Anda di halaman 1dari 24

PENGIMPLEMENTASIAN CEPT SCHEME YANG BERDAMPAK PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA

Bremi Asih Pertiwi Made Tya Gita Vidy

Latar Belakang
ASEAN Free Trade Area (AFTA) dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. AFTA juga merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN, dengan membuat kawasan regional ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif serta menghilangkan segala hambatan dagangan baik bersifat tariff maupun non-tariff.

Mekanisme utama untuk mencapai tujuan AFTA adalah skema Common Effective Preferential Tariff (CEPT). CEPT adalah program tahapan penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif yang disepakati bersama oleh negara-negara ASEAN. Kesepatakan penurunan tarif atas sejumlah komoditi yang termasuk dalam preferensi, terbagi dalam dua jalur. Pertama, jalur cepat (fast track) yaitu produk yang memiliki tarif diatas 20 % dikurangi menjadi 0-5% pada 1 Januari 2000. Kedua, jalur normal (normal track) yaitu produk yang memiliki tarif diatas 20% akan dikurangi menjadi 0-5% pada 1 Januari 2003.

Namun pada pelaksanaannya sampai tahun 2010 tidak semua produk atau komoditas turun benarbenar sampai 0 %. Salah satunya produk-produk pertanian khususnya beras. Beras merupakan komoditas pertanian yang diperdagangkan didalam perdagangan bebas AFTA. Dan mempunyai arti yang penting bagi negaranegara ASEAN, khususnya Indonesia, karena bagaimanapun beras merupakan pangan yang utama pada hampir negara ASEAN. Dan pemprodusen beras terbesar adalah Indonesia.

Karena arti penting tersebut akhirnya Beras dikelompokkan kedalam kelompok High Sensitive List dalam skema CEPT karena memerlukan proses dan waktu untuk menurunkan tariff untuk benar-benar 0%. Karena tentu penurunan tariff itu mempunyai dampak tersendiri dalam setiap negara dalam kegiatan ekspor impor beras.

Rumusan Masalah
CEPT dijadikan ajang untuk negara yang memiliki kemampuan untuk mengeksportir beras untuk mengekspor berasnya, tetapi sekali lagi masih adanya biaya impor yang diterapkan oleh masing-masing negara ASEAN khususnya Indonesia dalam mengimpor beras dari negaranegara ASEAN. Sehingga yang menjadi pertanyaan adalah Bagaimana dampak penurunan tariff pada komoditi beras di negara-negara ASEAN khususnya Indonesia sampai tahun 2008?

Kerangka Pemikiran
a. Liberalisasi Perdagangan liberalisasi perdagangan adalah kebijakan mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan perdagangan (tarif maupun non tarif) dalam rangka meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa. b. Free Trade Perdagangan bebas atau free trade adalah perdagangan antar negara yang dilakukan tanpa tarif protektif, kuota impor atau ekspor, atau jenis lain dari keterbatasan dengan suatu perjanjian yang mengatur antara negara-negara dimana perdagangan produk dan jasa yang setuju untuk lulus tanpa pembatasan antara mereka.

c. CEPT SCHEME Common Effective Preferential Tarif Scheme (CEPT) adalah program tahapan penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif yang disepakati bersama oleh negara-negara ASEAN. semua Negara anggota akan berpartisipasi dalam skema CEPT yang berlaku mulai 1 Januari 1993. Sasarannya adalah penurunan tariff efektif hingga menjadi 0,5% dalam kurun waktu 15 tahun. Adapun pelaksanaannya berbeda-beda disetiap negara anggota sebagai berikut :Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand pada tahun 2003 (dipercepat menjadi 2002), Vietnam pada tahun 2006, Laos dan Myanmar pada tahun 2008 dan Kamboja pada tahun 2010.

produk list yang dikualifikasikan menurut CEPT adalah :


Inclusion List (IL) Temporary Exclusion (TEL) Sensitive List (SL) General Exception (GE) List

Inclusion List (IL)

PEMBAHASAN

A. CEPT-AFTA dan Indonesia


Jika diurai secara singkat AFTA diberlakukan di Indonesia dilakukan secara bertahap. Dimana tahapannya yaitu sudah berjalan sejak tahun 1993, setelah KTT IV ASEAN tanggal 2728 Januari 1992 di Singapura, melalui CEPT yang disertai dengan program penurunan tarif sampai tahun 2003. Dalam pelaksanaannya, Indonesia menyadari betul bahwa belum semua produknya bisa diturunkan tarifnya. Seperti produk pertanian yang belum diolah paling lambat masuk cakupan CEPT pada tahun 2003 dengan maksimum tarif 5% .Bagi Indonesia, produk pertanian yang belum diolah untuk masuk cakupan CEPT-AFTA adalah sebanyak 14 pos tarif. Hal ini dilakukan karena masih melihat produk kualitas hasil Indonesia yang sepenuhnya belum siap bersaing dipasaran.

B. Kondisi Beras di Asia Tenggara


Mayoritas negara-negara di Asia Tenggara adalah negara-negara agraris yang memiliki areal lahan untuk memproduksi padi.

C. Hambatan Dalam Pengimplementasian CEPT Pada Komoditi Beras


Di Indonesia sendiri ada beberapa factor yang menjadi penghambat penurunan tariff pertanian khususnya beras seperti :

Kuantitas produk Kualitas Tidak adanya kerja kolektif emosional antar petani baik on farm maupun off farm dalam keberlangsungan ekonomi pertanian Kurangnya pengetahuan petani dalam mekanisasi dan teknologi pertanian Kurang optimalnya kerja pemerintah dalam pemenuhan sarana dan prasarana distribusi produk pertanian

D. Dampak Pengimplementasi CEPT Pada Komoditi Beras


Salah satu dampak dari liberalisasi sektor pangan di tanah air adalahta dampak pembukaan impor produk pangan secara besar-besaran. AFTA pada dasarnya bisa dijadikan peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan sektor pertanian ini. Seperti yang diketahui produksi beras Indonesia sebenarnya salah satu negara penghasil beras yang cukup besar tapi Indonesia sendiri ternyata masih harus mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi berasnya. Hal ini ternyata disebabkan karena Indonesia masih kalah daya saing produksi berasnya jika dibandingkan dengan dua negara tersebut. Thailand dan Vietnam dianggap lebih mampu mengahsilkan beras yang lebih berkualiatas dalam jumlah yang sangat banyak.

Perbandingan Beras di Philipine


C omparative Rice Prices, 2003 - Sept, 2008
35.00

(in Philippine Peso/kg)

30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 y 2003 Y 2004 Y 2005 Y 2006 Y 2007
8.09 10.81 7.38 12.24 18.30 19.12 22.59 20.93 21.39

29.81 28.50 27.26

11.47

13.26

14.33 14.08 13.26 13.57

Y 2008 (Jan to Sep)

Thail rice 25%

Vie tname se rice 25%

Philippine rice

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai