Anda di halaman 1dari 21

Makalah Ekologi

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)


Oleh Ikhsan Indayana Febriani Tria Sri Wahyuni Weni Astari Widia Ningsih Kelas Mata Kuliah Dosen Pengampu : Bio PPS 2011- B : Ekologi : Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si.,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012

DAFTAR ISI DAFTAR ISI....................................................................................................................................i BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 BAB II ISI ...................................................................................................................................... 2 2.1. Seputar Pemanasan Global....................................................................................... 2 2.2. Penyebab Utama Pemanasan Global ................................................................... 4 2.2.1 Efek Rumah Kaca................................................................................................... 4 2.2.2. Penggunaan CFC ................................................................................................... 7 2.3. Pengaruh dan Dampak Pemanasan Global .....................................................10 2.3.1 Pengaruh Cuaca ..................................................................................................11 2.3.2 Pengaruh Terhadap Pertanian .......................................................................12 2.3.3 Pengaruh Terhadap Hewan Dan Tumbuhan ............................................12 2.3.4. Pengaruh Terhadap Kesehatan Manusia ..................................................13 2.3.5 Tinggi Muka Laut.................................................................................................13 2.4. Langkah Antisipasi ....................................................................................................14 BAB III PENUTUP....................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................19

BAB I PENDAHULUAN Sekarang tanpa kita sadari, suhu di bumi semakin panas. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). (Rahnizar, 2011) Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuanpenemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik. Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pemanasan global, penyebab terjadinya pemanasan global, dan usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global.

BAB II ISI 2.1. Seputar Pemanasan Global Aktivitas kehidupan manusia melibatkan banyak kegiatan, dari kegiatan kecil seperti merokok, merebus air untuk kopi, pergi bekerja naik kendaraan, penggunaan energi untuk melihat TV sampai dengan proses yang lebih besar yaitu industri ternyata memberi dampak pada lingkungan. Pengaruh aktivitas manusia tersebut terhadap fenomena alam yang terjadi belum banyak yang dikenal karena masih begitu asing dan masih ada silang pendapat dari banyak ahli. Pengetahuan ini begitu maya karena tidak terlihat secara kasat mata dan dampaknya tidak langsung dirasakan oleh manusia pada saat ini. Dampak dari pemanasan global akan dirasakan beberapa tahun kemudian dalam jangka panjang. Kalau ditinjau dari kejadiannya, pemanasan global merupakan kejadian yang diakibatkan oleh : 1. Meningkatnya temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer 2. Meningkatnya temperatur pada air laut 3. Meningkatnya temperatur pada daratan Gejala terjadinya pemanasan global dapat diamati dan dirasakan dengan adanya : 1. Pergantian musim yang tidak bisa diprediksi 2. Hujan badai sering terjadi dimana-mana 3. Sering terjadi angin putting beliung 4. Banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang bersamaan 5. Penyakit mewabah di banyak tempat 6. Terumbu karang memutih Banyak para ahli berpendapat bahwa penyebab utama pemanasan bumi adalah aktivitas manusia walau ada penyebab lain yang bersifat alami.

Penyebab pemanasan bumi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia antara lain : 1. Pembakaran bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangit listrik 2. Pembakaran minyak bumi, misalnya untuk kendaraan bermotor 3. Pembakaran gas alam, misalnya untuk keperluan memasak Akibat dari pembakaran itu, karbon dioksida dan gas-gas lainnya terlepas ke atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca. Jika gas rumah kaca yang memenuhi atmosfer semakin banyak maka akan semakin kuat juga menjadi insulator yang menyekat panas dari sinar matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi. Diperkirakan proses menghangat dan mendinginnya bumi ini telah saling berganti-ganti dan kurang lebih terjadi selama 4 milyar tahun. Temperatur udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu. Temperatur bumi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatannya rata-rata 0,6C, bahkan bisa lebih tinggi hingga 1,4-5,8C. Saat ini, temperatur permukaan bumi rata-rata sekitar 15C. Adanya kenaikan temperatur bumi ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan meningkatnya kenaikan temperatur air laut. Dampak lebih lanjutnya yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatnya volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik sekitar 9-100 cm. 2. Menimbulkan banjir di daerah pantai. 3. Dapat menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota besar yang berada di tepi laut. 4. Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal. 5. Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering diguyur hujan. Kekeringan tanah ini akan mengakibatkan banyak tanaman mati.

