Anda di halaman 1dari 18

Tugas Filsafat

REKAYASA GENETIK DAN GENETIC


MODIFIED ORGANISMS (GMO)
DALAM POLEMIK


Oleh

Widia Ningsih (8116174018)
Pendidikan Biologi B







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASAR1ANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah: .................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
2.1. Rekayasa Genetika .................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Rekayasa Genetika ............................................................ 3
2.1.2. ManIaat Rekayasa Genetika ................................................................ 4
2.2. Genetic ModiIied Organisms (GMO) ........................................................ 5
2.2.1. Pengertian Genetic ModiIied Organisms (GMO) ................................ 5
2.2.2. Jenis-jenis Produk Genetically ModiIied Organism (GMO`s) ............. 6
2.2.3. Dampak PositiI dan NegatiI Genetically ModiIied Organism (GMO`s)6
2.3. Polemik Rekayasa Genetika dan Genetically modiIied Organsims (GMO) 8
2.3.1. Polemik di Bidang Etika dan Moral .................................................... 8
2.3.2. Polemik di Bidang Sosial Ekonomi ..................................................... 9
2.3.3. Polemik di Bidang Kesehatan ........................................................... 10
2.3.4. Polemik di Bidang Agama. .............................................................. 11
BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis sampaikan puji dengan syukur kehadirat
Allah SWT. yang telah memberikan TauIik dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah FilsaIat Biologi mengenai
'rekayasa genetik dan genetic modiIied organisms (GMO) dalam polemik.
Adapun inIormasi ilmiah yang mendukung penyusunan makalah ini,
dihimpun dari sejumlah reIerensi meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
teknologi dalam biologi molekuler dan segala aspek yang berkaitan dengan hal
tersebut. Namun penulis pada akhirnya menyadari bahwa tugas akhir ini belum
sempurna banyak sekali keterbatasannya, baik terkait dengan studi literatur atau
pustaka sebagai pendahuluan, maupun teori dan metodologi yang masih terbatas.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah FilsaIat
Biologi dan teman-teman PPs Pendidikan Biologi Angkatan 2011. Akhirnya,
mudah-mudahan amal kebaikan kita semua diterima oleh Allah SWT. Amin.

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan IPTEK adalah sebuah Ienomena dan Iakta yang jelas dan
pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung secara terus-menerus bagi
kehidupan global yang juga tidak mengenal istilah berhenti, hal ini senada dengan
yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam mukaddimahnya 'Tidak ada
masyarakat manusia yang tidak berubah dengan demikian dalam merespon
perkembangan IPTEK, menghentikan jalannya perubahan merupakan pekerjaan
mustahil (Zamroni, 2007).
Publikasi penemuan bidang sains dan teknologi sering menimbulkan
polemik di kalangan masyarakat dunia. Sejak jaman pra-sejarah hingga
renaissance, sejak jaman renaissance hingga periode post-modern, polemik
seputar penemuan bidang sains dan teknologi selalu memancing perdebatan
sengit, dus, suara pro dan kontra yang keras dan meluas, terutama di negara-
negara tempat penelitian ilmiah tersebut dilakukan (Trisyani, 2010).
Rekayasa genetika merupakan salah bentuk kemajuan teknologi paling
mutakhir dalam dunia biologi molekuler. Oleh karena itu, rekayasa genetika
memegang peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk hidup
sesuai dengan keperluan manusia di masa ini. Penerapan rekayasa genetika juga
telah memasuki perangkat terpenting bagi makhluk hidup yakni gen sehingga
tumbuhan atau hewan yang dihasilkan dari rekayasa genetika ini diharapkan
memiliki siIat-siIat yang unggul, yang berbeda dari tanaman atau hewan aslinya.
Disusul dengan perkembangan bioteknologi sehingga pemuliaan tanaman
merupakan salah satu sektor paling menjanjikan dalam industri pertanian.
Namun, seperti teknologi baru lainnya, keberadaan tanaman hasil rekayasa
genetika mulai menuai kontroversi di masyarakat dunia. Ada pihak yang
mendukung dihasilkannya tanaman hasil rekayasa genetik (sering disebut sebagai
tanaman transgenik), tetapi ada beberapa pihak yang dengan jelas penggunaan
2

