MULTIPLE INTELLIGENCE
(KECERDASAN MA1EMUK)
Oleh
Widia Ningsih (8116174018)
Pendidikan Biologi B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASAR1ANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis sampaikan puji dengan syukur kehadirat
Allah SWT. yang telah memberikan TauIik dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Strataegi Pembelajaran dengan
judul 'Multiple Intelligence.
Adapun inIormasi ilmiah yang mendukung penyusunan makalah ini,
dihimpun dari sejumlah reIerensi meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
teknologi dalam biologi molekuler dan segala aspek yang berkaitan dengan hal
tersebut. Namun penulis pada akhirnya menyadari bahwa tugas akhir ini belum
sempurna banyak sekali keterbatasannya, baik terkait dengan studi literatur atau
pustaka sebagai pendahuluan, maupun teori dan metodologi yang masih terbatas.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dr.
Elly Djulia, M.Pd selaku dosen pengampu padda mata kuliah : Strategi
Pembelajaran Biologi dan teman- teman PPs Pendidikan Biologi Angkatan 2011.
Akhirnya, mudah-mudahan amal kebaikan kita semua diterima oleh Allah SWT.
Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah: .................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAA .......................................................................... 3
2.1.1. Howard Gardner ................................................................................. 3
2.1.2. Multiple Intelligence ........................................................................... 4
2.2. Mengenal ecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) .......................... 6
2.3. ecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)...... 10
2.4. ecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence) .......................... 12
2.5. ecerdasan inestetik-Tubuh (Bodily-inesthetic Intelligence) .............. 12
2.6. ecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence) .............................. 14
2.7. MengidentiIikasi Multiple Intelligence (ecerdasan Majemuk) ............... 15
2.8. Strategi Mengajar di kelas dengan Multiple Intelligences ........................ 16
2.9. Mengembangkan kecerdasan majemuk .................................................... 17
PENUTUP ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAA ........................................................................................ 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemahaman mengenai kecerdasan yang dimiliki manusia dalam konteks
belajar merupakan sesuatu yang penting. arena itu, kajian tentang kecerdasan
manusia perlu dikemukakan (Siregar, 2010). ecerdasan yang sekarang lagi
populer di dunia pendidikan yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
Melalui pengenalan akan Multiple Intelligences, kita dapat mempelajari
kekuatan/ kelemahan anak dan memberikan mereka peluang untuk belajar melalui
kelebihan-kelebihannya. Tujuan: anak memiliki kesempatan untuk
mengeksplorasi dunia, bekerja dengan ketrampilan sendiri dan mengembangkan
kemampuannya sendiri. Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari
Harvard University, menemukan bahwa sebenarnya manusia memiliki beberapa
jenis kecerdasan. Howard menyebutnya sebagai kecerdasan majemuk
atau multiple intelligence, yang membahas tentang delapan kecerdasan.
Pendidikan dewasa ini perlu membekali siswa dengan delapan
kemampuan intelektual tersebut, yakni kepintaran verbal, angka-angka, kreatiI,
sosial, personal, sensori, Iisik, dan etika spiritual. Saat ini lebih dari 500 juta orang
di dunia menggunakan teknik pemetaan pikiran untuk pembelajaran maupun
bisnis. Pemetaan pikiran ini, kata Buzan, bermanIaat untuk pembelajaran,
kecepatan, kemampuan berpikir yang lebih terstruktur. Juga akan mendorong
terciptanya kreativitas, ide-ide cemerlang, solusi inspiratiI penyelesaian masalah,
bahkan cara baru memotivasi diri dan orang lain. (PAB, 2010)
Dalam makah ini akan di bahas mengenai kecerdasan majemuk (Multiple
Inteligence), lebih di khususkan lagi membahas 4 kecerdasan yaitu ecerdasan
matematik (logika), ecerdasan Visual, ecerdasan inestetik, dan ecerdasan
intrapersonal.
2
1.2. Rumusan Masalah:
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah sejarah munculnya Multiple Intelligence oleh Howard gardner?
2. Apakah Multiple Intelligence (ecerdasan majemuk)?
3. Apakah kecerdasan ecerdasan Logika-Matematika (Logical Mathematical
Intelligence) itu?
4. Apakah ecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence) itu?
5. Apakah ecerdasan inestetik-Tubuh (Bodily-inesthetic Intelligence) itu?
6. Apakah ecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence) itu?
7. Bagaimanakah cara mengdentiIikasi Multiple Intelligence (ecerdasan
majemuk)?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Memaparkan sejarah munculnya Multiple Intelligence oleh Howard gardner.
2. Menjelaskan mengenai Multiple Intelligence (ecerdasan majemuk).
3. Mendeskripsikan tentang kecerdasan ecerdasan Logika-Matematika (Logical
Mathematical Intelligence).
4. Mendeskripsikan tentang ecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial
Intelligence).
5. Mendeskripsikan tentang ecerdasan inestetik-Tubuh (Bodily-inesthetic
Intelligence).
6. Mendeskripsikan tentang ecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal
Intelligence) ?
8. Menjelaskan cara mengukur Multiple Intelligence (ecerdasan majemuk)
3
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
2.1.Sejarah Multiple Intelligence
2.1.1. Howard Gardner
Howard Gardner lahir di Scranton,Pennsylvania pada 11 Juni 1943. Orang
tuanya melarikan diri dari Nrnberg di Jerman pada tahun 1938 dengan putra
berumur tiga tahunnya yaitu Eric. Tepat sebelum kelahiran Howard Gardner
Eric tewas dalam kecelakaan. edua kejadian tersebut tidak dibahas selama masa
kecil Gardner, tetapi memiliki dampak yang sangat signiIikan pada pemikiran dan
pembangunan dirinya (Gardner 1989:22). Peluang untuk kegiatan Iisik berisiko
terbatas, dan kegiatan kreatiI dan intelektual didorong. Howard mulai untuk
menemukan 'sejarah rahasia' keluarga (dan identitas Yahudi) ia mulai menyadari
bahwa ia berbeda baik dari orang tuanya dan dari rekan-rekannya.(Smith, 2008)
Orang tuanya ingin mengirimkan Howard ke Phillips Akademi di
Andover Massachusetts -tetapi dia menolak. Sebaliknya ia pergi kesebuah
sekolah persiapan terdekat di ingston, Pennsylvania (Wyoming Seminari).
Howard Gardner tampaknya telah mendapat kesempatan di sana dan telah
memperoleh dukungan dari beberapa dosen yang berkualitas. Dari sana ia
pergi ke Harvard University untuk mempelajari sejarah dalam kesiapan untuk
berkarir di hukum. Namun, ia cukup beruntung untuk memiliki Eric Erikson
sebagai pembimbingnya.
Ia masuk Harvard pada tahun 1961, dengan keinginan awal, masuk
Jurusan Sejarah, tetapi di bawah pengaruh Erik Erikson, ia berubah mempelajari
Hubungan-sosial (gabungan psikologi, sosiologi, dan antropologi), dengan
kosentrasi di psikologi klinis. Lalu ia terpengaruh oleh psikolog Jerome Bruner
dan Jean Piaget. Setelah Ph.D di Harvard pada tahun 1971 dengan disseration
masalah 'Sensitivitas pada anak-anak, Gardner terus bekerja di Harvard, di
Proyek Zero. Didirikan pada tahun 1967, Proyek Zero dikhususkan kepada kajian
sistematis pemikiran artistik dan kreativitas dalam seni, serta humanistik dan
disiplin ilmu, baik di tingkat individu dan kelembagaan.