Dengan demikian, di beberapa tempat dapat mengalami kekurangan makanan. 6. Akan sering terjadi angin besar dimana-mana. 7. Berpindahnya hewan dan tanaman ke daerah yang lebih dingin. 8. Musnahnya hewan dan tanaman yang tidak ma mpu berpindah atau beradaptasi. Begitu dahsyatnya potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh salah satu akibat dari pemanasan global ini sehingga diperlukan tindakan pencegahan. Upaya pencegahan perlu kerja sama antar daerah, antarpropinsi, dan antarnegara mengingat dampaknya yang terjadi secara global (mendunia). 2.2. Penyebab Utama Pemanasan Global Di Indonesia, pembabatan hutan dan perubahan tata guna lahan akan memberikan kontribusi terbesar dalam peningkatan emisi gas rumah kaca. Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan bahwa tingkat emisi CO2 dari kegiatan pembabatan hutan dan perubahan tata guna lahan mencapai 64%. Pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca antara lain dengan tiga cara berikut : 1. Mencegah terlepasnya karbon dioksida ke atmosfer dengan menyimpan atau menghilangkan gas karbon dan/atau komponen karbonnya. 2. Mengurangi produksi gas rumah kaca 3. Penanaman pohon secara besar-besaran (dalam jumlah banyak)

2.2.1 Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan sebuah proses dimana atmosfer memanaskan sebuah planet, seperti Mars, Venus, Saturnus, Titan, dan Bumi. Efek rumah kaca dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu :

Efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi Efek rumah kaca meningkat yang terjadi akibat aktivitas manusia Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak

ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek rumah Kaca (ERK) maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutanhutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon (Rahnizar, 2011). GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer. Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global (Syakur, 2008)

Gambar 2.1 Proses Penyampaian Sinar Matahari ke Bumi

Sinar matahari ke bumi yang datang berupa energi akan mengalami hal sebagai berikut : 25% sinar matahari dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% sinar matahari diserap oleh awan 45% sinar matahari diserap oleh permukaaan bumi 5% sinar matahari dipantulkan kembali oleh permukaan bumi Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya untuk menunjang aktivitas manusia. Di sisi lain lain, jumlah tumbuhtumbuhan yang menggunakan CO2 hanya sedikit. Dengan demikian gas CO2 semakin meningkat. Efek rumah kaca tidak merugikan apabila tidak berlebihan. Secara alami efek rumah kaca sangat penting karena bumi menjadi cukup hangat sehingga mendukung kehidupan manusia. Tanpa efek rumah kaca, kehidupan manusia di muka bumi ini akan terganggu karena suhu rata-rata bumi akan berkisar -20C. Menurut Petrucci dan Harwood (1997:260) efek rumah kaca penting untuk menetapkan suhu yang layak bagi kehidupan di bumi. Tanpa efek rumah kaca, bumi secara permanent akan tertutup es dan perbedaan suhu antara siang hari dan malam hari tidak jauh berbeda (Marpaung, 2008). 2.2.2. Penggunaan CFC Thomas Midgley, Jr seorang gelar Insinyur Mekanis dari Cornell University, dia bekerja pada sebuah perusahaan yang nantinya akan menjadi laboratorium General Motors. Ia bukan penemu lemari es, namun dengan kecerdasannya ia melakukan efisien terhadap lemari Es. Pada zamannya zat pendingin yang ada didalam lemari es cukup berbahaya; mereka mudah terbakar, beracun, dan berbagai masalah lain. Jadi Midgley pun mengalihkan perhatiannya kesana dan mengembangkan sesuatu bernama dichlorodiflouro-methane, a.k.a FREON-12. Midgley berhasil

membuat CFC komersil pertama dan tidak berbahayanya bahan ini dia pakai diratusan alat-alat termasuk AC, lemari es, penghisap buat orang asthma, aerosol, dan apapun yang membutuhkan gas lembam. Tapi seperti kita ketahui CFC juga ternyata berbahaya. Pada tahun 1973 dua orang penerima hadiah nobel, F Sherwood Rowland dan Mario Molina, menemukan bahwa molekul gas lembam FREON itu ternyata berdampak besar pada lapisan atmosfer Ozone (Anonim, 2011).