tanaman transgenik ini pada manusia. Hal ini menimbulkan polemik bagi
masyarakat dunia terhadap keberadaan makanan hasil tanaman transgenik yang
sudah tersebar luas di berbagai pasar.
Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai rekayasa genetika,
organisme hasil modiIikasi genetik dan polemik yang ditimbulkannya.
Pembahasan ini merupakan peninjauan ulang terhadap berbagai jurnal dan artikel
terkait dengan judul makalah yaitu rekayasa genetik dan genetic modiIied
organisms (GMO) dalam polemik.
1.2. Rumusan Masalah:
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah rekayasa genetika itu?
2. Apakah manIaat rekayasa genetika dalam kehidupan manusia?
3. Apakah dampak positiI dan negative dari genetically modiIied organsims?
4. Bagaimanakah polemik rekayasa genetika dan genetically modiIied organisms
(GOM) yang dilihat dari aspek yang berbeda?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Memaparkan pengertian rekayasa genetika
2. Memaparkan manIaat rekayasa manusia dalam kehidupan manusia sehari-
hari.
3. Memaparkan dampak positiI dan negative dari genetically modiIied organisms
(GOM).
4. Mendeskripsikan polemik rekayasa genetika dan genetically modiIied
organisms (GOM) yang dilihat dari aspek yang berbeda
3

BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

2.1. Rekayasa Genetika
2.1.1. Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa genetiika adalah tindakan sengaja untuk memodiIikasi DNA
(substansi kimiawi dalam kromosom yang bertanggung jawab atas pewarisan
siIat), (Chang, 2009). Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti
paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan
pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam
populasi dapat dimasukkan (Wikipedia, 2011).
Dalam arti luas, Tettamanzi melukiskannya sebagai bentuk- bentuk
manipulasi dan pergantian tatanan gen dari organism hidup. Dapat dikatakan
bahwa tahun 1953 adalah tanggal kelahiran genetika baru. Tahun itu adalah tahun
dimana Francis H.C. Crick dan Jonas D. Watson memperkenalkan model
structural dan Iungsional dari DNA. Dari sinilah dimulai sejarah` molekul
diwariskan kepada keturunan- keturunan dari pasien tersebut. Berarti,
dipersiapkan sebuah generasi masa depan yang lebih baik dan sehat. Perbedaan
antara penyembuhan penyakit` (the cure of disease) dan perbaikan kemampuan`
(enhancement of capabilities) tidaklah selalu jelas. Sebagai contoh, perbaikan
yang masuk akal akan menggandakan eIisiensi daya ingat jangka panjang
seseorang. Jika perbaikan ini berdasarkan pergantian sel somatic (tak produktiI),
seseorang akan memasuki bentuk ketiga dari campur tangan genetis. Jika
perbaikan ini mempengaruhi sel- sel produktiI subjek yang mungkin tidak di sebut
;pasien;, daya ingat jangka panjang yang sudah diperbaiki itu akan diteruskan
sekurang- kurangnya kepada keturunan si subjek. Perbaikan garis keturunan yang
terkait dengan kemampuan manusia (This germ-line enhancement of a human
capability) akan menjadi sebuah contoh dari tipe keempat campur tangan genetis.
(Chang, 2009).
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau
melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan
4

gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan
organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen dari sel
pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. Coli
yang bertujuan untuk mendapatkan insulin.