4
Pikiran saya benar-benar terbuka ketika saya pergi ke Harvard College
dan memiliki kesempatan untuk belajar di bawah bimbingan seperti Psikoanalis
Erik Erikson, sosiolog David Riesman , dan psikolog bidang kognitiI Jerome
Bruner-yang menciptakan pengetahuan tentang manusia. Yang membantu saya
menyelidiki siIat manusia, khususnya bagaimana manusia berpikir. (Howard
Gardner yang dikutip oleh Marge Sherer 1999)
2.1.2. Multiple Intelligence
ecerdasan majemuk adalah sebuah teori psikologi dan sekaligus teori
pendidikan yang pertama kali digagas oleh seorang psikolog bernama Howard
Gardner. Teori ini pertama kali dilontarkan pada bukunya di tahun 1983, Frames
oI Mind: The Theory oI Multiple Intelligences. Teori ini menyatakan bahwa
manusia itu memiliki berbagai macam kecerdasan, dan setiap individu memiliki
tingkat yang bervariasi untuk setiap jenis kecerdasan tersebut. arena itu, setiap
orang memiliki "proIil kognitiI" yang unik.Melalui pengenalan akan Multiple
Intelligences, kita dapat mempelajari kekuatan / kelemahan anak dan memberikan
mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan-kelebihannya. Tujuan: anak
memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia, bekerja dengan ketrampilan
sendiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri.
Teori Gardner ini berpendapat, bahwa deIinisi kecerdasan yang selama ini
dianut, tidak mampu menggambarkan berbagai kemampuan yang dimiliki
manusia. Contohnya, Andi yang mudah menghaIal perkalian belum tentu secara
keseluruhan lebih cerdas dibanding Joni yang sulit menghaIal. Mungkin Joni lebih
cerdas dalam aspek yang lain atau mungkin harus belajar dengan cara yang lain.
Gardner juga berpendapat, sekolah tidak boleh bersandar pada satu
kurikulum baku. Sekolah harus mampu menawarkan "pendidikan yang berpusat
pada individu." Dengan demikian, kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan unik
masing-masing anak. Ini juga termasuk membantu murid meningkatkan aspek
kecerdasan yang kurang.
Teori ini mendapatkan kritikan luas dari kalangan psikologi dan
pendidikan. ritik yang paling umum adalah bahwa teori Gardner ini didasarkan
5
pada intuisinya saja, bukan berdasar data empiris. ritik ini juga menyatakan
bahwa aspek kecerdasan yang disebutkan Gardner hanyalah nama lain dari bakat
atau tipe kepribadian.
Walaupun demikian, teori ini sangat diterima di kalangan pendidik selama
dua puluh tahun terakhir. Banyak sekolah menggunakan teori ini sebagai sebuah
pedagogi, dan banyak guru yang memasukkan sebagian atau seluruh teori ini
dalam cara mengajar mereka. Berbagai buku dan bahan ajar dibuat untuk
menjelaskan teori dan penerapannya di dalam kelas.
Dengan konsep Multiple Intelligences (ecerdasan Ganda), Howard
Gardner ingin mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai
kecerdasan, bahwa seolah-olah kecerdasan hanya terbatas pada hasil tes
intelegensi yang sempit saja, atau hanya sekadar dilihat dari prestasi yang
ditampilkan seorang anak melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka. Anak-
anak unggul pada dasarnya tidak akan tumbuh dengan sendirinya, mereka
memerlukan lingkungan subur yang diciptakan untuk itu. Oleh karena itu
diperlukan kesungguhan dari orang tua dan pendidik untuk secara tekun dan
rendah hati mengamati dan memahami potensi anak atau murid dengan segala
kelebihan maupun kekurangannya, dan menghargai seriap bentuk kecerdasan
yang berlainan. (Didik, 2009)
alau ada banyak jalan menuju Roma, begitu juga jalan menuju
kecerdasan. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas. alau ada banyak cara,
berarti ada banyak tanda pula untuk melihat kecerdasan anak. Tanda itu bukan
hanya dapat dilihat dari prestasi akademiknya di sekolah, atau mengikutkan anak
kedalam tes intelejensia.
Anak-anak dapat memperlihatkan kecerdasannya lewat banyak cara. Cara
itu misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan Iisik (kemampuan
motorik) atau lewat cara sosial-emosional. Itu karena, menurut Thomas
Armstrong, Ph.D, periset kecerdasan anak dan penulis buku In Their Own Way :
Discovering and Encouraging Your Child`s Multiple Intelligences`, semua anak
terlahir cerdas dan berbakat. alaupun ada yang tampak tak menonjol, itu karena
beberapa anak menunjukkan bakatnya lebih lambat dibanding anak lain.
6
arenanya, banyak hasil-hasil riset kecerdasan anak menyarankan para
orangtua untuk memberi banyak pengalaman dan stimulasi kepada anak.
Stimulasi dan sensasi pengalaman yang intens itu berguna untuk segera
membangkitkan kecerdasan anak. Jadi tak ada lagi istilah anak menunjukkan
bakat lebih lambat`. Fakta-Iakta riset itulah yang kemudian oleh ProI. Howard
Gardner, seorang psikolog dan pakar ilmu saraI dari Universitas Harvard, AS
tahun 1983 dikristalkan ke dalam konsep teori kecerdasan yang disebutnya
Multiple Intelligences` atau ecerdasan Majemuk/Ganda.
Menurut Gardner, manusia itu, siapa saja--kecuali cacat atau punya
kelainan otaksedikitnya memiliki 9 kecerdasan. ecerdasan manusia, saat ini
tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau
menggunakan bahasa. Ada banyak kecerdasan yang dapat diidentiIikasi di dalam
diri manusia. Coba bagaimana Mam & Pap menentukan siapa yang cerdas dalam
pertanyaan berikut: 'Siapa yang paling cerdas di lapangan sepakbola, apakah
David Beckham atau Albert Einstein? Juga, 'Siapa yang cerdas di panggung
musik, apakah risdayanti atau Susi Susanti?. Mereka cerdas di bidangnya
masing-masing. ita tak bisa menggunakan satu parameter untuk membandingkan
kecerdasan mereka.
Dalam buku terbarunya, Intelligence ReIramed : Multiple Intelligence Ior
The 21st Century` (1999), Howard Gardner, menjelaskan 9 kecerdasan yang
tersimpan dalam otak manusia. onsep kecerdasan ganda ini, bila dipahami
dengan baik, akan membuat semua orangtua memandang potensi anak lebih
positiI. Terlebih lagi, para orangtua (guru) pun dapat menyiapkan sebuah
lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di rumah (di sekolah).
(WhyethIndonesia.)
.
2.2. Mengenal Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Menurut Howard gardner, ada delapan macam kecerdasan yang dimiliki
oleh manusia. Pertama, kecerdasan yang berkenaan dengan kemampuan seseorang
dalam bahasa, yakni mendengar, menulis, berbicara dan pada umumnya sangat
suka membaca (Linguistic-Verbal). edua, kecerdasan yang berhubungan
7
kekritisan dalam berpikir, tertarik dengan data- data dan graIik, serta suka bermain
dengan strategi (Logical- Mathematical). etiga, kecerdasan yang lebih dikenal
dengan kecerdasan visual, umumnya sangat menyukai presentasi, gambar,
perIormance dan video (Visual-spatial). eempat, kecerdasan ritmik yang sangat
berkaitan erat dengan suara, sangat senang mendengar music (Musical-
Rhythmic). elima, kecerdasan kinestetik, lebih pada kemampuan bergerak, dan
sangat senang dengan dunia olahraga, perIormance, dan menari (Bodily-
kinestetic). eenam, kecerdasan yang sangat berkaitan dengan kehidupan social
seperti persahabatan, sosialisasi dengan orang lain, dan sangat suka bekerjasama
dengan orang lain atau bekerja secara berkelompok (Interpesonal). etujuh,
kecerdasan dimana orang- orangnya suka bekerja secara perorangan, mempunyai
tingkat kemandirian yang tinggi, dan percaya diri (intrapersonal). Terakhir,
kecerdasan yang lebih berkaitan dengan alam seperti dunia tumbuhan, hewan,
cuaca, dan bebatuan (naturalist). (Faruq, 2007).