Lapisan Ozon Lapisan ozon menunjukkan adanya ozon di atmosfer. Stratosfer merupakan lapisan luar atmosfer dan terpisah dari troposfer (lapisan bawah) oleh tropopause. Karakteristik penting dari atmosfer adalah bahwa diseluruh troposfer, udara menjadi lebih dingin dengan semakin jauhnya jarak dari permukaan bumi. Gradien suhu ini berubah di tropopouse, dimana lapisan terbawah stratosfer lebih hangat dari daripada tingkat tertinggi troposfer. Kepentingan hubungan thermal ini adalah bahwa terdapat suatu lapisan lingkungan udara hangat diatas lapisan udara dingin. Karena udara panas naik, maka ada sedikit campuran udara di semua inversi suhu ini. Jika polutan masuk kedalam stratosfer, maka mereka cenderung tetap ada disana,

sebagaimana mereka ada diatas hujan dan mekanisme-mekanisme lainnya yang dapat mengeluarkannya dari atmosfer. Ozon di atmosfer bawah menyebabkan banyak kerugian berupa gangguan kesehatan, ekologi, dan pertanian. Berdasarkan hal itu bisa saja ada keheranan terhadap mengapa terdapat begitu banyak tanggapan tentang penipisan ozon stratosferik. Perlu diketahui bahwa sementara ozon di atmosfer bawah yang menyebab kan kerusakan di atmosfer atas pendekatan ekonomi yang intensif Peter Bohm mengutarakan untuk menggunakan sistem deposit pembayaran kembali sebagai ganti penggunaan CFCs pada lemari es. Para ekonom lain berargumen bahwa CFCs mewakili masalah polusi udara, sehingga penggunaannya harus dilarang. Karena itu sebaiknya penggunaan CFCs harus diganti, sehingga eliminasi emisi relatif lebih rendah daripada kerusakan akibat emisi. Sebagai contoh penggantian CFCs harus dilakukan pada deodoran spray, sebagai bahan bakar, pada stick deodorant dan roll-on deodorant.

Gambar: gas rumah kaca dan Iklim Global

10

Proses penguraian ozone akibat CFC Sudah jadi pengetahuan umum memang bahwa lapisan ozone melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berlebihan, dan efek dari sinar UV pun sudah banyak didokumentasi. Ada dua tipe sinar UV dan yang tipe-A sangat membantu dan biarpun ada ozone yang ini tetap lewat. Tapi karena tipisnya lapisan ozone kita tipe yang berbahaya (tipe-B) bisa masuk ke bumi dan mengubah DNA mahluk hidup. DNA. Mungkin anda bisa saja jadi Bruce Banner, tapi kayanya sih ga bakalan. Ilmuwan sepakat bahwa tanpa adanya lapisan ozone, besar kemungkinannya dari dulu kehidupan di dunia tidak pernah akan terjadi. (Anonim, 2008) Pada akhirnya dunia terkejut ketika melihat apa yang dilakukan CFC pada lingkungan hidup dan pada tahun 1982 CFC mulai dilarang di dunia.

2.3. Pengaruh dan Dampak Pemanasan Global Pemanasan global yaitu meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi yang disebabkan oleh aktifitas manusia terutama aktifitas pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam), yang melepas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Atmosfer semakin penuh dengan gasgas rumah kaca ini dan ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih

11

banyak pantulan panas Matahari dari Bumi. Dampak pemanasan gelobal akan mempengaruhi : 2.3.1 Pengaruh Cuaca Cuaca adalah rata-rata kondisi atmosfer di suatu tempat tertentu dengan waktu yang relatif singkat. Adapun iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dari suatu wilayah yang luas dan diperhitugkan dalam jangka waktu yang lama. Apabila di daerah bagian utara bumi (Kutub Utara) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi, maka akan berakibat diantaranya : Gunung-gunung es akan mencair Daratan akan mengecil Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan sebelah utara Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi Di daerah subtropics, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta salju akan lebih cepat mencair Musim tanam akan menjadi lebih panjang di beberapa area Temperature pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat Daerah tropis akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan Untuk kejadian yang terakhir, para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut justru akan mempercepat peningkatan atau penurunan efek pemanasan. Walaupun uap air merupakan gas rumah kaca yang akan meningkatkan efek penyekatan pada atmosfer, tetapi uap air yang berlimpah juga akan membentuk awan yang lebih banyak sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa. Hal ini akan berakibat menurunkan proses pemanasan di bumi.

