembengkakan) pada hati yang
disebabkan oleh virus Hepatitis A (MedlinePlus Medical Encyclopedia
Hepatitis)
2. Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan
atau mengatur Iaktor-Iaktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai
perpindahan penyakit tersebut (Ehlers dan Steele, 1958).
3. Hygiene perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan oleh setiap
orang untuk memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan mental yang
optimal.






12


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 1enis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan
pendekatan case control study, dengan data yang menyangkut Iaktor risiko
didapatkan dengan metode retrospektiI.

3.2 Waktu dan Penelitian
Dalam penelitian ini waktu dan tempat yang akan dilakukan oleh peneliti
adalah :
aktu : Januari 2011 s/d Oktober 2011
Tempat : Universitas Sriwijaya Indralaya

3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas
Sriwijaya Indralaya

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
simple random sampling dengan mengundi setiap mahasiswa yang akan
dijadikan sampel melalui daItar mahasiswa di Universitas Sriwijaya
Indralaya.

13


Sample dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Case : Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang pernah
atau sedang menderita hepatitis A
2. Control : Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang tidak
pernah menderita hepatitis A
(matching atau pencocokkan dengan jenis kelamin, ras,
umur jarak tempat tinggal dari rumah sakit, dan umur
kasus)

3.4 Kriteria Pemilihan Sampel
Krtiteria inklusi:
Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang pernah atau
sedang menderita hepatitis A
Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang tidak pernah
menderita hepatitis A
Sehat secara mental
Bersedia mengisi kuesioner
Kriteria eksklusi:
Terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu
pengukuran maupun interpretasi
Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan
Subjek menolak berpartisipasi


14


3.5 Kerangka Operasional






















Semua Mahasiswa
Universitas Sriwijaya
Case:
Pernah/sedang
menderita hepatitis A
Control:
Tidak pernah
menderita hepatitis A
Menentukan
Populasi
Pembagian
Sample
Persetujuan
dari sample
(InIormed
consent)
Pengisian
Kuisioner

awancara
Data dikumpulkan
dan ditambahkan
data-data lain
Semua data
diolah
Semua data
dianalisis
Hasil
penelitian

15


3.6 Cara Pengumpulan Data
Data primer
Dikumpulkan dengan teknik wawancara menggunakan acuan kuisioner
dan observasi langsung
Data sekunder
Data diambil dari Universitas Sriwijaya Indralaya

3.7 Alat Pengumpulan Data
Kuesioner
Tape recorder

3.8 Variabel Penelitian
Variabel Independent
Variabel independent merupakan Iaktor risiko yang menyebabkan adanya
eIek tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel
independentnya adalah sanitasi yang buruk.
Variabel Dependent
Variabel dependent merupakan eIek dari adanya Iaktor risiko dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini variabel dependentnya adalah hepatitis A

16


3.9 Cara Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang didapat dari interview dan dari Universitas Sriwijaya
Indralaya ditelaah lalu kemudian diolah secara analitik menggunakan
penentuan risk ratio atau relative risk yang akan ditampilkan dalam tabel 2 x
2. Tabel tersebut brebentuk:
Hepatitis A
Ya Tidak
S
a
n
i
t
a
s
i

B
u
r
u
k

Ya a b ab
Tidak c d cd
ac bd abcd

Tabel 1. tabel 2 x 2 Sanitasi Buruk dan Hepatitis A



Risk Ratio (RR)

Risk ratio
(relative risk)
A
A B
C
C D

17


3.10 Masalah Etika
Pada penelitian ini permasalahan etika dapat diminimalisir dengan
menggunakan inform consent yang diberikan sebelum penelitian dilaksanakan dan
saat melaksanakan interview, peneliti menerapkan etika komunikasi pada setiap
responden.
3.11 Rancangan Kegiatan
Aktivitas
Bulan ke :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Persiapan
! !
2. Pelaksanaan
! ! ! ! ! !
3. Penyusunan
laporan
! !







18


DAFTAR PUSTAKA

http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisAwhocdscsredc20007.pdI
http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi
http://id.wikipedia.org/wiki/HepatitisA
http://ain-hygiene.blogspot.com/2009/08/pengertian-hygiene-sanitasi.html

Anda mungkin juga menyukai