Anda di halaman 1dari 6

Arus globalisasi telah mempengaruhi berbagai aspek dalam pembangunan Indonesia

menuju masyarakat yang adil dan sejahtera. Dengan semakin sedikitnya jumlah sumber daya
alam terutama minyak bumi yang tersedia di Indonesia, maka kita harus semakin berpikir praktis
untuk mencari sumber pendapatan devisa yang lainnya. Ketersediaan jumlah SDM yang
melimpah-ruah di Indonesia dengan penduduknya yang mencapai 200 juta orang adalah salah
satu keunggulan yang sebenarnya dapat dieksplorasi secara optimal. Apalagi ada kecenderungan
jumlah penduduk di negara maju terus berkurang dari masa ke masa sehingga itu menjadi
peluang yang sangat menggiurkan bagi Indonesia.
Sumber daya alam yang ada di Indonesia harus dapat dimanIaatkan secara tepat agar
generasi mendatang dapat ikut menikmatinya. Dari sanalah Indonesia mulai mencoba
mengurangi ketergantungannya terhadap ekspor migas dan nonmigas dengan cara pengiriman
Tenaga Kerja Indonesia yang tentunya memberi Ieedback devisa yang tidak kalah besarnya. Tiap
tahunnya, Indonesia tercatat giat menyalurkan jutaan TKI ke berbagai negara. Tahun 2008,
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat
Indonesia mengirimkan hingga 4.056.436 TKI tidak hanya ke Timur Tengah dan Malaysia saja,
tetapi juga ke Taiwan, Hongkong, Singapura, dan lain-lain. Akan tetapi dari jumlah TKI yang
sebanyak itu tercatat bahwa mereka sering menghadapi beberapa permasalahan utama dimana
dengan jumlah kematian yang mencapai 1.089 kasus sepanjang tahun 2009.
Dari sekian banyak jumlah TKI yang dikirimkan setiap Tahunnya, sebagian besar TKI
berasal dari daerah jawa yang berkerja ke luar negeri dan kebanyakan dari mereka merupakan
lulusan SD atau tamatan sekolah menengah pertama. Namun tidak semua daerah yang berada di
Jawa yang menjadi TKI, dari hasil data singkat yang ada orang-orang jawa yang bekerja jadi TKI
berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah sekitarnya. Berikut salah satu data
yang kami dapat dari jawa tengah:



TABEL 1

1umlah asal TKI per Kabupaten/Kota
Tahun 2002 - 2007

No. Kab/Kota asal 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 Kab Cilacap 6300 4817 5863 8452 14272 9239
2 Kab Banyumas 871 684 1153 344
3 Kab Banjarnegara 282 59 246 418 315
4 Kab Purbalingga
5 Kab Kebumen 22 259 82 361 1147 598
6 Kab Purworejo 177 190 322 22 1127 310
7 Kab Wonosobo 44 45 375 314
8 Kota Magelang 445 249 364 98 52 60
9 Kab Magelang 712 432 572 321
10 Kab Temanggung 378 61
11 Kab Boyolali 165 17 38 100 563
12 Kab Klaten 292 212 404 669 647 385
13 Kota Surakarta 274 27 103 25
14 Kab Sukoharjo 161 77
15 Kab Wonogiri 10 50
16 Kab Karanganyar 220 75 334 73 170 163
17 Kab Sragen 310 622 285 1951
18 Kab Grobogan 1660 1172 685 368 897
19 Kab Blora 6 10 70
20 Kab Pati 113 88 2748
21 Kab Rembang 23 16
22 Kab Kudus 25 5 25 30
23 Kab Jepara 218 185
24 Kota Semarang 3703 2126 2957 402 1523
25 Kab Kendal 1485
26 Kab Demak 302
27 Kota Salatiga 420 37 456 78
28 Kab Semarang 652 1137
29 Kota Pekalongan 427 123 717 140 122
30 Kab Pekalongan 141 50 183
31 Kab Batang 123 368
32 Kab Pemalang 57
33 Kota Tegal 151 149 9 5
34 Kab Tegal 40
35 Kab Brebes 116 3922
1UMLAH 9607 10966 16197 11595 20348 26328