12

2.3.2 Pengaruh Terhadap Pertanian Dampak pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia antara lain sebagai berikut : Menurunkan produktivitas pertanian khususnya pada wilayah pantai akibat naiknya temperatur bumi Terjadinya iklim ekstrim yang meningkat sehingga sector pertanian akan kehilangan produksi akibat bencana kering dan banjir yang silih berganti Kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang lebih beragam dan lebih hebat

2.3.3 Pengaruh Terhadap Hewan Dan Tumbuhan Selain manusia, hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang tidak bisa menghindar dari kejadian ini. Hewan dan tumbuhan tentu akan mengalami kesulitan juga untuk berpindah atau beradaptasi karena sebagian besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam menghadapi pemanasan global, hewan akan berpindah mencari tempat yang agak dingin, yaitu ke daerah pegunungan atau ke arah kutub. Adapun tumbuhan yang tidak bisa bergerak sendiri akan menyesuaikan dengan iklim dalam hal pertumbuhannya. Tumbuhan yang bisa menyesuaikan tentu harus berkembang, tetapi tumbuhan yang tidak dapat menyesuaikan diri tentu akan punah. Mencari daerah baru dengan berpindah bukanlah hal yang mudah bagi hewan dan tumbuhan karena akan terhalang oleh daerah pemukiman, perkotaan, daerah industri, atau lahan pertanian. Kepunahan tidak dapat dihindarkan jika spesies tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

13

2.3.4. Pengaruh Terhadap Kesehatan Manusia Pengaruh pemanasan global terhadap kesehatan manusia antara lain adalah sebagai berikut : Mempengaruhi kesehatan tubuh manusia terhadap penyakit-penyakit tular vector seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria. Kasus DBD dipengaruhi oleh curah hujan dan jumlah hari hujan. Semakin tinggi dan semakin banyak jumlah hari hujan maka semakin tinggi juga kasus DBD. Saat ini, 45% penduduk dunia tinggal di daerah yang rawan terhadap nyamuk pembawa parasit malaria. Persentase ini akan semakin meningkat menjadi 60% jika temperatur meningkat. Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan. Meningkatnya penyakit-penyakit tropis lainnya, seperti demam kuning dan enchepalitis.

2.3.5 Tinggi Muka Laut Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 25 cm (4 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 35 inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda , 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan

14

mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai (Dahnial, 2008)

2.4. Langkah Antisipasi Beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut : a) Menghemat penggunaan air Pemakaian air yang terlalu banyak dan boros akan mempercepat habisnya ketersediaan air tanah. Jadi, jangan membiasakan diri membiarkan kran air mengalir tanpa digunakan. Ada beberapa cara supaya bisa menghemat pemakaian air antara lain sebagai berikut : Mencuci piring dengan baskom yang telah diisi air, bukan di bawah air mengalir Cuci sayuran dan ayam/daging secara terpisah dalam tempat sudah terisi air. Bila mencuci langsung di bawah kran akan diperlukan air 10-15 kali lebih banyak dibandingkan mencuci dalam satu wadah. Berkumur dan menyikat gigi dengan menggunakan gelas atau gayung. Bila menggunakan air mengalir untuk menyikat gigi, akan terjadi pemborosan berliter-liter air. Sebaiknya gunakan lap dan seember air untuk mencuci kendaran, jangan menggunakan air mengalir dari selang. Jika mencuci baju dengan menggunakan mesin cuci maka cucilah dengan sejumlah kapasitas maksimal dari mesin cuci tersebut. Hal ini bertujuan agar bisa menghemat penggunaan air dan energi listrik. Periksa pipa-pipa air secara teratur agar dapat dilakukan perbaikan pipa jika terjadi kebocoran.

15

b) Hemat listrik Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global? Pemanasan global terjadi karena terlalu banyak gas rumah kaca yang lepas di atmosfer. Dan gas rumah kaca didominasi oleh karbon dioksida (CO2). Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan demikian, hemat listrik, secara tidak langsung juga akan mengurangi kadar CO2 di atmosfer. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghemat pemakaian listrik antara lain sebagai berikut : Dimulai dengan memilih alat elektronik yang hemat listrik Memadamkan lampu yang tidak perlu Kurangi pemakaian lampu pada pukul 17.00-22.00 Pilih warna terang untuk dinding rumah anda agar cahaya lebih optimal Jangan membiarkan televisi terus menyala sementara anda sudah tertidur pulas Mengeringkan pakaian dengan menjemurnya, tidak perlu menggunakan mesin pengering Atur suhu kulkas dengan tingkatan dingin sesuai dengan kondisi normal Hindari membuka dan menutup kulkas secara berlebihan karena mengakibatkan kulkas harus bekerja lebih keras Pada saat menyetrika, aturlah panas yang diperlukan sesuai dengan bahan pakaiannya Biasakan menyetrika sekaligus dan hinari bolak-balik mencabut srta mencolokkan kembali setrikaan ke sumber listrik Mematikan AC jika tidak digunakan

c) Penanaman pohon dan Konservasi Hutan Hujan Tropis Oleh karena CO2 dipergunakan oleh tanaman untuk fotosintesis maka penanaman pohon dalam jumlah banyak juga dapat menjadi solusi. Bila setiap orang menanam satu pohon maka di Indonesia akan bertambah lebih