Delapan macam kecerdasan tersebut sebenarnya ada di dalam diri setiap
orang dan akan saling membantu dalam menghadapi setiap persoalan
kehidupannya. Melalui latihan pengembangan kecerdasan tertentu sehingga
beberapa jenis kecerdasan tertentu menjadi menjadi dominan. Misalkan orang
yang didominasi kecerdasan lingusitik dalam dirinya maka orang tersebut
mempunyai kemampuan menguasai bahasa dengan sangat mudah dan cepat,
bahkan memungkinkannya menguasai lebih dari satu atau dua bahasa. Dengan
penguasaan bahasa tersebut, seseorang bisa memahami dan mengerti budaya lain,
suku lain dan dengan itu mereka bisa bekerja serta sukses dalam hidup mereka.
Menurut gardner, intelligence (kecerdasan) diartikan sebagai kemampuan
untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang
beragam dan dalam situsi yang nyata. Menurutnya, suatu kemampuan disebut
intelegensia (kecerdasan) jika:
a. Menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seserang dalam memecahkan
persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya,
b. Ada unsure pengetahuan dan keahlian,
c. BersiIat universal harus berlaku bagi banyak orang,
8
d. emampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang,
bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training,
e. emampuan itu sudah adda sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat
dikembangkan. (Siregar, 2010)
Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap
kecerdasan agar dapat dimasukkan dalam teorinya; Empat diantaranya adalah;
1. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan misal matematika jelas ada lambang,
Musik ada lambing (not dll), kinestetik ada lambing atau irama gerak dst,
lambaian tangan, untuk selamat tinggal atau mau tidur dll.
2. Setiap ecerdasan mempunyai riwayat perkembangan artinya tidak seperti
IQ yang meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan
saat kelahiran atau tidak berubah, MI (Multiple Intelligences) percaya bahwa
kecerdasan itu muncul pada titik tertentu dimasa kanak-kanan, mempunyai
periode yang berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup, dan
berisikan pola unik yang secara berlahan atau cepat semakin merosot seiring
dengan menuanya seseorang. ecerdasan paling awal muncul adalah Musik
lalu Logis-Matematis.
3. Setiap ecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada
wilayah otak tertentu. Misal orang dengan kerusakan pada Lobus Frontal
pada belahan otak kiri, tidak mampu berbicara atau menulis dengan mudah,
namun tanpa kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari. Orang yang
lobus Temporalnya kanan yang rusak, mungkin mengalami kesulitan dibidang
music tetapi dengan mudah mampu bicara, membaca dan menulis. Pasien
dengan kerusakan pada Lobus oksipital belahan otak kanan mengkin
mengalami kesulitan dalam mengenali wajah, membayangkan atau mengamati
detail visual.
ecerdasan linguistic ada pada belahan otak kiri, sementara music, spatial dan
antarpribadi cenderung di belahan otak kanan. inestetik-jasmani menyangkut
kortek motor, ganglia basal, dan serebellum (otak kecil). Lobus Irontal
mengambil peran penting pada kecerdasan intrapribadi (intrapersonal).
9
4. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya. Artinya
tidak harus matematis-logis yang penting atau Spatial atau Musik atau.atau
tergantung budaya masing-masing missal ada kemampun naik kuda, melacak
jejak dll dalam budaya tertentu itu sangat-sangat penting dst.(Siregar, 2010)
Inilah empat syarat yang diberikan oleh Howard Gardner, makanya
teorinya berkembang dari 7 ecerdasan (Linguistik, Logis-Matematis, Musik,
Spatial-Visual, enestetik, Intrerpersonal dan intrapersonal) Menjadi 9 (tambahan
2 yaitu; Naturalis dan terbaru Eksistensialis).
Adalah menarik sebagai contoh; bagaimana anda menghaIal nomor
telpon? Apakah anda mengulang-ngulang
nomor tadi sebelum menelpon (ini berarti anda menggunakan teknik Liguistik)
atau anda menbayangkan pola tombol yang harus anda tekan dalam pola peletakan
tombol angka-angka (menggunakan metode Spatial-Visual) atau malah anda
mengingat-ingat nada khas tiap-tiap angka (strategi Musikal).
Gambar:Mind Map Multiple Intelligence
10
2.3. Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)