TABEL 2

1umlah TKI Dari Provinsi 1awaTengah Per Kab./Kota Berdasarkan 1enis Kelamin
Tahun 2009 - 2010 `)

No. Kab/Kota asal
2009 2010
L P 1UMLAH L P 1UMLAH
1 Kota Semarang 8 142 150 0 127 127
2 Kab. Semarang 0 1034 1034 0 414 414
3 Kab. Grobogan 0 2393 2393 0 1617 1617
4 Kab. Demak 0 0 0 0 98 98
5 Kab. Kendal 167 7217 7384 210 4096 4306
6 Kab. Salatiga 0 0 0 0 7 7
7 Kota Surakarta 3 17 20 0 63 63
8 Kab. Sukoharjo 0 0 0 6 45 51
9 Kab. Sragen 48 597 645 36 646 682
10 Kab. Klaten 37 289 326 36 97 133
11 Kab. Wonogiri 1 8 9 0 4 4
12 Kab. Karanganyar 44 291 335 39 348 381
13 Kab. Boyolali 0 0 0 33 87 120
14 Kota Magelang 2 2 4 4 40 44
15 Kab. Magelang 50 200 250 50 300 350
16 Kab. Temanggung 0 0 0 0 90 90
17 Kab. Wonosobo 53 882 935 592 1274 1866
18 Kab. Purworejo 39 271 310 38 385 396
19 Kab. Kebumen 172 768 940 117 629 746
20 Kab. Pati 465 884 1349 153 167 320
21 Kab. Kudus 4 10 14 0 0 0
22 Kab. Jepara 10 768 778 25 339 424
23 Kab. Rembang 18 4 22 10 152 162
24 Kab. Blora 4 10 14 43 17 60
25 Kota Pekalongan 18 300 318 34 180 214
26 Kab. Pekalongan 18 654 372 67 277 344
27 Kota Tegal 0 0 0 0 0 0
28 Kab. Tegal 5 137 142 100 200 300
29 Kab. Brebes 2 2986 2988 215 1131 1346
30 Kab. Pemalang 98 18 116 118 25 143
31 Kab. Batang 11 192 203 37 122 159
32 Kab. Banyumas 93 1868 1961 345 1090 1435
33 Kab. Cilacap 119 590 709 704 3728 4432
34 Kab. Purbalingga 0 39 39 1 7 8
35 Kab. Banjarnegara 45 653 698 1 7 8
1UMLAH 1534 23224 24458 3014 17809 20850
`) Bulan Desember 2010