2.1.2. ManIaat Rekayasa Genetika
Sebagai salah satu ilmu pengetahuan alam, Biologi turut memperkaya
khasanah ilmu dan juga bermanIaat baik bagi manusia maupun lingkungannya.
Berikut ini beberapa manIaat ilmu biologi :
1. Perkembangan bioteknologi dan biologi mokuler saat ini dengan
ditemukannya beberapa teknik rekayasa genetika seperti teknik transIer
nucleus, pemotongan dan penyambungan gen serta teknik penyisipan gen.
teknik-teknik ini sudah diaplikasikan pada keperluan bidang peternakan,
pertanian, dan kedokteran melalui cloning.
2. Pada bidang pertanian, teknik rekayasa genetika yang bertujuan untuk
menciptakan tanaman-tanaman dengan siIat unggul, dilanjutkan dengan teknik
kultur jaringan, sehingga tanamana-tanaman jenis unggul tersebut dapat
diperoleh dalam waktu singkat dengan jumlah yang banyak tanpa memerlukan
lahan yang luas dan dalam kondisi yang steril.
3. Pada bidang peternakan, teknik rekayasa genetika dilanjutkan dengan yeknik
Iertilisasi in vitro atau teknik superovulasi dan kemudian teknik inseminasi
buatan dengan tujuan diperoleh dengan cepat ternak jenis unggul dalam
jumlah yang banyak.
4. Pada bidang perikanan, pemanIaatan ilmu biologi adalah sebagai landasan
pengetahuan (basic science) dalam usaha pembudidayaan ikan-ikan ataupun
hewan laut lainnya yang telah diketahui memiliki nilai gizi terbaik dan tinggi
dan juga bernilai ekonomis. Selain itu biologi dapat juga dijadikan landasan
pengetahuan dalam penelitian-penelitian yang lebih luas lingkupnya yakni
pada lingkup ekosistem perairan laut dan pantai.
5

5. Pada bidang kedokteran, teknik rekayasa genetika dilakukan untuk membantu


pasangan suami istri yang sulit mendapat keturunan atau anak. Ataupun bagi
pasangan yang ingin menentukan jenis kelamin bagi buah hati mereka.
2.2. Genetic Modified Organisms (GMO)
2.2.1. Pengertian Genetic ModiIied Organisms (GMO)
GMO atau Geneticaly ModiIied Organism atau Living ModiIied
Organism adalah hasil dari bioteknologi, GMOs merupakan suatu organism yang
DNA-nya telah dirubah secara tidak alami melalui suatu teknologi sehingga gen
yang dimaksud dapat ditransIer dari satu organisme ke organisme lain dan juga
antara organisme yang berbeda spesies. Sutrisno Koswara memberikan deIinisi
GMOs sebagai pangan atau produk pangan yang diturunkan dari tanaman atau
hewan yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika. (Kosworo, S)
Berdasarkan pada deIinisi-deIinisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
GMOs atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan produk rekayasa
genetika adalah organism yang DNA-nya telah dirubah dengan menggunakan
suatu teknologi yang disebut dengan bioteknologi modern sehingga menghasilkan
suatu organisme atau produk yang berbeda dengan produk alamiahnya yang
mempunyai beberapa kelebihan karena dalam pembuatannya dilakukan seleksi
terhadap siIat-siIat baiknya.
Penemuan teknologi transIer gen oleh plasmid pada tahun 1973
memberikan perubahan revolusioner di bidang bioteknologi dalam
mengaransemen ulang dan memodiIikasi struktur genetis spesies biologis. Pada
tahun 1990an, dilakukan banyak penelitian dan percobaan tekait penerapan
teknologi ini dalam bidang pertanian. Ekspresi protein, penanda genetis, dll telah
dilakukan selama masa ini.
Dalam era ini pula, tanaman pangan termodiIikasi mulai diproduksi dalam
skala komersial, bukan hanya sebagai objek di laboratorium. Hingga pada tahun
2000, sekitar 20 jagung, 50 kedelai dan 75 kapas yang diproduksi di
Amerika Serikat merupakan tanaman termodiIikasi yang memiliki resistensi
terhadap serangga dan herbisida. Tanaman ini merupakan beberapa contoh dari
6

apa yang kita kenal sebagai Genetically ModiIied Organism (GMO). (Sholihah,
2011).
Genetically ModiIied Organism merupakan organisme yang mengalami
perubahan secara genetis akibat penggunaan teknologi rekombinasi DNA.