16

dari dua ratus juta tanaman yang ikut mengkonsumsi CO2. Dan CO2 akan menghasilkan oksigen. d) Penggunaan mobil dikurangi Mobil sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di wilayah perkotaan juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku hidup orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak ada pengaturan kegiatan mobil pribadi atau mobil dinas dengan baik. Pencemaran udara sekitar 70% dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Oleh karena itu ada baiknya mengurangi penggunaan mobil pribadi untuk mengurangi pengaruh pemanasan global. e) Hemat sampah Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan hemat sampah antara lain sebagai berikut : Menggunakan kertas bekas untuk menulis pesan Mengusahakan membeli kertas daur ulang, atau membuat kertas daur ulang sendiri Tidak menggunakan peralatan sekali pakai seperti gelas dari bahan Styrofoam Ada baiknya mengurangi penggunakan tisu dan membiasakan kembali meggunakan sapu tangan Mengurangi penggunaan kemasan jika tidak perlu, seperti penggunaan kantong plastic, terlebih jika hanya membeli permen yang masih bisa dikantongi. (Marpaung, 2008). f) Deklarasi Kyoto Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ada enam senyawa gas rumah kaca yang disepakati dalam Protokol Kyoto (Protokol Kyoto adalah perjanjian yang dibuat di Kyoto, Jepang pada

17

tanggal 12 Desember 1997, yang mengharuskan negara-negara maju menjadi pelopor bagi penurunan buangan gas rumah kaca), yaitu : Karbon dioksida (CO2) Metana (CH4) Nitrooksida (N2O) Chloro-fluoro-carbon (CFCs) Hidro-fluoro-carbon (HFCs) Sulfur heksafluorida (SFs) Uap air Dengan tidak mengabaikan gas rumah kaca lainnya, peningkatan gas rumah kaca lebih sering diukur mengikuti peningkatan jumlah karbon dioksida. Wilayah yang paling banyak membuang gas karbon dioksida ke angkasa adalah Amerika Utara, Eropa, dan Australasia. China adalah yang terbanyak, diikuti oleh Amerika Serikat. Berikut adalah daftar 10 negara yang paling banyak menghasilkan gas karbon dioksida antara lain : 1. China 2. Amerika Serikat 3. Rusia 4. India 5. Jepang 6. Jerman 7. Kanada 8. Inggris 9. Korea Selatan 10. Italia

Sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-21. Buangan gas rumah kaca dari pembangkit listrik di Amerika Serikat masih jauh lebih banyak disbanding buangan dari gabungan 146 negara. Negara maju seharusnya lebih bertanggung jawab terhadap pemanasan global ini. Itulah alasannya mengapa dibuat perjanjian yang disebut Perjanjian Kyoto. 2008) (Marpaung,

18

BAB III PENUTUP

Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek)


yang menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan menghangatkan bumi. Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang. Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti : uap air, karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer bumi. Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer dan berlanjut, akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan semakin berlanjut. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi pemanasan global, dan upaya ini seharusnya dapat berjalan terus. Semua ini adalah tanggung jawab kita bersama, untuk menjadikan bumi menjadi lebih baik.

19

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011. Penemuan Thomas Midgley, Jr. Diakses tanggal 10 April 2012. Dari http://wong168.wordpress.com/2011/02/03/penemuanthomas-midgley-jr/. Dahnial, I. 2008. Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global. Diakses tanggal 3 April 2012, dariwww.google.co.id/search?q=pemanasan+global&hl=id&prmd=imv nsb&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=QAGIT4q9E4byrQecnrz gCg&ved=0CD8QsAQ&biw=1024&bih=463 Marpaung, A.M., (2008), Pemanasan Global, Penerbit Tiga Serangkai, Solo. Rahnizar, 2011. Apa itu Pemanasan Global. Di akses 13 April 2012. Dari http://rahnizar.wordpress.com/2011/08/03/apa-itu-pemanasanglobal/ Rasyakur, AR. 2008. Hubungan Efek Rumah Kaca Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Diakses tanggal 10 April 2012. Dari http://mbojo.wordpress.com/2008/07/17/hubungan-efek-rumahkaca-pemanasan-global-dan-perubahan-iklim/

Anda mungkin juga menyukai