Dari tabel data pertama kita bisa menganalisa bahwa jumlah TKI setiap tahunnya
berubah, ada yang berkurang, bertambah ada juga yang tidak ada sama sekali/ tidak diketahui
datanya dari setiap kabupaten/kota yang ada di provinsi Jawa Tengah tersebut. Kabupaten
dengan jumlah TKI sampai tahun 2007 ditempati oleh Kabupaten cilacap yang setiap tahunnya
peminat menjadi TKI meningkat, tetapi sempat mengalami penurunan pada tahun 2007. Lalu
kabupaten dengan jumlah TKI terkecil ialah kabupaten Rembang, sedang kabupaten yang tidak
orang yang bekerja menjadi TKI adalah kabupaten Purbalingga. Keanehan data pada Kabupaten
Purbalingga mungkin disebabkan karena Pemprov Jateng tidak memiliki data yang spesiIik atau
benar mengenai jumlah TKI dari kabupaten tersebut, atau mungkin saja mayoritas penduduk
kabupaten memilih bekerja usaha mandiri. Lalu Kabupaten kedua yang peminatnya sedikit
menjadi TKI adalah Kabupaten Tegal. Mungkin penduduk Kabupaten Tegal lebih memilih
membuka usaha mandiri seperti warung tegal atau menjadi tukang batu, dll, ketimbang bekerja
menjadi TKI yang resikonya berat atau keahlian nya tidak memadai. Tidak ada data spesiIik
yang jelas mengenai kekosongan atau alasan sedikitnya jumlah TKI dari beberapa kabupaten
yang ada di Jawa Tengah ini.
Tabel kedua ini kita bisa melihat lebih jelas bahwa penduduk yang bekerja menjadi TKI
mayoritas adalah perempuan. Jumlah perempuan yang bekerja menjadi TKI lebih banyak
ketimbang kaum lelaki. Tapi dari total penduduk di kabupaten/kota diatas pada tahun 2010,
jumlah TKI lelaki mengalami peningkatan sedangkan TKWnya mengalami penurunan.
Mungkin karena sudah banyak kasus yang terjadi pada TKW dinegara luar sana, membuat
penurunan jumlah TKW.
Dari kedua tabel itu baru jumlah TKI legal yang dapat pemerintah provinsi Jawa Tengah
dapatkan (walau tidak lengkap), dan belum termasuk data-data TKI yang illegal. Hal inilah yang
sangat disayangkan, karena jika terjadi kasus pelecehan atau yang lainnya pada TKI khususnya
provinsi Jawa Tengah, akan sulit memproses identitasnya karena datanya tidak lengkap atau
menjadi TKI illegal.
Mengenai masalah keahlian, ada dua bidang usaha yang di lakukan TKI jateng . Untuk
TKI Iormal sesuai dengan bidangnya seperti otomotiI, teknologi mekanik, dan kelistrikan.
Sedangkan TKI inIormal seperti keahlian rumah tangga yang menjadi sebagian besar
kemampuan TKI asal jawa. Sebenarnya untuk keahlian rumah tangga ada 50 jenis kegiatan. Tapi
yang selama ini dikirim oleh para perusahaan penyalur TKI hanya 8 atau 10 jenis kegiatan.
Keahlian ini terutama untuk pasar asia pasiIik, seperti kegiatan memasak, merawat orang tua,
dan merawat bayi, serta penataan ruangan dan pertamanan.
Lalu daerah asal TKI selanjutnya adalah daerah jawa timur, menurut Hary Soegiri,
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Kadisnakertransduk) Provinsi
Jatim, setiap tahunnya jumlah TKI semakin meningkat. Tahun 2010 lalu jumlah TKI Jatim yang
berangkat ke luar negeri 63.863 orang. Sedangkan yang melewati embarkasi Bandara Juanda
Surabaya berjumlah 53.815 orang, sisanya melewati bandara lain. Dan itupun belum termasuk
jumlah TKI yang illegal, karena kesulitan untuk mencari data TKI tersebut.
Pemprov Jatim mengharapkan TKI tidak selamanya bekerja di negeri orang. Pengiriman
mereka ke sana hanya sebagai transisi untuk mendapatkan modal. Karena kebanyakan dari
mereka hanya memiliki kemampuan seperti TKI pada umumnya yaitu keahlian rumah tangga,
tapi itu belum termasuk apakah setiap TKI asal Jatim khusus nya memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan peralatan rumah tangga yang modern contohnya kompor listrik. Maka dari itu,
Pemprov Jatim memberdayakan mereka dengan tiga program: pemberdayaan teknologi padat
karya produktiI, teknologi tepat guna, dan wirausaha baru.
Kemudian, TKI asal Jakarta lebih sedikit jumlahnya karena mereka lebih memilih
sebagai buruh dari pada menjadi TKI. Tetapi di Jakarta banyak menyediakan lembaga pelatihan
kerja untuk calon TKI contohnya adalah YIP (yonasindo intra pertama). Disana para calon tki di
latih berbagai keahlian sebagai ahli bidang industry, perhotelan, dan managemen perhotelan.
Tki asal jabar memiliki kemampuan sebagai pekerja rumah tangga, dengan kemampuan
bahasa yang minim. Sebagaian besar penduduk jabar lebih memilih pembantu rumah tangga di
Jakarta atau membuka usaha mandiri di daerah asalnya.

Anda mungkin juga menyukai