2.2.2. Jenis-jenis Produk Genetically ModiIied Organism (GMO`s)
Pada dasarnya produk-produk GMOs sangat banyak dan tersebar di
berbagai bidang, karena aplikasi bioteknologi juga telah merambah ke berbagai
bidang (pertanian, Iarmasi dan kedokteran, industri, dan lingkungan). Termasuk
GMO`s ialah hewan transgenik, tanaman transenik dan bagiannya, ikan
transgenik, dan bahan-bahan olahannya, serta jasad renik. Bahkan pada saat ini
dikenal pula kloning terapeutik yang memanIaatkan sel induk (stem cells)
embrionik dari janin untuk ditransplantasikan ke dalam pasien yang diklon, guna
memperbaiki jaringan dan organ yang rusak; dalam proses ini embrio dirusak.
Berdasarkan pada hal tersebut maka GMOs termasuk juga bagian dari tubuh
manusia, meskipun demikian pada saat ini masih ada jenis pengkloningan
manusia lain yaitu kloning reproduktiI, yang merupakan proses bioteknologi
dengan tujuan untuk menghasilkan seseorang dari sel seseorang, sehingga hasil
dari klon mempunyai materi genetic yang sama dari seseorang yang dikloning
tersebut, namun satu hal yang pasti bahwa adanya monopoli hak kekayaan
intelektual pada produk-produk GMOs telah membawa dampak negatiI bagi
masyarakat kecil khususnya para petani kecil

2.2.3. Dampak PositiI dan NegatiI Genetically ModiIied Organism (GMO`s)
a) Dampak Positif Genetically Modified Organism (GMOs)
Dampak positiI yang dimaksud disini adalah keuntungan yang dapat
diperoleh dari GMOs, termasuk didalamnya kelebihan-kelebihan dari GMOs
tersebut jika dibandingkan dengan produk-produk sesamanya yang alamiah.
Keuntungan pangan hasil rekayasa genetika antara lain meningkatkan eIisiensi
dan produktivitas, nilai ekonomi produk, memperbaiki nutrisi, nilai palatabilitas
dan meningkatkan masa simpan produk. Dampak positiI tersebut didapatkan dari
7

hasil bioteknologi di bidang pertanian dan pangan. Di bidang Iarmasi dan


kedokteran, hasil bioteknologi yang terdiri dari kedokteran regeneratiI, terapi gen,
kloning terapeutik dan penggunaan bahan organic yang tepat dapat mengobati dan
menyembuhkan penyakit. Selain itu, bioteknologi di bidang industri juga
membawa manIaat tersendiri. Bioteknologi industrial dalam hal ini adalah
pembuatan bioIuel dari tanaman, seperti dari kedelai, kanola, jagung, dan
gandum. BioIuel akan menghemat penggunaan bahan bakar Iosil yang tidak dapat
diperbaharui, dan dikhawatirkan akan segera habis. (Kusworo, )

b)Dampak Negatif Genetically Modified Organism (GMOs)
Dampak negatiI yang dimaksud adalah segala resiko yang ditimbulkan
oleh keberadaan GMOs di lingkungan dan di masyarakat. Sedangkan resiko yang
perlu diperhatikan dari pengembangan GMOs antara lain: kemungkinan
terjadinya gangguan pada keseimbangan ekologi, terbentuknya resistensi terhadap
antibiotik, dikuatirkan dapat terbentuknya senyawa toksik, allergen atau terjadinya
perubahan nilai gizi.
Proses pembuatan GMOs (bioteknologi) dapat dimungkinkan terjadinya
perubahan senyawa pada organisme yang bersangkutan, sehingga dapat menjadi
toksi Gen baru yang dihasilkan, atau peningkatan kadar hasil produksi dari gen
yang sudah ada, dapat menyebabkan metabolisme dari organisme yang
dimodiIikasi menyebabkan tingginya Iormasi toksin yang sudah ada atau bahkan
menimbulkan Iomasi toksin baru. Produk gen tersebut juga dapat berperan
sebagai substrak untuk biosintesa toksin dengan organisma yang dimodiIikasi. Hal
ini penting untuk diingat bahwa bahaya-bahaya potensial tersebut ada jika
susunan gen dari organisme berubah apakah melalui penanaman secara
konvensional, mutagenesis atau oleh bioteknologi. Dampak negatiI pada
lingkungan dan pada kesehatan pada dasarnya masih terdapat pro dan kontra,
Sebagian pihak masih meragukan tentang keamanan dari produk-produk GMOs
namun disisi lain beberapa pihak menyangkal dan berpendapat bahwa produk-
produk GMOs aman dan tidak ada bukti yang menyatakan bahwa GMOs
berbahaya bagi kehidupan manusia dan alam sekitarnya, namun satu hal yang
8

pasti bahwa adanya monopoli hak kekayaan intelektual pada produk-produk


GMOs telah membawa dampak negatiI bagi masyarakat kecil khususnya
para petani kecil.

2.3. Polemik Rekayasa Genetika dan Genetically modified Organsims (GMO)
Pertama- tama perlu kita sadari bahwa kemajuan yang dicapai berkat ilmu
dan tekhnologi bersiIat ambivalen, artinya disamping banyak akibat positiI dan
akibat negative. Tidak di sangkal, berkat adanya ilmu dan tekhnologi manusia
memperoleh banyak kemudahan dan kemajuan yang dulu malah tidak
ditampilkan. (Bertens, 2004). Namun, dalam hal ini banyak muncul polemic-
polemic yang terjadi pada tekhnologi khususnya pada rekayasa genetika. Berikut
ini, akan dipaparkan polemic mengenai Rekayasa Genetika dan Genetically
modiIied Organsims (GMO) dalam berbagai sudut pandang.
2.3.1. Polemik di Bidang Etika dan Moral
Mula- mula perkembangan ilmiah dan tekhnologi itu di nilai sebagai
kemajuan belaka. Namun kemajuan itu akan banuayk berdampak negative bagi
lingkungan dan manusia (Bartens, 2004). Dalam pandangan etik dan moral
banyak menyoroti hal ini. Misalya: menyisipkan gen makhluk hidup kepada
makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen
makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap sebagai pelanggaran terhadap
hukum alam dan sulit diterima manusia. Bahan pangan transgenic yang tidak
berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Penerapan
hak paten pada organism hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas
organisme. Hal ini bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang
mengghargai nilai intrinsic makhluk hidup.
Banyak hal lain yang juga yang dapat diuraikan mengenai polemic dalam
hal etika dan moral, Dalam hal ini, GMO merupakan sebuah Ienomena yang dapat
ditinjau dari beberapa cara pandang.
Pertama, dalam tataran etika ekoIeminisme, manusia dituntut untuk
memahami adanya keberagaman entitas di alam dengan nilai-nilai yang
9

dimilikinya. EkoIeminisme memandang bahwa perilaku yang mengutamakan


dominansi, manipulasi dan eksploitasi, yang secara tepat menggambarkan GMO,
merupakan karakter androsentris yang dianggap sebagai biang keladi kerusakan
lingkungan. dengan begitu, praktik GMO dianggap tidak sesuai dengan
ekoIeminisme.(Sholihah, 2011)
edua, dalam pandangan etika hak asasi alam, jelas praktik GMO
melawan hak asasi alam dimana terjadi pelanggaran atas prinsip-prinsip berikut.
- Alam memiliki hak untuk tidak diganggu gugat dan dirugikan.
- Alam memiliki hak untuk tidak dirusak dan dicemari.
- Alam memiliki hak untuk tidak dibatasi dan dihambat perkembangan,
pertumbuhan dan kehidupannya.
- Hak spesies untuk tumbuh, hidup dan berkembang secara alami tanpa
intervensi manusia jelas dilanggar dengan adanya intervensi manusia
melalui teknologi yang bersiIat antroposntris demi kepentingan ekonomi
belaka.
etiga, berdasarkan siIatnya yang merupakan makhluk hidup, kita dapat
mengasumsikan adanya kesamaan pandangan dari pandangan
etika biosentris dan ekosentris. Menurut keduanya, setiap spesies memiliki nilai
intrinsik berupa eksistensi dan survivabilitasnya sebagai entitas yang bermanIaat
bagi dirinya sendiri. Dengan nilai intrinsik ini, setiap spesies memiliki hak yang
setara dalam hal pencapaian tujuan hidup untuk tumbuh, berreproduksi dan sintas.
(Sholihah, 2011)

2.3.2. Polemik di Bidang Sosial Ekonomi
Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa, swastanisasi dan
kosentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang
sangat luas pada masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil.
Penggunakan hormon pertumbuhan sapi dapat meningkatkan produksi susu sapi
sampai 20, niscaya akan menggusur peternak kecil. Peningkatan produksi
pertanian dianggap sebagai salah satu kunci mengapa penggunaan GMO dianggap
akan meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, nyatanya kesejahteraan petani
10

justru terancam karena produk GMO menggunakan hak paten yang dimiliki
perusahan besar. Pelanggaran hak paten (yang banyak tidak dipahami petani
awam) justru dapat menjerat petani dengan keras secara hukum. Selain itu, meski
produksinya tinggi, penggunaan tanaman ini juga membutuhkan input yang tinggi
berupa pemupukan dan pestisida. (Sholihah, 2011)
2.3.3. Polemik di Bidang Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang
menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil
rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savr
diketahui mengandung gen resisten terhaap antibiotik. Susu sapi yang disuntik
dengan hormone BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dalam kutipan, majalah Eprooch times saya mengambil ulasan mngenai
polemic pangan GMO. Genetika pertama kali muncul di AS, selama hampir 30
tahun lamanya. AS telah menjadi negara terbanyak dalam hal menghasilkan dan
mengekspor tanaman hasil rekayasa genetik. Namun selama ini, obyek yang
menjadi hasil rekayasa genetika selalu ditentang dunia internasional. Baru-baru ini
bahkan telah meledak menjadi kasus serangga dan rumput super, serta merusak
kesehatan. Lalu bagaimana sebenarnya rekayasa genetika pada tumbuhan pangan?
ProIesor Yang Weihua dari Fakultas Pangan dan Gizi Manusia Universitas
Florida, yang meneliti pengembang-an teknologi dan aplikasi keamanan pangan
dan penerapan metode penyimpanan makanan, menerima wawancara majalah
New Epoch Weekly.
75 pangan AS hasil rekayasa
ProIesor Yang menyatakan, obyek yang mengalami rekayasa genetik adalah
memindahkan unsur genetik suatumakhluk pada mahluk lainnya dengan
menggunakan teknologi genetik, atau
mengubah atau menghilangkan kemampuan hidup sejumlah bagian genetic suatu
spesies, sehingga menghasilkan makhluk yang memiliki keadaan yang lebih baik
daripada spesies asalnya. Ciri khas obyek yang telah direkayasa, hasil
11

produksinya per satuan luas areal, kemampuan menahan serangan hama dan
penyakit yang meningkat tinggi, dapat tahan lebih lama dan tetap segar, serta
menghilangnya sejumlah keadaan yang tidak baik seperti allergen, dan lain-lain.
Sementara AS sebagai dalang teknologi rekayasa genetika dunia, memang telah
melakukan banyak sekali aktivitas di bidang rekayasa genetik ini, dan juga banyak
produk rekayasa yang beredar di pasaran seperti kacang kedelai, kapas, ja-gung,
kacang tanah, tomat, dan lain-lain, di antaranya kacang kedelai mencapai 89,
sementara kapas 83, jagung 60, ketela 50 terkait rekayasa genetic ini.
Namun produk hasil rekayasa ini, sebagian besar dijadikan sebagai pakan
ternak atau diekspor AS ke Negara yang tidak ada pembatasan rekayasa
genetiknya, dan gandum yang merupakan makanan pokok tidak boleh dijadikan
tanaman obyek komersil. Akan tetapi ada juga produk yang masuk ke dalam mata
ranai makanan warga AS dalam jumlah yang cukup besar. Menurut hasil survei
enter for Food Safety, di pasaran AS terdapat 75 bahan pangan yang sedikit
banyak mengandung unsur rekayasa genetika, terdiri atas produk roti, bijibijian
untuk sarapan, pizza, hot dog, salad, bayam, kacang tanah, pepaya, dan lain
sebagainya.
'Peneliti Austria mendapati, jagung hasil rekayasa genetika telah mempengaruhi
kemampuan berkembang biak pada tikus putih. Petani AS mengatakan, rumput
kecil di ladang mereka telah berubah menjadi 'rumput super yang kebal terhadap
berbagai jenis obat obatan pertanian. Selama ini, GMO atau obyek yang
dimodiIi kasi genetiknya telah mendapat tentangan keras dari dunia internasional.
Tahun lalu RRT justru menyetujui rekayasa genetik pada padi dan jagung,
sehingga menjad negara pertama yang menanam tanaman pangan utama hasil
rekayasa genetika. (yun, 2010)

2.3.4. Polemik di Bidang Agama.
Kloning pada manusia termasuk isu besar, namun respon dari ulama
Indonesia melalui ijtihd jam'i maupun individual belum cukup representatiI.
Fatwa terhadap kloning, antara lain, datang dari Bahtsul Masail yang diberikan
sangat singkat dan belum tuntas, sehingga diperlukan Iatwa lanjutan. Fatwa yang
12

cukup memadai datang dari MUI (2000). Sebelumnya lembaga Iatwa yang lain
menetapkan hukumnya, diduga karena hal tersebut belum terjadi dan
kemungkinan terjadinya masih sangat jauh sehingga dianggap tidak mendesak,
atau karena 'illat hukum kloning manusia sangat jelas sehingga tidak perlu
ditetapkan hukumnya secara khusus, dapat dikiyaskan kepada hukum inseminasi
buatan atau bayi tabung. Memproduksi atau melipatgandakan anak manusia
melalui proses kloning akan meniadakan berbagai pelaksanaan hukum Islam,
seperti tentang perkawinan, nasab, naIkah, hak dan kewajiban antara orang tua
dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, dan lain-lain.
Dilihat dari segi teknis dan dampak hukum yang ditimbulkannya, kloning
embrio dapat disamakan dengan bayi tabung. Karena itu, jika batas-batas
diperkenankannya bayi tabung, seperti asal pemilik ovum, sperma, dan rahim
terpenuhi, tanpa melibatkan pihak ketiga (donor atau sewa rahim), dan
dilaksanakan ketika suami-isteri tersebut masih terikat pernikahan maka
hukumnya boleh. Dengan begitu, anak kembar yang dilahirkan akan berstatus
sebagai anak sah pasangan tersebut.
Hukum kloning, dilihat dari teknis dan dampaknya dapat dipersamakan
dengan inseminasi buatan atau bayi tabung, Ulama sepakat bahwa setiap upaya
mereproduksi manusia yang berdampak dapat merancukan nasab atau hubungan
kekeluargaan, lebih-lebih kalau kontribusi ayah tak ada dalam kloning ini, maka
hukumnya lebih haram. Dari dampak teringan tingkat kerancuannya pada praktik
inseminasi buatan dan bayi tabung adalah praktik penitipan zigot yang berasal
dari pasangan poligamis di rahim isterinya yang lain hukumnya haram, apalagi
kloning manusia yang lebih merancukan hubungan nasab dan kekeluargaan.
Kerancuan nasab yang ditimbulkan dari kloning reproduksi manusia yang
teringan, meskipun sel tubuh diambil dari suaminya, tetap menghadirkan
persoalan rumit, yaitu menyangkut status anaknya kelak, sebagai anak kandung
pasangan suami-isteri tersebut atau 'kembaran terlambat' dari suaminya, atau dia
tidak berayah, mengingat siIat genetiknya 100 sama dengan suaminya. Jika
demikian, maka anak tersebut lebih tepat disebut sebagai kembaran dari pemberi
sel. Jika sebagai kembaran atau duplikat terlambat suaminya, bagaimana
13

hubungannya dengan wanita itu dan keturunannya serta anggota keluarganya yang
lain. Apalagi jika kloning diambil dari pasangan yang tidak terikat pernikahan
yang sah, atau anak klon yang berasal dari sel telur seorang wanita dengan sel
dewasa wanita itu sendiri atau dengan wanita lain, maka tingkat kerancuannya
lebih rumit. Tidak berasal dari mani (sperma). Di samping itu, yang masih
diperdebatkan mengenai usia anak klon, dugaan terkuat menyatakan akan sama
dengan usia dari pemberi sel.
PemanIaatan teknologi pada tanaman diperbolehkan, karena hajat manusia
untuk kemaslahatannya. Kloning gen pada hewan di perbolehkan dengan catatan;
dengan hewan yang halal di makan, tidak menimbulkan takdzib (penyiksaan),
tidak melakukan penyilangan antar hewan yang haram dengan yang halal Adapun
kloningpada gen manusia menurut etika dan hukumagama tidak dibenarkan
(haram) serta harus dicegah sedini mungkin.Hal ini karena akan menimbulkan
masalah barudan madharat yang lebih besar, diantaranya; Pertama, tidak
mengikuti sunah Rasul, karena Rasul menganjurkan untuk menikah. Dan barang
siapa tidak mengikuti sunah rasul berarti tidak termasuk golongan Rasulallah.
edua, tidak mungikuti ajaran kedokteran Nabi, karena mereka tidak melakukan
hubungan seksual. etiga, bagi kaum laki-laki yang tidak beristeri bisa
menimbulkan gangguan yang tidak diharapkan seperti hal syahwatnya menjadi
lemah, menimbulkan kesedihan dan kemuraman. Gerak tubuhnya menjadi kaku
dan bagi kaum wanita badannya menjadi dingin (frigiditis). eempat, ada
kecenderungan melakukan onani (masturbasi) atau berzina yang sangat dilarang
oleh Islam. elima, tidak bisa memanIaatkan kegembiraan dan kelezatan dalam
hubungan seksual.(Zamroni, 2007)





14

BAB III
KESIMPULAN

Rekayasa genetiika adalah tindakan sengaja untuk memodiIikasi DNA
(substansi kimiawi dalam kromosom yang bertanggung jawab atas pewarisan
siIat), Rekayasa Genetika dan Geneticlally ModiIied Organisme mempunyai
dampak positiI yang banyak untuk kehidupana manusi, namun juga mempunyai
dampak negatiI yang dihasilkan untuk manusia maupun pada lingkungan.
Polemik Rekayasa Genetika dan Geneticlally ModiIied Organisme
(GMO ) ditinjau dari berbagai aspek yaitu:
- Polemik di bidang etika dan moral. Misalya: menyisipkan gen makhluk hidup
kepada makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan
gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap sebagai pelanggaran
terhadap hukum alam dan sulit diterima manusia.
- Polemik di Bidang Sosial Ekonomi Dampak ekonomi yang tampak adalah
paten hasil rekayasa, swastanisasi dan kosentrasi bioteknologi pada kelompok
tertentu, memberikan pengaruh yang sangat luas pada masyarakat.
- Polemik di Bidang Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang
menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin
hasil rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris, dll.
- Polemik di Bidang Agama.
Yaitu mengenai cloning yang terjadi pada hewan, dan bahkan manusia.





\


15

DAFTAR PUSTAKA

Chang, W. (2009). ioetika Sebuah pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

K. Bartens. 2004 Etika.Jakarta: gramedia Pustaka Utama

Koswara, S. 'Labelisasi dan Teknik Deteksi GMOS`,
http://ebookpangan.com/ARTIKEL/LABELISASI20DAN20DETEK
SI20GMO.pdI, Diakses tanggal 20 November 2011

Sholihah, Arni R. (2011) "Genetically Modified Organism. Tinfauan ioetika dan
Etika Lingkungan." ,
http://blogs.itb.ac.id/sholihah/2011/10/30/genetically-modiIied-organism
tinjauan-bioetika-dan-etika-lingkungan/, di kasses tanggal 23 November
2011.

Yun, S. (2010). Polemik Pangan ebas GMO.
http://indonesiabch.org/docs/BCHsekretariat.pdI aksees tanggal 23
November 2011
Trisyani, M. (2010,). Pro ontra Rekayasa Genetika.,
http://blogs.unpad.ac.id/miratrisyani/story/hello-world/html, Diakses
tanggal 23 November 2011

Wikipedia (2011). Rekayasa Genetika, Diakses tanggal 23 November 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasagenetik

Zamroni. "REKAYASA GENETIKA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(Kontroversi Kloning Terhadap Manusia)." Ma:ahib 14, no. 1 (2007):
25.

Anda mungkin juga menyukai